Pengelolaan dan Mekanisme Pemutakhiran Program Penanganan Fakir Miskin untuk Mempertajam Program Pengentasan Kemiskinan

dokumen-dokumen yang mirip
Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai

Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Kesiapan Data Dalam Pemberian Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

Upaya Peningkatan Efektifitas Penanggulangan Kemiskinan Melalui Peningkatan Ketepatan Sasaran dan Penajaman Alokasi Anggaran Program di Daerah

Pengembangan, Pengelolaan, dan Pemanfaatan Basis Data Terpadu (BDT)

Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan

Potret Kemiskinan Kalimantan Tengah dan Kegiatan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015

Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

Pemutakhiran Basis Data Terpadu (BDT) Tahun 2015

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

BASIS DATA TERPADU 1

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen Rumah Tangga Daya 900 VA. Bandung, 12 Januari 2017

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?

Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

BDT. Pendahuluan BASIS DATA TERPADU

PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

P r o f i l K e m i s k i n a n P B D T i

Dukungan Sekretariat TNP2K dalam Pelaksanaan Program Indonesia Pintar 2016

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)

KEBIJAKAN SUBSIDI LISTRIK TEPAT SASARAN RUMAH TANGGA DAYA 900 VA

PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN

Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

PERAN PENTING PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF

Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif

BUPATI POLEWALI MANDAR

Basis Data Terpadu 2015 Untuk Memilah Penerima Manfaat Program Penanganan Fakir Miskin berdasarkan Kriteria Program

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

Indikator Kemiskinan

SINERGI PUSAT-DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

PEMANFAATAN SATU DATA DAN MEKANISME PEMUTAKHIRAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Solusi Masalah Kepesertaan & Pemutakhiran Data Penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN RESERTIFIKASI PKH: RESERTIFIKASI PKH KOHOR 2007 DAN KOHOR 2008 SERTA SINERGI ANTAR PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGUATAN PERAN TKPK

PEDOMAN UMUM BANTUAN SOSIAL BERAS SEJAHTERA

KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

Penerapan Subsidi Listrik Tepat Sasaran Bagi Konsumen R-1/900 VA

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

Siaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014. Jakarta, 21 April 2014

APLIKASI E-RTS. Oleh : BUDIYANTO SIDIKI, S.Sos, M.Si KEPALA BAPPPEDA PROVINSI GORONTALO

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

MEKANISME PELAKSANAAN. Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI

PENDATAAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

Pedoman Pemantauan TKPK PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT (BLSM)

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

ELEKTRONIK WARUNG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

INOVASI / PEMANFAATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

BAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

PENGUATAN PERAN TKPK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM TUGAS PENGENDALIAN PROGRAM. Rapat Koordiansi TKPK Provinsi Jawa Timur

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN. Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun

Pemerintah Kabupaten Bantul DINAS SOSIAL VALIDASI DAN VERIFIKASI JAMINAN KESEHATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

Pedoman Pemantauan TKPK 1

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penentuan Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga (P2K), 2008

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG

MEMBANGUN PENDATAAN & PENDAFTARAN PENDUDUK PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

Transkripsi:

Pengelolaan dan Mekanisme Pemutakhiran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin untuk Mempertajam Program Pengentasan Kemiskinan Dr. G. Irwan Suryanto Asisten Ketua Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sosialisasi Persiapan Pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (DTPPFM) Gorontalo, 20 Juli 2017 1

Komitmen Pemerintah Pemerintah telah memberi perhatian besar terhadap upaya penanggulangan kemiskinan Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi dan perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran Target 8,2% pada tahun 2009 Target 8-10% pada tahun 2014 Target 7-8% pada tahun 2019 2

Upaya Penanggulangan Kemiskinan Kebijakan dan Program Pemerintah Pusat dan Daerah Mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas makro ekonomi, stabilisasi harga, penciptaan lapangan kerja, menjaga iklim investasi, regulasi perdagangan, pengembangan infrastruktur di wilayah-wilayah tertinggal dan lain-lain Menurunkan Beban Pengeluaran Program Perlindungan Sosial Meningkatkan Pendapatan Pemberdayaan masyarakat Dukungan pengembangan usaha mikro (KUR) Pelatihan kerja (BLK) Pendampingan usaha sektoral (KUBE) Data Terpadu sebagai Instrumen Utama Penanggulangan Kemiskinan 3

Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin 4

Perbedaan Data Makro dan Mikro Kemiskinan (Susenas dan BDT) Agregat (Susenas) Basis Data Terpadu P E R E N C A N A A N Susenas digunakan untuk mendapatkan angka/tingkat kemiskinan proporsi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dalam total penduduk. Perhitungan kemiskinan yang digunakan adalah pendekatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Garis kemiskinan dihitung berdasarkan kebutuhan makanan dan bukan makanan. Dari perhitungan ini dapat didefinisikan penduduk sangat miskin (di bawah 0,8xGK), miskin (di bawah GK), dan hampir miskin (antara 1-1,2xGK). Setiap tahun, sejak tahun 1976-1984 (setiap 3 tahun) Basis Data Terpadu merupakan data mikro yang diperoleh melalui sensus untuk memperoleh data berdasarkan nama dan alamat dari 40% penduduk dengan status kesejahteraan terendah dan bukanlah basis data kemiskinan. Sebagai contoh Garis Kemiskinan tahun 2011 adalah 11,9% berarti seluruh Rumah Tangga pada desil 1 atau 10% adalah masuk kelompok Rumah Tangga sangat miskin dan miskin. Sementara sebagian desil 2 atau 20% masuk kedalam kelompok rumah tangga hampir miskin. Tahun 2005, 2008, 2011 dan 2015 I N T E R V E N S I 5

Metode Pengumpulan Data Generasi Pertama: PSE 2005 Informasi tentang keluarga termiskin dihimpun melalui interview dengan Kepala Desa & Tokoh Masyarakat Dilakukan Cross-check terhadap sumber informasi kemiskinan lainnya, seperti data BKKBN, survey kemiskinan yang dilakukan oleh provinsi Daftar Awal Rumah Tangga BPS melakukan survey Melalui PSE 2005 untuk mengumpulkan data karakteristik ekonomi dan sosial terhadap rumah tangga dalam list. BPS menggunakan Proxy Means Test (PMT) untuk menentukan eligibilitas penerima Daftar Akhir Rumah Tangga Miskin 6

Kriteria Rumah Tangga Miskin Metode Pengumpulan Data PSE 2005 1. Luas lantai rumah kurang dari 8 M 2 2. Jenis lantai rumah tidak permanen 3. Jenis tembok rumah tidak permanen 4. Tidak memiliki sanitasi atau sanitasi bersama 5. Sumber penerangan rumah tidak menggunakan listrik 6. Sumber air minum berasal dari sumur/ sumber air yang tidak terlindungi/air hujan. 7. Konsumsi daging sapi/susu/ayam sekali seminggu 8. Konsumsi makanan lebih dari 80% pendapatan 9. Pendapatan informal kurang dari Rp. 350.000/month 10. Tidak memiliki tabungan atau barang yang bernilai diatas Rp. 500.000 7

PPLS 2008 8

Perbaikan Metode Pengumpulan Data PPLS 2011 Tujuan: menurunkan inclusion dan exclusion error Penyusunan Daftar Awal Rumah Tangga Menerima bantuan Tidak menerima bantuan Miskin Tidak miskin Pre-List Rumah Tangga (Berdasarkan peta kemiskinan yang berasal dari data Sensus Penduduk 2010) + + + Data individual dari program lain Konsultasi dengan Rumah Tangga Miskin Penyisiran Daftar awal Rumah Tangga Disurvei pada PPLS 2011 9

Pengembangan Basis Data Terpadu Pengumpulan Data (PPLS 2011) BPS Analisis Data & Pengembangan Model PMT TNP2K Basis Data Terpadu Perbaikan Metodologi Pengumpulan Data: Rumah tangga yang disurvei lebih banyak (45% vs. 29% pada tahun 2008). Penggunaan sensus penduduk sebagai starting point. Pelibatan komunitas miskin. Variabel yang dikumpulkan lebih banyak Prediksi rumah tangga miskin lebih baik. Perbaikan Metodologi Pemeringkatan: Perbaikan metode Proxy Mean Testing (PMT). 10

Mekanisme Pemutakhiran BDT 2015 DAFTAR AWAL PPLS11 PPLS11 Distribusi daftar rumah tangga sementara ~28.1 Juta DESA Pengesahan oleh Bupati/ Walikota Daftar RT sementara Perubahan Data PBI FRP Raskin (2012-2014) Data MIS-PKH (2007-2014) Forum Konsultasi Publik daftar rumah tangga sementara DAFTAR PPLS11 FINAL PPLS11 Basis Data Terpadu Pengganti KPS (2013) (ODK)* Daftar RT hasil konsultasi publik yang telah disahkan Bupati/Walikota Pengolahan dan perangkingan Pendataan 11

Peran Penting Forum Konsultasi Publik (FKP) Dalam Pemutakhiran BDT 2015 1 Mengakomodasi usulan masyarakat untuk menyempurnakan ketepatan sasaran BDT 2 Meningkatkan peran serta dan keterlibatan pemerintah daerah 3 Menyempurnakan ketepatan sasaran BDT melalui peningkatan cakupan pendataan dan perangkingan Hasil dari Pilot Konsultasi Publik TNP2K: Pemerintah daerah dan masyarakat antusias berpartisipasi Pemutakhiran daftar awal menjadi isu utama, terutama: Penjangkauan rumah tangga miskin yang belum terdaftar (Exclusion Error) Penandaan rumah tangga kaya yang terdaftar (Inclusion Error) Kriteria tetap dan mudah dipahami dalam usulan penambahan (exclusion error): usulan tambahan rumah tangga dapat prioritaskan kepada rumah tangga miskin yang memiliki anggota rumah tangga: keterbatasan fisik/mental; berpenyakit kronis; beban ketergantungan tinggi 12

Dasar Hukum Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Keputusan Menteri Sosial Nomor 32/HUK/2016 tentang Penetapan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin 13

Pokja Pengelolaan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Menteri Sosial telah membentuk Pokja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Keputusan Mensos Nomor 284/HUK/2016), dengan susunan sebagai berikut: 1. Pengarah: Menteri Sosial Republik Indonesia 2. Penanggung Jawab: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial 2. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial 3. Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 4. Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik 5. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 6. Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri 7. Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 3. Ketua: Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial 4. Tim Teknis: Gabungan Staff Menko PMK, Kemensos, TNP2K, Kemendagri, Bappenas dan BPS 14

Pemanfaatan Data Terpadu PPFM Data 40% Kelompok Masyarakat dengan Status Sosial Ekonomi Terendah 40% Exclusion Error Data Terpadu* 35% 25% 10,86 % 8% Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN Penerima KPS/KKS/ KIP/Rastra Inclusion Error Garis Kemiskinan (Maret 2016) Program Keluarga Harapan (PKH) Jumlah Rumah Tangga (RT) 25.771.493 Jumlah Keluarga (KK) 27.046.374 Jumlah Penduduk 92.994.724 Jiwa 15

Rumah Tangga Mana yang Lebih Berhak Menerima Bantuan? Secara kasat mata terlihat lebih berhak menerima Bantuan Lebih berhak menerima Bantuan karena kondisi anggota keluarga lain tidak bekerja, memiliki jumlah tanggungan lebih banyak, dan kondisi pasangan tidak bekerja. 16

Karakteristik Rumah Tangga Data Terpadu PPFM Identitas RTS Demografi Ketenagakerjaan Perumahan Nama Kepala RTS Alamat/SLS Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Jumlah Anggota RTS Kepesertaan Program PKH Raskin Jamkesmas Asuransi kesehatan lain Jamsostek KKS KIP BPJS/KIS Nama anggota RTS Hubungan dengan Kepala RTS Jenis kelamin Umur Status perkawinan Kepemilikan kartu ID No. Induk Kependudukan (NIK) Akte/Buku Nikah Akte Cerai Akte Kelahhiran Kesehatan Jenis cacat Penyakit kronis menahun Status kehamilan wanita Penggunaan alat/ cara KB Catatan: Warna merah adalah variabel baru 2015 Kegiatan bekerja Lapangan kerja Status/kedudukan pekerjaan Usaha Mikro Kecil (UMK): pemilik usaha, jenis usaha, jumlah tenaga kerja, omset. Kepemilikan Aset Mobil Sepeda Motor Perahu Motor Kapal Motor Sepeda Perahu Lemari es Tabung gas Penguasaan lahan Kepemilikan ternak Emas HP TV Status penguasaan bangunan tempat tinggal Luas lantai Luas bangunan Jenis lantai Jenis dinding Jenis atap Sumber air minum Cara memperoleh air minum Sumber penerangan Kelas daya listrik terpasang Bahan bakar untuk memasak Tempat buang air besar TPA tinja Kamar tidur Pendidikan Partisipasi sekolah Status sekolah Kelas/jenjang tertinggi Ijazah tertinggi 17

DATA TERPADU Nama Kepala Keluarga Ijo Desil kesejahteraan : 1 Tingkat pendidikan : Tidak bersekolah Pekerjaan : Tidak Bekerja Peserta BPJS PBI : Ya Tempat/Tanggal Lahir : Depok 10/12/1932 NIK : 3171061xxxxxxxxx No. Kartu Keluarga : 3171060xxxxxxxxx No. KKS : 373INS1xxxxxxx Kode wilayah : 3173020001 Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Alamat Sidik Jari: Iris Mata: Ketunggalan: : DKI Jakarta : Kota Jakarta Pusat : Menteng : Menteng : Jalan Menteng Jaya RT 001/RW 08 ANGGOTA KELUARGA Memeh (NIK: 3171066xxxxxxxxx) lahir di Tasikmalaya, 24/6/1944 Istri, 70 tahun, menikah, tidak/belum pernah bersekolah, Peserta BPJS PBI Idawati (NIK: 3171064xxxxxxxxx) lahir di Jakarta, 2/5/1969 Anak, 45 tahun, cerai mati, tidak bersekolah lagi, Peserta BPJS PBI Adam Noval (NIK: 3171061xxxxxxxxx) lahir di Jakarta,15/6/1991 Cucu, 23 tahun, belum menikah, tidak bersekolah lagi, Peserta BPJS PBI, Buruh Dwi Fadli (NIK: 3171061xxxxxxxxx) lahir di Jakarta, 18/9/1996 Cucu, 18 tahun, belum menikah, SMP, Peserta BPJS PBI Natasha Caroline (NIK: 3171066xxxxxxxxx) lahir di Jakarta, 28/8/2002 Cucu, 12 tahun, belum menikah, SD, Peserta BPJS PBI KONDISI RUMAH TINGGAL Kepemilikan rumah Tipe dinding Kualitas dinding Jenis atap Kualitas atap : Rumah sendiri : Tembok : Jelek : Genteng : Jelek Sumber air minum Cara memperoleh air minum Penerangan utama Source cooking fuel Sanitasi/tempat BAB : Sumur bor/pompa : Tidak membeli : Listrik PLN : Minyak tanah : Sendiri KEPEMILIKAN ASET Mobil Sepeda motor Lemari es Tabung gas 12 kg HP dalam rumah tangga : Tidak punya : Tidak punya : Tidak punya : Tidak punya : Tidak punya 18

Pemanfaatan Data Terpadu PPFM 3 Jenis Data yang Tersedia Data individual DENGAN nama dan alamat Data individual TANPA nama dan alamat Data agregat/distribusi Digunakan hanya untuk penyaluran program penanggulangan kemiskinan dan jaminan sosial. Pengguna: kementerian/lembaga pelaksana program di pusat dan daerah. Dibutuhkan permintaan data oleh pengguna yang berisi tentang deskripsi dan sasaran program dapat berdiskusi dengan staf teknis TNP2K. Untuk tujuan perencanaan yang dilakukan oleh baik pemerintah pusat maupun daerah. Pengguna: Pemerintah pusat & daerah, lembaga penelitian, NGO, dll. Dibutuhkan surat permintaan data oleh pengguna. Untuk tujuan perencanaan yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Agregat tingkat kecamatan dapat diakses melalui situs web TNP2K. 19

Pemanfaatan Data Terpadu PPFM Data agregat/ distribusi Data dengan nama dan alamat 27 59 356 Masyarakat luas Permintaan dari 10 Kementerian dan Lembaga Permintaan dari 29 Provinsi Sumber: Unit BDT Mei 2017 Permintaan dari 285 Kabupaten/Kota Persyaratan Utama Pemanfaatan Data Terpadu PPFM: Data tidak untuk kepentingan politik dan komersial 20

Penargetan Program Menggunakan Data Terpadu Pemanfaatan Data Terpadu menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi pada penargetan program, namun masih terdapat exclusion error. 83% 80.9% 79.5% 62.4% [VALUE] SUF cash transfer (Chile) RPS conditional cash transfer (Nikaragua) PRAF Cash transfer (Honduras) Progresa conditional cash transfer (Mexico) Kartu Perlindungan BLSM Sosial cash transfer - KPS and KPS (Indonesia) Sumber: Coady et al. 2004 & TNP2K 2014 21

Penggunaan Data Terpadu PPFM Dalam Penajaman Perencanaan Perubahan akibat intervensi Pemenuhan SPM Keterkaitan perubahan hasil dan perubahan akibat intervensi MENENTUKAN PRIORITAS INTERVENSI MENENTUKAN PRIORITAS WILAYAH Relevansi karakteristik rumahtangga MENENTUKAN PRIORITAS RUMAHTANGGA SASARAN Kuadran wilayah menurut kombinasi indikator Pemetaan desa MENILAI RELEVANSI APBD Pendapatan (Derajat Otonomi Fiskal dan Ruang Fiskal) Belanja Menurut Program Belanja Menurut Mata- Anggaran Belanja Menurut Pelaksana Program Belanja Menurut Sumber Pendanaan MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH Posisi relatif Perkembangan antarwaktu Efektivitas Relevansi perkembangan 22

Penajaman Alokasi Anggaran Pembangunan Untuk Mengurangi Ketimpangan Kesejahteraan Antar Daerah 23

24

25

26

Dimensi Pendidikan 27

28

29

30

Dimensi Kesehatan 31

32

33

34

Dimensi Infrastruktur Dasar 35

36

37

38

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri 39

Arahan Wakil Presiden Kunjungan di Sekretariat TNP2K Februari 2015 1 Data terpadu harus dimutakhirkan dengan mekanisme yang lebih dinamis dan anggaran yang lebih efisien. PSE 2005 PPLS 2008 PPLS 2011 PBDT 2015 (DT PPFM) MPM 2017/20 18 19,1 juta RTS Distsribusi BLT 2005 18,5 juta RTS Distsribusi BLT 2008, 2009 25,2 juta RTS 2,8 juta RTS/ individu data program dan musdes/musk el Distsribusi BLSM 2013 dan KKS, KIS, KIP 2014 25,8 juta RTS Program Indonesia Pintar Rastra dan Bantuan Pangan Non Tunai 2017 Subsidi Listrik Subsidi Pupuk Rumah Tidak Layak Huni LPG 3 Kg? 40

Undang-undang No. 13/2011 Tentang Program Penanganan Fakir Miskin Pasal 9: 1) Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. 2) Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai fakir miskin wajib melaporkan setiap perubahan data anggota keluarganya kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. 3) Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis wajib menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada bupati/walikota melalui camat. 4) Bupati/walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada gubernur untuk diteruskan kepada Menteri. 5) Dalam hal diperlukan, bupati/walikota dapat melakukan verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan. 41

Konsep Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM DATA TERPADU Program Penanganan Fakir Miskin (2015) Aktif - Mandiri 1. Pendaftaran 2. Identifikasi Awal 3. Verifikasi 4. Pemutakhiran Data Mengurangi exclusion error Mengintegrasikan data pemda DATA TERPADU TERMUTAKHIRKAN Jumlah Rumah Tangga Bertambah Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga Dimutakhirkan 42

Contoh Pelaksanaan di Negara Lain NEGARA Brazil Cadastro Único (CU) Kolombia Sisben Pelaksana Di Tingkat Pusat Pelaksana Di Tingkat Daerah Lembaga Fungsi Lembaga Fungsi Kementerian Pembangunan Sosial dan Penanggulangan Kelaparan (MDS) Badan Perencanaan Nasional (National Planning Agency/DNP) Menetapkan kebijakan, aturan dan prosedur Melakukan analisis data dan pengesahan hasil Memfasilitasi pemanfaatan data untuk program-program nasional Sekretariat Bantuan Sosial (Social Assistance Secretariat) Perwakilan DNP di daerah Operasional layanan Koordinasi kegiatan pendaftaran dan pendataan Konsolidasi data ke tingkat pusat Fasilitasi pemanfaatan data untuk programprogram daerah. Filipina Sistahanan Departemen Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial (DSWD) Unit Penargetan Rumah Tangga Nasional (NHTU) di bawah Kanwil DSWD 43

Alur Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM 1 2 3 4 5 Pendaftaran DESA Identifikasi Awal Verifikasi Rumah Tangga Pemutakhiran Data Terpadu PPFM Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program Pendaftar mendatangi Petugas Pendaftar(Aktif) atau Petugas Pendaftar mendatangi ruta yang diduga miskin (Pasif) Pendaftar menunjukkan KTP dan/atau KK Pencocokan Data Rumah Tangga pendaftar dengan Data Terpadu PPFM Penetapan daftar rumah tangga yang akan diverifikasi/validasi (prelist) Menggunakan indikator PBDT 2015 Data elektronik hasil pendataan dikirimkan ke Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM Pemeringkatan ulang rumah tangga lama dan baru Menggunakan metode PMT Menggunakan basis Data Terpadu yang sudah dimutakhirkan Kriteria sasaran penerima program ditetapkan oleh K/L Pemerintah Daerah Pokja Data Terpadu PPFM *) Pedoman Umum Pelaksanaan MPM dapat di download di http://www.tnp2k.go.id/id/download/buku-panduan-pedoman-umum-mekanisme-pemutakhiran-mandiri-mpm/ 44

Standarisasi Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM 1 2 3 4 Pendaftaran: Dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan Menggunakan dokumen kependudukan resmi (e-ktp dan Kartu Keluarga) Identifikasi awal: Menggunakan Data Terpadu PPFM sebagai data acuan Menggunakan algoritma pemadanan yang robust dan konsisten Verifikasi Data Rumah Tangga : Menggunakan standar PBDT 2015 Instrumen: Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu PPFM Pemeringkatan Data Rumah Tangga: Menggunakan Metode Proxy Means Testing (PMT) 45

Kerangka Waktu Pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM KEGIATAN FASE PERSIAPAN PELAKSANA Pemda Pokja Data 1 Penyusunan alokasi anggaran APBD 2 Penyiapan sistem & infrastruktur TI 3 Pembentukan tim pelaksana 4 Finalisasi program aplikasi TI untuk entri & analisis data 5 Finalisasi pedoman umum 6 Pelatihan tim pelaksana 7 Sosialisasi (terbatas wilayah pilot) FASE PELAKSANAAN 1 Pendaftaran 2 Identifikasi awal 3 Verifikasi & entry data rumah tangga 4 Pemutakhiran (pemeringkatan ulang) 5 Pemutakhiran data sasaran penerima program 6 Monitoring & evaluasi 7 Pengkajian & penyusunan revisi 8 Dokumentasi & diseminasi hasil/pembelajaran 9 Penyusunan & penetapan kelembagaan & dasar hukum Jul - Des 2016 KERANGKA WAKTU Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 MPM Tahap 1 MPM Tahap 2 46

Fase Perintisan Juli 2016 Juni 2017 Dilaksanakan di 12 wilayah yang telah melaksanakan kegiatan pemutakhiran basis data penduduk miskin/kurang mampu di daerah secara mandiri. 1. Belitung Timur 5. Kota Surabaya 9. Malinau 2. Musi Banyuasin 6. Kota Pasuruan 10. Kota Makassar 3. Sleman 7. Banyuwangi 11. Bantaeng 4. Sragen 8. Kota Tarakan 12. Provinsi DKI Jakarta Mendapatkan masukan untuk penyempurnaan strategi pelaksanaan MPM yang efektif dan dapat direplikasi secara nasional 47

Hasil Pembelajaran Awal Faktor Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Tahapan MPM di Daerah: 1 2 3 4 Komitmen dan dukungan aktif Kepala Daerah. Koordinasi dan kerjasama yang sinergis antar lembaga perangkat daerah (Bappeda, Dinsos, Dinas Kependudukan, Dinas Kominfo, BPS, dan pemerintahan Desa/Kelurahan). Pemahaman dan penguasaan teknis petugas pelaksana di lapangan. Kecukupan alokasi anggaran daerah untuk mendukung pelaksanaan kegiatan MPM di lapangan. Ketersediaan sistem informasi manajemen (MIS) yang memenuhi standar MPM. 5 48

Rencana Selanjutnya 1. Menyelesaikan evaluasi pelaksanaan MPM di wilayah rintisan. 2. Menyempurnakan pedoman pelaksanaan dan instrumen-instrumen MPM. 3. Menyiapkan perluasan pelaksanaan MPM: Wilayah sasaran: Wilayah pelaksanaan program BPNT tahun 2017. Wilayah perluasan program BPNT 2018. Wilayah lain yang sudah memiliki anggaran, sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan MPM. Strategi pelaksanaan: Meningkatkan peran serta aktif TKPK Provinsi. Penguatan kapasitas teknis TKPK Provinsi. Penyediaan dukungan teknis kepada TKPK Provinsi dan Kab/Kota. 49

Terima kasih 50