BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa menyelesaikan berbagai masalah di dalam kehidupan. Hal ini juga dikemukakan oleh David Glover (2006:9) yang menyatakan bahwa kita biasanya menggunakan Matematika untuk menyelesaikan beragam masalah. Oleh karena itu, Matematika sangat penting untuk diajarkan di sekolah. Pentingnya pelajaran Matematika di dalam pendidikan dapat dilihat dari jam pelajaran sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran inipun dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada berbagai jenjang pendidikan. Namun, meskipun Matematika adalah pelajaran yang penting, umumnya Matematika dianggap sebagai suatu pelajaran yang sangat sulit sehingga pelajaran ini cenderung ditakuti siswa. Hal ini tentu saja berdampak pada hasil belajar Matematika yang diraih siswa menjadi rendah. Hal yang serupa juga terjadi di kelas 3 SDN Sumogawe 1 Kecamatan Getasan. Hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika khususnya pada pokok bahasan sudut masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas KKM 65. Menurut Marno (2008:37), Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa proses mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud perubahan tingkah laku, meliputi perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Sehingga tampak bahwa titik berat peran guru bukan saja sebagai pengajar melainkan sebagai pembimbing belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Untuk mencapai tujuan pengajaran guru harus mempunyai cara atau strategi dalam memilih metode pengajaran yang tepat. Hal ini sangat penting karena dengan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran akan memaksimalkan dalam proses dan hasil belajar. 1
2 Menurut Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Menurut (Suprijono 2009: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Seorang guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan membuat siswa merasa bosan dan malas ketika belajar di kelas dan dirumah serta banyak siswa gagal dalam belajar sehingga mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya ataupun karena adanya motivasi dari orang lain. Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Trianto (2012) model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
3 Berdasarkan pemaparan di atas, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, cara yang dapat dilakukan untuk memajukan pendidikan yaitu dengan menumbuhkan semangat belajar. Namun dewasa ini banyak kalangan pelajar yang menganggap bahwa belajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang membosankan, mereka hanya duduk diam mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, tanpa adanya suatu tindakan atau kegiatan sebagai pengalaman dalam belajar. Menurunya semangat dan keinginan siswa dalam belajar akan sangat berdampak buruk terhadap hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas 3 SDN Sumogawe 1 Kecamatan Getasan dalam proses belajar mengajar guru dalam menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang tepat pada pembelajaran Matematika dalam penyampaiannya guru masih bersifat dominan. Selain guru bersifat dominan, materi yang disampaikan pada siswa hanya bersifat informatif dan menghafal. Dengan keadaan seperti ini siswa dalam menerima materi Matematika merasa kesulitan dan membosankan. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar belum tampak dilakukan. Interaksi dalam proses belajar mengajar seharusnya mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Secara umum pembelajaran yang dilakukan siswa adalah menghafalkan konsep, teori dan istilah. Sehingga pelajaran Matematika yang seharusnya sebagai proses, sikap dan aplikasi terabaikan. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga siswa tidak dapat berfikir secara kreatif dan mandiri yang pada akhirnya siswa malas saat mengikuti pelajaran. Keadaan yang seperti ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan kelas 3 mata pelajaran Matematika yang rata-rata nilainya 60. Dari 36 siswa diketahui (42%) atau 15 siswa sudah mendapatkan nilai diatas KKM sedangkan 21 siswa atau (58%) masih di bawah KKM.
4 Berdasarkan uraian diatas, seharusnya dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memilih dan menggunakan metode dan media yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, khususnya dalam hal ini adalah pada mata pelajaran Matematika. Beberapa penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran Matematika. sehingga berakibat rendahnya nilai hasil belajar dan ketuntasan klasikal yang tidak tercapai adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Matematika Siswa Kelas 3 SDN Sumogawe Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 No Keterangan KKM (65) Jumlah Persentase (%) 1 Tuntas 15 42 2 Belum tuntas 21 58 Jumlah 36 100 Sumber: Data Primer, 2016. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, Perlu adanya perubahan model pembelajaran untuk memotivasi siswa agar giat belajar terutama dalam mata pelajaran Matematika. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat menjadi pilihan karena model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut menurut Isjoni (2009:74) model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini dapat diartikan bahwa STAD adalah salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada kegiatan dan kerjasama siswa dalam mempelajari suatu hal. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Kelas 3 Semester 2 sehingga hasil belajar siswa
5 dapat meningkat. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran Matematika di kelas 3 SDN Sumogawe Kecamatan getasan diantaranya sebagai berikut. a. Guru hanya menggunakan metode ceramah, tidak pernah menggunakan metode yang bervariasi yang dapat membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. b. Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru, siswa yang asyik dengan kegiatan mereka sendiri. c. Kurang terjadi interaksi antar pribadi pada saat proses pembelajaran. d. Penguasan materi pelajaran Matematika yang hanya bersifat sementara. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan proses pembelajaran Matematika dalam materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas 3 di SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semerter 2 tahun ajaran 2016? b. Apakah peningkatan proses model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas 3 di SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semerter 2 tahun ajaran 2016? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut. a. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan proses pembelajaran Matematika dalam materi menghitung luas persegi dan persegi panjang pada siswa kelas 3 di SD Negeri
6 Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semerter 2 tahun ajaran 2016. b. Meningkatkan hasil belajar Matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Matematika di kelas 3 SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semerter 2 tahun ajaran 2016. 1.5.Manfaat Penelitian Dari penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti tentunya memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui menerapkan model pembelajaran STAD pada siswa kelas 3 SDN Sumogawe 01 dengan Kompetensi Dasar Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang. 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoretis dalam penelitian ini yaitu memberikan masukan bagi peningkatan pembelajaran Matematika yang berkaitan dengan penanaman konsep Matematika untuk meningkatkan hasil belajar Matematika melalui model pembelajaran STAD. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Memberikan masukan pada guru tentang menerapkan model pendidikan yang tepat demi mendorong munculnya motivasi belajar siswa, secara khusus pada mata pelajaran Matematika, namun juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. 2) Membantu guru dalam menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). 3) Sebagai motivasi untuk guru untuk meningkatkan keterampilan yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. 4) Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar agar merangsang minat siswa dalam belajar.
7 b. Bagi Sekolah 1) Memberikan masukan pada sekolah untuk mempertimbangan model-model pembelajaran yang tepat, agar model pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dari pada model pembelajaran yang lain dan biasanya dilakukan. 2) Memberikan masukan untuk guru dalam usaha perbaikan dan memilih model pembelajaran. 3) Kepala sekolah bisa menambah sarana dan prasaran sehingga mutu pendidikan dapat meningkat 4) Memberi metode yang baru serta menarik untuk dikembangkan disekolah yang bersangkutan. c. Bagi Siswa 1) Agar siswa termotivasi hingga menjadi aktif, bebas dari tekanan dan mengalami saat-saat menyenangkan dalam belajar, agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. Diharapkan kemampuan memecahkan masalah Matematika siswa semakin meningkat. 2) Melatih siswa aktif dalam belajar berdiskusi dengan kelompoknya dan dapat menghargai pendapat orang lain memberikan wawasan pada siswa bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah dapat dilakukan secara bersama- sama. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pelajaran Matematika untuk belajar lebih aktif. 4) Menumbuhkan semangat kerja sama siswa dalam memecahkan masalah dan meningkatkan daya tarik siswa terhadap pembelajaran terutama dalam belajar Matematika d. Bagi Peneliti Selanjutnya 1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi bekal dan wawasan bagi penulis sebagai calon guru yang profesional dalam menerapkan model belajar yang menarik di SD. 2) Melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian agar dapat menambah wawasan dan penegetahuan penulis.