BAB I PENDAHULUAN I.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PARIWISATA KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN GAYA DESAIN NEW SIMPLICITY

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

2.8 Analisa SWOT Definisi Segmentation, Targeting, dan Positioning Pasar Perilaku Konsumen Psikologi Orang Dewasa...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kudapan sekali-pun dapat ditemukan hampir di setiap pelosok kota ini. Selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENATAAN SENTRA KERAJINAN UKIR DI DUKUH BUGEL DESA MULYOHARJO KABUPATEN JEPARA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota yang mempunyai peluang dan potensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan potensi ini didasari atas berbagai aspek yang dilihat dapat menghasil keuntungan yang besar. Potensi kota Bandung yang dimaksud sudah terlihat dimulai dari sejarah kota Bandung. Pada awalnya kota Bandung dan sekitarnya merupakan sebuah kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi kawasan pertanian tersebut berubah menjadi kawasan perumahan yang kemudian berkembang lagi menjadi kawasan industri dan bisnis. Hal ini sesuai dengan tranformasi ekonomi kota pada umumnya dan Bandung pun ikut bertransformasi. Dari sisi ekonomi, sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi di kota Bandung disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi (Suseda) 2006, sebanyak 35.92% dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdaganagan, 28.16% pada sektor jasa dan 15.92% pada sektor industri. Sedangkan sebanyak 0.82% pada sektor pertanian dan sisanya pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnya (sumber : website pemerintah provinsi Jawa barat). Pesatnya pertumbuhan ekonomi di kota Bandung membuat semakin terbukanya peluang bisnis yang terus menerus berkembang dan menjanjikan bagi pelaku bisnis. Peluang bisnis yang dapat muncul bisa berasal dari segi sektor manapun, termasuk didalamnya dari sektor pariwisata yang ada di kawasan Bandung. Secara topografis kota Bandung terletak pada ketinggian 768m diatas permukaan laut. Titik tertinggi berada didaerah utara dengan ketinggian 1.050m dan terendah berada di daerah Selatan terletak pada ketinggian 675m diatas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaannya relatif datar, sedangkan di wilayah Kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga membentuk panorama yang indah (sumber : website pemerintah provinsi Jawa barat). Sebagai kota yang dipenuhi dengan berbagai macam bentuk panorama

yang indah maka sangat pantas jika Bandung menjadi kota tujuan wisata para wisatawan lokal, domestik dan mancanegara selain sebagai kota tujuan bisnis. Selain keindahan panorama alam yang dapat disuguhi oleh Kota Bandung, ornament-ornamen penyusun kotapun tidak kalah indah dan bernilai seni tinggi untuk dapat dinikmati oleh para wisatawan. Ornamen-ornamen penyusun Kota Bandung yang sangat iconic menjadi kebanggaan warga Bandung karena dianggap dapat mewakili Bandung dan budayanya secara iconic. Banyaknya ikon-ikon yang dimiliki oleh Bandung menjadikan Bandung sangat kaya dengan artefak bersejarah yang mempunyai nilai dan seni yang tinggi Salah satu ikon yang dimiliki Bandung adalah Gedung Merdeka tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika pada tahun 1955, Gedung Sate yang sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah Provinsi Jawa Barat, Stasiun Hall yang sekarang digunakan sebagai Stasiun Bandung, Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung dan lain sebagainya. Dalam beberapa hal ikon ikon yang dimiliki Bandung mempunyai peluang bisnis yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan sebagai objek bisnis yang dapat dikembangkan dan menghasilkan keuntungan. Pemanfaatan sebagai objek bisnis pada ikon ikon Bandung dapat dilakukan dengan penggabungan dan kolaborasi berbagai macam sektor yang akan saling menguntungkan dan mempuyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan dan masuk ke dalam ranah pasar industri di Kota Bandung. Peluang bisnis yang semakin terbuka lebar memberikan kesempatan bagi semua sektor untuk berkembang, seperti sektor pariwisata, fashion, tekstil, kuliner merchandise dan berbagai sektor lainnya. Perkembangan bisnis pada semua sektor ini disertai oleh perkembangan budaya dan pola hidup masyarakat Bandung. Sektor besar yang berkembang sangat pesat di Bandung adalah sektor industri fashion dan tekstil yang kian menjamur di masyarakat. Pergantian mode terjadi silih berganti seiring dengan cepatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berbagai macam mode dan trend yang muncul diringi dengan trend yang sedang terjadi dimasyrakat. Banyak macam mode yang dilandasi dengan

pola gaya hidup situasi masyarakat Bandung serta nilai-nilai yang terkandung dalam hidup dan kehidupannya. Namun sangat sedikit macam mode yang mampu mempertahankan dan menggunakan budaya ataupun peninggalan sejarah sebagai mode yang trend dan dianggap modern dan bisa dijadikan identitas budaya tersebut dimasa kini. Untuk itu diperlukan sebuah trend yang mampu membuat sebuah budaya ataupun peninggalan sejarah bisa terus dilestarikan dan dapat menjadi identitas dari kota Bandung dengan sesuatu yang berkesan modern dan bersahaja sesuai dengan cerminan masyarakat Bandung saat ini. Tren fashion yang terus berkembang di kota Bandung kini mulai merambah ke industri merchandise dan oleh-oleh. Banyaknya wisatawan yang terus datang berkunjung ke kota Bandung juga mempengaruhi ramainya indutri penjualan oleh-oleh dan merchandise yang berbau Bandung. Melihat fenomena tersebut diperlukan sebuah brand oleh-oleh dan merchendise yang dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen serta dapat mengangkat nilai-nilai budaya dari ikon- ikon yang ada di kota Bandung sebagai sebuah identitas dari kota Bandung itu sendiri. Salah satu unit bisnis yang bergerak dibidang penjualan produk oleh-oleh dan merchandise khas Bandung adalah Nggaya. Produk-produk yang dijual oleh Nggaya meliputi produk dan merchandise yang mengangkat tema Bandung, seperti pada ilustrasi yang di angkat pada desain kaos yang menggambarkan Bandung secara futuristic. Selain itu terlihat juga pada produk lainnya seperti gantungan kunci dan lain-lain yang juga mengangkat tema Bandung secara iconic. Produk Maka dari itu penulis mencoba mengangkat tema ini sebagai tugas akhir dengan judul : Pemanfataan Ikon-Ikon Khas Bandung Pada Perancangan Produk Oleh-Oleh dan Marchandise I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka terdapat beberapa masalah yang muncul, berupa: 1. Besarnya peluang bisnis dalam industri fashion dan merchandise di kota Bandung yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

2. Ikon-ikon kota Bandung kurang terlirik sebagai sebuah warisan budaya yang bernilai jual tinggi. 3. Adanya pergeseran nilai dari ikon-ikon kota Bandung karena gaya hidup masyarakat Bandung yang terus berkembang. 4. Kota Bandung masih belum banyak memiliki produk oleh-oleh dan merchandise yang khas. 5. Beberapa produk dan merchandise khas kota Bandung masih belum terpromosikan dengan baik. 6. Banyaknya produsen marchandise oleh-oleh Bandung yang memiliki keterbatasan dalam pengembangan produknya. 7. Beberapa produsen kekurangan ragam dan variasi marhandise yang dijual. 8. Desain ilustrasi pada merchandise beberpa produsen memerlukan positioning yang tepat dan sesuai dengan target konsumennya. 9. Desain ilustrasi pada merchandise yang dikembangkan oleh beberapa produsen masih kurang variatif. 10. Packaging yang ada pada beberapa produsen penjual produk oleh-oleh dan merchandise masih terbatas dalam ragam maupun fungsinya. 11. Masih banyak objek ikon kota Bandung yang belum digarap atau dikembangkan menjadi tema merchandise. I.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah: 1. Bagaimana membuat perancangan produk oleh-oleh dan merchandise yang sesuai dengan selera dan target konsumen? 2. Bagaimana mengangkat kekhasan kota Bandung pada media packaging dan marchandise produk oleh-oleh? I.4 Ruang Lingkup Dalam penelitian ini ruang lingkup pengerjaan dibatasi dalam bidang desain komunikasi visual (DKV). Sehingga perancangan hanya berkisar pada hal hal yang bisa ditangani, diolah dan dikerjakan dengan menggunakan pendekatan DKV. Perancangan ini ditujukan untuk target konsumen agar dapat mengetahui

ikon-ikon khas Bandung dan berpotensi untuk menjadi konsumen produk tersebut. Penelitian dilakukan di kawasan Kota Bandung dan dilakukan selama 2 bulan dimulai dari bulan Maret hingga bulan April tahun 2014. Batasan yang akan dilakukan selama pengerjaan perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan desain ilustrasi disesuaikan dengan target konsumen produk oleh-oleh dan merchandise. Untuk kedepannya akan dibuat konsep perancangan marchandise yang mengangkat kekhasan kota Bandung yang sesuai dengan target konsumen. 2. Perancangan media penerapan desain ilustrasi pada beberapa marchandise yang meliputi: a. Penerapan desain ilustrasi pada produk seperti t-shirt, hand bag, postcard dan display penjualan produk marchandise. b. Penerapan desain ilustrasi pada packaging produk marchandise 3. Perancangan ini ditujukan untuk target konsumen yang berasal dari berbagai daerah sebagai wisatawan baik lokal, domestik maupun internasional yang berada pada cakupan usia 15-50 tahun dan berasal dari masyarakat kelas menengah hingga atas yang mengkonsumsi marchandise. I.5 Tujuan Perancangan Berdasarkan permasalahan yang diangkat maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat perancangan produk oleh-oleh dan merchandise yang sesuai dengan target konsumen. 2. Membuat media packaging dan produk oleh-oleh serta merchandise yang dapat mengangkat kekhasan ikon kota Bandung. I.6 Metode Penelitian 1. Cara Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan menggunakan:

a. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1998:111) Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai nilainilai bentuk dari ikon-ikon yang ada di kota Bandung. Studi ini dilakukan dengan membaca dan mencari referensi untuk tambahan mengetahuan dan dijadikan panduan dalam perancangan desain nantinya. b. Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu,seseorang, suatu lingkungan, atau suatu situasi secara tajam terperinci (Rohidi, 2011:182) Teknik observasi digunakan untuk mengamati ikon-ikon kota Bandung sebagai objek pengamatan dalam perancangan desain nantinya. Selain itu observasi digunakan untuk mengamati produk dan merchandise yang sudah ada sebelumnya. c. Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi dimasa lampau ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir ditempat kejadian (Rohidi,2011 :208) Wawancara dilakukan kepada pemilik perusahaan Nggaya sebagai perusahaan pemberi proyek, ahli sejarah dan pariwisata serta kepada narasumber yang mengerti dan paham mengenai seluk beluk kota Bandung. 2. Analisis dan Penyajian Data a. Analisis STP Segmentasi pasar membagi sebuah pasar dalam kelompok-kelompok yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah (Kotler, 2006:281)

Pada perancangan ini, analisis digunakan untuk mengelola data dan menyajikannya secara urut mulai dari segmenting, targetting dan positioning produk oleh-oleh serta merchandise khas Bandung nantinya, sehingga rancangan tersebut tepat sasaran. b. Analisis SWOT SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi (Jogiyanto, 2005:46) Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui informasi mengenai permasalahan internal dan eksternal dari produk oleh-oleh dan merchandise khas Bandung. Sehingga nantinya dapat menghasilkan rancangan desain yang dapat memiliki keunggulan sesuai selera dan permintaan konsumen. c. Analisis Matriks Matriks merupakan alat yang rapih baik bagi pengelolaan informasi maupun bagi analisis. Sebuah matriks memuat kolom dan baris, yang memunculkan dua dimensi yang berbeda, konsep atau seperangkat informasi. Matriks juga sangat berguna untuk membuat perbandingan seperangkat data, misalnya, mengidentifikasi perbedaan dan persamaan dalam data penelitian (Rohidi,2011:247) Analisis matriks digunakan untuk mengetahui perbandingan data antara produk oleh-oleh dan merchandise satu produsen dengan produk oleh-oleh dan merchandise perusahaan pesaing yang sejenis yang ada di Bandung. Selain itu digunakan juga untuk mengetahui perbandingan data antara produk oleh-oleh dan merchandise didaerah Bandung dengan daerah lainnya di luar Bandung.

I.7 Kerangka Perancangan Latar Belakang Bandung merupakan kota wisata yang memiliki banyak ikon dan menjadi ciri khas dari kota Bandung serta mempunyai peluang besar dalam industri bisnis produk oleh-oleh dan merchandise khas kota Bandung Identifikasi Masalah 1. Bagaimana membuat perancangan produk oleh-oleh dan merchandise yang sesuai dengan selera dan target konsumen? 2. Bagaimana mengangkat kekhasan kota Bandung pada media packaging dan marchandise produk oleh-oleh? Tujuan 1. Membuat perancangan produk oleh-oleh dan merchandise yang sesuai dengan target konsumen. 2. Membuat media packaging dan produk oleh-oleh serta merchandise yang dapat mengangkat kekhasan ikon kota Bandung. Pengumpulan Data Terkait Objek Ikon-ikon khas kota Bandung Terkait Tema Nilai budaya, sejarah dan pariwisata Terkait Kajian DKV Primer Observasi dan Wawancara kepada Nggaya, pakar pariwisata serta BCCF Sekunder Studi pustaka Analisis Perancangan SWOT, Matrix dan STP Produk Oleh-oleh dan Merchandise Konsep desain, konsep produk, konsep perancangan Gambar 1.1 Skema Penelitian

I.8 Pembabakan Penyusunan laporan penelitian diurutkan berdasakan ketentuan penulisan yang telah ditetapkan didalam buku panduan laporan tugas akhir dimulai dari judul tugas akhir, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. BAB I Pendahuluan Menjelaskan mengenai pengantar tugas akhir, yang didalamnya menceritakan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, cara pengumpulan data, kerangka penelitian serta sistematika penulisan laporan tugas akhir. BAB II Dasar Pemikiran Menjelaskan mengenai dasar-dasar pemikiran yang melandasi proses dan perancangan hasil penelitian. Dasar-dasar pemikiran berupa teori-teori yang berkaitan dengan topik dan permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Seperti teori produksi, teori perancangan desain dan lain-lain. Teori-teori tersebut digunakan sebagai pijakan untuk menganalisis dan menguraikan permasalahan yang diteliti. BAB III Data dan Analisis Masalah Menjelaskan mengenai uraian data hasil survey dan analisis. Survey dilakukan melalui observasi secara langsung ke tempat tujuan penelitian dan kepada target khalayak. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner dan wawancara kepada narasumber. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang nantinya akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan berupa konsep perancangan. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan Berisi mengenai perancangan bisnis dan perancangan karya desain sebagai hasil dari penelitian ini. Perancangan bisnis didasari pada hasil analisis dan

pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Hasil rancangan merupakan output dari penelitian yang kemudian dijadikan rekomendasi kepada pihak terkait. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban dari hasil penelitian yang ada pada bab I. pada saran berisikan ide dan solusi terhadap permasalahan yang terkait dalam penelitian.