BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SEGI EMPAT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. oleh pembelajaran yang berlangsung. Peranan guru dalam bidang pendidikan. mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat yang sangat strategis dalam pembangunan di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Menurut UU SISDIKNAS NO.20 tahun 2003 sebagaimana yang dikutip oleh Sri Hartini bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat bangsa dan megara. 1 Dalam al-qur an menjelaskan dalam surah azzumar ayat 13 Artiya: Katakanlah! "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az-Zumar: 13) Makna ayat ini adalah membandingkan antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, tidaklah semua manusia (peserta didik) yang mampu menerima pelajaran khususnya pada saat guru memberi pelajaran, hanyalah siswa yang belajar sungguh-sungguh yang dapat menerima pelajaran. Maka dari itu tidaklah heran jika ada siswa yang memiliki pengetahuan tinggi dengan siswa yang berpengetahuan rendah. Pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif yaitu pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk menciptakan suasana tersebut tentunya tidak mudah, banyak faktor yang dapat 1 Sri Hartini, Psikologi Pendidikan (Surakarta: FKIP UMS, 2008), h. 21.

2 menjadi menghambat, faktor tersebut bisa datang dari peserta didik yang cenderung pasif atau bahkan faktor dari guru sendiri yang kurang inovatif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung monoton. Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar. 2 Proses pembelajaran tidak semua peserta didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap peserta didik terhadap materi yang diberikan juga bermacam-macam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu bidang studi yang pada umumnya dirasakan membosankan bagi peserta didik itu sendiri. 3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya secara sistematik, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses pembuktian. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya didalam kehidupan sehari-hari. 4 Berdasarkan hasil observasidi SDN I Talaga Besar yang dilakukan peneliti khususnya pada kelas 5b yang berjumlah 27 siswa, yakni siswa laki-laki 11 orang sedangkan siswa perempuan 16 orang. Bahwa masalah yang sering muncul dalam kegiatan belajar mengajar padasetiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yaitu dapat dilihat dari karakteristik siswa kelas 5b yang dimana karakteristiknya hampir sama siswa pada umumnya seperti yang kita ketahui h.132. 2 Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.35 3 Sudirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa (Jakarta: Rajawali Perss, 2004), 4 Nana Djumanah, Pelajaran IPA Seri (Jakarta: PT.Pustaka Jaya, 2004), h. 8.

3 bersama bahwa siswa kelas 5 merupakan kelas tinggi yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahamannya lebih besar dibandingkan kelas lainnya misalnya gemar bermain bersama teman-teman, suka hal-hal yang baru misalnya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Akan tetapi, untuk tingkat minat serta motivasi siswa kelas 5b di sekolah tersebut masih sangat kurang untuk belajar pada setiap materi IPA yang diajarkan oleh guru ini dapat dilihat dari aktifitas siswa serperti siswa ribut serta bermain dalam kelas, keluar masuk pada saat pembelajaran sehingga siswa yang lain akan ikut-ikutan dalam kegiatan tersebut serta selalu tergesahgesah dalam mengambil keputusan tanpa takut konsekuensi yang akan dihadapinya dalam artian tidak sabaran menunggu misalnya pulang lebih awal jika guru tidak ada tanpa menunggu waktu pulang. Selain itu terkait dengan proses pembelajaran di kelas 5b guru masih menggunakan metode ceramah dalam artian pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar, belum ada variasi kegiatan belajar di dalam pembelajaran dan guru tidak menggunakan media dalam mengajarkan IPA, di sisi lain guru cenderung menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran sehingga siswa pasif dalam proses kegiatan belajar di kelas, selain itu guru hanya menyuruh siswa untuk mencatat saja tanpa ada bimbingan dari guru itu sendiri. Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa kelas 5b pada mata pelajaran IPA yang dianggap gurunya masih kurang memuaskan, dalam artian masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah dibawah nilai KKM Sementara nilai KKM mata pelajaran IPA Di kelas 5b SDN 1 Talaga Besar adalah 70. Sedangkan yang mendapat nilai tinggi hanyalah siswa yang berprestasi.

4 Jadi untuk tingkat keberhasilan siswa pada mata pelajaran IPA masih mencapai 60%.Jika dicermati dari berbagai masalah yang diperoleh dilapangan peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada dua faktor penyebab rendanya hasil belajar IPA yaitu dari aspek siswa maupun dari aspek guru itu sendiri. 5 Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah mengubah paradigma (cara pandang) pendidikandi SD/MI dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) kepembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Paradigma ini menuntut guru agar lebih kreatif dalam mengembangkan dan menerapkan strategi-strategi pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat menjadi lebih aktif dan terlibat langsung pada saat proses pembelajaran dengan melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. 6 Berdasarkan interaksi belajar mengajar, guru benar-benar diharapkan menerapkan aktivitas siswa, yaitu belajar dan mempraktekkannya (learning by doing). Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan interaksi aktif, maka guru menggunakan strategi belajarmengajar aktif agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan optimal. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan strategi belajar-mengajar aktif adalah suatu rencana atau pola umum dari kegiatan belajar mengajar yang ditujukan untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. 7 5 Siani Guru Kelas 5b SDN 1 Talaga Besar (wawancara) bersama Peneliti pada tanggal 29 April 2015. 6 Ahmad Susanto, Teori Belajar Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.7. 7 Sulistiyorini S, Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Pererapannya Dalam KTSP (Yogyakarta: Tiara Wacana 2007), h.14.

5 Berangkat dari permasalahan di atas, maka peneliti mengajukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dilakukan Di kelas 5b SDN 1 Talaga Besar Kecamatan Talaga Raya Kabupaten Buton Tengah dengan judul penelitian yaitu Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5b pada mata pelajaran IPA Di SDN 1 Talaga Besar Kec.Talaga Raya Kab. Buton Tengah Tahun 2015/2016. Alasan peneliti melakukan penelitian Di SDN I Talaga Besar pada kelas 5b antara lain adalah belum pernah dilakukannya penelitian di sekolah tersebut dan rendahnya hasil belajar siswa, kurangnya minat, motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar, motede mengajar masih monoton menggunakan metode konvesional (metode ceramah). Belum ada variasi metode di dalam pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh peneliti di atas sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Index Card Match. Strategi pembelajar Index Card Match (Mencari Pasangan) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpasangan dan memakai kuis kepada kawan sekelas, strategi ini diniai efektif baik untuk mengembangkan kemampuan kognitif yaitu melalui pemberian kuis setelah penyajian materi dan juga dari segi afektif dan spikomotorik. Melalui kegiatan kerja sama yang dibangun didalam pembelajaran sehingga dapat membuat siswa menjadi aktif dan menyenangkan serta memberi

6 semangat dalam berfikir dan belajar. Model ini sangat sederhana dan mudah diterapkan dan mampu membuat siswa lebih aktif belajar. 8 Oleh karena itu, penelitian bermaksud untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPA. Semoga dengan metode ini siswa menjadi aktif, kreatif, dan senang dalam belajar IPA dan mampu meningkatkan hasil belajar IPA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Penggunaan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah tersebut pada kelas 5b masih monoton menggunakan metode ceramah. 2. Rendahnya hasil belajar siswa yang tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Kurangnya kerjasama antar guru dan siswa ataupun siswa dan siswa 4. Kurangnya motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA. 5. Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran IPA 6. Kurang adanya minat siswa untuk mempelajari IPA 7. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa pada saat pembelajaran. 8 H.Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta:Investi Daya, 2012), h. 290.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas 5b pada SDN 1 Talaga Besar pada mata pelajaran IPA? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5b pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana Di SDN 1 Talaga Besar? D. Tujuandan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah a. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas 5b pada SDN I Talaga Besar? b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5b di SDN I Talaga Besar pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan penerapan model pembelajaran Index Card Match. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis yaitu : 1) Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5b pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Talaga Besar dengan penerapan model pembelajaran Index Card Match.

8 2) Sebagai sebuah pijakkan untuk mengembangkan pendekatan kepada siswa dengan penerapan model pembelajaran Index Card Match. b. Manfaat praktis yaitu : 1) Bagi siswa, meningkatkan motivasi, keaktifan dan kerjasama antar siswa kelas 5b pada mata pelajaran IPA dalam membangun rasa percaya diri dan kerjasama sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru yang berperan fasilitator, inovator, motivator, perencanaan, pembelajaran, pengelolah, pembelajaran, dan evaluator. 3) Bagi sekolah, dapat menumbuh kembangkan budaya meneliti di lingkungan sekolah khususnya dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. E. Defenisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) yaitu salah satu model pembelajaran aktif yang menyenangkan dengan menggunakan cara menggunakan kartu atau yang biasa disebut dengan permainan kartu yang dimana masing-masing siswa mencari pasangan atas kartu yang dipegangnya atau yang diperolehnya yang sebagian yang berisi pertanyaan dan sebagiannya lagi berisi jawaban kemudian dipasangkan atau dicocokkan sesuai dengan pertanyaan yang diperoleh dari kertas yang didapat begitupun sebaliknya. 2. Hasil belajar adalah suatu nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran dengan menggunakan tes maupun non tes.

9 3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu alam seperti biologi, fisik, kimia, dalam hal memahami akan lingkungan alam sekitar dan masih banyak disiplin ilmu yang lainnya. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan atau ide yang telah ditemukan sebelumnya. 4. Pesawat sederhana adalah Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana F. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan definisi operasional yang dikemukakan diatas maka penulis menuliskan hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara, adapun hipotesisnya yaitu Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5b SDN 1 Talaga Besar.

10 BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Index Card Match 1. Pengertian Model Pembelajaran Index Card Match Pembelajaran Index Card Match adalah bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah belajar dengan mencocokan atau mencari pasangan kartu yang berisikan pertanyaan dengan jawaban. Menurut Silberman Index Card Match merupakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran sebelumnya atau sesudahnya yang pernah diajarkan yang ditandai dengan cara permainan kartu dengan cara mencari pasangan menggunakan potongan kertas yang berisikan pertanyaan serta jawaban. 1 Kurniawati juga mengatakan bahwa model pembelajaran Index Card Match merupakan strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang pernah diajarkan sebelumnya. 2 Berdasarkan pendapat di atas bahwa model pembelajaran Index Card Match merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk saling berkerjasama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerjasama dan Saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan yang lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat memicu belajar aktif dan 1 Melvin silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung:Nusa Media, 2006), h. 240. 2 Kurniawati Euis, Komparasi Strategi Pembalajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.154.