BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Sementara itu dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa : Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini mencakup tujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas, 2003).Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia seseorang dan seluruh kehidupannya baik dalam kedudukannya pribadi maupun sebagai makhluk sosial dalam masyarakat, bangsa dan bernegara. Menyikapi penjabaran pendidikan diatas, mutu sebuah pendidikan merupakan penentu dari keberhasilan pencapaian tujuan sebuah pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab seorang guru yang melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam menentukan

2 keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan khususnya bagi siswa didik dalam menerima proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 diatas serta menciptakan generasi yang mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman, proses sebuah pendidikan di sekolah haruslah dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Diharapkan seorang guru dapat memilih dan menyesuaikan model pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Yang sering kali menjadi permasalahan dalam sebuah pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang hanya berpusat dari guru saja. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut menjadikan guru lebih berperan aktif sedangkan siswa pasif. Hal tersebut membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak memiliki ruang yang cukup untuk menyalurkan berbagai kreativitas dan kemampuannya dalam menyerap pembelajaran dengan ruang gerak siswa yang semakin terbatas. Siswa hanya terbiasa mendengarkan, mencatat dan menghafal pelajaran yang diterimanya didalam kelas. Hal tersebut membuat siswa semakin jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran yang diterimanya di dalam kelas. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat menyerap pembelajaran yang disampaikan yang ditandai dengan adanya upaya siswa untuk meninggalkan pembelajaran seperti contohnya dengan mencari alasan untuk permisi keluar kelas pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal guru mestinya lebih bersikap kreatif dan inovatif dalam menerapkan variasi atau model, teknik, serta strategi dalam melaksanakan proses pembelajaran agar terwujudnya interaksi edukatif.

3 Pada sisi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi minat, potensi, kecerdasan serta kemampuan yang berbeda dalam menangkap pelajaran yang di terimanya. Dari keberagaman ini, seorang guru hendaknya mampu memberikan perhatian yang sama kepada semua siswanya dan berupaya mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap perencanaan pembelajaran di sekolah dasar dapat tercapai dengan baik. Salah satu pembelajaran yang disampaikan di sekolah dasar adalah Pelajaran IPA. Sama seperti pelajaran lainnya, pelajaran IPA merupakan pelajaran yang membutuhkan ketelitian, kecermatan dan pemahaman yang lebih dalam memahaminya. Hal ini dikarenakan Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak hanya berisi konsep-konsep yang berguna dalam kehidupan tetapi juga bersifat penalaran. Seorang guru di tuntut untuk bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada siswanya agar materi pelajaran IPA dapat mudah dimengerti oleh siswa dengan baik. Berdasarkan hasil Observasi yang dilakukan oleh penulis di SDN 030421 Genting Kec.STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA termasuk tergolong sangat rendah dan belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM yang di tetapkan oleh pihak sekolah untuk pelajaran IPA adalah Nilai 70. Sementara dari hasil Ulangan/ formatif siswa diperoleh hanya 10 dari 26 orang siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal atau sekitar 38,46% yang sudah mencapai KKM. Dapat dikatakan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.

4 Pada Pembelajaran IPA ada berbagai Model atau Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam penerapan model pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA di kelas V SD Negeri No 030421 Genting, diantaranya adalah model pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA merupakan kesempatan bagi guru untuk mengelola pembelajaran di dalam kelas dengan melibatkan seluruh siswa untuk lebih aktif dalam bertanya jawab dalam tugas yang di berikan kepada siswa. Model pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan aktivitas belajar siswa merupakan pembelajaran yang bersifat keaktifan belajar siswa. Berdasarkan masalah tersebut, penulis berupaya melakukan penelitian tindakan kelas untuk dapat mengatasi permasalahan rendahnya aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA tersebut diatas. Berdasarkan pengamatan penulis, penyampaian pembelajaran IPA haruslah disampaikan dengan berbagai model pembelajaran yang lebih aktif, menarik dan tepat agar terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa atau peserta didik terhadap materi pelajaran IPA yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya aktivitas belajar siswa pelajaran IPA pada siswa sekolah dasar negeri no 030421 Genting Kec. STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat. Pada penelitian tersebut penulis berupaya meneliti salah satu model pembelajaran dalam pelajaran IPA yaitu model pembelajaran pemecahan masalah dengan judul : Penerapan Model Pemecahan Masalah Sebagai Uapaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri No 030421 Genting Kec STTU Jehe Kab Pakpak Bharat Tahun Pelajaran 2015/2016.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah : 1. Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri No 030421 Genting Kec. STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat rendah. 2. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran IPA 3. Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan masalah dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa IPA Kelas V SD Negeri 030421Kec.STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat. C. Batasan Masalah Adapun yang menjadi batasan masalah skripsi ini adalah : Penerapan Model Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri No 030421 Genting Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Dengan menerapkan Model Pembelajaran Penerapan Model Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri No 030421 Genting Kec. STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat T.P 2015/2016.

6 E. Pemecahan Masalah Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan salah satu hal yang perlu di perbaiki adalah cara belajar yang salah serta kemampuan guru dalam hal menerapkan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu diperlukan pemilihan model yang tepat pada saat proses belajar mengajar. Atas dasar hal tersebut upaya yang dilakukan dalam hal peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA adalah dengan penerapan Model pembelajaran Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam pelajaran IPA di kelas V SD Negeri No 030421 Genting Tahun Pelajaran 2015/2016. Model pembelajaran ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan dengan rancangan pengajaran, menyampaikan isi materi pelajaran dan memudahkan proses belajar dan mengajar. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar, aktivitas serta rasa kebersamaan. Dalam penerapan model pemecahan masalah guru membentuk beberapa kelompok kecil dalam kelas. Setiap kelompok memiliki anggota berjumlah sekitar 5-6 orang siswa. Setiap kelompok diberi tugas yang berbeda beda sehingga setiap anggota kelompok harus lebih berperan aktif dalam berdiskusi di kelompoknya masing-masing sehingga jika guru memanggil salah satu kelompok untuk melaporkan hasil diskusi mereka di depan kelas, jika kelompok itu tidak bisa menjelaskan hasil diskusi mereka di depan kelas maka sanksinya adalah kelompok itu mendapat nilai yang rendah. Nilai tersebut akan menjadi motivasi bagi kelompok sehingga mereka semakin lebih aktif dalam kelompoknya masing

7 masing dalam memecahkan materi diskusi mereka, setiap anggota kelompok harus memiliki keberanian berbicara di depan kelas mengemukakan hasil diskusi kelompok mereka tentang materi yang di bahas di depan kelas. Berdasarkan uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 30421 Genting Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun Ajaran 2015/2016. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apa penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa dalam belajar IPA kelas V SD Negeri No 030421 Genting Kec.STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat dengan penerapan model pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri No 030421 Genting Kec STTU Jehe Kab Pakpak Bharat Tahun Pelajaran 2015/2016 G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan aktivitas belajar siswa di dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk siswa, yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 2. Untuk guru yaitu menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan dalam menggunakan penerapan model pemecahan masalah sebagai

8 upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri no 030421 Genting Kec. STTU Jehe kab Pakpak Bharat Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA di kelas V SDN No 030421 Genting Kec. STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat. 3. Untuk Kepala Sekolah sebagai bahan masukan di SDN No 030421 Genting Kec STTU Jehe Kab Pakpak Bharat dalam menggunakan Penerapan Model Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pelajaran IPA Di kelas V SD Negeri No 030421 Genting sebagai salah satu cara yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. 4. Untuk siswa, yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA.