BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tesis berjudul Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagaian dari impact dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG YAYUK BASUKI

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Kajian Penelitian Terdahulu Dalam kajian penelitian terdahulu ini, penulis mengutip dari beberapa tesis yang isinya berkaitan dengan judul penelitian yang berjudul sistem kampanye Jokowi Basuki Dalam Memenangi Pilgub DKI 2012. Adapun uraiannya akan di uraikan sebagai berikut : 2.1.1.1 Tesis berjudul Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari Partai Amanat Nasional dengan Sub Judul (Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014) oleh Usman Abdhali Watik, Universitas Indonesia, 2005. Dalam penelitian ini diterangkan bahwa dalam melakukan kampanye, calon atau kandidat menggunakan alat untuk kampanye. Alat yang dimaksud disini adalah kampanyenya, sehingga dalam kampanye, calon presiden dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat dengan tujuan untuk merebut simpati masyarakat agar mau memilih sang calon saat berlangsung pemungutan suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) nantinya. Nama Peneliti Usman Abdhali Watik, 2005 Judul Penelitian Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari Partai Amanat Nasional dengan Sub Judul (Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014) Teori Metode Hasil Penelitian Teori Agenda Setting oleh Maxwel McComb dan Donald L. Shaw Metode Kualitatif Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014 Memanfaatkan Media Dalam Menyampaikan Pesan-pesan Politiknya Kepada Warga dengan Tujuan dapat menarik simpati dari warga sehingga warga mau 6

memilih Amien Rais pada saat Pemungutan Suara Berlangsung. Kritik Penelitian ini hanya fokus pada media sebagai penyampai pesan politik, karena media dianggap mampu menyampaikan pesan-pesan politik dalam kampanye, padahal sebagaimana diketahui bahwa masyarakat sudah kritis dan tidak semua percaya dengan janji-janji politik yang hanya disampaikan melalui media. 2.1.1.2 Tesis berjudul Pola Komunikasi Politik Kader Dalam Menindaklanjuti Koalisi Pimpinan Partai Menuju Pemilihan Presiden 2009 oleh Made Wilantara, Universitas Mercu Buana Jakarta 2009. Dalam penelitian ini diterangkan bahwa pola komunikasi yang dilakukan kader dan pengurus DPC PDI Perjuangan dan Partai Gerindra Kota Bogor atas Pasangan Calon Presiden Megawati Sukarno Putri dan Prabowo Subianto tidak lepas dari pola komunikasi yang resmi/struktural melalui jalur partai dan pola komunikasi yang tidak resmi atau non struktural. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti ialah dalam hal penggunaan kata pola komunikasi, dimana pola komunikasi ini juga sangat penting untuk menjadi perhatian agar komunikan benar-benar paham maksud yang ingin disampaikan oleh komunikator. Kesamaan lain adalah dalam hal metodologi, serta teori-teori yang digunakan, yakni: teori komunikasi, komunikasi organisasi dan fokus penelitian yang lebih menitikberatkan pada proses komunikasi yang terjadi. Nama Peneliti Made Wilantara, 2009 Judul Penelitian Pola Komunikasi Politik Kader Dalam Menindaklanjuti Koalisi Pimpinan Partai Menuju Pemilihan Presiden 2009 Teori Teori Stimulus Respon 7

Metode Hasil Penelitian Studi Kasus atau Studi Kasus Situasional. Kesetiaan kader terhadap partai dapat terwujud dengan adanya komunikasi yang intensif dari pimpinan partai Kritik Komunikasi yang intensif tidak begitu signifikan untuk membuat kader partai tetap loyal, akan tetapi harus juga dibuktikan dengan komitmen pimpinan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. 2.1.1.3 Tesis berjudul Strategi Marketing Politik Dalam Menjaring Suara Konstituen Pada Pemilu Legislatif 2009 oleh Ari As ari, Universitas Mercu Buana Jakarta 2010. Dalam penelitian ini diterangkan bahwa untuk mendapatkan pengakuan dan suara dari masyarakat, partai peserta Pemilu harus menyampaikan gagasan-gagasan melalui berbagai macam saluran komunikasi pada kampanye politik. Masyarakat harus diyakinkan bahwa partai yang melalukan kampanye merupakan suatu wadah aspirasi bagi masyarakat yang akan membawa nilai-nilai perubahan terhadap masyarakat. Nama Peneliti Ari As ari, 2010 Judul Penelitian Strategi Marketing Politik Dalam Menjaring Suara Konstituen Pada Pemilu Legislatif 2009. Teori Teori Field Research (bergabung dengan komunitas yang sama sekali asing) Metode Hasil Penelitian Studi Kasus Strategi kampanye berhasil dilakukan karena dibagi menjadi beberapa tahapan strategi kampanye, yaitu tahap strategi sosialisasi dan identifikasi, tahap strategi perencanaan kampanye, tahap pelaksanaan kampanye. Proses strategi kampanye secara keseluruhan menerapkan prinsip 8

prinsip marketing politik. Ini berhasil dikemas dengan baik oleh partai sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Kritik Penelitian hanya berfokus pada strategi pemenangan partai pada 2009, fokus pada marketing politik. 2.1.2 Tinjauan Teoritis 2.1.2.1. Sistem Pengertian sistem menurut beberapa ahli dapat di kemukakan dalam penelitian ini, di antaranya adalah Jerry Futz Gerald, (1981:5). Menurut Jeffry Futz Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pengertian lain di kemukakan oleh Lani Sidharta (1995: 9), bahwa sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. Pengertian sistem tentu banyak dan cukup luas, termasuk beberapa yang dikemukakan oleh para ahli sebelumnya. Namun dalam penelitian ini, pengertian sistem dikutip dari Anwar Arifin. Anwar Arifin menyatakan, dalam teori sistem terdapat prinsip sebuah sistem, yaitu suatu totalitas atau keseluruhan dari sesuatu. Keseluruhan dari sesuatu itu bersifat utuh dan terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantung satu dengan lainnya. Unsur-unsur itu dinamakan juga subsistem-subsitem. Setiap subsistem memiliki fungsi yang berbeda, meskipun berbeda namun tidak dapat di pisahkan satu dengan lainnya karena saling berkaitan dan saling melengkapi, sehingga mekanisme kerja itulah yang dimaksud sistem dalam penelitian ini. 1 1 Anwar Arifin. Sistem Komunikasi Indonesia. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 2011:26 9

Dalam teori sistem terdapat struktur, fungsi dan evolusi. Yang dimaksud struktur (struktural) dalam penelitian ini adalah adanya hubungan vertikal dalam sebuah sistem. Sedangkan yang dimaksud fungsi (fungsional) ialah yang berkaitan dengan tindakan atau perilaku secara horizontal. 2 Hubungan struktural secara vertikal dalam sebuah organisasi pada umumnya berkaitan dengan tindakan atau perilaku antara atasan terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan, dan juga adanya tindakan atau perilaku yang bersumber dari kebijakan atau aturan yang telah ada. Sedangkan hubungan fungsional diartikan sebagai kerjasama antar subsistem secara horizontal dalam sebuah sistem. Terkait evolusi (evolusioner) menunjuk kepada riwayat sistem dalam waktu tertentu tentang hubungan struktural dan hubungan fungsional serta perubahan dan perkembangannya secara evolusi atau bertahap. 3 2.1.2.2. Kampanye Antar Venus menyatakan, kampanye adalah upaya tindakan komunikasi yang terencana dan bertujuan untuk mempengaruhi khalayak. 4 Pendapat lain menyatakan, kampanye merupakan sebuah bentuk komunikasi politik yang terorganisasi dalam waktu tertentu, yang dapat dilakukan oleh seorang atau kelompok orang atau organisasi politik untuk memperoleh dukungan dari rakyat. 5 Asef Saefullah Muhtadi menyatakan, idealnya kampanye merupakan proses penyampaian pesan-pesan politik yang salah satu fungsinya adalah memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Melalui kampanye, partai-partai politik berusaha meyakinkan massa pemilih dengan mengangkat berbagai agenda yang di nilainya akan memberikan keuntungan bagi 2 Anwar Arifin, lebih lanjut baca Sistem Komunikasi Indonesia. Hal.27 3 ibid 4 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2007. hal.4 5 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Graha Ilmu, Yogyakarta. 2011. Hal.153 10

masyarakat. 6 Hal lainnya terkait kampanye, ada kampanye interpersonal. Dan Nimmo menyatakan, kampanye interpersonal dilakukan dengan tatap muka maupun dengan komunikasi berperantara. 7 2.1.2.3. Pemilukada Pemilukada terdiri dari dua kata, yakni Pemilu (Pemilihan Umum) dan Kada (Kepala Daerah). Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 8 Kepala daerah terdiri dari Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota di pilih secara demokratis. 9 Pemilukada selanjutnya disebut Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 10 Pemilukada dalam penelitian ini diartikan sebagai kontestasi pemilihan kepala daerah tingkat provinsi yang diselenggarakan dalam masa lima tahun sekali. Pemilukada di ikuti beberapa pasangan calon 11 kepala daerah yang harus memperloh dukungan dari partai 6 Asef Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, Rosda. Bandung. 2008.hlm.145 7 Dan Nimmo, Komunikasi Politik, (komunikator, pesan dan media). Rosda, Bandung. 1993.205-206 8 Pasal 1 ayat 1, Undang-undang republik indonesia Nomor 8 tahun 2012 Tentang Pemilu Legislatif 9 Pasal 18 ayat 4 dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Amandemen ke dua) 10 Pasal 1 ayat 1, Peraturan KPU Nomor 14 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilukada 11 Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut pasangan calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan dan atau dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik 11

politik 12. Dukungan lain yakni berasal dari rakyat sebagai calon pemilih terhadap calon pasangan Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang ikut dalam Pemilukada. Pada pemilihan kepala daerah, keduanya diakomodir melalui bilik suara yang kemudian calon pemilih melakukan pencoblosan terhadap kertas suara yang telah disediakan secara langsung, umum dan rahasia. Setelah pencoblosan, kertas suara dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah disediakan, untuk selanjutnya dilakukan penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi, yang kemudian diumumkan secara terbuka sebagai tindak lanjut dalam menentukan siapa calon yang akan terpilih sebagai kepala daerah. 2.1.2.4. Daerah Khusus Ibukota (DKI) DKI atau Daerah Khusus Ibukota merupakan Provinsi sebagai tempat berlangsungnya Pemilukada DKI yang telah dimenangi Jokowi Basuki dan membawanya menjadi Kepala Daerah hasil Pemilukada DKI 2012. 2.1.2 Jenis-Jenis Kampannye Anwar Arifin menyatakan, dalam melakukan kampanye, dikenal bebarapa jenis, yaitu kampanye dialogis, kampanye monologis, dan kampanye organisasi. Berikut uraian masing-masing dari jenis-jenis kampanye tersebut, 2.1.2.1 Kampanye Dialogis Kampanye dialogis atau kampanye tatap muka (antarpersona), yaitu kampanye tanpa media perantara, yang dilakukan secara dialogis. Seorang kandidat bertemu dan berdialog langsung dengan para calon pemilih, melakukan jabat tangan (bersalaman) dan bercanda, dan bila mungkin melakukan foto bersama. 13 dan perseorangan, yang telah memenuhi persyaratan dan telah diumumkan secara luas oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. ( Pasal 1 ayat 6, Peraturan KPU No.14 Tahun 2010) 12 Partai politik adalah partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2009. (Pasal 1 ayat 4, Peraturan KPU No.14 Tahun 2010) 13 Objid. Hal.156 12

Hubungan tatap muka dapat dilakukan dengan penampilan pribadi secara relatif informal, atau melalui dukungan tokoh-tokoh formal atau informal yang mempunyai nama nasional. Demikian juga hubungan tatap muka dapat dilakukan dengan mengunjungi calon pemilih di berbagai tempat, dalam suasana informal, melakukan kontak-kontak pribadi secara santai di lobi. Pertemuan di lobi kemudian berkembang menjadi bentuk komunikasi politik yang handal. 2.1.2.2 Kampanye Monologis Kampanye monologis adalah kampanye yang biasa juga disebut sebagai kampanye massa, karena kampanye ini di tujukan kepada massa yang dilakukan di lapangan terbuka. Kampanye ini hanya berjalan searah saja dan tanpa adanya dialog kepada massa 14. 2.1.2.3 Kampanye organisasi Kampanye organisasi adalah kampanye yang mengandalkan dukungan organanisasi. Yang menjadi andalan dalam kampanye ini adalah partai politik, organisasi sosial dan terakhir adalah kelompok penyokong. Semua kandidat yang menjadi calon harus mempunyai ketiga hal ini untuk memperoleh dukungan. Karena tanpa dukungan organisasi, maka kampanye akan kurang efektif dan tidak efisien. 15 2.1.3 Menciptakan Kebersamaan/ Homofili 2.1.3.1 Pada fisik dan pada ide Pemimpin yang tidak merakyat tentu sulit dekat dengan rakyatnya dan pada akhirnya rakyat tidak akan simpati pada pemimpin tersebut. Kandidat dalam kampanyenya harus berusaha untuk meyakinkan rakyat bahwa untuk memilih sosok harus mengenal sosok yang akan di pilih. Memilih tidak harus melihat dari sisi popularitas semata, tapi kandidat harus merakyat, yang tidak menjaga jarak dengan rakyat. Hal itu harus dibuktikan melalui 14 ibid 15 ibid 13

kampanye secara fisik seperti masuk keluar pemukiman warga dan membaur kepada rakyat. Berkunjung ke pasar-pasar tradisional, berkunjung ke tempat-tempat kumuh dan menggunakan baju yang cukup sederahana agar tidak memberi kesan mewah di mata rakyat. Ide atau gagasan dari kandidat harus merupan ide yang dikehendaki oleh rakyat, yakni ide yang sederhana dan tidak sulit dimengerti oleh rakyat yang menerimanya. Karena prinsip yang diterapkan adalah kandidat harus mengetahui masalah di lapangan, mencarikan solusinya yang kemudian nantinya dikerjakan, dan selanjutnya di lakukan evaluasi. Hal seperti itu merupakan ide yang mudah dimengerti oleh rakyat, sehingga kandidat mudah meciptakan kesamaan secara fisik dan ide yang di kehendaki oleh rakyat sebagai calon pemilih. 2.1.3.2 Memahami Khalayak Menyampaikan ide yang ada dalam pikiran atau maksud tertentu kepada orang lain tidaklah mudah, karena harus melalui tahap penyesuaian terlebih dahulu. Tahap penyesuaian yang dimaksud salah satunya adalah memahami khalayak. Kandidat harus memahami apa yang di inginkan oleh khalayak. Terkait dengan memahami khalayak, berdasarkan teori khalayak kepala batu dan paradigma psikologis, maka komponen psikologis yang harus dikenal pada diri khalayak yang berkaitan dengan politik adalah keyakinan, kepentingan, dan motivasi khalayak, baik yang bersifat politik maupun yang nonpolitik. 16 Di antara semua komponen tersebut, ternyata yang kuat pengaruhnya pada diri khalayak adalah keyakinan atau ideologi, termasuk agama dan tradisi. Kandidat dianggap mampu memahami khalayak, jika kandidat dapat membaur, mau mendengarkan keluhan rakyat dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dalam kegiatan kampanye, antusias masyarakat harus di tanggapi sebagai suatu keinginan yang baik dari masyarakat terhadap kandidat yang berkunjung ke tengah-tengah 16 Anwar Arifin, Komunikasi Politik,Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia,Graha Ilmu. Yogyakarta, 2011. Hal.243-244 14

masyarakat tersebut. Masyarakat antusias terhadap kedatangan kandidat dalam kampanye berarti masyarakat merasa mendapat perhatian, sehingga sebagai warga, masyarakat cukup mudah menerima penyampaian dari kandidat itu, diantaranya berupa pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagan yang masuk dalam rencana kerja yang akan di laksanakan oleh kandidat yang melakukan kampanye. 2.1.4 Menyusun Pesan Persuasif 2.1.4.1 Sosialisasi Dalam menyusun pesan, harus diketahui kondisi sasaran yang akan menjadi pemilih. 17 Selain itu, pesan juga harus mampu memengaruhi warga dan mampu membangkitkan perhatian warga sebagai sasaran. Hal ini dilakukan karena secara bersamaan warga menerima banyak pesan, namun tidak semua pesan yang didengarkan warga dengan mudah diterima serta dapat menarik perhatiannya, kecuali pesan itu memenuhi syarat. 18 Kandidat yang melakukan kampanye harus mampu menyusun pesan yang dapat membangkitkan perhatian warga, sehingga warga merasa tertarik terhadap pesan yang disampaikan oleh kandidat. Perhatian warga terhadap pesan yang disampaikan kandidat sekaligus juga akan membangkitkan ketertarikan warga terhadap kandidat yang menyampaikan pesan tersebut. Dalam melakukan kunjungan ke berbagai pemukiman warga, kandidat sebaiknya tidak menciptakan jarak terhadap warga (membaur dengan warga) sehingga warga dengan leluasa mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh kandidat, sekaligus dapat melakukan dialog langsung. Dengan cara itu, maka kandidat di anggap mampu mendengarkan masukan-masukan dari warga sekaligus mendengar keluhan-keluhan yang menjadi keinginan warga. 17 Lebih lanjut dalam Anwar Arifin,Komunikasi Politik,Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Graha Ilmu. Yogyakarta, 2011. hal.248 18 ibid 15

Ketika perhatian warga sudah dibangkitkan, tentunya warga akan memiliki antusiasme yang tinggi untuk mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh kandidat, sehingga kesempatan itu harus dijadikan sebagai momentum bagi kandidat untuk mensosialisasikan program atau gagasan-gagasan yang menjadi rencana kerja ke depan jika nantinya terpilih dalam pemilihan umum kepala daerah di daerah pemilihannya. 2.1.4.2 Memberi khalayak terhadap apa yang dia butuhkan Warga yang mayoritas berpenghasilan menengah ke bawah sangat merindukan pemimpin yang peduli terhadap kebutuhan warganya. Dengan adanya pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kebutuhan warga, maka warga akan merasa diperhatikan oleh pemimpinnya. Sebagai kandidat pemimpin di suatu provinsi, kandidat di tuntut harus mampu menyampaikan pesan yang memuat tentang pemenuhan kebutuhan bagi warga setempat. Anwar Arifin menyatakan, isi pesan akan menarik apabila pesan tersebut memuat pemenuhan kebutuhan pribadi (personal needs) dan kelompok (social needs) dalam masyarakat 19. Masalah yang terjadi di masyarakat merupakan peluang bagi kandidat jika kandidat tersebut mampu menangkap masalah itu menjadi sebuah peluang terutama menyangkut kebutuhan warga untuk mendapatkan akses yang mudah dalam hal pelayanan kesehatan yang mungkin sebelumnya hanya bisa dirakasakan oleh orang-orang tertentu yang memiliki keuangan memadai. Kebutuhan warga akan akses pelayanan kesehatan yang mudah, harus di jadikan sebagai peluang saat melakukan kampanye, sehingga kandidat dianggap mampu memberi solusi kepada warga yang ingin mendapatkan akses mudah terhadap pelayanan kesehatan. Masalah-masalah yang ada di lapangan terkait masalah kesehatan, sudah menjadi bagian 19 Ibid. Hal.248 16

penting dari berbagai masalah yang umum terjadi di tengah masyarakat, dan termasuk ke dalam kebutuhan pokok yang sangat di butuhkan. 2.1.5. Menetapkan Metode Menyusun Pesan Beberapa metode komunikasi yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak, yaitu: (1) redundancy; (2) canalizing; (3) informative; (4) persuasive; (5) educative; dan (coersive) 2.1.5.1 Redundancy Redundancy diartikan sebagai upaya memengaruhi dengan jalan mengulang-ulang pesan tertentu dan waktu tertentu untuk disampaikan. Pesan tertentu dan waktu tertentu disini dimaksudkan agar khalayak tidak bosan untuk mendengarnya. Manfaatnya, khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena pesan itu dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan lebih menarik perhatian. Dengan metode repetition ini, khalayak tidak mudah melupakan pesan-pesan tertentu itu karena disampaikan secara berulang-ulang pada waktu dan tempat tertentu. Dan cara ini jika di gunakan oleh kandidat dalam menyampaikan pesannya makan program tersebut akan mudah di ingat oleh khalayak yang mendengar dan melihatnya. 2.1.5.2 Metode Canalizing Untuk memengaruhi khalayak haruslah terlebih dahulu mengerti tentang kerangka rujukan dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut, kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu. Hal tersebut dimaksudkan agar khalayak pada permulaan dapat menerima pesan yang dilontarkan kepadanya oleh komunikator yang secara perlahanlahan mengubah pemikiran dan sikap khalayak ke arah yang dikehendaki oleh komunikator. Maksudnya komunikator menyediakan saluran-saluran tertentu untuk menguasai motif-motif yang ada pada khalayak. 17

Dari sinilah komunikator memulai komunikasinya dengan cara melalui dari posisi khalayak berada (start where the audience) kemudian diubah sedikit demi sedikit ke arah tujuan si komunikator. Untuk berhasilnya komunikasi harus dimulai dari memenuhi nilainilai dan standar kelompok dan masyarakat. Kemudian dengan cara berangsur angsur mengubahnya ke arah yang di kehendaki. Apabila hal itu tidak mungkin, kelompok masyarakat secara berangsur-angsur dipecah sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima oleh warga. 2.1.5.3 Metode informative Dengan metode ini, suatu bentuk pesan yang bertujuan untuk memengaruhi khalayak, disampaikan dengan cara (metode) memberikan penerangan. Artinya suatu pesan disampaikan sesuai fakta-fakta, data dan pendapat-pendapat yang benar. Adapun fungsinya, (1) memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta yang bersifat kontroversi, atau (2) memberikan informasi atau menuntun khalayak ke arah suatu pendapat. 2.1.5.4 Metode persuasive Dengan metode ini, khalayak dipengaruhi dengan cara membujuk. Dalam hal itu khalayak dibuka jalan pikirannya, dan terutama perasaannya. Metode persuasif ini merupakan suatu cara untuk memengaruhi khalayak dengan jalan tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis, bahkan kalau perlu khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar (suggestive). Dengan demikian, metode ini menganjurkan komunikator agar terlebih dahulu menciptakan situasi di mana komunikan mudah terkena sugesti (suggestible). Dalam hal itu sugesti dipahami sebagai proses mental dari hasil penerimaan yang tidak kritis dan direalisasikan dalam perbuatan atau kepercayaan atau cita-cita yang dipengaruhi oleh orang lain. 18

2.1.5.5 Metode educative Metode ini dapat diartikan sebagai upaya untuk memengaruhi khalayak dari suatu pernyataan yang dilontarkan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk pesan berdasarkan pendapat, fakta, dan pengalaman. Metode ini dilakukan secara teratur dan tercencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. 2.1.5.6 Metode coersive Menurut metode ini, bahwa memengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Khalayak dipaksa dan tanpa berpikir lebih banyak lagi untuk menerima gagasan yang dilontarkan. Isi pesan yang disampaikan komunikator berdasarkan pengalaman, pendapat dan juga disertai ancaman-ancaman. Menyusun suatu pernyataan umum yang bersifat koersif ini tidaklah seluwes pernyataan umum yang lain, karena ada kekuatan yang mendukungnya, tentu efektif akan lebih besar. 20 2.1.6. Komunikasi Politik Dalam arti sempit komunikasi politik adalah: Setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun dalam bentuk kata-kata tertulis atau terucapkan, ataupun dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu. Sedangkan dalam arti luas, komunikasi politik adalah: Setiap jenis penyampaian pesan, khususnya yang bermuatan info politik dari suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan. 21 Masih terkait komunikasi politik, Pawito mengemukakan bahwa komunikasi politik merupakan all prosses of information (including facts, beliefs, etc) transmission, exchange 20 Anwar Arifin, Komunikasi Politik.Filsafat-paradigma-teori-tujuan-strategi dan komunikasi politik Indonesia.Graha Ilmu.Yogyakarta.2011 21 Lely Arrianie, Komunikasi Politik,Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik.Widya Padjajaran.2010.hlm.16 19

and search engaged in by participants in course of institutionalied political activities (semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat-pendapat, keyakinankeyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para partisan dalam konteks kegiatan politik yang bersifat melembaga) 22. Hal lain terkait komunikasi politik juga dikemukakan oleh Henry Subiakto dan Rachmah Ida, bahwa komunikasi politik adalah suatu usaha prakmatis untuk memperoleh kemenangan melalui aksi simbolik. 23 Plano (1982:24) melihat bahwa komunikasi politik merupakan proses penyebaran, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik. 24 2.2. Kerangka Pemikiran Kampanye yang dilakukan kandidat dalam suatu kontestasi pemilihan Gubernur harus di dukung sebuah sistem, dimana sistem yang di gunakan menjadi penggerak dalam ajang kampanye yang di lakukan. Dengan adanya sistem yang di gunakan dalam kampanye, maka kandidat tidak bergerak sendiri untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada calon pemilih yang berpotensi untuk memberikan dukungannya pada pemilihan berlangsung. Kampanye yang di lakukan oleh masing-masing kandidat tidak dilakukan sekenanya melainkan mengacu pada aturan yang telah di tentukan. Dalam penelitian ini aturan-aturan itu meliputi undang-undang tentang penyelenggaraan pemilihan gubernur, keputusan Komisi Pemilihan Umum DKI, serta aturan-aturan lainnya yang mendukung untuk ketertiban kampanye yang di lakukan oleh masing-masing kandidat dan tim pemenangannya. Dalam penelitian ini, aturan-aturan itu di sebut sebagai supra sistem. 22 Pawito, Komunikasi politik, media dan kampanye pemilihan. Jalasutra, Bandung.2009.hlm.2 23 Henry Subiakto dan Rachmah Ida, komunikasi politik, media dan demokrasi. Prenada Media, jakarta.2012 24 Deddy Mulyana, dkk. Metode Penelitian Komunikasi. Rosda, Bandung. 2008:29 20

Dalam kerangka pemikiran ini di gambarkan, suprasistem sebagai acuan kampanye yakni ( Undang-undang No.15 Tahun 2011 tentang penyelenggara Pemilu dan Keputusan KPU no.14 Tahun 2012 tentang kampanye Pemilukada). Dari suprasistem tersebut, kampanye dilakukan oleh kandidat dengan di dukung oleh subsistem (partai politik pendukung, tim sukses dan relawan) yang tersebar di berbagai tempat yang saling terhubung satu dengan lainnya. 25 Lebih lanjut pada kerangka pemikiran yang ada dibawah ini, dijelaskan bahwa untuk menjadi kepala daerah harus di usung melalui partai politik dan mendapat dukungan dari rakyat selaku pemilih. Untuk mendapatkan dukungan berupa suara dari pemilih tentu harus melakukan serangkaian kampanye guna memengaruhi rakyat agar mau memberikan dukungannya saat hari pemilihan berlangsung. Adapun serangkaian kampanye tersebut tidak di lakukan sekenanya melainkan di lakukan dengan terencana dan terorganisis dalam waktu tertentu sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Keterangan : 1. Sistem : di jelaskan pada halaman 10 2. Kampanye : di jelaskan pada halaman 11 3. Struktural : di jelaskan pada halaman 2 4. Fungsional : di jelaskan pada halaman 2 Di dalam sistem itu juga terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksud ialah susunan jabatan pada bidang-bidang yang akan di duduki oleh personel yang telah di beri jabatan dan menduduki jabatan tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing. Adapun mengenai fungsinya, fungsi yang dimaksud ada peran yang akan di jalankan oleh personelpersonel yang telah menduduki jabatan yang di berikan. 25 Bimo Nugrohho, dkk. Jokowi Politik tanpa pencitraan. Jakarta, 2012:60 21

Gambar: Bagan Kerangka Pemikiran SISTEM Suprasistem Struktur subsistem S I S T E M KAMPANYE Fungsi Subsistem Subsistem Sumber: Olahan Peneliti Pos Komando Jokowi/Ahok Tim Titik Yang Akan di Kunjungi Tim Mekanisme Kerja Tim Merah Putih 22