BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361

STANDAR KOMPETENSI PETUGAS UNIT PENGOBATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

Tin Herniyani, SE, MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. fungsional terdepan sesuai dengan keputusan MENKES No. 128/ MENKES/ SK/ II/ 2004/ tanggal 10 Februari 2004 tentang kebijakan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS DTP LOJI Jalan Raya Loji Karawang- Kecamatan Tegalwaru Karawang 41362

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan. manajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005:192).

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS NGADI Jalan Raya Ngadi No 88 Telp. (0355) MOJO - KEDIRI 64162

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

I. PENDAHULUAN. pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang. masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tujuan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tenaga kerja atau yang melakukan pekerjaan (Sudayat, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

Disampaikan Oleh : BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Jakarta 12 Maret Materi 1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan. yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan kesehatan untuk menunjang Indonesia Sehat 2010 diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Pembangunan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan yang ahli dan terampil sesuai dengan pengembangan ilmu dan teknologi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pendayagunaan tenaga, dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintahan yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan (Depkes, 1999). Pada Visi Indonesia Sehat 2010, tujuan pembangunan kesehatan tersebut mengalami beberapa penambahan seperti meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh wilayah Indonesia. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 dan Visi Indonesia Sehat 2010, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan mantap. Maksudnya adalah perencanaan itu dapat menjawab masalah-masalah kesehatan yang ada, efektif, realistis dan fleksibel terhadap situasi dan kondisi lingkungan. Perencanaan yang matang disemua sektor pembangunan merupakan tahap perencanaan pembangunan kesehatan ini, maka perlu diperhatikan adalah perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, tidak terlepas dari peran dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas (Hani Handoko, 1987). 1

Untuk mendukung pencapaianvisi Indonesia Sehat 2010 tersebut, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang bermutu dan merata. Dalam kaitan ini, kebijakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan yang ditetapkan Menteri Kesehatan nomor 850 tahun 2000 menekankan pentingnya perencanaan sumber daya manusia kesehatan. Demikian pula rencana strategi badan PPSDMK menggaris bawahi peran yang penting dari perencanaan sumber daya manusia kesehatan. Dalam rancangan sistem kesehatan nasional khususnya dalam subsistem sumber daya manusia kesehatan, perencanaan sumber daya manusia kesehatan merupakan salah satu unsur utama dari subsistem tersebut yang menekankan pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI no.004/menkes/sk/i/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan, disebutkan bahwa dalam memantapkan sistem manajemen sumber daya manusia kesehatan perlu dilakukan peningkatan dan pemantapan perencanaan, pengadaan tenaga kesehatan, pendayagunaan dan pemberdayaan profesi kesehatan. Aset yang paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan suatu produk, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Sumber daya manusia inilah yang membuat sumber daya lainnya dapat berjalan. Banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh suatu organisasi, tidak akan dapat menghasilkan suatu produk yang bermutu, jika didalamnya tidak disertai dengan sumber daya manusia yang berkeahlian, berkompeten, dan berdedikasi tinggi terhadap organisasi (Sadili Samsudin, 2006). Eric Zimmerman dalam bukunya, Economic Principles and Problems, menyebutkan bahwa sumber daya berkembang secara dinamis menurut irama kegiatan dan kebutuhan manusia. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Justru sumber daya manusia inilah yang menentukan tujuan organisasi atau perusahaan 2

bisnis dapat tercapai atau tidak. Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia menjadi sangat diperlukan dalam proses modernisasi dan industrialisasi. Sumber daya manusia merupakan komponen yang penting dalam memberikan pelayanan dibidang kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang profesional dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghasilkan produk layanan kesehatan yang bermutu. Pada era otonomi daerah dan desentralisasi, pembangunan kesehatan lebih terarah, karena setiap daerah dapat menyusun perencanaan sumber daya kesehatan dengan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerahnya. Ini juga ditunjang dengan manajemen yang baik, sehingga perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan penting diperhatikan. Perencanaan sumber daya manusia harus berfokus pada cara organisasi bergerak dan kondisi sumber daya manusia yang ada saat ini menuju kondisi sumber daya manusia yang dikehendaki. Perencanaan sumber daya manusia harus mampu menciptakan hubungan antara seluruh strategi organisasi dengan kebijakan sumber daya manusianya. Perencanaan sumber daya manusia yang baik, dapat memastikan aktivitas sumber daya manusia senantiasa konsisten dengan arah strategi dan tujuan organisasi (Sadili Samsudin, 2006). Mengacu kepada penjabaran Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, ditetapkan bahwa kesehatan merupakan bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota. Hal ini perlu dipersiapkan dan secara optimal dilaksanakan agar seluruh potensi dari sektorsektor pembangunan dapat memberi dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan terdepan. Mengingat tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur harus bisa mewujudkannya. Dan untuk melaksanakan itu semua maka program-program pokok puskesmas harus dapat berjalan dengan baik. Dan untuk menjalankan program itu semua dibutuhkan adanya suatu sumber daya yang dapat menggerakkannya. Dalam hal ini komponen sumber daya manusia yang memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kecukupan sumber daya saja tidak 3

menjamin untuk terlaksananya sebuah program dengan baik. Perlu secara tepat untuk menempatkan seseorang untuk mengemban tugas tertentu sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan disini adalah disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya. Berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan tahun 2007, saat ini Puskesmas Kijang memiliki komposisi tenaga sebanyak 83 orang dengan rincian 65 orang Pegawai Negeri Sipil, 14 orang honor sukarela dan 4 PTT Daerah. Dan dengan latar belakang pendidikan dokter umum 7 orang, dokter gigi 2 orang, sarjana kesehatan masyarakat 1 orang, sarjana farmasi 1 orang, asisten apoteker 2 orang, ahli kesehatan lingkungan 1 orang, pembantu penilik hygiene 1 orang, ahli gizi 1 orang, ahli penata rontgen 1 orang, rekam medik 1 orang, analis 2 orang, sarjana keperawatan 1 orang, ahli madya keperawatan 21 orang, DIII bidan 6 orang, DI bidan 13 orang, perawat SPK 10 orang, SLTA 5 orang, SLTP 2 orang, SMEA 1 orang dan SD 4 orang. Bila dilihat dari jumlahnya yang ada di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur, jumlah ini belum memadai, mengingat Puskemas Kijang merupakan puskesmas rawat inap. Disamping kekurangan dari segi jumlah (kuantitas), ternyata dari segi mutu (kualitas) juga kurang, hal ini dapat terlihat dari beberapa jabatan yang dipegang oleh orang yang kurang memenuhi syarat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki. Oleh karena Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan belum memiliki secara rinci dan akurat informasi tentang berapa kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan jumlah dan kualifikasi pendidikan, maka penulis merasa penelitian ini akan memberi masukan dalam perencanaan kebutuhan sumber daya manusia bagi Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. B. Perumusan Masalah Untuk keberhasilan suatu program kesehatan maka penggerak dari suatu program haruslah dijalankan oleh sumber daya yang memiliki kemampuan untuk itu. Begitu juga untuk pelaksanaan program-program pokok puskesmas dibutuhkan sumber daya manusia yang handal, dalam artian memiliki kapabilitas 4

yang tinggi. Terjadinya permasalahan diantaranya penurunan jumlah pasien, dan peningkatan kasus demam berdarah mengindikasikan kurang maksimalnya pemanfaatan sumber daya yang ada. Untuk itu perlu penempatan orang yang benar untuk mengemban tugas tersebut (the right man on the right place). Penempatan sumber daya manusia yang tidak tepat ini tidak terlepas dari buruknya perencanaan yang dilakukan, dimana hanya dilakukan penunjukan saja, tanpa mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya yang ada. Hal ini terjadi karena kurangnya tenaga sumber daya yang memiliki kompetensi untuk mengemban tugas tersebut. Latar belakang pendidikan yang rendah membuat kemampuan untuk menangani suatu permasalahan menjadi rendah. Melihat permasalahan kesehatan yang semakin kompleks, tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas semakin tinggi. Sementara sumber daya yang ada belum memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Dari aspek kuantitas masih dipandang perlu untuk penambahan, mengingat geografis yang sulit dijangkau dan jumlah penduduk yang bertambah. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penenelitian ini adalah Kurangnya sumber daya manusia dari segi jumlah dan kualifikasi pendidikan di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2008. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian agar dapat mengetahui berapa kebutuhan sumber daya manusia, dan kualifikasi pendidikan apa saja yang dibutuhkan di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2009. Dan adapun pertanyaan penelitian yang dibuat adalah, Bagaimana perencanaan kebutuhan sumber daya manusia dari segi jumlah dan kualifikasi pendidikan di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2009? 5

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendapatkan jumlah dan kualifikasi pendidikan sumber daya manusia yang dibutuhkan di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2009. 2. Tujuan Khusus a. Menghitung waktu kerja yang tersedia yang meliputi; hari kerja, cuti tahunan, pendidikan dan latihan, libur nasional, rata-rata ketidakhadiran kerja, dan waktu kerja di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2009. b. Mengetahui kategori sumber daya manusia yang dibutuhkan di unit kerja yang meliputi; poli umum, poli gigi, poli anak, poli usila, KIA, KB dan immunisasi, gizi, apotik, loket, laboratorium, P2M, sanitarian, tata usaha, bendahara, rekam medic, radiologi. c. Menghitung standar beban kerja masing-masing kategori sumber daya manusia, dengan cara membagi waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun dengan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. d. Menghitung standar kelonggaran dengan cara membagi waktu per faktor kelonggaran (kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada pasien; rapat, penyusunan laporan kegiatan) dengan waktu kerja tersedia dalam 1 (satu) tahun. e. Menghitung kebutuhan sumber daya manusia di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan dengan cara membagi kuantitas setiap kegiatan dengan standar beban kerja, kemudian dijumlahkan dengan standar kelonggaran. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Menambah wawasan, pengalaman, dan kemampuan dalam menerapkan / mengaplikasikan teori dari manajemen sumber daya manusia, dalam perhitungan kebutuhan sumber daya manusia. 6

2. Bagi Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan a. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan pengambilan keputusan dibidang perencanaan kebutuhan sumber daya manusia. b. Sebagai sumber informasi yang bermanfaat tentang ketenagaan yang seharusnya ada di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan, dan memudahkan dalam penempatan sumber daya manusia. c. Sebagai dasar untuk melakukan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya yang ada. d. Sebagai contoh dasar untuk dilanjutkan dan dikembangkan dalam perencanaan kebutuhan sumber daya manusia. 3. Bagi Akademik a. Sebagai wacana pemikiran dalam pengembangan dan penerapan Ilmu Kesehatan Masyarakat, dalam manajemen sumber daya manusia. b. Sebagai bahan masukan pada pengkajian dan pengembangan kurikulum terutama peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sumber daya manusia yang ideal baik dari aspek jumlah mapun kualifikasi pendidikan bagi Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Pengambilan data dengan tehnik wawancara mendalam, observasi dan penelusuran dokumen. Dengan menggunakan pendekatan sistem dan dengan metode work load indicator staff need. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah karena belum pernah dilakukan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 November sampai dengan 02 Desember 2008. 7