ANALISIS YURIDIS MEKANISME PELAKSANAAN PRODUK PERBANKAN: E-TOLL CARD BANK MANDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sistem Pembayaran Non Tunai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

BAB I PENDAHULUAN. dan produk yang dibutuhkan. Penggunaan uang secara non tunai mulai meningkat

S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

pelayanan dan jasa yang diberikan oleh perusahaan juga merupakan daya tarik

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

sebagai berikut : Service system Service people Service strategy Sumber : Output SPSS (diolah penulis)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2017 TENTANG TRANSAKSI TOL NONTUNAI DI JALAN TOL

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

BAB I PENDAHULUAN. mengenal e-commerce yang merupakan proses jual beli atau pertukaran produk,

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN Logo PT Bank Mandiri, Tbk Gambar 1.1 adalah logo PT Bank Mandiri, Tbk:

TABUNGAN CITA2KU RINGKASAN INFORMASI PRODUK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran e-toll

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

FREQUENTLY ASK QUESTIONS

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB III TAGIHAN YANG SEBENARNYA. Electronic Bill Presentment And Payment adalah salah satu sarana yang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SYARAT DAN KETENTUAN ESTA KAPITAL FINTEK

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,


BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran merupakan hal penting bagi manusia dalam menunjang

Transkripsi:

ANALISIS YURIDIS MEKANISME PELAKSANAAN PRODUK PERBANKAN: E-TOLL CARD BANK MANDIRI Aprianiza Humaerah - 0906627171 (Fakultas Hukum Universitas Indonesia) ABSTRAK Dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, pelaksanaan produk perbankan yang digunakan sebagai alat transaksi pembayaran dapat dijabarkan dengan jelas. Skripsi ini akan membahas mengenai penerapan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 12/ PBI/ 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) yang digunakan sebagai dasar bagi Bank Mandiri mengeluarkan produk perbankan tersebut, mekanisme pelaksanaan dari e-toll Card dan permasalahan-permasalahan yang difokuskan pada e-toll Card. Penggunaan e-toll Card yang bertujuan memberikan pelayanan jalan tol di Indonesia ke arah yang lebih baik, sistem pengumpulan tol dengan pelayanan yang lebih cepat, tepat, aman, dan nyaman bagi pengguna jalan tol serta transaksi yang dilaksanakan sesuai dengan tarif yang ditentukan. Dibantu dengan pengembangan teknologi yang ada menghasilkan pelayanan transaksi pembayaran yang efisien dan praktis. Kata kunci: Produk dan Jasa Perbankan; Jalan Tol; Sistem Pengumpulan Elektronik; e-toll Card. ABSTRACT By using the juridical-normative research methods, implementation of banking products which are used as a tool of payment transactions can be spelled out clearly. This thesis will discuss the application of Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 on Electronic Money is used as the basis for issuing Bank banking products, the mechanism of the implementation of the product itself and issues that focused on e-toll Card. The use of e-toll Card that aims to provide services of toll roads in Indonesia to a better way, toll collection system with faster service, safe and convenient in the same time for highway users, and transactions implemented in accordance rates in specified. Aided by development of existing technology produce efficient payment transaction services and practical. Key words: Banking Products and Services; Toll Roads; Electronic Collection Systems; e-toll Card.

1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini tidak hanya berdampak pada sektor teknologi saja tapi juga berdampak pada sektor-sektor lain, seperti contohnya yang terjadi pada sektor transportasi. Perkembangan teknologi pada bidang transportasi menimbulkan berbagai kendala yang harus dihadapi dan harus segera dicari penyelesaiannya, salah satunya adalah kemacetan yang terjadi di jalan tol yang seharusnya merupakan jalan bebas hambatan. Jalan tol di Indonesia, khususnya di Jakarta, diharapkan dapat menjadi solusi yang baik karena dapat mengurangi inefisiensi akibat kemacetan pada ruas utama; namun harapan tersebut tidak akan tercapai dengan baik karena kemacetan juga terjadi di jalan tol, fungsi jalan tol sebagai jalan alternatif bagi pengguna kendaraan beroda empat atau lebih untuk mempersingkat waktu tempuh dibandingkan dengan melalui jalan non-tol yang mengalami kepadatan kendaraan yang sangat parah tidak terlaksana. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, mempunyai kewenangan menyelenggarakan dan mengusahaan jalan tol. Penyelenggaraan jalan tol, sebagai salah satu bagian penyelenggaraan prasarana transportasi, melibatkan unsur masyarakat dan pemerintah dalam hal pendanaan. Melalui peran penting dari jalan tol dalam membentuk struktur wilayah, penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan pembangunan di Indonesia. Kemacetan saat ini yang terjadi di jalan tol timbul karena volume kendaraan yang terus meningkat; namun tidak dibarengi dengan pembangunan jalan yang memadai, sehingga menyebabkan ruas jalan non-tol menjadi sangat padat. Hal tersebut berimbas pada penumpukan kendaraan yang ingin menggunakan jalan tol termasuk di gerbang atau pintu tol karena proses pembayaran yang harus dilakukan oleh setiap kendaraan yang ingin memasuki jalan tol. Antrian kendaraan yang terlihat pada setiap gerbang atau pintu tol membuat pemerintah mencari cara bagaimana jalan keluar yang terbaik dan dapat mempermudah proses transaksi pembayaran tol bagi para pengguna jalan tol. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Jasa Marga dengan perusahaan tol lainnya mengadakan tender dan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. (yang selanjutnya akan disebut sebagai Bank Mandiri ) terpilih untuk menjadi mitra dalam meluncurkan layanan transaksi pembayaran jalan tol terbaru dengan menggunakan sistem pembayaran non-tunai untuk digunakan di beberapa ruas jalan tol baik di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) maupun di ruas jalan tol lainnya.

Perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia menuntut bank untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan inovasi terhadap produk-produknya, perkembangan teknologi tersebut dimanfaatkan oleh Bank Mandiri untuk melakukan inovasi pada produk perbankannya. Dilihat dari ilmu manajemen bisnis perbankan, suatu bank diharapkan dapat mensejajarkan dan memadukan kemampuan bank dengan tuntutan dari lingkungan agar dapat memberikan produk-produk perbankan yang bertujuan untuk mempermudah kegiatan transaksi masyarakat. 1 Untuk menghadapi perubahan tersebut, manajemen perbankan tidak hanya melibatkan diri pada pemecahan masalah-masalah rutin yang terprogram, namun juga yang tidak terprogram. Manajemen bisnis perbankan dapat didefinisikan dengan tiga buah kemungkinan: 2 1. Manajemen bisnis perbankan sebagai individu atau kelompok individu yang bertanggung jawab untuk menganalisis, merumuskan keputusan, dan memprakarsai tindakan agar dapat menguntungkan organisasi perbankan; 2. Manajemen bisnis perbankan sebagai proses pengalokasian masukan dengan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi operasi produksi dan pemasaran produk bank yang dibutuhkan para nasabah sehingga tujuan organisasi perbankan itu tercapai; dan 3. Manajemen bisnis perbankan sebagai suatu proses pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah agar dapat memilih alternatif yang paling baik dan diterima dengan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan para nasabah agar tujuannya dapat tercapai. Bank Mandiri melihat bahwa dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat dalam bertransaksi, khususnya dalam transaksi pembayaran di gerbang tol, Bank Mandiri melakukan kerjasama dengan Jasa Marga untuk mengeluarkan produk perbankan berupa kartu pintar (smart card) dengan tujuan utama yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi. Keberadaan e-toll Card bertujuan agar masyarakat menjadi lebih mudah dan praktis dalam melakukan transaksi pembayaran tol. Kepraktisan tersebut adalah masyarakat tidak lagi harus membayar dengan menggunakan uang tunai, menunggu penghitungan uang kembalian serta meniadakan kesalahan penghitungan uang kembalian yang diberikan oleh petugas tol. 1 Komaruddin Sastradipoera, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan: Konsep dan Implementasi untuk Bersaing, cet.1, (Bandung: Penerbit Kappa Sigma, 2004), hlm. 34. 2 Ibid., hlm. 25.

Tidak semua produk dan jasa perbankan diatur dengan ketentuan khusus yang mengatur mengenai hal tersebut. Berkaitan dengan e-toll Card, produk perbankan tersebut tunduk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 12/ PBI/ 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/ 11/ DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Money). Dengan dikeluarkannya produk perbankan e-toll Card ini, pemerintah mengharapkan agar kendala serta permasalahan yang timbul saat melakukan transaksi pembayaran tol dapat terselesaikan dengan baik; Namun, apakah permasalahannya sudah selesai? Saya bisa menjawab bahwa dengan diterbitkannya kartu e-toll Card tersebut memang bisa dijadikan sebagai salah satu solusi yang sangat baik jika masyarakat bisa mengetahui bagaimana cara penggunaan e-toll Card dengan baik dan benar. Permasalahan lainnya adalah bagaimana cara mengisi saldo kartu tersebut? Apakah pengisian saldo hanya bisa dilakukan di Bank Mandiri? Bagaimana jika kartu e-toll Card tersebut hilang? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar kartu e-toll Card Mandiri. 2. Pembahasan Jalan tol sebagai jalan alternatif merupakan jalan yang bebas hambatan baik dari lampu merah, pasar, pejalan kaki, kendaraan roda dua, dan sebagainya. Penambahan volume jumlah kendaraan di kota-kota besar secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan penggunaan jalan tol. Peningkatan pemakaian jalan tol ini seharusnya disertai dengan peningkatan pelayanan kepada pelanggan jalan tol berupa perbaikan pelayanan transaksi di gerbang tol. Jasa Marga bersama dengan perusahaan pengelola jalan tol lainnya yaitu PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk., PT. Marga Mandalasakti, dan PT. Bintaro Serpong Damai melakukan perjanjian kerjasama sebagai suatu konsorsium antara para operator jalan tol dengan melaksanakan tender untuk melakukan Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik (Electronic Payment) menggunakan Teknologi Kartu Nir Sentuh (Contactless Smartcard). Dengan melakukan tender tersebut, Perusahaan konsorsium jalan tol menunjuk Bank Mandiri sebagai mitra dalam melakukan Pengembangan Sistem Pembayaran tersebut dengan jangka waktu kontrak kerjasama adalah selama Sepuluh Tahun sejak penandatanganan kontrak, Bank Mandiri menjadi mitra berdasarkan: 3 3 Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik (Electornic Payment) dengan Teknologi Kartu Nir Sentuh (Contactless Smartcard) Nomor: 68/KONTRAK-DIR/2008, 75/SPJK- HK.04/X/2008, 152/PJ/M-1/X/2008, 006/BSDT-DIR/SKB/X/2008, DIR.PKS/038/2008.

a. Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Mitra Kerjasama Pengembangan Sistem E- Payment dengan Teknologi Contactless Smartcard Nomor: AA.OPO3. 1494, 804/DU-PT.01/X/2008, 331.A/M-I/X/2008, 229/BSDT-DIR/X/2008, tertanggal 16 Oktober 2008; b. Surat Pengumuman Pemenang Pengadaan Mitra Kerjasama Pengembangan Sistem E-Payment dengan Teknologi Contactless Smartcard Nomor: 46/Pan-SKB- EP/X/08, tertanggal 10 Oktober 2008; dan c. Surat Penawaran Akhir Bank Mandiri beserta lampiran-lampirannya Nomor: CBG.ONE/778/2008, tertanggal 11 September 2008. Perjanjian Kerjasama antara Perusahaan Jalan Tol dan Bank Mandiri diatur lebih lanjut pada Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik (Electornic Payment) dengan Teknologi Kartu Nir Sentuh (Contactless Smartcard) Nomor: 68/KONTRAK- DIR/2008, 75/SPJK-HK.04/X/2008, 152/PJ/M-1/X/2008, 006/BSDT-DIR/SKB/X/2008, DIR.PKS/038/2008 yang untuk selanjutnya disebut dengan Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh. PT. Jasa Marga (Persero), Tbk sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan sebagai penyelenggara jalan dan jembatan tol di Indonesia. Pendiriannya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1978 pada tanggal 1 Maret 1978. 4 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980, Jasa Marga merupakan satu-satunya penyelenggara jalan tol bagi pemerintah dan ditugaskan untuk membangun jalan tol dengan tanah yang dibiayai oleh pemerintah. Pada akhir dekade 1980an mulai dibangun jalan tol swasta pertama. Yang dimaksud dengan jalan tol swasta adalah bahwa pihak yang melaksanakan pembangunan bukan Jasa Marga. Jasa Marga sebagai pemegang otoritas tunggal jalan tol harus memberikan kuasa pada perusahaan jalan tol sekaligus sebagai lembaga yang dapat bertindak atas nama pemerintah. Peran yang dimiliki jasa marga tersebut menimbulkan conflict of interest. Pemerintah melihat kondisi tersebut sehingga mencoba untuk mengubah struktur investasi jalan tol, dimana sebelumnya Jasa Marga menjadi penguasa utama pembangunan jalan tol kini Pemerintah juga membuka peluang yang seluas-luasnya untuk pihak swasta untuk turut serta dalam pembangunan jalan tol. 5 4 Profil Perusahaan : Sekilas Jasa Marga http://www.jasamarga.com/id_/profil-perusahaan/sekilasjasa-marga.html diunduh pada hari Selasa, 18 September 2012 pada pukul 14.37 WIB. 5 Putri Puspita Agustini, Perlindungan dan Hukum Konsumen Pengguna Jalan Tol dalam Menghadapi Kebijakan Penyesuaian Tarif Tol, (Tesis Universitas Indonesia, Jakarta, 2011), hlm. 36.

Upaya restrukturisasi yang dilakukan oleh Pemerintah salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan dan perombakan pada sisi regulasi, yaitu dengan ditetapkannya Undang-Undang tentang Jalan yang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang mulai diberlakukan sejak bulan Oktober 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol juga dibuat sebagai peraturan turunan dari UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Dengan berlakunya kedua peraturan mengenai jalan tol tersebut dan dijadikan sebagai landasan yuridis dalam pengoperasian jalan tol maka dengan demikian Jasa Marga tidak lagi memiliki peran sebagai Lembaga Otorisasi bagi investor jalan tol swasta dan dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang bertanggung jawab kepada Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). BPJT berwenang untuk mengeluarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bagi pengusaha jalan tol swasta dan BUMN. 6 Pada sisi lain, PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk., merupakan suatu bank milik Pemerintah yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan Terbatas Nomor 10 yang dibuat di hadapan notaris Sutjipto,S.H., dengan modal dasar sebesar Rp16.000.000.000.000,00 (Enam Belas Triliun Rupiah) dan mulai dicatatkan pada Bursa Saham Jakarta dan Bursa Saham Surabaya (sekarang sudah menjadi Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 13 Juli 2003. 7 Bank Mandiri merupakan hasil dari penggabungan atau merger dari lima bank pemerintah, yaitu Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Mandiri. Salah satu visi dari Bank Mandiri adalah memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi perbankan yang komprehensif. Bank Mandiri memfokuskan diri pada segmen korporasi, komersial, mikro & ritel serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. 8 Sebagai salah satu upaya Bank Mandiri untuk merangkul seluruh segmen pasar, maka dikembangkanlah suatu sistem pembayaran elektronik dengan teknologi kartu nir sentuh yang dilakukan antara PT. Jasa Marga dan Bank Mandiri, kerjasama tersebut menghasilkan suatu produk perbankan yaitu e-toll Card Bank Mandiri. Pengertian dari e-toll Card adalah kartu prabayar contactless smart card yang diterbitkan oleh Bank Mandiri bekerja sama dengan 6 Frans Sunito, Percepatan Jalan Tol, Kendala dan Langkah-langkah Perbaikannya, (Jakarta: Economic Review Jurnal, Desember 2005), hlm. 57. 7 Bank Mandiri, Laporan Tahunan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tahun 2010, hlm. 12. 8 Transformasi Bank Mandiri http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp diunduh pada hari Selasa, 18 September 2012 pada pukul 14.44 WIB.

Jasa Marga, PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., PT. Marga Mandalasakti, dan PT. Bintaro Serpong Damai untuk transaksi pembayaran tol. 9 E-Toll Card menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang memungkinkan transaksi dapat dilakukan dari jarak jauh (contactless). RFID merupakan bentuk umum untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. 10 Bank Mandiri memiliki budaya yaitu Trust, Integrity, Professionalism, Customer Focus, Excellence. 11 Pengertian budaya Bank Mandiri yang Excellence adalah mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang baik secara terus-menerus dan disesuaikan dengan tujuan dari manajemen marketing bisnis perbankan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka Bank Mandiri harus melakukan inovasi-inovasi terbaru pada produk perbankannya agar tetap bisa bersaing dengan bank-bank nasional dan internasional yang ada di Indonesia. Melalui e- Toll Card, Bank Mandiri telah memberikan suatu terobosan baru dalam memberikan layanan produk dan jasa perbankan tidak hanya bagi para nasabahnya namun juga bagi pengguna jalan tol. Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh pihak perbankan tidak diatur oleh Bank Indonesia dan diserahkan pada bank masing-masing, namun untuk sistem pembayaran, diperlukan izin dari Bank Indonesia jika ingin mengeluarkan suatu instrumen pembayaran yang baru, sehingga Bank Indonesia akan mengatur mengenai perizinan apa saja yang diperlukan bagi bank atau lembaga bukan bank untuk mendapatkan izin tersebut. Selaku otoritas yang berwenang, Bank Indonesia memasukkan e-toll Card sebagai uang elektronik. Dalam mengeluarkan e-toll Card ini, Bank Mandiri mengacu pada Peraturan Bank Indonesia ( PBI ) Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dan Surat Edaran Bank Indonesia ( SEBI ) No. 11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Eectronic Money). Bank Mandiri menggunakan PBI dan SEBI tersebut sebagai landasan hukum dalam mengeluarkan produk perbankan e-toll karena pengaturan mengenai Uang Elektronik telah terpisah dari PBI Nomor 14/2/ PBI/ 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/ PBI/ 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu ( APMK ). Alasan dari uang elektronik diatur terpisah dari PBI APMK 9 Petunjuk Singkat Penggunaan e-toll Card http://www.bankmandiri.co.id/article/mandiri-etollcard4.asp diunduh pada hari Selasa, 11 Desember 2012 pada pukul 13.20 WIB. 10 Yudistira Eka Putra, Analisis Performasi Jaringan Pada Sistem Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) (Proceeding Seminar Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya) 2010, hlm.1. 11 Laporan Tahunan, op. Cit., hlm. 13.

adalah karena salah satu ciri dari uang elektronik sebagai alat pembayaran adalah adanya kegiatan prabayar dari Pemegang kepada Penerbit Uang Elektronik, sebelum Pemegang menggunakannya untuk kepentingan transaksi pembayaran. Uang dari Pemegang disimpan secara elektronik dalam bentuk suatu chip atau dalam suatu media server yang dikelola oleh Penerbit. Dengan media penyimpan chip maka bentuk uang elektronik tidak selalu berupa kartu, sehingga kurang tepat jika uang elektronik dimasukkan sebagai APMK. 12 Instrumen pembayaran elektronis baru digunakan Bank Mandiri sebagai instrumen dalam melakukan pembayaran tol yang cepat dan praktis. Karakteristik yang dimiliki oleh e- Toll Card berbeda dengan pembayaran elektronis yang ada pada Kartu Kredit atau Kartu Debit karena pembayaran dengan menggunakan uang elektronik ini tidak selalu memerlukan proses otorisasi untuk pembebanan ke rekening nasabah yang menggunakannya. Karakteristik yang dimiliki oleh uang elektronik berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (E;ectronic Money) yaitu: 13 Uang elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsurunsur sebagai berikut : a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit; b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip; c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut; dan d. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan. Pemahaman mengenai uang elektronik dari Pasal 1 angka 3 PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) adalah uang elektronik merupakan alat pembayaran yang mengharuskan pemegang kartu, digunakan dengan cara melakukan penyetoran atas sejumlah nilai uang yang nantinya uang yang disetorkan tersebut akan tersimpan secara elektronik ke 12 Frequently Asked Questions PBI No.11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money), hlm. 1. 13 Bank Indonesia(a), Peraturan Bank Indonesia tentang Uang Elektronik, PBI No. 11/12/PBI/2009, LN No. 65 Tahun 2009, TLN No. 5001, ps. 1 angka 3.

dalam kartu. Uang elektronik termasuk ke dalam transaksi pembayaran dengan sistem prabayar karena mengharuskan adanya penyetoran sejumlah nilai uang terlebih dahulu. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran tunai dimana nilai nominal tersimpan dalam sebuah chip (biasanya chip tersimpan dalam sebuah kartu prabayar) dan transaksinya bersifat off-line yaitu tidak memerlukan hubungan langsung dengan bank karena dana dalam uang elektronik tersebut bukan merupakan simpanan dari pengguna kartu. 14 Pada Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money), dinyatakan bahwa: 15 (1) Kegiatan sebagai Penerbit dapat dilakukan oleh Bank atau Lembaga Selain Bank. (2) Bank yang akan bertindak sebagai Penerbit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperoleh izin sebagai Penerbit dari Bank Indonesia. Penjelasan yang sesuai dengan isi Pasal 5 ayat (1) dan (2) adalah penerbitan dari uang elektronik dapat dilakukan oleh bank atau lembaga selain bank. Dalam hal yang melakukan penerbitan uang elektronik adalah bank, maka bank harus mendapatkan izin penerbitan yang merupakan otoritas dari Bank Indonesia. Merujuk pada Pasal 1 angka 12 pada Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh yang dilakukan antara Jasa Marga dengan Bank Mandiri, mereka menggunakan istilah Kartu Prabayar. Pengertian dari Kartu Prabayar adalah: 16 Kartu Prabayar adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang diperoleh dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada Bank, baik secara langsung maupun melalui agen-agen yang ditunjuk Bank, dan nilai uang tersebut dimasukkan menjadi nilai uang dalam kartu yang dinyatakan dalam rupiah atau dikonversikan dalam satuan lain, yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada kartu tersebut. 14 Rossy Rahayu, Pengaruh Manfaat, Kemudahan Penggunaan dan Niat Menggunakan terhadap Penggunaan Aktual Kartu Flazz BCA (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung) 2012, hlm. 4. 15 Bank Indonesia(a), op. Cit., Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2). 16 Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik, op.cit., ps. 1 angka 12.

Kartu digunakan sebagai media untuk menyimpan chip yang di dalamnya memuat data mengenai sejumlah nilai dana yang disetorkan terlebih dahulu baru setelah melakukan penyetoran, kartu tersebut dapat digunakan. Nilai uang tersebut dinyatakan dalam rupiah. Pada Pasal 1 angka 22 Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh tersebut juga menjelaskan mengenai pengertian dari Pembayaran Elektronik (Electronic Payment) adalah: 17 Pembayaran Elektronik (Electronic Payment) adalah cara pembayaran dengan menggunakan kartu elektronik prabayar yang berisi nilai uang tertentu, dimana setiap pembayaran yang dilakukan akan mengurangi nilai yang tersisa dalam kartu tersebut. Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa e-toll Card masuk ke dalam produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dengan mengacu pada Undang-Undang tentang Perbankan bahwa bank dapat mengeluarkan produk dan jasa perbankan asal tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sudah mendapatkan izin untuk mengeluarkan produk atau jasa perbankan tersebut. e-toll Card digunakan sebagai alat pembayaran tol dengan menggunakan ketentuan yang diatur pada PBI Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dan SEBI No.11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Money). Penggunaan e-toll Card yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri termasuk ke dalam Sistem Transaksi Pembayaran Elektronik. Sistem tersebut merupakan sistem pengolahan transaksi pada gerbang tol yang melakukan proses pembayaran melalui pengurangan nilai uang di kartu dan memindahkannya kepada rekening operator (perusahaan jalan tol). Sistem ini harus dapat membaca format data standar industri perbankan yang diberlakukan oleh Penerbit Kartu Elektronik dan memenuhi persyaratan compliance list dari pihak Penerbit Kartu Elektronik untuk keperluan rekonsiliasi dan settlement serta keamanan transaksi. 18 E-Toll Card sudah mulai diluncurkan pada tanggal 30 Januari 2009 di Plaza Mandiri yang disaksikan oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Bapak Sofyan Djalil, Menteri Pekerjaan Umum Bapak Djoko Kirmanto, Deputi Gubernur Bank Indonesia Bapak 17 Ibid., ps. 1 angka 22. 18 Rudi Hermawan Karsaman, Rencana Penerapan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik (Electronic Toll Collection System) di Indonesia (Bahan Penelitian, Institut Teknik Bandung, Bandung) hlm. 6.

Budi Rochadi, dan Kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Bapak Nurdin Manurung. 19 Jumlah e-toll Card yang beredar serta jumlah transaksi pembayaran tol dengan menggunakan e-toll Card terus meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 20 Bulan Jumlah e-toll Card Jumlah Transaksi Pembayaran yang beredar dengan menggunakan e-toll Card Maret 2011 236.519 unit Rp1.200.000,00/Bulan Maret 2012 693.000 unit Rp4.800.000,00/Bulan Mei 2012 819.000 unit Rp6.500.000,00/Bulan Gambar 1.1 Tabel Jumlah Kartu yang beredar dan Jumlah Transaksi Pembayaran Fitur e-toll Card e-toll Card sebagai alat transaksi pembayaran tol elektronik memiliki fitur yang khusus jika dibandingkan dengan Kartu Langganan Tol yang sebelumnya diterbitkan oleh PT. Jasa Marga. e-toll Card memiliki beberapa fitur, yaitu: 21 a. Saldo tersimpan pada chip kartu sehingga pada saat transaksi tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan. Dengan adanya fitur ini pada e-toll Card maka berdasarkan media penyimpanannya maka jenis Uang Elektronik dari e-toll Card adalah uang elektronik yang nilai uang elektroniknya selain dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit juga dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh pemegang. Media elektronik yang dikelola oleh pemegang dapat berupa chip yang tersimpan pada kartu, stiker atau harddisk yang terdapat pada personal computer milik pemegang. Dengan sistem pencatatan ini, maka transaksi pembayaran dengan menggunakan uang elektronik dapat dilakukan secara off-line dengan mengurangi secara langsung nilai uang elektronik pada media elektronik yang dikelola oleh pemegang. 22 b. Dapat diisi ulang 19 Empat Operator Tol Luncurkan E-Toll Card bersama Bank Mandiri http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-detail.asp?id=jbpm12034226 diunduh pada hari Senin, 14 Januari 2013 pada pukul 19.43 WIB. 20 Penjualan E-Toll Card Mandiri Capai 819.000 Unit http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-detail.asp?id=mglj53079348 diunduh pada hari Senin, 14 Januari 2013 pada pukul 19.48 WIB. 21 Mandiri e-money http://www.bankmandiri.co.id/article/mandiri-prabayar.asp diunduh pada hari Selasa, 11 Desember 2012 pada pukul 13.34 WIB. 22 Bank Indonesia(a), op. Cit., Bagian Umum.

Pengertian dari pengisian ulang diatur pada Pasal 1 angka 10 PBI No.11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) bahwa pengisian ulang adalah penambahan nilai uang elektronik pada uang elektronik. Mengenai bagaimana cara melakukan pengisian ulang serta lokasi-lokasi dari pengisian ulang e-toll Card akan dijelaskan pada bagian cara dan lokasi pengisian ulang (top up). c. Minimum saldo kartu Rp10.000,00 dan maksimal kartu Rp1.000.000,00 PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) pada Pasal 13 menyatakan bahwa Penerbit dilarang untuk menerbitkan uang elektronik dengan nilai uang elektronik yang lebih besar atau lebih kecil daripada nilai uang yang disetorkan oleh Pemegang kepada Penerbit. Pasal 14 juga menjelaskan mengenai batas Nilai Uang Elektronik sebagai berikut: 23 (1) Bank Indonesia menetapkan batas paling banyak Nilai Uang Elektronik yang disimpan pada media elektronik dan batas paling banyak total nilai transaksi Uang Elektronik dalam periode tertentu. (2) Penerbit wajib mematuhi paling banyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batas paling banyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia. Pembatasan nilai uang elektronik yang diatur oleh Bank Indonesia merupakan cara preventif atas diterbitkannya uang elektronik. Pencegahan diperlukan karena uang elektronik memiliki sifat seperti uang tunai, sehingga jika jumlah yang ada pada kartu tidak dibatasi karena uang elektronik termasuk sebagai kegiatan prabayar. d. Saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga Perlu untuk diperhatikan bagi pemegang e-toll Card bahwa nilai uang elektronik yang disetorkan terlebih dahulu oleh pemegang kepada bank bukan merupakan simpanan seperti yang diartikan dalam Undang-Undang tentang Perbankan dan Undang-Undang tentang Perbankan Syariah sehingga tidak akan ada bunga yang diberikan oleh Bank Mandiri kepada pemegang e-toll Card. 1. Syarat dan Ketentuan mengenai Penggunaan e-toll Card Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai syarat dan ketentuan yang diatur oleh Bank Mandiri yang patut untuk diketahui oleh Pemegang e-toll Card. Syarat dan Ketentuan 23 Bank Indonesia(a), op. Cit., ps. 14.

tersebut juga akan dihubungkan dengan landasan hukum yang melatarbelakangi pengaturan Syarat dan Ketentuan tersebut. Syarat dan Ketentuan tersebut adalah: 24 1. Penggunaan e-toll Card a) Bank tidak berkewajiban untuk mengganti kerugian akibat kartu yang rusak karena kelalaian Pemegang Kartu, hilang, dicuri atau digunakan oleh pihak yang tidak berwenang dan Bank tidak akan mengganti e-toll Card yang hilang dengan e-toll Card yang baru. b) Pemegang Kartu berhak menggunakan kartunya untuk bertransaksi di pintu tol sebatas saldo yang tersimpan dalam e-toll Card dan tidak akan menggunakan atau mencoba menggunakan e-toll Card untuk transaksi pintu tol melebihi saldo yang ada dalam e-toll Card. c) Pemegang kartu tidak diperkenankan merusak, memanipulasi, mengcopy, dan/atau mengubah e-toll Card baik fisik maupun isi dan/atau data kartu. d) Dalam hal kehilangan kartu, Bank tidak akan melakukan pemblokiran, tidak mengganti fisik kartu dan Bank tidak mengembalikan saldo. e) Apabila e-toll Card rusak, Bank tidak melakukan pemblokiran, tidak mengganti fisik kartu namun Bank mengembalikan saldo setelah dikurangi biaya administrasi. f) Bank memiliki hak untuk secara sepihak menghentikan atau menangguhkan pelayanan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pemegang Kartu apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: 1) Teknis Penghentian atau penangguhan jika terjadi hal teknis perlu dilakukan, karena dibutuhkan perawatan pada jaringan elektronik yang merupakan hal paling utama pada sistem pembayaran elektronik. Sistem pembayaran elektronik akan terganggu jika tidak dilakukan perawatan yang mengakibatkan mesin pembaca tidak akan dapat bekerja. Hal-hal yang termasuk permasalahan teknis adalah: a. Jika terjadi gangguan teknis pada jaringan (network); dan b. Jaringan (network) sedang dilakukan peningkatan, perubahan dan atau pemeliharaan (being upgraded, modified and/or maintained). 2) Non Teknis 24 Syarat dan Ketentuan Mengenai Penggunaan e-toll Card (dengan perubahan) http://www.bankmandiri.co.id/article/mandiri-etoll-card6.asp diunduh pada hari Selasa, 11 Desember 2012 pada pukul 13.28 WIB.

Penghentian atau penangguhan jika terjadi hal non-teknis akan dilakukan jika terdapat indikasi bahwa adanya laporan atas hal-hal berikut: a. Jaringan (network) dan/atau e-toll Card terindikasi digunakan untuk kejahatan atau kegiatan yang bertujuan melanggar hukum dengan akibat terjadi kerusakan atau gangguan terhadap jaringan (network) dan/atau e-toll Card, yang dilakukan namun tidak terbatas oleh Merchant, Mitra dan/atau Pemegang Kartu. Penghentian atau Penangguhan layanan dilakukan oleh Bank Mandiri dilakukan karena diatur pada SEBI No.11/11/DESP tentang Uang Elektronik (Electronic Money) Bagian VII huruf G bahwa wajib untuk dilakukan peningkatan keamanan teknologi Uang Elektronik untuk mengurangi tingkat kejahatan dan penyalahgunaan Uang Elektronik, serta sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Uang Elektronik sebagai suatu alat pembayaran. Peningkatan tersebut dilakukan terhadap seluruh infrastruktur teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan Uang Elektronik, yang meliputi pengamanan pada media penyimpan Uang Elektronik dan pengamanan pada seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi Uang Elektronik. Diatur juga pada SEBI No.11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Money) pada bagian VII mengenai Penyelenggaraan Uang Elektronik, terdapat dua macam jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data identitas Pemegang Uang Elektronik, Penerbit dapat mengeluarkan jenis Uang Elektronik yang terdaftar dan tercatat data identitas Pemegang (registered) dan jenis yang tidak terdaftar dan tidak tercatat data identitas Pemegang (unregistered). Pencatatan data identitas Pemegang paling kurang memuat nama, alamat, tanggal lahir dan data lainnya sebagaimana yang tercantum pada bukti identitas Pemegang. Perolehan data identitas Pemegang dilakukan oleh Penerbit dengan menyediakan suatu sarana atau formulir aplikasi yang harus diisi oleh calon Pemegang disertai dengan fotokopi bukti identitas calon Pemegang. Keharusan pengisian data identitas Pemegang tersebut diperuntukkan bagi Pemegang yang baru pertama kali mengajukan sebagai Pemegang dan Penerbit sama sekali belum mempunyai data yang lengkap, benar dan akurat tentang identitas Pemegang (Customer Information File). Pengaturan yang ditetapkan oleh Bank Mandiri mengenai kerahasiaan pemegang kartu adalah: 25 25 Bank Indonesia(b), Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Card),, Bagian VII.

a) Keamanan informasi pribadi Pemegang Kartu akan dilindungi oleh Bank dengan cara menjaga keamanan fisik, elektronik dan prosedur sesuai ketentuan hukum yang berlaku Ketika Bank menggunakan jasa perusahaan lain untuk menyediakan layanan dari Bank, Bank mewajibkan mereka untuk melindungi kerahasiaan informasi Pemegang Kartu. Dalam melakukan transaksi pembayaran tol, Pemegang e-toll Card tidak dibebani dengan pembayaran tambahan, di luar biaya tol yang telah ditetapkan pada setiap gerbang tol. Timbul pertanyaan yaitu dari mana pihak Bank Mandiri dan PT. Jasa Marga mendapatkan keuntungan? jawaban dari pertanyaan tersebut diatur pada Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Kartu Nir Sentuh yang dibuat antara Konsorsium Operator Jalan Tol dengan Bank Mandiri sebagai pemenang tender. Pihak Konsorsium dalam hal ini telah mengatur mengenai keuntungan pada Pasal 7 Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak. Pasal 7 ayat 1 Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh mengatur mengenai hak dari Perusahaan Jalan Tol, termasuk hak dari Jasa Marga, yaitu: 26 (1) Hak Perusahaan Jalan Tol adalah sebagai berikut: a. Menerima pendapatan tol yang menjadi hak masing-masing Perusahaan Jalan Tol sesuai dengan Nilai Transaksi Tol melalui transfer dari Bank ke rekening Bank Pengumpulan Tol dari masing-masing Perusahaan Jalan Tol sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat 1 Perjanjian. b. Mendapatkan Nilai Komersial Terbaik bagi Perusahaan Jalan Tol untuk Transaksi Tol dan Transaksi Non Tol (misalnya pembayaran parkir, pembelian BBM) yang dinyatakan dalam presentasi terhadap Nilai Transaksi sesuai dengan Surat Penawaran Akhir yang diajukan oleh Bank. c. Memperoleh bagian keuntungan dari segala perkembangan bisnis yang berkaitan dengan Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol. Para pihak sepakat bahwa akan menggunakan Nilai Komersial Terbaik sebagai tambahan pembayaran yang harus diberikan kepada Jasa Marga selain dari tarif tol yang dibayarkan oleh Pemegang Kartu. Nilai Komersial Terbaik dihitung dari penggunaan e-toll Card untuk transaksi pembayaran selain tol. 26 Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik, op. Cit., ps. 7 ayat (1).

Dari isi ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa Jasa Marga mendapatkan pembayaran sesuai dengan nilai transaksi tol yang akan dibayarkan oleh Bank Mandiri dengan menggunakan sistem transfer ke rekening Bank yang ditunjuk oleh Jasa Marga sebagai Bank Pengumpul Tol. Selain itu, Jasa Marga juga mendapatkan nilai komersial. Nilai Komersial adalah nilai manfaat yang diperoleh Perusahaan Jalan Tol karena penggunaan Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol oleh Pemilik Kartu. 27 Dilihat kembali pada Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh, Presentase Nilai Komersial yang diperjanjikan diatur pada Pasal 8 ayat (2) huruf a Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh yaitu bahwa Perusahaan Jalan Tol juga berhak mendapatkan nilai komersial dari Bank yang dihitung berdasarkan presentase dari total nilai transaksi yang dilakukan yaitu sebesar 0,3% (nol koma tiga perseratus) dari nilai transaksi tol. 28 Sedangkan untuk Bank Mandiri, diatur pula pada Pasal 7 ayat (2) yang mengatur mengenai Hak Bank, yaitu: 29 (2) Hak Bank adalah sebagai berikut : a. Mendapatkan hasil pengelolaan uang yang mengendap. b. Memproduksi dan Menjual Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol. c. Mengembangkan Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol menjadi Multi Purpose dan Multi Merchant dalam tahap selanjutnya. Para pihak juga bersepakat bahwa Bank Mandiri berhak atas dana yang mengendap dari pembelian saldo e-toll Card dan berhak juga untuk menggunakan dana tersebut untuk usaha dan investasi yang dilakukan oleh Bank Mandiri. Dana yang mengendap adalah sejumlah nilai uang yang sudah dibayarkan terlebih dahulu oleh Pemegang Kartu untuk mengisi e-toll Card mereka. Bank Mandiri dalam pasal tersebut memiliki hak untuk mendapatkan hasil pengelolaan uang yang mengendap, maksudnya adalah Bank Mandiri berhak untuk melakukan suatu usaha atas sejumlah uang yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh Pemegang e-toll Card pada saat melakukan Pengisian Ulang yang nantinya keuntungan dari usaha tersebut menjadi milik Bank Mandiri. 27 Ibid., Ps. 1 angka 17. 28 Ibid., Ps. 8 ayat (2) huruf a. 29 Ibid., Ps. 7 ayat (2).

Penggunaan e-toll Card sebagai alat transaksi pembayaran tol secara elektronik tidak selalu berjalan mulus. Pada awal pelaksanaannya, terdapat beberapa masalah dimulai dengan permasalahan yang muncul dari segi teknis dan non-teknis. Pertanggungjawaban dari para pihak juga perlu untuk diketahui oleh pemilik e-toll Card agar jika terjadi suatu masalah dapat dengan segera dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Selain itu, e-toll Card memiliki hambatan yang sampai pada saat ini masih belum ada solusinya. Namun, kelebihan dari e-toll Card patut untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk mulai menggunakan e-toll Card. E-Toll Card menggunakan sistem pembayaran elektronik (electronic toll collection) sebagai cara untuk melakukan transaksi pembayaran tol. Electronic Toll Collection ( ETC ) adalah sistem pembayaran elektronik otomatis yang dapat meningkatkan efisiensi waktu transaksi di pintu tol sehingga mengurangi antrian kendaraan menggunakan teknologi RFID sebagai media akses sehingga tidak perlu lagi pelayanan manual di gerbang tol. Sistem ETC merupakan suatu sistem yang kompleks karena tidak hanya melibatkan penggunaan aplikasiaplikasi perangkat lunak tetapi juga melibatkan penggunaan perangkat keras yang semuanya dikendalikan secara otomatis dengan sebuah perangkat lunak. 30 Permasalahan dalam pembayaran transaksi dapat timbul baik dari faktor teknis maupun faktor non teknis. Pada bagian ketiga ini akan dijelaskan permasalahan yang difokuskan pada kartu e-toll Card dan bagaimana cara penanganannya serta pihak yang bertanggung jawab. Pada bagian Ketentuan Penggunaan e-toll Card yang sudah dipublikasikan oleh Bank Mandiri melalui situs resmi Bank Mandiri, dijelaskan beberapa hal mengenai tata cara penyelesaian sengketa dan pertanggungjawaban dari Bank Mandiri, yaitu: 31 1) Penyelesaian sengketa (dispute) transaksi e-toll Card: a. Dalam hal terdapat pertanyaan atau sengketa transaksi kartu maka Pemegang Kartu dapat mengajukan keluhan baik secara tertulis dan/atau lisan ke mandiri call 14000 atau (021) 5299-7777 atau cabang; b. Pemegang Kartu mengajukan keluhan atas dispute transaksi maksimal tiga puluh hari kerja dari tanggal transaksi; 30 Yudistira Eka Putra, Analisis Performasi Jaringan Pada Sistem Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification (RFID), hlm.1. 31 syarat dan ketentuan, op. Cit.

c. Dalam hal pengajuan keluhan dilakukan secara tertulis, Pemegang Kartu wajib melampirkan copy bukti-bukti transaksi dan bukti lainnya untuk mendukung pengaduan; d. Bank akan melakukan pemeriksaan/investigasi atas pengaduan Pemegang Kartu; dan e. apabila dari hasil pengecekan Bank telah sesuai dengan pengaduan Pemegang Kartu, akan diinformasikan ke Pemegang Kartu dengan cara penyampaian akan ditentukan oleh Bank. 2) Batas Pertanggungjawaban (Liability) : a. Bank dan seluruh pejabat, pegawai dan Mitra terkait tidak dapat dimintai pertanggungjawaban oleh Pemegang Kartu atau pihak manapun yang mengajukan tuntutan atas hal-hal sebagai berikut: 1. Kehilangan e-toll Card oleh Pemegang Kartu; 2. Kerusakan e-toll Card akibat kecerobohan Pemegang Kartu dan/atau tidak menggunakan dan menempatkan kartu sesuai petunjuk penggunaan; dan 3. Kerugian sejumlah nilai uang dalam e-toll Card akibat penggunaan dan/atau hasil penggandaan (cloning). b. Dengan tidak membatasi hal-hal yang diatur sebelumnya, Bank berikut pejabat, pegawai dan Mitra tidak bertanggung jawab atas tuntutan/klaim mengenai: 1. Segala kerugian atas kerusakan karena tidak beroperasinya sistem akibat bencana alam, banjir, perang, pemberontakan, huru hara atau kerusuhan, pemogokan, demonstrasi dan/atau akibat adanya peraturan dan/atau larangan Pemerintah 2. Segala kerugian atau kehilangan data karena penggunaan e-toll Card oleh pihak yang tidak berwenang Maka dapat dikatakan bahwa Pertanggungjawaban yang dapat dimintakan oleh Pengguna e-toll Card kepada Bank Mandiri dibatasi oleh Syarat dan Ketentuan mengenai penggunaan e-toll Card dan Pertanggungjawaban antara Bank Mandiri dengan dan Perusahaan Jalan Tol juga dibatasi dengan Pasal 7 ayat (4) huruf k Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh. Dinyatakan pada Pasal 7 ayat (4) huruf k Perjanjian Kerjasama Sistem Pembayaran Elektronik dengan Teknologi Nir Sentuh, Bank Mandiri memiliki kewajiban, yaitu: 32 Menerima, menangani dan 32 Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik, op. Cit., ps. 7 ayat (4) huruf k.

menyelesaikan setiap keluhan dan pengaduan pengguna Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol yang terkait dengan transaksi Kartu Prabayar Perusahaan Jalan Tol. Bank Mandiri sebagai pihak yang menerima tender, memiliki tanggung jawab yang besar. Salah satu bentuk tanggungjawab dari Bank Mandiri adalah menerima, menangani dan menyelesaikan setiap keluhan dan pengaduan pengguna e-toll Card yang terkait dengan transaksi pembayaran. dibalik manfaat yang besar dari kegunaan e-toll Card terdapat beberapa hambatan baik dari segi teknis maupun dari segi non-teknis khusus pada kartu e-toll Card, belum pada faktor penggunaan teknologi, faktor perlindungan konsumen serta banyak dari faktor-faktor yang lainnya karena e-toll Card merupakan hal yang baru diterapkan di Indonesia. Bagi Pemegang Kartu, beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan adalah saat melakukan pengisian ulang, struk bukti pengisian ulang untuk selalu disimpan sampai dengan melakukan pengisian ulang yang selanjutnya. Kedua, berikan bukti atau tanda atau tandatangan pada e- Toll Card yang dimiliki agar bisa dicirikan karena e-toll Card memiliki karakteristik seperti uang tunai sehingga jika tertukar atau ditukar, akan sulit untuk diketahui lebih dini. Yang terakhir adalah tetap menyimpan bukti pembayaran dari transaksi tol yang dilakukan karena dengan bukti pembayaran tersebut akan sangat membantu baik bagi Bank Mandiri, Jasa Marga ataupun pemegang kartu sendiri untuk melakukan penyelesaian masalah jika suatu hari terjadi masalah. Bagi Bank Mandiri dan Jasa Marga yang harus diperhatikan adalah bahwa pemutakhiran terhadap teknologi yang ada, perawatan pada alat pembaca (reader), dan alatalat penunjang lainnya serta pelayanan yang cepat dan memuaskan bagi pengguna e-toll Card khususnya dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul akan berefek pada menurunnya tingkat error atau kesalahan pada saat transaksi pembayaran dengan menggunakan e-toll Card dilakukan karena jika terdapat pemberitaan dari media bahwa permasalahan-permasalahan yang timbul tidak ditangani dengan baik akan berakibat tidak berjalannya sistem transaksi elektronik secara ideal karena masyarakat akan memiliki pendangan tertentu mengenai e-toll Card. Kekurangan dari penerbitan e-toll Card sebagai alat dalam melakukan transaksi pembayaran tol yang dapat mengakibatkan tidak berjalannya program transaksi elektronik bagi Pemegang e-toll Card adalah Gerbang Tol Otomatis masih sedikit dan bersifat minoritas. Banyak kendaraan yang sudah memiliki e-toll Card tetap harus mengantri cukup lama khususnya pada jam-jam padat kendaraan. Kedua, promosi yang seharusnya merupakan tanggungjawab dari Bank Mandiri masih dirasa kurang karena sedikitnya iklan yang ada di

media cetak maupun elektronik. Tidak adanya iklan khusus mengenai e-toll Card yang seharusnya jika dipromosikan lebih gencar tentu masyarakat akan tergoda untuk menggunakan e-toll Card, promosi yang harus ditonjolkan adalah mengenai keunggulan bagi Pemegang e-toll Card jika melakukan transaksi pembayaran tol dengan menggunakan e-toll Card dibandingkan dengan menggunakan uang tunai, apalagi jika Bank Mandiri memberikan diskon-diskon lainnya dari transaksi yang menggunakan e-toll Card karena Pemegang Kartu yang sudah melakukan pengisian saldo yang nantinya akan digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran tol tidak mendapatkan keuntungan dari dana yang sudah diberikan sebelumnya. Selain itu masih diperlukan penelitian-penelitian lainnya seperti dari faktor penggunaan teknologi, perlindungan konsumen yaitu Pemegang e-toll Card dan dari faktorfaktor lainnya. Kelebihan dari terbitnya e-toll Card bagi Bank Mandiri adalah Bank Mandiri memiliki dana yang dapat digunakan untuk melakukan investasi tanpa dikenakan bunga karena sistem yang diterapkan adalah prabayar, yaitu Pemegang Kartu menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang untuk digunakan dalam melakukan pembayaran tol secara elektronik. Sedangkan untuk pihak Jasa Marga adalah Jasa Marga tidak direpotkan dengan menyediakan uang kembalian tol yang jumlahnya mencapai Rp1.000.000.000,00/hari (Satu Milyar Rupiah per Hari), selanjutnya meningkatkan tingkat akurasi transaksi sehingga tidak akan timbul kerugian tambahan akibat salah memberikan kembalian atau menerima pembayaran yang jika terjadi dapat mengakibatkan kerugian bagi Pengguna Jalan Tol dan Jasa Marga sendiri. Dengan menggunakan e-toll Card juga dapat meminimalisir uang palsu yang mungkin saja dilakukan oleh oknum untuk melakukan transaksi pembayaran tol. Kelebihan lainnya yaitu berkurangnya biaya cetak dan distribusi tiket atau kartu tol dan meningkatkan efisiensi jumlah Sumber Daya Manusia untuk pelayanan di Gerbang Tol. Keuntungan bagi Pemegang e-toll Card adalah e-toll Card tidak memiliki batas waktu, e-toll Card dapat digunakan secara terus-menerus asalkan jika dalam waktu satu tahun kartu tidak digunakan untuk transaksi pembayaran ataupun isi ulang, maka pemegang kartu akan dikenakan biaya administrasi yaitu sebesar Rp10.000,00 (Sepuluh Ribu Rupiah) untuk melakukan pengaktifan kembali. Keuntungan kedua yaitu dalam hal melakukan pengisian ulang, Pemegang Kartu dapat melakukan pengisian ulang dengan menggunakan berbagai macam cara dan dilokasi atau tempat-tempat yang mudah untuk ditemukan seperti pengisian melalui mesin ATM Bank Mandiri. Ketiga, pengurangan waktu transaksi pembayaran tol yang jika menggunakan uang tunai akan berlangsung sekitar lima sampai

sepuluh detik tergantung pada jumlah uang yang diberikan dalam melakukan pembayaran, dengan menggunakan e-toll Card hanya diperlukan waktu transaksi sekitar dua sampai tiga detik saja sehingga berimbas pada berkurangnya waktu mengantre dalam melakukan transaksi pembayaran tol di Gerbang Tol. 3. Penutup Simpulan Dari hasil analisis yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. E-Toll Card diterbitkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money), Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Money), dan landasan hukum lainnya yang menyatakan bahwa e-toll Card masuk menjadi suatu produk perbankan baru yang diterbitkan oleh Bank Mandiri yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Alasan dari peraturan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP tentang Uang Elektronik (Electronic Money) tersebut yang digunakan adalah karena e-toll Card merupakan alat untuk melakukan transaksi pembayaran pada gerbang tol yang mengharuskan pemegang kartu untuk menyetorkan sejumlah nilai terlebih dahulu, sehingga memenuhi karakteristik dari uang elektronik. Dengan alasan tersebut maka e-toll Card tidak menggunakan PBI No 14/ 2/ PBI/ 2012 tentang Perubahan atas PBI Nomor 11/ 11/ PBI/ 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu sebagai landasan hukumnya. Selain PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money), landasan hukum lainnya yang digunakan adalah Perjanjian Kerjasama Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik (Electornic Payment) dengan Teknologi Kartu Nir Sentuh (Contactless Smartcard) Nomor: 68/KONTRAK-DIR/2008, 75/SPJK- HK.04/X/2008,152/PJ/M-1/X/2008,006/BSDT,DIR/SKB/X/2008, DIR.PKS/038/2008. Perjanjian tersebut dibuat antara Para Perusahaan Jalan Tol dengan Bank Mandiri, yang merupakan pemenang dari tender yang dilaksanakan oleh Jasa Marga bersama dengan perusahaan jalan tol lainnya yaitu PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk., PT. Marga Mandalasakti dan PT. Bintaro Serpong Damai.