https://ambonkota.bps.go.id

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016


No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016






No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016


No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan Oktober 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,90, NAIK 0,64 PERSEN DIBANDING JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2016 SEBESAR 99,65 ATAU NAIK 0,55 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

Transkripsi:

No. 02/09/81/Th.IX, 4 September 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,16, NAIK 0,31 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Agustus 2017 adalah sebesar 101,16, atau naik sebesar 0,31 persen dibanding Juli 2017 yang tercatat sebesar 100,85. Peningkatan ini terjadi karena sekalipun It mengalami menurunan sebesar 0,21 persen, namun masih lebih rendah dari penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,52 persen. NTP tertinggi pada Agustus 2017 masih dicapai subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 112,08 sedangkan terendah masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 90,88. Peningkatan NTP pada Agustus 2017 disumbangkan oleh naiknya NTP pada 3 (tiga) subsektor yakni subsektor peternakan sebesar 1,64 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,20 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,74 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 1,28 persen dan sebesar 0,50 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 100,70 atau turun 0,41 persen. Pada Agustus 2017, terjadi deflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,66 persen, disebabkan terjadinya penurunan IKRT pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang masing-masing sebesar 1,41 persen dan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami inflasi perdesaan masing-masing sebesar 0,51 persen dan sebesar 0,02 persen. Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, dan pendidikan, rekreasi & olahraga tidak mengalami perubahan dibanding juli 2017. Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi perdesaan Maluku adalah bawang putih, ikan layang, bawang merah, ikan tongkol, dan ikan tembang Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Agustus 2017 tercatat sebesar 122,49, turun sebesar 0,38 persen dibanding Juli 2017 yang tercatat sebesar 122,96. 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi Berita Resmi Statistik No. 02/08/81 Th. IX, 1 Agustus 2017 1

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Juli - Agustus 2017 (2012 = 100) B u l a n Persentase Subsektor Juli Agustus 2017 2017 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 133.82 131.63-1.64 b. Hortikultura 144.81 145.51 0.48 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 117.55 117.83 0.23 d. Peternakan 132.93 134.54 1.21 e. Perikanan 135.36 133.74-1.20 e.1. Perikanan Tangkap 137.16 135.11-1.49 e.2. Perikanan budidaya 126.44 126.94 0.40 f. Gabungan 131.17 130.89-0.21 g. Gabungan Tanpa Ikan 130.66 130.55-0.09 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 130.78 130.30-0.37 b. Hortikultura 130.75 129.82-0.71 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 130.32 129.66-0.51 d. Peternakan 128.62 128.08-0.42 e. Perikanan 128.26 127.36-0.70 e.1. Perikanan Tangkap 128.74 127.85-0.69 e.2. Perikanan budidaya 125.87 124.93-0.75 f. Gabungan 130.07 129.39-0.52 g. Gabungan Tanpa Ikan 130.29 129.64-0.50 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 102.33 101.02-1.28 b. Hortikultura 110.75 112.08 1.20 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 90.20 90.88 0.74 d. Peternakan 103.36 105.05 1.64 e. Perikanan 105.54 105.01-0.50 e.1. Perikanan Tangkap 106.53 105.68-0.80 e.2. Perikanan budidaya 100.45 101.61 1.15 f. Gabungan 100.85 101.16 0.31 g. Gabungan Tanpa Ikan 100.29 100.70 0.41 NASIONAL 100.65 101.60 0.94 NASIONAL tanpa Ikan 100.48 101.45 0.97 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Agustus 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku menunjukan perkembangan yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya yaitu naik 0,31 persen dibanding Juli 2017, atau naik dari 100,85 pada Juli 2017 menjadi 101,16 pada Agustus 2017. Peningkatan NTP terjadi karena sekalipun indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan yang tercatat sebesar 0,21 persen namun masih lebih rendah dibanding penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,52 persen. Peningkatan NTP pada Agustus 2017 disumbangkan oleh naiknya NTP pada 3 (tiga) subsektor yakni subsektor peternakan sebesar 1,64 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,20 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,74 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 1,28 persen dan sebesar 0,50 persen. Penurunan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh turunnya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,80 persen sedangkan kelompok perikanan budidaya naik sebesar 1,15 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan juga mengalami peningkatan pada Agustus 2017 yaitu sebesar 0,41 persen dibanding Juli 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Agustus 2017, maka NTP Provinsi Maluku berada 0,44 poin di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,60. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Agustus 2017 sebesar 131,17 atau turun sebesar 0,21 persen dibanding It Juli 2017 yang tercatat sebesar 131,17. Penurunan It disebabkan oleh turunnya It pada 3 (tiga) subsektor, tertinggi pada subsektor peternakan sebesar 1,21 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,48 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,23 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan mengalami penurunan It masing-masing sebesar 1,64 persen dan sebesar 1,20 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Agustus 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 129,39, turun 0,52 persen dibanding Juli 2017 yang tercatat sebesar 130,07. Penurunanini disebabkan turunnya Ib pada semua subsektor, yakni 3

tertinggi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,71 persen, diikuti subsektor perikanan sebesar 0,70 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,51 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar 0,42 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,37 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Agustus 2017, NTP-P mengalami penurunan sebesar 1,28 persen, karena terjadi penurunan It sebesar 1,64 persen, lebih tinggi dari penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,37 persen. Penurunan It disumbangkan oleh kelompok padi sebesar 0,76 persen, dan kelompok palawija (komoditas ubi kayu, ubi jalar, dan jagung) sebesar 1,92 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,49 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,58 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Agustus 2017, NTP-H menunjukan perkembangan yang lebih baik dibanding dibanding Juli 2017, yaitu naik sebesar 1,20 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,48 persen, sedangkan Ib justru mengalami penurunan sebesar 0,71 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas utamanya di kelompok sayur sayuran ( khususnya komoditas cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah) yang secara rata-rata sebesar 0,77 persen dan kelompok buah-buahan (khususnya komoditas pisang dan jeruk) secara rata-rata sebesar 0,25 persen. Sedangkan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas jahe dan kunyit) turun sebesar 0,11 persen. Penurunan Ib disumbangkan oleh turunnya IKRT sebesar 0,82 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,08 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Agustus 2017, NTP-R mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen dibanding Juli 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,23 persen, sedangkan Ib justru turun sebesar 0,51 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat pada (khususnya komoditas cengkeh dan biji jambu mete). Penurunan pada Ib disebabkan turunnya IKRT sebesar 0,59 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Juli 2017. 4

d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Agustus 2017, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 1,64 persen dibanding Juli 2017, terjadi peningkatan It sebesar 1,21 persen, sedangkan Ib justru mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak besar (khususnya komoditas sapi potong dan kambing) sebesar 1,98 persen, diikuti kelompok unggas (khususnya komoditas ayam buras, bebek dan ayam ras pedaging) sebesar 1,96 persen dan kelompok ternak kecil (khususnya komoditas domba ) sebesar 0,49 persen. Peningkatan It berdasarkan hasil survei menunjukan bahwa petani secara rata-rata menaikan harga harga komoditas sebagaimana tersebut di atas menjelang hari raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Sedangkan kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam buras) mengalami penurunan sebesar 0,60 persen. Penurunan Ib disebabkan turunnya IKRT sebesar 0,59 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,02 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Agustus 2017, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,50 persen dibanding Juli 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,20 persen, lebih tinggi dari penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,70 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,49 persen sedangkan kelompok budidaya mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar 1,05 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Agustus 2017, NTN turun sebesar 0,80 persen karena terjadi penurunan It sebesar 1,49 persen, lebih tinggi dari penurunan Ib yang tercatat sebesar 0,69 persen. Penurunan It disebabkan turunnya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok perikanan tangkap khususnya ikan tongkol, udang, ikan selar, ikan cakalang, dan ikan julung-julung. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Jika pada beberapa bulan sebelumnya NTPi mengalami penurunan berturut-turut, maka pada Agustus 2017, NTPi menunjukan perkembangan yang lebih baik yaitu mengalami peningkatan sebesar 1,15 persen. Peningkatan ini disebabkan It mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen yang utamanya disumbangkan oleh komoditas rumput laut, sedangkan Ib justru turun sebesar 0,75 persen. Penurunan Ib disumbangkan oleh penurunan IKRT sebesar 1,04 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Juli 2017. 5

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Agustus 2017 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompok dan Sub Kelompok Juli 2017 Agustus 2017 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 102.33 101.02-1.28 a. Indeks Diterima Petani 133.82 131.63-1.64 - Padi 115.80 114.91-0.76 - Palawija 140.97 138.26-1.92 b. Indeks Dibayar Petani 130.78 130.30-0.37 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.01 134.35-0.49 - Indeks BPPBM 105.94 106.55 0.58 2. Hortikultura (NTPH) 110.75 112.08 1.20 a. IndeksDiterimaPetani 144.81 145.51 0.48 - Sayur-sayuran 156.43 157.64 0.77 - Buah-buahan 136.55 136.88 0.25 - Tanaman Obat 121.13 120.99-0.11 b. IndeksDibayarPetani 130.75 129.82-0.71 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.37 134.25-0.82 - Indeks BPPBM 105.86 105.94 0.08 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 90.20 90.88 0.74 a. IndeksDiterimaPetani 117.55 117.83 0.23 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 117.55 117.83 0.23 b. IndeksDibayarPetani 130.32 129.66-0.51 - IndeksKonsumsiRumahTangga 135.49 134.69-0.59 - Indeks BPPBM 105.68 105.68 0.00 4. Peternakan (NTPT) 103.36 105.05 1.64 a. IndeksDiterimaPetani 132.93 134.54 1.21 - Ternak Besar 136.85 139.57 1.98 - Ternak Kecil 132.13 132.78 0.49 - Unggas 125.40 127.86 1.96 - Hasil Ternak 132.14 131.34-0.60 b. Indeks Dibayar Petani 128.62 128.08-0.42 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 139.23 138.40-0.59 - Indeks BPPBM 107.61 107.62 0.02 5. Perikanan (NTNP) 105.54 105.01-0.50 a. Indeks Diterima Petani 135.36 133.74-1.20 - Penangkapan 137.16 135.11-1.49 - Budidaya 126.44 126.94 0.40 b. Indeks Dibayar Petani 128.26 127.36-0.70 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.67 136.23-1.05 - Indeks BPPBM 111.58 111.64 0.05 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 106.53 105.68-0.80 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 137.16 135.11-1.49 - Penangkapan Laut 137.16 135.11-1.49 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 128.74 127.85-0.69 6

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.72 136.27-1.05 - BPPBM 113.20 113.27 0.06 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 100.45 101.61 1.15 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.44 126.94 0.40 - Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00 - Budidaya Laut 126.62 127.13 0.40 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 125.87 124.93-0.75 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.45 136.02-1.04 - BPPBM 103.56 103.56 0.00 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisional yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Agustus 2017 menunjukkan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi deflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,66 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Agustus 2017 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan -1.41 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.00 Perumahan 0.00 Sandang -0.01 Kesehatan 0.51 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 Transportasi & Komunikasi 0.02 Umum / Gabungan -0.66 Nasional -0.12 Penurunan IKRTutamanya disumbangkan oleh penurunan IKRT pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang masing-masing sebesar 1,41 persen dan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami inflasi perdesaan masingmasing sebesar 0,51 persen dan sebesar 0,02 persen. Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok 7

dan tembakau, kelompok perumahan, dan pendidikan, rekreasi & olahraga tidak mengalami perubahan dibanding juli 2017. Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya deflasi perdesaan Maluku adalah bawang putih, ikan layang, bawang merah, ikan tongkol, dan ikan tembang. Data dalam Tabel 3 juga menunjukkan bahwa deflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dibanding angka nasional yang juga mengalami deflasi sebesar 0,12 persen. 6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukkan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Agustus 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 151,71, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 126,91, kelompok sandang sebesar 124,04, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 123,26, kelompok perumahan sebesar 122,19, kelompok kesehatan sebesar 118,12, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,85. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) Agustus Inflasi/ U r a i a n Juli 2017 2017 Deflasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 153.87 151.71-1.41 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 126.91 126.91 0.00 Sandang 124.05 124.04-0.01 Transportasi dan Komunikasi 123.23 123.26 0.02 Perumahan 122.19 122.19 0.00 Kesehatan 117.51 118.12 0.51 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.85 109.85 0.00 GABUNGAN 136.09 135.18-0.66 7. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang 8

Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen dibanding Juli 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka peningkatan ini disumbangkan oleh kelompok upah buruh tani sebesar 0,32 persen (khususnya komoditas upah memanen/menuai pada subsektor tanaman pangan), diikuti kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,29 persen (khususnya komoditas pupuk TSP, pupuk perangsang buah, insektisida dan fungisida untuk subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura), dan kelompok penambahan barang modal (khususnya arit/sabit) sebesar 0,10 persen. Sedangkan kelompok bibit (khsuusnya bibit cabai dan bibit sawi) dan kelompok transportasi mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,09 persen dan sebesar 0,08 persen. Untuk kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya tidak mengalami perubahan dibanding Juli 2017. Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,92 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,46. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Agustus 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok Juli Agustus Inflasi/Deflasi 2017 2017 (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.68 106.86 0.17 Bibit 104.68 104.58-0.09 Obat-Obatan dan Pupuk 102.81 103.11 0.29 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.53 104.53 0.00 Transportasi 115.01 114.92-0.08 Penambahan Barang Modal 109.25 109.37 0.10 Upah Buruh Tani 102.14 102.46 0.32 9

8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Agustus 2017 mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibanding Juli 2017, yaitu dari 122,96 menjadi 122,49. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,21 persen, sedangkan indeks BPPBM justru mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen. Penurunan NTUP pada Agustus 2017 utamanya disumbangkan oleh turunnya NTUP pada subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan masing-masing sebesar 2,21 persen, dan sebesar 1,25 persen. Sedangkan subsektor peternakan mengalami peningkatan NTUP tertinggi sebesar 1,19 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,41 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,23 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Juli - Agustus 2017 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Subsektor Juli 2017 Agustus 2017 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 126.32 123.53-2.21 b. Hortikultura 136.79 137.35 0.41 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 111.24 111.50 0.23 d. Peternakan 123.54 125.01 1.19 e. Perikanan 121.31 119.80-1.25 e.1. Perikanan Tangkap 121.16 119.29-1.55 e.2. Perikanan Budidaya 122.10 122.58 0.40 f. Gabungan 122.96 122.49-0.38 g. Gabungan Tanpa Ikan 123.17 122.84-0.27 NASIONAL 109.75 110.61 0.78 NASIONAL Tanpa Ikan 109.51 110.39 0.80 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320 11