CITRA SATELIT 20 JENIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

JENIS CITRA

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 2 A. PENGINDERAAN JAUH NONFOTOGRAFIK. a. Sistem Termal

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

ACARA I SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA UNSUR INTERPRETASI

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

ISTILAH DI NEGARA LAIN

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

Bab 5 HASIL-HASIL PENGINDERAAN JAUH. Pemahaman Peta Citra

penginderaan jauh remote sensing penginderaan jauh penginderaan jauh (passive remote sensing) (active remote sensing).

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Geografi

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING) Oleh : Lili Somantri

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

Satelit Landsat 8, Landsat Data Continuity Mission Pengolahan Citra Digital

2. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Pemetaan Perairan Dangkal

Citra Satelit IKONOS

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kekeringan

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

SUB POKOK BAHASAN 10/16/2012. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi. Sensor Penginderaan Jauh menerima pantulan energi

Di zaman modern seperti sekarang ini, semakin sering. DNB/VIIRS: Menatap Bumi di Malam Hari AKTUALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemetaan Sawah Baku 2.2. Parameter Sawah Baku

PENGINDERAAN JAUH. Beberapa satelit yang diluncurkan dari bumi oleh beberapa negara maju antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPAN sejak tahun delapan puluhan telah banyak

Ir. Mohammad Sholichin, MT., P.hD Jurusan Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya &

bdtbt.esdm.go.id Benefits of Remote Sensing and Land Cover

BAHAN AJAR : DASAR-DASAR PENGINDERAAN JARAK JAUH (INDERAJA = REMOTE SENSING)

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

Gambar 1. Satelit Landsat

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN HIGH TEMPORAL AND SPASIAL IMAGERY DALAM UPAYA PENCARIAN PESAWAT YANG HILANG

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh ( Citra ASTER dan Ikonos ) Oleh : Bhian Rangga JR Prodi Geografi FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

APA ITU FOTO UDARA? Felix Yanuar Endro Wicaksono

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

BAB I PENDAHULUAN I.1

Judul PENGINDERAAN JAUH. Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.04

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia adalah salah satu Negara Mega Biodiversity yang terletak

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

ISSN Jalan Udayana, Singaraja-Bali address: Jl. Prof Dr Soemantri Brodjonogoro 1-Bandar Lampung

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D (DSM, DEM, DAN DTM)

Kajian Satelit Penginderaan Jauh Cuaca Generasi Baru Himawari 8 dan 9

PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

KEMAJUAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH SERTA APLIKASINYA DIBIDANG BENCANA ALAM. Oleh: Lili Somantri*)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DALAM MEMPERCEPAT PEROLEHAN DATA GEOGRAFIS UNTUK KEPERLUAN PEMBANGUNAN NASIONAL ABSTRAK

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA BUMI. Oleh : Lili Somantri

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

IV. PENGINDERAAN JAUH

BAB IV TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

12/1/2009. Pengamatan dilakukan dengan kanal yang sempit Sensor dapat memiliki 200 kanal masing-

TUTORIAL TEKNIK PENENTUAN SUDUT MATAHARI PADA CITRA SATELIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEM ( Digital Elevation Model

PENGOLAHAN CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN VEGETASI MENGGUNAKAN ER MAPPER 7.0 (Laporan Peongolahan Citra Satelit)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang mengalami

PEDOMAN PEMANTAUAN PERUBAHAN LUAS PERMUKAAN AIR DANAU MENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam geografi kita akan mempelajari segala sesuatu yang tampak di permukaan

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Pengukuran Satelit Altimetri =( )/2 (2.1)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan lingkungan dengan suasana. fungsi dalam tata lingkungan perkotaan (Nazaruddin, 1996).

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Penginderaan Jauh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM MAGISTER ILMU GEOGRAFI UI MK: APLIKASI SIG DAN PJ UNTUK MANAJEMEN LINGKUNGAN. Dosen:

Spektrum Gelombang. Penginderaan Elektromagnetik. Gelombang Mikro - Pasif. Pengantar Synthetic Aperture Radar

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

ix

Cara memperoleh Informasi Tidak kontak langsung dari jauh Alat pengindera atau sensor Data citra (image/imagery) a. Citra Foto Foto udara

Transkripsi:

CITRA SATELIT 20 JENIS A. CITRA FOTO UDARA Citra foto adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera. Guna melakukan pemeotretan, kamera tersebut dipasang pada wahana tertentu, contohnya layang - layang, balon udara, atau pesawat terbang. Hasil pemotreran yang menggunakan wahana-wahana itu di sebut foto udara, sedangkan apabila wahana yang digunakan adalah satelit hasilnya disebut foto satelit. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu berdasarkan atas : 1. spektrum elektromagnetik yang digunakan 2. sumbu kamera, 3. sudut liputan kamera, 4. jenis kamera, 5. warna yang digunakan, 6. sistem wahana dan pengindraannya. 1. Spektrum Elektromagnetik Yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromaknetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas : a. foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini adalah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 µm.

b. Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunkan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 µm 0,56 µm). c. Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak. d. Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 µm dan hingga 1,2 µm bagi film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.

e. Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spectrum inframerah dekat dan sebagian spectrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Hingga sekarang foto pankromatik masih merupakan foto yang paling banyak digunkan didalam pengindraan jauh system fotografi. Ia telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa dengan foto jenis ini. 2. Sumbu Kamera / Sudut Pengamatan Kamera Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu :

1. foto vertikal, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2. foto condong, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus kepermukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkannya masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong dibedakan dibedakan lebih jauh atas : a. foto sangat condong (high oblique photograph), yakni bila pada foto tampak cakrawalanya. b. Foto agak condong (low oblique photograph), yakni bila cakrawala tidak tergambar pada foto. Beda antara foto vertikal, foto agak condong, dan foto sangat condong. Dimisalkan daerah yang terpotret terdiri dari blok blok yang berbentuk bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar tergambar dengan bujur sangkar pula pada foto vertikal, sedang pada foto agak condong berubah menjadi trapesium, dan pada foto sangat condong berubah lebih jauh menjadi trapesium yang tampak cakrawalanya.

Paine (1981) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera atas empat jenis. Sudut liputan kamera diukur sepanjang diagonalnya. 3. Jenis data kamera : Berdasarkan kamera yang digunakan di dalam pengindraan, citra foto dapat dibedakan atas : a. Foto tunggal, yaitu foto yang di buat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto. b. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan 3 cara yaitu dengan : Multikamera atau beberapa kamera yang masing masing diarahkan ke satu daerah sasaran. Kamera multilensa atau satu kamera dengan beberapa lensa. Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna. Foto jamak dibedakan lebih jauh atas : a. Foto multispektral, yaitu beberapa foto daerah sama yang dibuat dengan saluran yang berbeda beda. Pada umumnya digunakan empat kamera atau satu kamera berlensa empat dengan menggunakan saluran biru, hijau, merah dan inframerah pantulan. Perekamannya dilakukan secara bersamaan sehingga pada setiap pemotretan dihasilkan empat foto yang saluran elektromagnetiknya berbeda. Mamfaat foto multispektrum ialah untuk meningkatkan kemampuan mengenali obyek pada foto. b. Foto yang dibuat dengan kamera ganda (dual kamera). Dengan menggunakan kamera ganda, pada tiap pemotretan dihasilkan dua foto yang berbeda. Untuk pemotretan seluruh wilayah indonesia misalnya, dihasilkan foto pankromatik hitam putih dengan skala 1 : 50.000 dan foto inframerah berwarna dengan skala 1 : 30.000 bagi daerah padat penduduk seperti jawa, madura, Bali, Madura, Lombok. Bagi daerah jarang penduduk, foto yang dihasilkan dengan kamera ganda ini berupa foto pankromatik hitam putih dengan berskala 1 : 100.000 dan foto inframerah berwarna skala 1 : 60.000. dengan kamera ganda ini,

penghematan biaya pemotretannya sangat berarti. Bila dua jenis foto tersebut dipotret dengan penerbangan sendiri sendiri, biaya pemotretannya untuk seluruh wilayah indonesia mencapai 70.000 milyar rupiah. Bila pemotretannya dilakukan dengan kamera ganda, biayanya menurun menjadi 40 milyar rupiah (keterangan lisan dari Bakosurtanal). c. Foto udara yang dibuat dengan satu kamera vertikal dibagian tengah dan dua, empat, atau delapan kamera condong dibagian tepi. Hasilnya berupa satu foto vertikal yang bersambung dengan dua foto condong disebelah kanan dan disebelah kiri foto (trimetrogon), satu foto vertikal dan empat foto condong disekitarnya, dan satu foto vertikal ditambah delapan foto condong disekitarnya. Foto jenis ini dibuat sebelum perang dunia kedua dan sekarang tidak dibuat lagi. 4. Ukuran Ukuran suatu fitur atau objek merupakan fungsi dari skala. Kita perlu mengenal ukuran dalam objek yang dikaji terhadap objek lain disekitarnya. Termasuk ukuran absolutnya, untuk membantu dalam proses interpretasi objel tersebut. Ukuran suatu objek yang cepat dapat membantu mempercepat proses interpretasi citra. 5. Warna yang digunakan (Lensa) Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan atas : 1. foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak mementulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto. 2. foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Sistem Wahana Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu : 1. foto udara, yakni foto yang di buat dari pesawat udara atau dari balon. 2. foto satelit atau foto orbital, yakni foto yang dibuat dari satelit. B. CITRA NONFOTO Citra nonfoto adalah gambaran kenampakan muka Bumi yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto diperoleh dari perekaman objek melalui penyiaman (scanning). Penyiaman (scanner) dipasang pada wahana, seperti satelit yang beroperasi di angkasa luar. Perekaman dilakukan secara parsial dengan

menggunakan beberapa spektrum, seperti spektrum tampak dan perluasannya, spektrum ternal, serta gelombang mikro. Citra nonfoto dibedakan berdasarkan: spektrum elektromagnetik yang digunakan sensor yang digunakan, dan wahana yang digunakan. 1. Spektrum Elektromagnetik Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto dibedakan atas: 1. citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan inframerah termal. Jendela atmosfer yang digunakan ialah saluran dengan panjang gelombang (3,5-5,5)µm, (8-14) µm dan sekitar 18 µm. Pengindraan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya. 2. citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. Citra radar dibedakan lebih jauh atas dasar saluran yang digunakan, yaitu seperti yang disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. jenis citra radar berdasarkan salurannnya Jenis citra radar Panjang gelombang yang digunakan (µm) Saluran Ka 7,5-11 Saluran K 11-16,7 Saluran Ku 16,7-24 Saluran X 37,5-75 Saluran S 75-150 Saluran L 150-300 Saluran p 300-1000

Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum tampak. Citranya tidak disebut citra tampak. Ia lebih sering disebut berdasarkan sensornya atau wahananya. Seperti misalnya citra RBV, citra MSS, dan citra lainnya. 2. Sensor (Lensa) Berdasarkan sensor atau lensa yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas: 1. citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal. 2. citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar. Citra multispektral pada umumnya dibuat dengan saluran sempit. Citra multispektral pada landsat sering dibedakan atas: a. Citra Return Beam Vidicion' atau citra RBV, yaitu citra yang dibuat dengan kamera Return Beam Vidicion' pada landsat -1 dan landsat-2. meskipun berupa kamera, hasilnya bukan berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan elektronik. Ia beroperasi dengan spektrum tampak. Citra RBV pada landsat-3 bukan lagi berupa citra multi spektral, melainkan citra ganda. b. Citra multispektral scanner' atau citra MSS, yaitu citra yang dibuat dengan MSS sebagai sensornya. Ia dapat beroperasi dengan spektrum tampak dan spektrum lainnya, misalnya spektrum inframerah termal. Disamping citra MSS landsat juga ada citra MSS yang dibuat dari pesawat udara. 3. Wahana (Jenis data) Berdasarkan wahananya atau jenis datanya. Citra nonofoto dibedakan atas: 1. citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi diudara atau dirgantara. Sebagai contoh misalnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara jarang sekali digunakan. 2. citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau luar angkasa. Citra satelitdibedakan lebih jauh atas penggunaan utamanya, yaitu: a. citra satelit untuk penginderaan planit, misalnya citra satelit Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia), dan citra satelit Venera (Rusia). b. Citra satelit untuk pengidraan cuaca, misalnya citra NOAA (AS), dan citra Meteor (Rusia). c. Citra satelit untuk penginderaan sumberdaya bumi, misalnya citra landsat (AS), citra Soyus (Rusia). Dan citra SPOT yang diorbitkan oleh Perancis pada tahun 1986. d. Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra Seasat (AS) dan citra MOS (Jepang) yang diorbitkan pada tahun 1986.

Berikut beberapa perbedaan diantara citra foto dan citra non foto : No. Faktor Pembeda Peta Citra 1. Waktu pembuatan Lama, karena merupakan hasil penggambaran yang berulangulang dengan teknik tertentu. Sebentar, karena merupakan hasil dari pemotretan langsung terhadap permukaan bumi. 2. Bentuk Merupakan gambar dua dimensi Merupakan gambar tiga dimensi (jika dilihat secara stereoscopic) 3. Objek/gambar Berupa lambang atau symbol yang dapat mewakili objek di permukaan bumi. Merupakan gambar objek yang sebenarnya. 4. Komponen penjelas Terdapat komponen-komponen tertentu yang dapat menjelaskan isi peta. Tidak ada komponenkomponen. Oleh karena itu perlu interpretasi citra untuk mengetahui/mengenali objek. 5. Hasil Dapat dibaca tanpa alat Bantu bahkan oleh setiap orang. Tidak dapat dibaca oleh sembarang orang, karena memerlukan alat Bantu dan keahlian tertentu untuk menafsirkan

20 JENIS SATELIT 1. Quick Bird Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 di California, U.S.A. Dan mulai memproduksi data pada bulan Mei 2002. Quickbird diluncurkan dengan 98º orbit sun-synchronous dan misi pertama kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk kebutuhan komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam. (sumber: https://geomusa.com/2015/10/quickbird/). Peluncuran Tanggal : 18 Oktober 2001. Range waktu Peluncuran : 1851-1906 GMT (14511506 EDT). Roket Peluncur : Delta II. Lokasi Peluncuran : SLC-2W, Vandenberg Air Force Base, California. a) Contoh Citra Quick Bird b) Bidang Orbit Tinggi: 450 km, 98 derajat, sun-synchronous inclination Putaran ke lokasi yg sama : 2-3 hari tergantung posisi Lintang Periode orbit : 93.4 minutes. 97.2 derajat sinkron matahari c) Resolusi Spektral Pankromatik: 61 centimeter (2 ft) Ground Sample Distance (GSD) pada nadir Black & White: 445 s/d 900 nanometer

Multispektral: 2.4 meter (8 ft) GSD pada nadir Blue: 450 520 nanometer Green: 520 600 nanometer Red: 630 690 nanometer Near-IR: 760 900 nanometer d) Resolusi Temporal 1 3.5 hari tergantung lintang (30º off-nadir) e) Resolusi Spasial Pankromatik : 0.65m GSD pada nadir Multispektral: 2.62m GSD pada nadir f) Aplikasi Citra Quickbird biasanya memiliki format GeoTIFF yang user friendly. Format ini lebih disukai karena integrasinya yang mudah dengan platform GIS seperti ArcGIS dan aplikasi pengolah citra seperti ERDAS Imagine dan ENVI. Citra GeoTIFF sering kali tersedia dengan satu band per filenya. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam menangani, memanipulasi, dan menampilkan citra. Kebanyakan orang-orang menggabungkan semua band citra yang terpisah menjadi satu, file citra multi-band dapat diolah menggunakan aplikasi pengolah citra yang beredar. Ukuran tergantung pada luas scene namun karena data Quickbirdmemiliki resolusi yang halus, ukuran file bisa sangat besar (1 GB atau lebih). BIDANG PERTANIAN DAN PERKEBUNAN a. Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman b. Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air. BIDANG KEHUTANAN a. Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan b. Identifikasi wilayah habitat satwa c. Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging. BIDANG ARSITEK DAN KONSTRUKSI a. Desain dan perencanaan tapak konstruksi b. Desain dan perencanaan lanscape konstruksi BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI a. Inventarisasi potensi pertambangan b. Pemetaan situasi tutupan lahan pertambangan yang akan di buka c. Perencanaan site plan lokasi pertambangan BIDANG ENTERTAINMENT DAN PELATIHAN a. Simulasi Terbang pada pelatihan pilot b. Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game

2. Satelit IKONOS https://geomusa.com/2015/10/ikonos/)

IKONOS adalah sensor multispektral ruang angkasa dengan kemampuan resolusi spasial sangat tinggi. Diluncurkan pada tahun 1999, IKONOS adalah satelit komersial pertama dengan resolusi sub-meter band pankromatik. IKONOS juga memiliki 4 band warna dengan resolusi 4 meter (biru, hijau, merah, inframerah dekat). Sensor memiliki kemampuan untuk memutar dan dapat memperoleh citra hingga 60 derajat off nadir. a) Contoh Citra b) Bidang Orbit IKONOS berada di orbit sun synchronous dengan ketinggian 681 km di atas pemukaan bumi. Dengan kemampuan menempatkan sensor pada sudut off nadir, IKONOS dapat melakukan pencitraan ulang pada setiap tempat di bumi kurang lebih setiap 3 hari. c) Resolusi Temporal Antara 1,5 sampai 3 hari. d) Resolusi Spektral e) Resolusi Spasial Band pankromatik memiliki resolusi spasial 0,82 m pada nadir. 4 band warna memiliki resolusi spasial 4 m pada nadir. Citra yang diperoleh pada sudut off-nadir akan memiliki resolusi spasial lebih baik dari yang disebutkan di atas. Data IKONOS dikumpulkan dengan presisi radiometrik 11-bit (nilai piksel dari 0 sampai 2.047) tapi juga dapat dibuat skala lebih rendah menjadi 8-bit (0-256). 0.82m GSD pada nadir 3.2m GSD pada nadir. f) Aplikasi Untuk mengamati perubahan penggunaan lahan pada suatu wilayah tertentu. Untuk melihat tutupan lahan (land cover) di suatu. Untuk mempertimbangkan perencaan pembangunan.

3. Satelit SPOT (http://pusfatekgan.lapan.go.id/wp-content/uploads/2015/02/informasi-satelitspot-6.pdf) a) Contoh Citra b) Bidang Orbit: Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun syncrhonous dan berfase. Sudut inklinasi dari bidang orbitalnya dikombinasikan dengan rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga satelit SPOT 5 dapat merekam permukaan bumi yang sama dalam 26 hari. Orbit pada SPOT 5 memiliki ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan inklinasi 98,7o. c) Resolusi Temporal: 2-3 hari tergantung posisi lintang d) Resolusi Spektral Pankromatik: 480-710 nm Multispektral: Green 500-590 nm Red 610-680 nm IR dekat 780-890 nm e) Resolusi Spasial Pankromatik: 5m GSD pada nadir Multispektral: 10m GSD pada nadir f) Aplikasi Citra satelit SPOT 5 baik digunakan untuk keperluan pembuatan peta dengan skala sedang (1:25 000 dan 1: 10 000), perencanaan desa dan kota, eksplorasi minyak dan gas, dan manajemen bencana alam. 4. Satelit Aster a) Contoh Citra

b) Bidang Orbit: Mengorbit pada ketinggian 705 km. c) Resolusi Spektral: Band 1 : 0,52-0,6 mikrometer Band 2 : 0,63-0,69 mikrometer Band 3 : 0,76-0,86 mikrometer d) Resolusi Spasial: 15 meter e) Resolusi Temporal: 5 hari f) Aplikasi: ASTER digunakan untuk memonitoring tutupan awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi. 5. Satelit Alos a) Contoh Citra b) Bidang Orbit: mengorbit pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 470 km c) Resolusi Spektral: Band 1 : 0,45-0,52 mikrometer Band 2 : 0,52-0,60 mikrometer Band 3 : 0,62-0,69 mikrometer Band 4 : 0,76-0,90 mikrometer d) Resolusi Spasial: 1-4 meter e) Resolusi Temporal: kurang dari 3 hari f) Aplikasi: Untuk bidang pemetaan, observasi yang presisi terhadap penggunaan lahan, monitoring bencana alam, survey terhadap keadaan sumber daya alam. 6. Satelit OrbView

a) Contoh Citra: b) Bidang Orbit: mengorbit pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 470 km c) Resolusi Spektral: Band 1 : 0,45-0,52 mikrometer Band 2 : 0,52-0,60 mikrometer Band 3 : 0,62-0,69 mikrometer Band 4 : 0,76-0,90 mikrometer d) Resolusi Spasial: 1-4 meter e) Resolusi Temporal: kurang dari 3 hari f) Aplikasi: mampu menghasilkan peta digital dengan ketelitian tinggi dan kenampakan 3 dimensinya. 7. Satelit SRTM SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) merupakan citra yang saat ini banyak digunakan untuk melihat secara cepat bentuk permukaan. SRTM adalah data elevasi resolusi tinggi merepresentasikan topografi bumi dengan cakupan global (80% luasan dunia). Data SRTM adalah data elevasi muka bumi yang dihasilkan dari satelit yang diluncurkan NASA (National Aeronautics and Space Administration). Data ini dapat digunakan untuk melengkapi informasi ketinggian dari produk peta 2D, seperti kontur, profil. Ketelitian bisa mencapai 15 m dan berguna untuk pemetaan skala menengah sampai dengan skala tinggi (Lili Somantri). a) Contoh Citra

b) c) d) e) f) Bidang Orbit: ketinggian 233 km, dan kemiringan 57 derajat. Resolusi Spektral : Resolusi Spasial : 3 detik (setara 90 meter) Resolusi Temporal : selama 11 hari Aplikasi : Global Mapper, HGT, ASCII, atau GEOTIFF, dan Grid ArcView 8. Satelit Landsat Satelit LANDSAT merupakan salah satu satelit yang digunakan untuk mengamati permukaan bumi. Satelit ini dikenal sebagai satelit sumber daya alam karena fungsinya adalah untuk memetakan potensi sumber daya alam dan memantau kondisi lingkungan. a) Contoh Citra b) Bidang Orbit: Sun Syncronous (Polar). Ketinggian orbit 705 Km c) Resolusi Spektral: 0,4 0,52 Biru, 0.52 0,64 hijau, 0,63 0.69 Merah, 1,55 1,75 IM tengah, 10,4 12,5 IM thermal, dan 2,08 2,35 IM jauh. d) Resolusi Spasial: Landsat 1, Landsat 2, Landsat 3, landsat 4, Landsat 5, dan Landsat 7 adalah 30 meter. Berbeda dengan Landsat 6 yang menggunakan inframerah thermal memiliki resolusi spasial 60 meter. e) Resolusi Temporal: 16 hari f) Aplikasi: Data dari Landsat juga bisa membantu proyek kosnervasi di bawah program REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) untuk menghitung berkurangnya emisi karbon, dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada hutan.

9. Satelit Radarsat RADARSAT-2 merupakan generasi satelit komersial SAR terbaru milik Kanada, diluncurkan pada 14 Desember 2007 dengan roket Soyuz di Boikonur, Kazakhstan. Satelit ini dibuat dengan kerjasama antara Pusat Antariksa Kanada (CSA) dengan MacDonald, Dettwiler and Associates Ltd. (MDA). a) Contoh Citra: b) Bidang Orbit: Sun Synchronous Polar Orbit, 98.6º, 798 Km c) Resolusi Spektral: d) Resolusi Spasial: Spotlight: 3m Ultra Fine: 3m Multi-Look Fine: 8m Fine: 8m Standard: 30m Wide: 30m ScanSAR Narrow: 50m

ScanSAR Wide: 100m Extended High Incidence: 18-27m Extended Low Incidence: 30m Fine Quad-Polarisation: 8m Standard Quad-Polarisation:30m e) Resolusi Temporal: 24 hari f) Aplikasi: Perencanaan Penggunaan Lahan Perencanaan Infrastruktur Environmental assessment Mapping /Surveying Utility corridor mapping Pertambangan dan Eksplorasi Minyak bumi dan Gas Alam Pertanian DEM generation (InSAR) Subsidence mapping (DInSAR/PSIsnSAR) Hydrology Geologi 10. Satelit Hyperion a) b) c) d) e) f) Contoh Citra Bidang Orbit Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal Aplikasi 11. Satelit TIROS TIROS, atau Television Infrared Observation Satellite, adalah serangkaian satelit cuaca awal diluncurkan oleh Amerika Serikat, yang diawali dengan TIROS-1 di 1960. TIROS adalah satelit pertama yang mampu penginderaan jauh dari Bumi, memungkinkan para ilmuwan untuk melihat Bumi dari perspektif baru: ruang angkasa. Program, dipromosikan oleh Harry Wexler, membuktikan kegunaan pengamatan satelit cuaca, pada saat satelit pengintai militer diam-diam dalam pengembangan atau penggunaan lahan. a) Contoh Citra:

b) c) d) e) f) Bidang Orbit: Polar Orbit Resolusi Spektral: Resolusi Spasial: 1,1 km Resolusi Temporal: 360 scan/ menit Aplikasi: pengamatan satelit cuaca, pada saat satelit pengintai militer diam-diam dalam pengembangan atau penggunaan lahan 12. Satelit NOAA a) Contoh Citra: b) Bidang Orbit: : mengorbit pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 850 km c) Resolusi Spektral: Band 1 : 0,58-0,68 mikrometer Band 2 : 0,73-1,10 mikrometer Band 3 : 3,55-3,93 mikrometer Band 4 : 10,3-11,3 mikrometer Band 5 : 11,4-12,4 mikrometer d) Resolusi Spasial: 1 km e) Resolusi Temporal: 24 jam f) Aplikasi: Digunakan untuk memprediksi kondisi cuaca harian, monitoring iklim, studi el nino, deteksi arus laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah

13. Satelit Modis a) Contoh Citra: b) Bidang Orbit: Mengorbit pada ketinggian 705 km c) Resolusi Spektral: terdapat 36 band dengan panjang gelombang antara 0,62 sampai 14,385 mikrometer d) Resolusi Spasial: 5 hari e) Resolusi Temporal: 250-1000 meter f) Aplikasi: Untuk pendeteksian kebakaran hutan, perubahan tutupan lahan, pengukuran suhu permukaan bumi. 14. Satelit DMSP Defense Meteorological Satellite Program (DMSP) adalah satelit yang berfungsi untuk memantau meteorologi, oseanografi, dan fisika matahari-terestrial untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Program ini dikelola oleh Air Force Space Command dengan operasi on-orbit disediakan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration. Misi satelit terungkap Maret 1973. Mereka memberikan citra awan dari orbit polar yang matahari-sinkron pada ketinggian nominal 450 mil laut (830 km). a) Contoh Citra: b) Bidang Orbit: Polar Matahari c) Resolusi Spektral d) Resolusi Spasial

e) Resolusi Temporal f) Aplikasi 15. Satelit Envisat a) Contoh Citra: b) c) d) e) f) Bidang Orbit: 790 km (490 mi) (± 10 km (6,2 mil)) Resolusi Spektral: 390-1040 nm Resolusi Spasial: 1040 x 1200 m Resolusi Temporal: 100.6 menit Aplikasi: 10 instrumen onboard, Envisat dirancang untuk mempelajari tanah, laut, atmosfer dan es bumi topi. Data yang dikumpulkan dari berbagai sensor dapat digunakan untuk: studi lingkungan dan iklim perubahan di Bumi pada tingkat lokal, regional dan global berkontribusi pada pengelolaan dan pemantauan semua bahan baku, apakah terbarukan atau tidak terus pengukuran untuk melayani masyarakat meteorologi memperoleh pemahaman yang lebih baik dari struktur dinamis dan kerak dan interior Eearth ini. 16. Satelit Lidar LIDAR (Light Detection and Ranging) adalah sebuah teknologi peraba jarak jauh optik yang mengukur properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan/atau informasi lain dari target yang jauh. Metode untuk menentukan jarak menuju objek atau permukaan adalah dengan menggunakan pulsa laser. Seperti teknologi radar, yang menggunakan gelombang radio daripada cahaya, jarak menuju objek ditentukan dengan mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan. a) Contoh Citra:

b) c) d) e) f) Bidang Orbit Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal: Aplikasi: bidang geodesi, arkeologi, geografi, geologi, geomorfologi, seismologi, peraba jarak jauh dan fisik atmosfer 17. Satelit Himawari Satelit Himawari 8 dan 9 dibuat oleh Mitsubishi Electric Corporation (MELCO) dan memiliki berat 1.300 Kg tiap satelit, dirancang agar dapat dioperasikan di orbit masing-masing hingga 8 tahun serta memiliki ketahanan fungsi Busnya di orbit hingga 15 tahun. Dalam pemantauan bumi, kamera Satelit Himawari 8 dan 9 juga dirancang mampu melakukan peliputan yang cepat baik untuk cakupan global maupun lokal dan pemilihan area srta penjadwalan yang dapat dipogram dengan fleksibel. Pada gambar di bawah ditunjukkan sketsa Satelit Himawari 8 dan 9 yang memiliki kendali tiga axis dan akan membawa unit baru utama yang disebut AHI, juga dilengkapi antena komunikasi, panel surya dan sensor pedung lainnya. a) Contoh Citra: b) c) d) e) Bidang Orbit: Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal

f) Aplikasi 18. ATS-1 a) b) c) d) e) f) Contoh Citra Bidang Orbit Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal Aplikasi 19. Luna a) b) c) d) e) f) Contoh Citra Bidang Orbit Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal Aplikasi 20. Goes a) b) c) d) e) f) Contoh Citra Bidang Orbit Resolusi Spektral Resolusi Spasial Resolusi Temporal Aplikasi