I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP KETEPATAN HASIL PUKULAN BOLA KASTI JURNAL. Oleh AHMAD HERWANTO

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keseluruhan yang melibatkan aktivitas jasmani serta pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. demikian pulah dengan pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah-sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilang Dwi Pangestu, 2015

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta dampaknya tidak akan segera dapat diamati dan dirasakan oleh manusia. Dalam era globalisasi sekarang ini pendidikan di persekolahan semakin dibutuhkan, lebih-lebih dalam pendidikan aspek perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut merupakan komponen yang sangat penting yang menyangkut tuntutan masa sekarang sebagai masa pembangunan dan masa persaingan bebas. Untuk itu, sekolah harus melengkapi bahkan mengutamakan ketiga aspek tersebut. Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2 Pendidikan jasmani merupakan bidang studi yang ada dalam kurikulum dan diajarkan pada tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, bahkan beberapa perguruan tinggi memasukkan sebagai mata kuliah wajib. Pendidikan jasmani mengutamakan aktivitas jasmani yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu dan kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Meningkatkan jasmani di sekolah merupakan dasar yang baik bagi perkembangan olahraga di luar sekolah. Pendidikan jasmani dan olahraga tidak dipisahkan, keduanya memiliki keterkaitan yang erat dan saling mempengaruhi, sehingga tidak sulit untuk mensejajarkan pendidikan jasmani dan olahraga jika dengan sadar sengaja kita arahkan untuk satu tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional secara umum. Secara khusus pendidikan jasmani diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina jasmani dan rohani siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya sendiri maupun bagi bangsa dan negara. Pendidikan Jasmani dijadikan sebagai media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritualsosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang

3 kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia, serta pendidikan jasmani berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan. Anak-anak di usia Sekolah Dasar bila diamati akan nampak betapa tingginya kegiatan mereka, sulit bagi mereka untuk duduk dan diam. Mereka selalu bergerak, lari ke sana ke mari, lompat-lompat, memanjat terus lompat turun dan terus lari. Anak-anak tidak menyia-nyiakan kesempatan bermain jika ada keinginan bermain bagi anak-anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak yang merupakan kodrat dari anak-anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan dan menarik bagi anak. Ketika bermain, semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih. Dalam pendidikan Sekolah Dasar anak akan diberikan berbagai macam bentuk dan jenis permainan yang akan membuat anak tersebut merasa senang dan gembira. Adapun jenis kegiatan jasmani atau permainan yang terdapat dalam pembelajaran Sekolah Dasar diantaranya bola bakar, rounders, kasti dan kippers. Keempat permainan ini mempunyai teknik-teknik dasar yang hampir sama, teknik dasar yang dimaksud adalah melempar, menangkap, memukul dan mematikan lawan. Dari keempat teknik dasar tersebut harus dikuasai dengan baik agar permainan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Dari uraian di atas penulis akan meneliti salah satu dari keempat permainan tersebut yaitu bola kasti.

4 Kasti adalah salah satu permainan tradisional beregu yang menggunakan bola kecil (bola tenis), alat pemukul yang terbuat dari kayu, tempat perhentian (base), batas lapangan serta peraturannya. Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Kasti merupakan salah satu permainan bola kecil yang diajarkan pada murid-murid sekolah dasar dan permainan ini sangat disukai karena banyak melibatkan murid-murid dan dapat menimbulkan rasa gembira. Permainan kasti memiliki aturan permainan tersendiri yang berbeda dengan permainan bola kecil lainnya. Permainan kasti terdiri atas dua regu, yaitu satu regu pemukul dan satu regu lapangan (penjaga). Pada permainan kasti, bagi regu pemukul diharapkan dapat melakukan pukulan ke arah lapangan dengan pukulan tepat mengenai bola setelah bola dilambungkan oleh regu penjaga dengan maksud akan menghasilkan pukulan yang sulit ditangkap oleh lawan (regu penjaga), sehingga regu pemukul dapat berlari sampai pada tiang hinggap yang telah ditetapkan dan kembali lagi ke ruang bebas. Pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul, dan tidak melewati garis samping sebelum bendera tengah dengan tidak lebih dahulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan. Pukulan yang baik dapat dilakukan jika kita memegang kayu pemukul dengan benar dan ternyata memukul dengan baik saja belum cukup, kita harus terus berlatih teknik pukulan. Untuk menghasilkan pukulan yang baik maka perlu memperhatikan teknik dasar memukul dan bentuk latihan serta cara yang digunakan.

5 Dari pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SD N 1 Purwodadi dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada permainan bola kasti peneliti menemukan masalah, yaitu masih lemahnya tingkat penguasaan dan cara melakukan gerak dasar memukul yang mempengaruhi hasil dari pukulan itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilihat dari masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan pukulan bola kasti selain itu siswa masih kesulitan juga dalam mengarahkan bola hasil pukulan. Kenyataan ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang belum mampu memukul dengan benar karena diawali dengan langkah-langkah yang salah ketika akan melakukan pukulan sehingga bola yang dipukul tidak tentu arahnya. Peneliti mengidentifikasi penyebab masih rendahnya tingkat keberhasilan pukulan bola dalam permainan kasti adalah model pendekatan yang digunakan masih belum bervariatif. Perlu adanya perbaikan dalam menggunakan model pendekatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan memukul bola dalam permainan kasti. Dengan penggunaan model pendekatan yang tepat akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan model pendekatan yang sesuai maka tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasai oleh siswa. Berdasarkan keterangan diatas maka peneliti tertarik untuk membandingkan mana yang lebih baik antara dua model pendekatan yaitu pendekatan taktis dan teknis dengan judul penelitian Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Ketepatan Hasil Pukulan Bola Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Purwodadi Tanggamus.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Masih banyak siswa yang kurang memahami cara melakukan gerak dasar memukul bola kasti. 2. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam melakukan gerak memukul bola kasti terutama dalam mengarahkan hasil pukulan. 3. Masih rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam melakukan pukulan bola dalam permainan kasti. 4. Model pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran permainan kasti masih belum bervariasi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di paparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu antara lain : 1. Apakah model pendekatan taktis berpengaruh terhadap ketepatan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi? 2. Apakah model pendekatan teknis berpengaruh terhadap ketepatan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi?

7 3. Manakah yang lebih baik dan berpengaruh antara model pendekatan taktis dan teknis terhadap ketepatan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pendekata taktis dan teknis terhadap ketepatan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi. 2. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh model pendekatan taktis dan teknis terhadap ketepatan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi. 3. Mengetahui manakah model pendekatan yang lebih baik antara model pendekatan taktis dan teknis terhadap ketepaan hasil pukulan bola dalam permainan kasti pada siswa baik laki-laki maupun perempuan kelas IV SD N 1 Purwodadi. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawasan dan masukan bagi : 1. Sekolah Sebagai pertimbangan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran lebih lanjut pada pelajaran bola kecil khususnya gerak dasar memukul.

8 2. Guru Penjaskes Sebagai bahan referensi untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dalam melatih gerak dasar memukul pada permainan kasti agar latihan tidak cenderung monoton dan menjadi lebih atraktif. 3. Bagi Program Studi Penjaskes Sebagai salah satu kontribusi untuk mengembangkan proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui latihan pendekatan taktis pendekatan taktis dan teknis. F. Penjelasan Judul 1. Perbandingan merupakan kegiatan mencari perbedaan suatu objek dengan objek yang lain (Suharto, 2009: 13). 2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51). 3. Pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dan urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suparman, 2001:167). 4. Pengertian pendekatan taktik adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada siswa dan permainan untuk pembelajaran permainan yang berkaitan

9 dengan olah raga dengan hubungan yang kuat dengan sebuah pendekatan konstruktifis dalam pembelajaran (Subarjah, 2001: 16). 5. Pendekatan teknis merupakan sebuah pendekatan yang lebih berorientasi pada pencapaian keterampilan teknik dasar.(tomolyus, 2001 : 3). 6. Ketepatan pukulan, pukulan adalah aktivitas mengenakan suatu benda dengan kekuatan tangan. Ketepatan pukulan adalah kemampuan mengenakan suatu benda dengan tangan dan tepat mengenai sasaran. (Manan, 2013: 50). 7. Bola kasti, kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil. Permainan kasti termasuk permainan beregu yang di mainkan oleh dua tim. Permainan ini mengutamakan kegembiraan dan ketangkasan para pemainnya. (Ridwan dan Sulaeman, 2008: 12).