BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang perlu diperhatikan agar suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Virus. akan tumbuh menjadi kanker (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Upaya Mencegah Kanker Leher Rahim Melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Inspekulo Visual Asam Asetat (IVA) B. TUJUAN

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

panduan praktis Skrining Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

Kata kunci: Lesi prakanker, IVA Positif, Krioterapi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat maju peradaban dunia. Penelitian-penelitian yang dilakukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Hilda Rahayu Pratiwi / , sedang menjalani

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina). Kanker serviks menempati posisi ketujuh sebagai kanker yang paling banyak terjadi di dunia dan merupakan urutan keempat kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun terdeteksi lebih dari 270.000 wanita meninggal karena kanker serviks. WHO (2007) mengatakan bahwa semua wanita yang pernah berhubungan seksual kemungkinan besar memiliki risiko terkena kanker leher rahim. Wanita yang paling rentan beresiko tinggi terkena kanker serviks adalah wanita usia produktif 30-50 tahun dan pada umumnya usia tersebut rentan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus dan sekitar 8.000 kasus berakhir dengan kematian. (1-5) Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan imunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan menggunakan Asam Asetat). Saat ini cakupan screening deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan screening yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85 %. (3)

Program deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain teknik Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pap net, maupun Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Di negara-negara maju, Pap Smear telah terbukti menurunkan kejadian kanker serviks invasif sebesar 46-76% dan mortalitas kanker serviks sebesar 50-60%. Bahkan di Amerika Serikat Pap Smear telah terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks hingga mencapai 93%. Berbeda dengan di Indonesia, cakupan deteksi dini kanker serviks seperti Pap Smear masih rendah. (1) Rendahnya cakupan metode deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan Pap Smear ini antara lain disebabkan karena luasnya wilayah negara yang terdiri dari beribu pulau dan juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologik anatomik/sitologi dan teknisi sitologi/skriner. Oleh karena itu maka beberapa pakar dan organisasi kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat terobosan inovatif cara mendeteksi dini kanker rahim melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Beberapa Negara maju, metode ini telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlah maupun stadiumnya. Skrining ini relative lebih mudah, cukup akurat, praktis dan cepat karena itu. (1) Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2015 mengeluarkan kebijakan tentang pelayanan yang bersifat preventif melalui deteksi dini dengan pap smear dan IVA. Deteksi dini dengan pap smear yang merupakan suatu prosedur pemeriksaan sederhana melalui pemeriksaan sitopatologi, yang dilakukan dengan tujuan untuk menemukan perubahan morfologis dari sel-sel epitel leher rahim yang ditemukan pada keadaan pra kanker dan kanker. Pada perkembangan kanker serviks, HPV merupakan faktor penting. Penyakit hanya dapat berkembang bila adanya infeksi HPV yang persistent pada epitel cerviks. Setiap lesi

yang abnormal atau displasia dari serviks menjadi potensial maligna dan akan berkembang menjadi kanker serviks. Epitel serviks yang abnormal dapat dideteksi dengan Pap Smear. Pada tempat yang tidak tersedia papsmear bisa dilaksanakan IVA, deteksi dini melalui IVA melakukan pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%) pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetouwhite epitelium. Pemeriksaan IVA ini memberikan harapan besar untuk terlindung dari ganasnya efek kanker leher rahim. (6) Puskesmas mempunyai peran strategis dan keunggulan dalam mendukung terlaksananya JKN dibandingkan dengan praktik dokter, dan klinik swasta serta PPK 1 lainnya. Hal ini disebabkan karena puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Fungsi ini mempunyai makna bahwa puskesmas bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di wilayahnya, tidak hanya menunggu sampai masyarakat menjadi sakit. Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas di era JKN lebih terfokus pada upaya promotif dan preventif sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pelayanan kesehatan promotif pada era JKN dipuskesmas dilakukan dalam bentuk edukasi kesehatan meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan pelayanan preventif meliputi imunisasi dasar, keluarga berencana dan skrining kesehatan. (7) Upaya penanggulangan penyakit kanker serviks telah dilakukan yaitu dengan melakukan program skrining kanker serviks, namun hasil-hasil penelitian di beberapa negara masih menunjukkan kurangnya partisipasi wanita untuk mengikuti

program skrining. Sebagian besar penderita kanker datang sudah dalam stadium lanjut sehingga prosesnya sulit atau tak mungkin lagi disembuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks masih tergolong rendah, sehingga kesadaran masyarakat untuk skrining kanker serviks juga rendah. (8) Selain itu fenomena lain yang terjadi di masyarakat khususnya pada wanita usia subur, adanya rasa malu untuk melakuan pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan oleh kurangnya mendapat informasi pada wanita usia subur mengenai proses pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) yang berakibat pada rendahnya kunjungan klien dalam pemeriksaan IVA. (9) Menurut Anderson ada tiga karakteristik yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu Predisposing, Enabling dan kebutuhan (need). Karakteristik Predisposing dibagi dalam tiga kelompok yaitu demografi, struktur sosial dan kepercayaan kesehatan. Karakteristik Enabling terdiri dari pendapatan, cakupan asuransi kesehatan, jarak fasilitas, biaya pelayanan kesehatan dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Sedangkan karakteristik kebutuhan (need) meliputi kebutuhan yang dirasakan atau keluhan sakit dan evaluasi. (10) Hasil penelitian Susanti, Aris (2011) di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Kecamatan Semarang Timur, pengetahuan pada wanita usia subur memiliki hubungan yang signifikan dengan rendahnya tingkat IVA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmah, Atikah (2016) di Puskesmas Batang Kuis, ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemanfaatan IVA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elisa (2016) di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan, sikap memiliki hubungan yang bermakna dengan deteksi dini kanker leher rahim.

Data Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas Padang Pasir pada tahun 2015 memiliki jumlah kunjungan IVA 366 orang dengan 137 WUS positif IVA sedangkan tahun 2016 kunjungan IVA 333 orang dengan 40 positif IVA. Cakupan deteksi dini kanker serviks pada tahun 2015 sebesar 5,60% sedangkan tahun 2016 sebesar 5,03%. Berdasarkan angka tersebut, cakupan deteksi dini kanker serviks Puskesmas Padang Pasir mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Jumlah ini masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yaitu 20% WUS melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Menurut Kemenkes (2013) Target ini masih jauh dari target yang ditetapkan oleh WHO sebesar 80%. WHO merekomendasikan, bahwa keberhasilan program skrining kanker serviks minimal 80% dari populasi wanita yang beresiko berusia 30-50 tahun. Puskesmas Padang Pasir mempunyai program unggulan yaitu kelas ibu muda. Program ini dibentuk pada tahun 2016 yang mana sasaran khususnya adalah ibu yang berumur dibawah 20 tahun yang sudah berhubungan seksual/menikah. Tujuan dari program ini antara lain untuk merangkul ibu muda yang secara fisik dan mental belum siap menikah, mengatasi permasalahan ibu muda dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan cara merawat anak. Selain itu program ini mempunyai tujuan akhir yaitu untuk menurunkan angka kematian ibu. Kegiatan dalam program kelas ibu muda yaitu edukasi yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun, setiap pertemuan dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter Obgyn dan dokter anak. Survey awal tanggal 19 Februari 2017 dilakukan peneliti pada 10 wanita usia subur dengan rentangan antara umur 30-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Hasil kuesioner didapatkan 1 WUS yang pernah melakukan pemeriksaan IVA dan 9 WUS yang tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan analisis

dari hasil kuesioner, menunjukkan 50% WUS memiliki pengetahuan rendah, 60% WUS menyatakan tidak terpapar informasi, 70% WUS memiliki sikap negatif, 60% WUS memiliki dukungan suami kurang baik serta 50% WUS tidak membutuhkan pelayanan IVA. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang Tahun 2017. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Faktor yang Berhubungan Dengan Partisipasi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Diketahui faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita usia subur melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 2. Tujuan Khusus 1. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang partisipasi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 2. Diketahui distribusi frekuensi sikap tentang partisipasi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017.

3. Diketahui distribusi frekuensi keterpaparan informasi tentang partisipasi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 4. Diketahui distribusi frekuensi dukungan suami tentang partisipasi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 5. Diketahui distribusi frekuensi kebutuhan yang dirasakan tentang partisipasi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 6. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan partisipasi WUS melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 7. Diketahui hubungan sikap dengan partisipasi WUS melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 8. Diketahui hubungan keterpaparan informasi dengan partisipasi WUS melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 9. Diketahui hubungan dukungan suami dengan partisipasi WUS melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 10. Diketahui hubungan kebutuhan yang dirasakan dengan partisipasi WUS melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Memberikan masukan kepada program deteksi dini kanker serviks yang diselenggarakan di fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kanker serviks dengan menggunakan metode IVA. 2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya wanita usia subur tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang Perbedaan Faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita usia subur melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. 4. Bagi Instansi Sebagai bahan tambahan informasi dalam melaksanakan program pencegahan penyakit tidak menular termasuk kanker serviks. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017 untuk melihat faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita usia subur melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2017. Variabel yang diteliti yaitu: Karakteristik Predisposing (pengetahuan dan sikap). Karakteristik Enabling (dukungan suami dan keterpaparan informasi). dan karakteristik need (kebutuhan yang dirasakan).