BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

OPTIMALISASI MUTU KIMIA KEFIR KACANG TANAH DENGAN VARIASI KADAR SUSU SKIM DAN INOKULUM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

Fani Aulia Rahmah Penguji : Ir. Neneng Suliasih, MP

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

Ulangan I II III K1W1 1,13 1,2 1 3,33 1,11 K1W2 1,54 1,54 1,47 4,55 1,52 K1W3 1,4 1,54 1,4 4,34 1,45 K1W4 1,27 1,27 1,2 3,74 1,25

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kefir Kefir berasal dari puncak-puncak bersalju di perbatasan Asia dan Eropa, yakni pegunungan Kaukasus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

PEMBUATAN YOGHURT SUSU KECAMBAH KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Silase Rumput Gajah purpureum) pengaruh penambahan S. cerevisiae pada berbagai tingkat

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakterisasi Kulit Nanas. tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi Starter Terhadap Kualitas Kefir Susu Sapi Analisis Total Asam Laktat Kefir

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pengamatan kadar air terasi yang dihasilkan 33, , , , ,0032 H 1 C 2 32, , , , ,4539 H 1 C 3

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BABI PENDAHULUAN. dengan cara menyadap tangkai bunga tanaman siwalan yang dipotong. Nira

Transkripsi:

A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi data merupakan pemaparan dan penggambaran data yang dihasilkan selama proses penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan uji kuantitatif, diperoleh hasil ph, kadar asam total dan alkohol dalam kefir variasi kacang tanah dan susu skim. 1. ph Kefir Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Hasil pengukuran ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diukur menggunakan ph meter dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1. Rerata pengukuran ph Variasi Bahan Ulangan Rerata ph dari Inokulum (F) Baku (G) 1 2 Perlakuan F1 4,4 4,5 4,450 G1 F2 4,5 4,5 4,500 F3 4,2 4,3 4,250 F1 4,6 4,7 4,650 G2 F2 4,7 4,6 4,650 F3 4,7 4,6 4,650 F1 4,5 4,5 4,500 G3 F2 4,4 4,4 4,400 F3 4,3 4,4 4,350 Rerata Umum 2,244 Keterangan : Faktor G (Variasi Bahan Baku) G1 : Konsentrasi variasi bahan baku 5% G2 : Konsentrasi variasi bahan baku 10% G3 : Konsentrasi variasi bahan baku 15% Faktor F (Konsentrasi Inokulum) F1 : Konsentrasi inokulum 2 % F2 : Konsentrasi inokulum 4 % F3 : Konsentrasi inokulum 6 % 41

ph ph ph 42 Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat histogram pengukuran ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai berikut: 5 4,5 4,45 4,5 4,25 4,65 4,65 4,65 4,5 4,4 4,35 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 G1F1 G1F2 G1F3 G2F1 G2F2 G2F3 G3F1 G3F2 G3F3 Sampel Gambar 4.1. Histogram pengaruh variasi kadar susu skim dan inokulum terhadap pengukuran ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pengukuran ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai ph pada 3 konsentrasi variasi kadar susu skim (5%, 10%, 15%) dan 3 konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%). Pengukuran ph terendah yaitu pada kode sampel G1F3 sebesar 4,250, sedangkan kode sampel G2F1, G2F2, G2F3 memiliki nilai ph tertinggi yaitu 4,65. 2. Kadar Asam Laktat Kefir Susu Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Kadar Asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) diukur menggunakan metode titrimeter. Hasil titrasi dihitung menggunakan rumus:

Kadar Asam Laktat (%) Berdasarkan perhitungan tersebut, maka total kadar asam dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2. Rerata Kadar Asam Laktat dalam Satuan (%) Variasi Bahan Baku (G) G1 G2 G3 Inokulum (F) Ulangan Rerata Asam Laktat 1 2 dari Perlakuan F1 0,63 0,63 0,630 F2 0,27 0,36 0,315 F3 0,36 0,45 0,405 F1 0,09 0,45 0,270 F2 0,27 0,36 0,315 F3 0,45 0,27 0,360 F1 0,18 0,18 0,180 F2 0,27 0,18 0,225 F3 0,36 0,36 0,360 Rerata Umum 0,170 Keterangan : Faktor G (Variasi Bahan Baku) G1 : Konsentrasi variasi bahan baku 5% G2 : Konsentrasi variasi bahan baku 10% G3 : Konsentrasi variasi bahan baku 15% Faktor F (Konsentrasi Inokulum) F1 : Konsentrasi inokulum 2 % F2 : Konsentrasi inokulum 4 % F3 : Konsentrasi inokulum 6 % Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat histogram kadar asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai berikut : 43 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0,63 0,405 0,36 0,36 0,315 0,315 0,27 0,225 0,18 G1F1 G1F2 G1F3 G2F1 G2F2 G2F3 G3F1 G3F2 G3F3 Sampel Gambar 4.2. Histogram pengaruh variasi kadar susu skim dan inokulum terhadap kadar asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

44 Berdasarkan Tabel 4.2 hasil Kadar Asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kadar asam laktat pada 3 konsentrasi variasi kadar susu skim (5%, 10%, 15%) dan 3 konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%). Kadar asam laktat terendah yaitu pada kode sampel G3F1 sebesar 0,180, sedangkan kode sampel G1F1 memiliki nilai kadar asam laktat tertinggi yaitu 0,630. 3. Kadar Alkohol Kefir Susu Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil kadar Alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diukur menggunakan piknometer dalam satuan % dapat dilihat pada Tabel 4.3. dibawah ini. Tabel 4.3. Rerata Kadar Alkohol dalam Satuan (%) Variasi Bahan Baku (G) G1 G2 G3 Inokulum (F) Ulangan Rerata Alkohol 1 2 pada Perlakuan F1 0,969 1,007 0,988 F2 0,922 1,01 0,966 F3 0,862 0,995 0,929 F1 1,024 1,007 1,016 F2 0,962 1,009 0,986 F3 0,508 1,001 0,755 F1 1,02 1,028 1,024 F2 0,924 0,998 0,961 F3 0,925 1,009 0,967 Rerata Umum 0,477 Keterangan : Faktor G (Variasi Bahan Baku) G1 : Konsentrasi variasi bahan baku 5% G2 : Konsentrasi variasi bahan baku 10% G3 : Konsentrasi variasi bahan baku 15% Faktor F (Konsentrasi Inokulum) F1 : Konsentrasi inokulum 2 % F2 : Konsentrasi inokulum 4 % F3 : Konsentrasi inokulum 6 %

Kadar Alkohol (%) 45 Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat histogram kadar alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai berikut : 1,5 1 0,988 0,966 0,929 1,016 0,986 0,755 1,024 0,961 0,967 0,5 Sampel Gambar 4.3. Histogram pengaruh variasi kadar susu skim dan inokulum terhadap kadar alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Tabel 4.3 hasil Kadar Alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) menunjukkan adanya perbedaan ratarata kadar alkohol pada 3 konsentrasi variasi kadar susu skim (5%, 10%, 15%) dan 3 konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%). Kadar alkohol terendah yaitu pada kode sampel G2F3 sebesar 0,755 sedangkan kode sampel G3F1 memiliki nilai kadar alkohol tertinggi yaitu 1,024. B. Analisa Data 0 G1F1 G1F2 G1F3 G2F1 G2F2 G2F3 G3F1 G3F2 G3F3 Data hasil penelitian tentang pengaruh variasi kadar susu skim dan inokulum terhadap optimalisasi mutu kimia kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang meliputi pengukuran ph, kadar asam laktat dan kadar alkohol adalah sebagai berikut.

46 1. Pengukuran ph Kefir Susu Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pengukuran ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) menunjukkan pengukuran ph terendah yaitu pada kode sampel G1F3 sebesar 4,250, sedangkan kode sampel G2F1, G2F2, G2F3 memiliki nilai ph tertinggi yaitu 4,65. Hasil analisis faktorial pengukuran ph disajikan dalam Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Rerata Analisis Faktorial (Pengaruh Interaksi antara Variasi Susu Skim dan Inokulum) Pengukuran ph Inokulum (B) Variasi Bahan Baku (A) F1 (2%) F2 (4%) F3 (6%) Jumlah A Rerata A G1 (5%) 8,900 9,000 8,500 26,400 4,400 G2 (10%) 9,300 9,300 9,300 27,900 4,650 G3 (15%) 9,000 8,800 8,700 26,500 4,417 Jumlah B 27,200 27,100 26,500 80,800 Rerata B 4,533 4,517 4,418 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan adanya perbedaan ratarata nilai ph pada 3 konsentrasi variasi kadar susu skim (5%, 10%, 15%). Pengukuran ph terendah yaitu pada kode sampel G1 (5%) sebesar 4,40 perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 5%, sedangkan kode sampel G2 (10%) memiliki nilai ph tertinggi yaitu 4,65 yaitu perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 10%. Berdasarkan Tabel 4.4 hasil pengukuran ph kefir susu kacang tanah tentang pengaruh konsentrasi inokulum menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai ph pada 3

47 konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%). Pengukuran ph terendah yaitu pada kode sampel F3 (6%) sebesar 4,418 perlakuan konsentrasi inokulum 6%, sedangkan kode sampel F1 (2%) memiliki nilai ph tertinggi yaitu 4,533 yaitu perlakuan konsentrasi inokulum 2%. Semakin banyak inokulum yang ditambahkan maka semakin banyak asam yang dihasilkan tetapi pada penelitian ini asam yang dihasilkan paling optimal dengan jumlah inokulum 2%. Hal ini kemungkinan karena dengan jumlah diatas 2% jumlah mikroba terlalu banyak sehingga asam yang dihasilkan akan membunuh sebagian mikroba sehingga asam yang dihasilkan lebih sedikit. Perbedaan hasil pengukuran ph selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (RAL Faktorial). Hasil perhitungan analisis sidik ragam (RAL Faktorial) terhadap pengukuran ph dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5. Analisis Sidik Ragam (RAL Faktorial) terhadap Pengukuran ph Sumber Keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 8 0,328 0,041 12,292** 3,23 5,47 Variasi Bahan Baku (A) 2 0,234 0,117 35,167** 4,26 8,02 Inokulum (B) 2 0,048 0,024 7,167* 4,26 8,02 Interaksi AB 4 0,046 0,011 3,417 ts 3,63 6,42 Galat 9 0,030 0,003 Umum 17 0,358 * = signifikan (beda nyata) pada taraf 5% ** = sangat singnifikan (sangat beda nyata) pada taraf nyata 1% ts = tidak signifikan (tidak beda nyata) pada taraf nyata 5% dan 1% kk = 2,57%

48 Hasil perhitungan dengan menggunakan ANOVA (RAL Faktorial) diperoleh nilai F hitung variasi susu skim sebesar 35,167. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung > F Tabel yaitu 35,167 > 4,26 dan 8,02, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diperoleh nilai F hitung inokulum sebesar 7,167. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung > F Tabel yaitu 35,167 > 4,26 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi inokulum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diperoleh nilai F hitung interaksi antara variasi bahan baku dan inokulum sebesar 3,417. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 3,63 dan α = 1% sebesar 6,42. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 3,417 < 3,63 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim dan inokulum memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai ph kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan tiap pengaruh variasi bahan baku dan inokulum terhadap pengukuran ph dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Pengukuran ph terhadap Rata rata Pengaruh Variasi Susu Skim Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan G2 G3 G1 G2 4,650 - - - - G3 4,417 0,075 0,233* - - G1 4,400 0,079 0,250* 0,017ts - ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% * : Beda nyata (signifikan) pada taraf 5% Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji Duncan terhadap pengukuran ph menunjukkan bahwa perlakuan G2 (10%) dengan G3 (15%) dan G2 (10%) dengan G1 (5%) berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi nilai ph kefir susu kacang tanah terdapat pada perlakuan G2 (10%) yaitu sebesar 4,650. 49 Tabel 4.7 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Pengukuran ph terhadap Rata rata Pengaruh Inokulasi Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan F1 F2 F3 F1 4,533 - - - - F2 4,517 0,075 0,017ts - - F3 4,417 0,079 0,117* 0,100* - * : Beda nyata (signifikan) pada taraf 5% ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5%

50 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji Duncan terhadap nilai ph menunjukkan perlakuan F1 (2%) dengan F3 (6%) berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi nilai ph kefir susu kacang tanah terdapat pada perlakuan F1 (2%) yaitu sebesar 4,533. Nilai ph tersebut bila dibandingkan dengan standar Codex STAN 243-2003 sudah sesuai karena standar ph maksimum 4,60. Nilai penurunan ph signifikan pada F1(2%) dan F3 (6%) menunjukkan bahwa proses fermentasi telah berjalan. Derajat keasaman (ph) mempunyai korelasi dengan total asam, ph yang rendah menunjukkan jumlah asam yang meningkat. Penurunan ph merupakan salah satu akibat dari proses fermentasi yang terjadi karena adanya akumulasi asam yang berasal dari BAL. Fermentasi yang melibatkan BAL ditandai dengan peningkatan jumlah asam-asam organik yang diiringi dengan penurunan ph. Asam laktat dan asetaldehid yang dihasilkan menyebabkan penurunan ph media fermentasi dan menimbulkan aroma khas (Musdholifah, dkk, 2016). 2. Kadar Asam Laktat Kefir Susu Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil pengukuran asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diukur menggunakan metode titrimeter kemudian dirata-rata menggunakan analisis faktorial kadar asam laktat yang disajikan dalam Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8. Rerata Analisis Faktorial (Pengaruh Interaksi antara Variasi Susu Skim dan Inokulasi) Kadar Asam Laktat Variasi Bahan Baku (A) Inokulum (B) F1 (2%) F2 (4%) F3 (6%) Jumlah A Rerata A G1 (5%) 1,260 0,630 0,810 2,700 0,450 G2 (10%) 0,540 0,630 0,720 1,890 0,315 G3 (15%) 0,360 0,450 0,720 1,530 0,255 Jumlah B 2,160 1,710 2,250 6,120 Rerata B 0,3600 0,2850 0,3750 51 Berdasarkan Tabel 4.8 hasil kadar asam laktat kefir susu kacang tanah tentang pengaruh variasi susu skim (5%, 10%, 15%) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kadar asam laktat. Kadar asam laktat terendah yaitu pada kode sampel G3 (15%) sebesar 0,255 perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 15%, sedangkan kode sampel G1 (5%) memiliki kadar asam laktat tertinggi yaitu 0,450 yaitu perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 5%. Menurut Nur Hidayat dan Soebiyanto (seperti dikutip oleh Rosiana, dkk, 2013) kadar asam laktat pada produk kefir dari susu hewani berkisar antara 0,3%-1,3%, sehingga secara keseluruhan kadar asam laktat kefir kacang tanah sudah sesuai dengan kriteria kefir hewani. Berdasarkan Tabel 4.8 hasil kadar asam laktat kefir susu kacang tanah tentang pengaruh konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kadar asam laktat. Kadar asam laktat terendah yaitu pada kode sampel F2 (4%) sebesar 0,285 perlakuan konsentrasi inokulum 4%, sedangkan kode sampel F3 (6%)

52 memiliki kadar asam laktat tertinggi yaitu 0,375 yaitu perlakuan konsentrasi inokulum 6%. Perbedaan hasil kadar asam laktat selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (RAL Faktorial). Hasil perhitungan analisis sidik ragam (RAL Faktorial) terhadap kadar asam laktat dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9. Analisis Sidik Ragam (RAL Faktorial) terhadap Kadar Asam Laktat Sumber Keragaman ( SK) Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 8 0,268 0,034 3,104ts 3,23 5,47 Variasi Bahan 2 4,26 8,02 0,120 0,060 5,542* Baku (A) Inokulum (B) 2 0,028 0,014 1,292ts 4,26 8,02 Interaksi AB 4 0,121 0,030 2,792ts 3,63 6,42 Galat 9 0,097 0,011 Umum 17 0,365 * = signifikan (beda nyata) pada taraf 5% ts = tidak signifikan (tidak beda nyata) pada taraf nyata 5% dan 1% kk = 61,13% Hasil perhitungan dengan menggunakan ANOVA (RAL Faktorial) diperoleh nilai F hitung variasi susu skim sebesar 5,542. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung > F Tabel yaitu 35,167 > 4,26 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diperoleh nilai F hitung inokulum sebesar 1,292. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel

53 pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 1,292 < 4,26 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi inokulum memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Menurut Pramono, dkk (2011), kacang tanah merupakan polisakarida dan oligosakarida yang akan membentuk gel selama proses fermentasi, akibatnya tekstur susu menjadi lebih kental. Hal inilah yang diduga akan mempersulit proses metabolisme BAL dalam menggunakan laktosa, sehingga asam laktat yang terbentuk menjadi berkurang. Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diperoleh nilai F hitung interaksi antara variasi bahan baku dan inokulum sebesar 2,792. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 3,63 dan α = 1% sebesar 6,42. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 2,792 < 3,63 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim dan inokulum memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar asam laktat kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan tiap pengaruh variasi bahan baku dan inokulum terhadap kadar asam laktat dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

54 Tabel 4.10 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Kadar Asam Laktat terhadap Rata rata Pengaruh Variasi Susu Skim Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan G1 G2 G3 G1 0,450 - - - - G2 0,315 0,136 0,135ts - - G3 0,255 0,142 0,195* 0,060ts - ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% * : Beda nyata (signifikan) pada taraf 5% Berdasarkan Tabel 4.10, hasil uji Duncan terhadap kadar asam laktat menunjukkan perlakuan G1 (5%) dengan G3 (15%) berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi kadar asam laktat kefir susu kacang tanah terdapat pada perlakuan G1 (5%) yaitu sebesar 0,450%. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan tiap pengaruh variasi konsentrasi inokulum terhadap kadar asam laktat dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Kadar Asam Laktat terhadap Rata rata Pengaruh Inokulasi Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan F3 F1 F2 F3 0,375 - - - - F1 0,360 0,136 0,015ts - - F2 0,285 0,142 0,090ts 0,075ts - ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% * : Beda nyata (signifikan) pada taraf 5%

55 Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji Duncan terhadap kadar asam laktat menunjukkan perlakuan F1 (2%), F2 (4%) dan F3 (6%) tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5% Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi kadar asam laktat kefir susu kacang tanah terdapat pada perlakuan F3 (6%) yaitu sebesar 0,375%. Meskipun demikian, dapat diketahui bahwa kadar asam laktat tertinggi pada konsentrasi inokulum 6% tersebut mampu menurunkan ph. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Herferick dan Westhoff (1980) bahwa BAL dapat menurunkan ph dan menaikkan keasaman begitu pula dalam mensintesis asam piruvat yang dapat merangsang pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Pendapat Bottazi (1983) menyatakan Stretococcus themophilus yang terdapat dalam inokulum dapat meningkatkan keasaman secara cepat. Asam laktat (C 3H 6O 3) ini diperoleh dari proses fermentasi bakteribakteri asam laktat yang mampu mengurai laktosa. Asam laktat dalam air terlarut lemah dan melepas proton (H +), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam alkohol dan bersifat menyerap air (higrokopis). Asam laktat yang terbentuk selama proses fermentasi memiliki beberapa keuntungan fisiologis, yaitu meningkatkan penggunaan kalsium, fosfor dan zat besi, merangsang sekresi dan cairan lambung, serta sebagai sumber energi dalam proses respirasi (Oberman, 1985).

56 3. Kadar Alkohol Kefir Susu Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil pengukuran alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang diukur dengan menggunakan metode pikonometer kemudian dianalisis menggunakan analisis faktorial kadar alkohol yang disajikan dalam Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12. Rerata Analisis Faktorial (Pengaruh Interaksi antara Variasi Susu Skim dan Inokulasi) Kadar Alkohol Variasi Bahan Baku (A) Inokulum (B) F1 (2%) F2 (4%) F3 (6%) Jumlah A Rerata A G1 (5%) 1,976 1,932 1,857 5,765 0,961 G2 (10%) 2,031 1,971 1,509 5,511 0,919 G3 (15%) 2,048 1,922 1,934 5,904 0,984 Jumlah B 6,055 5,825 5,300 17,180 Rerata B 1,009 0,971 0,883 Berdasarkan Tabel 4.12 hasil kadar alkohol kefir susu kacang tanah tentang pengaruh variasi susu skim (5%, 10%, 15%) menunjukkan adanya perbedaan rerata kadar alkohol. Kadar alkohol terendah yaitu pada kode sampel G2 (10%) sebesar 0,919 perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 10%, sedangkan kode sampel G3 (15%) memiliki kadar alkohol tertinggi yaitu 0,984 yaitu perlakuan konsentrasi variasi bahan baku 15%. Tabel 4.12 hasil kadar alkohol kefir susu kacang tanah tentang pengaruh konsentrasi inokulum (2%, 4%, 6%) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kadar alkohol. Kadar alkohol terendah yaitu pada kode sampel F3 (6%) sebesar 0,883 perlakuan konsentri inokulum 6%, sedangkan kode sampel F1 (1%) memiliki kadar alkohol tertinggi yaitu 1,009 yaitu perlakuan konsentrasi inokulum 2%.

Perbedaan hasil kadar alkohol selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (RAL Faktorial). Berikut adalah hasil perhitungan analisis sidik ragam (RAL Faktorial) terhadap kadar alkohol dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini : Tabel 4.13. Analisis Sidik Ragam (RAL Faktorial) terhadap Kadar Alkohol Sumber Keragaman (SK) Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat JK Kuadrat Tengah KT F Hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 8 0,103 0,013 0,815ts 3,23 5,47 Variasi Bahan Baku (A) 2 0,013 0,007 0,418ts 4,26 8,02 Inokulum (B) 2 0,050 0,025 1,576ts 4,26 8,02 Interaksi AB 4 0,040 0,010 0,634ts 3,63 6,42 Galat 9 0,143 0,016 Umum 17 0,246 ts = tidak signifikan (tidak beda nyata) pada taraf nyata 5% dan 1% kk = 26,37% 57 Hasil Perhitungan dengan menggunakan ANOVA (RAL Faktorial) diperoleh nilai F hitung variasi susu skim sebesar 0,418. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 0,418 < 4,26 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat diperoleh nilai F hitung inokulum sebesar 1,292. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 4,26 dan α = 1% sebesar 8,02. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 1,576 < 4,26 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi inokulum memiliki pengaruh

58 yang tidak signifikan terhadap kadar alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat diperoleh nilai F hitung interaksi antara variasi bahan baku dan inokulum sebesar 2,792. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan nilai F Tabel pada α = 5% sebesar 3,63 dan α = 1% sebesar 6,42. Oleh karena nilai F hitung < F Tabel yaitu 0,634 < 3,63 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi variasi susu skim dan inokulum memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar alkohol kefir susu kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan tiap pengaruh variasi bahan baku dan inokulum terhadap kadar alkohol dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut: Tabel 4.14 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Kadar Alkohol terhadap Rata rata Pengaruh Variasi Susu Skim Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan G3 G1 G2 G3 0,984 - - - - G1 0,961 0,285 0,023ts - - G2 0,919 0,297 0,066ts 0,042ts - ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji Duncan terhadap kadar alkohol menunjukkan perlakuan G1 (5%), G2 (10%) dan G3 (15%) tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi kadar alkohol kefir susu kacang

59 tanah terdapat pada perlakuan G3 (15%) yaitu sebesar 0,984%. Hal tersebut diduga karena mikroba tidak dapat memecah substrat/glukosa yang terkandung dalam susu skim menjadi alkohol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Petry et al. (2000), Lactobacillus bulgaricus hanya dapat memanfaatkan glukosa sebanyak 2,0-3,5 gram/liter dalam fase eksponensial dan 8,0 gram/liter pada fase stasioner. Diduga keterbatasan ini juga terdapat pada khamir, sehingga dengan penambahan susu skim 5%, 10%, dan 15% tidak berpengaruh terhadap kadar alkohol. Menurut Rahman (1989), khamir akan memecah gula sederhana menjadi alkohol dan karbondioksida. Dalam pembentukan alkohol, mula-mula terjadi pemecahan glukosa menjadi asam piruvat. Asam piruvat mengalami dekarboksilasi menjadi acetaldehida. Acetaldehida tereduksi menjadi etanol. Khamir merupakan mikroorganisme heterofermentatif, yaitu mampu mengubah substrat menghasilkan lebih dari satu senyawa. Meskipun demikian kandungan alkohol dalam kefir kacang tanah ini sesuai dengan pendapat Surono (2004), bahwa kadar alkohol kefir adalah 0,5% - 1,0%. Tabel 4.15 Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) Kadar Alkohol terhadap Rata rata Pengaruh Inokulasi Perlakuan Rerata hasil Nilai UJGD 5% Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan F1 F2 F3 F1 1,009 - - - - F2 0,971 0,164 0,038ts - - F3 0,883 0,172 0,126ts 0,087ts - ts : Tidak nyata (tidak signifikan) pada taraf 5%

60 Berdasarkan Tabel 4.15, hasil uji Duncan terhadap kadar alkohol menunjukkan perlakuan F1 (2%), F2 (4%) dan F3 (6%) tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil tertinggi kadar alkohol kefir susu kacang tanah terdapat pada perlakuan F1 (2%) yaitu sebesar 1,009%. Jumlah inokulum tidak berpengaruh terhadap kadar alkohol, kemungkinan peningkatan jumlah starter sebanyak 2% belum dapat menunjukkan beda nyata terhadap kadar alkohol sehingga dengan penambahan 2%, 4% dan 6% menghasilkan alkohol yang hampir merata, kemungkinan lain karena kondisi fermentasi sama yaitu anaerob hal ini sesuai yang dikemukakan Buckle et al., (1985) bahwa bakteri asam laktat umumnya menghasilkan sejumlah besar asam laktat dari fermentasi subtrat energi karbohidrat. Apabila tumbuh anaerobik, kebanyakan khamir cenderung memfermentasikan substrat karbohidrat untuk menghasilkan etanol bersama sedikit produk akhir lainnya. Kadar alkohol yang sedikit tersebut menunjukkan bahwa kadar alkohol kefir kacang tanah dapat diatur. Menurut Islam, meminum minuman berakohol (khamr) merupakan salah satu tindakan dosa besar. Hal tersebut tercantum dalam Al Qur an surat Al Baqarah ayat 219:

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (QS. Al Baqarah [2]: 219) (Microsoft, 2007). Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 86 tahun 1997, minuman berakohol dibedakan menjadi tiga (3) golongan, yaitu (a) golongan A dengan kadar alkohol 1-5%, misalnya bir, (b) golongan B dengan kadar alkohol 5-20%, misalnya anggur, (c) golongan C dengan kadar alkohol 20-55%, misalnya wiski dan brendi. Berdasarkan fatwa MUI (2009) disebutkan bahwa khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau yang lainnya, baik dimasak ataupun tidak. Ketentuan haram dalam minuman berakohol adalah jika alkohol berasal dari khamr dan apabila tidak berasal dari non khamr baik hasil sintesis kimiawi (dari petrokimia) ataupun hasil industri fermentasi non khamr adalah mubah (boleh), apabila secara medis tidak membahayakan. Hal ini menunjukkan bahwa kefir kacang tanah yang mempunyai rerata kadar alkohol sangat kecil yaitu 0,755%-1,024% dalam hukum Islam aman dikonsumsi. Kadar alkohol ini dapat mengalami peningkatan jika produksi kefir kacang tanah tidak diperhatikan dengan seksama. Tindakan penting yang dapat diperhatikan dalam mengontrol proses fermentasi kefir yaitu dengan tidak membiarkan kefir dalam keadaan tertutup rapat. Hal tersebut akan memacu mikrooganisme dalam melakukan fermentasi sekunder, sehingga kadar alkohol yang diproduksi melebihi batas standar kandungan alkohol dalam kefir. Selain itu, yang dapat dilakukan untuk mengontrol proses fermentasi adalah dengan memperhatikan waktu 61

62 penyimpanan. Menurut Wilujeng (2016), apabila fermentasi kefir telah berlangsung 24 jam dan hendak disimpan terlebih dahulu, sebaiknya di dimasukkan ke dalam botol, diusahakan tidak tertutup rapat agar terdapat sisa rongga udara dan tulis tanggal penyimpanan. Selanjutnya, kefir dapat disimpan selama 3 bulan dalam suhu 4 0 Celcius dan 6 bulan dalam keadaan beku. Penyimpanan tersebut menyebabkan mikroba yang terkandung dalam kefir berdormansi sehingga proses fermentasi tidak berjalan optimal. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yanng telah dilakukan, tentu memiliki keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini yaitu: 1. Keterbatasan Objek Penelitian Penelitian ini hanya terbatas pada mutu kimia yang meliputi ph, kadar asam laktat, dan alkohol berdasarkan susu kefir kacang tanah yang divariasikan dengan bahan baku susu skim dan konsentrasi inokulum. Perlu dilakukan pengujian viskositas, uji proksimat, dan uji organoleptik. 2. Keterbatasan Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu juga mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Tempat yang digunakan Laboratorium Biologi UIN Walisongo Semarang dan Laboratorium Kimia UIN Walisongo Semarang masih terbatas dalam hal ketersediaan alat dan bahan yang digunakan. 3. Keterbatasan Kemampuan

63 Peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki keterbatasan kemampuan. Akan tetapi, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk memahami arahan dan bimbingan dosen.