BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa, penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek, penanaman nilai-nilai etika dan estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggung jawab. Materi yang diajarkan kepada peserta didik pada dasarnya merupakan materi yang dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, konsekuensi dari hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik yang tidak mengikuti salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi lagi); metode pembelajaran yang digunakan sekarang masih mengandalkan ceramah yang kadang kala disertai dengan percobaan verifikasi alat peraga yang sudah jadi dan bahkan tidak menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal ini, sebagian guru tidak memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam pembelajaran. Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang apalagi sampai pada tingkat mental dan emosionalnya. Keterkaitan antara konsep dan teori dengan aplikasi pengalaman kehidupan sehari-hari sangat minim. Hal ini menyebabkan cara berpikir peserta didik menjadi rendah daya pemahamannya terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam
proses belajar mengajar di sekolah, saat ini tidak atau belum memberi kesempatan yang maksimal kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. 2 Fasilitas dalam pembelajaran antara lain adalah ruang kelas, bahan-bahan rujukan dan sebagainya. Ruang kelas merupakan elemen penting dalam melancarkan bagi pembelajaran. Kadang-kala mencapai 40 orang murid atau siswa dalam satu kelas sehingga keadaan suasana kelas terlalu sesak, sempit, suasana belajar di kelas menjadi gaduh dan tidak efesien. Keadaan demikian akan membuat para siswa tidak akan nyaman dalam belajar. Selain itu Banyak alat-alat yang tersedia telah rusak dan diantaranya ada sebagian alat-alat yang tidak pernah digunakan dan sekolah tidak berupaya mengadakan alat-alat IPA yang belum tersedia Penerapan pembelajaran dalam menggunakan alat peraga masih kurang. Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan, maka guru sebelumnya harus benar-benar mengerti dan paham tentang model pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keluaran hasil bagi peserta didik. Sering sekali guru kurang aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga mengalami kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dari hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan pada pembelajaran, kualitas hasil belajar kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang masih rendah. Ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
3 Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Harian IPA Semester I Kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru Kec. Tanjung Bintang Tahun 2014/ 2015 No Ulangan Ke- Rata-rata nilai 1 I 35 2 II 47 3 III 68 Jumlah 150 Rata-rata 50 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA dalam tiga kali ulangan harian masih sangat rendah yaitu sebesar 50. Nilai tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 60. Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat materi disampaikan sebagian siswa justru mengobrol dengan teman sebangkunya dan ketika penjelasan materi dilakukan, 13 siswa dari 20 siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang tidak menyimak dan mengikuti pelajaran. Sedangkan pada saat pemberian tugas kelompok, 6 siswa dari 4 kelompok tidak mengerjakan tugas kelompok dengan baik. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak tersebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model pembelajaran belum dikembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi di dalam kelas yang melibatkan hilangnya minat belajar peserta didik ingin mencari suatu jawaban. Guru hanya mengajar dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses pembelajaran dikelas menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa. Kondisi seperti ini tidak akan meningkatkan prestasi yang dimiliki peserta didik dalam me-mahami mata pelajaran IPA. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak akan memuaskan atau jauh dari yang diharapkan.
4 Dari penyebab masalah tersebut, analisis penyebab ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang antara lain dari pihak siswa adalah (1) Kondisi kelas kurang kondusif, (2) Sajian materi tidak menantang (3) Rendahnya minat belajar siswa (4) Tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa. (5) Kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak fokus terhadap mata pelajaran mengakibatkan nilai siswa rendah. (6) Kurangnya memberikan pertanyaan kepada siswa. (7) Tidak memberikan umpan balik penilaian unjuk kerja (tidak mengembalikan hasil). 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Temuan pada waktu observasi di SD ini : 1. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran. 2. Dalam penyampaian materi alat peraga belum efektif digunakan oleh guru 3. Perserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang. 4. Aplikasi pengalaman hidup sehari-hari sangat minim. 5. Rendahnya kemampuan guru menggunakan alat peraga 6. Banyak Alat peraga yang tersedia rusak 7. Jumlah siswa banyak hingga keadaan ruang kelas sedikit sesak dan sempit. 8. Kurangnya penerapan pemakaian alat peraga dalam pembelajaran 9. Hasil Belajar siswa rendah.
5 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA dan Metode Eksperimen pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA dan Metode Eksperimen pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah : - Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penggunaan KIT IPA dan Metode Eksperimen. - Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan KIT IPA dan Metode Eksperimen. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu :
6 a. Bagi Siswa : Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. b. Bagi Guru : - Memperbaiki pembelajaran yang dikelola. - Membantu guru berkembang secara profesional. - Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif. - Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran di kelas. c. Bagi Sekolah : - Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah. - Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.