BAB I PENDAHULUAN. mental sehingga menjadi mandiri. Menurut Dimyati & Mujiono (2006:6) yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sesungguhnya.pendidikan dirancang untuk membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap. Undang-undang Sisdiknas No. 20. Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan teori kurikulum berbasis kompetensi (Kunandar, 2013,h.33). Kurikulum. berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia, oleh karena itu di sekolahsekolah

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS V DI SD NEGERI 01 WONOLOPO TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Santoso (2008:17)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

Siska Idola, Lazim N, Hendri Marhadi, , ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

JURNAL. Oleh: DIAN RESTIKASARI Dibimbing oleh : 1. MUHAMAD BASORI, S.Pd.I., M.Pd. 2. Drs. HERU BUDIONO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sutrisno

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada ketercapaian pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar. Itu berarti bahwa pendidikan harus diselenggarakan guna memperoleh dasar pada diri seseorang untuk melakukan pembentukan sikap yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses interaksi bertujuan, interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri. Menurut Dimyati & Mujiono (2006:6) secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Sejalan dengan hal tersebut, maka guru merupakan tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan anak usia dini. Melalui kualifikasi akademis yang telah dimiliki oleh guru tersebut, maka seorang guru diharapkan memiliki kemampuan didalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanankan 1

2 dikelas. Oleh karena itu guru harus selalu meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponen-komponen pengajaran. Menurut Arends dalam (Suprijono,2009:46) Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat ini, interaksi yang terjadi pada proses pembelajaran masih satu arah, dan penyampaian materi masih banyak dilakukan hanya dengan ceramah,mencatat,dan langsung evaluasi. Tercapainya tujuan pendidikan berakar dari keberhasilan pembelajaran.salah satu ketercapaian keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Dalam pembelajaran, guru menyediakan fasilitas bagi siswa untuk mempelajarinya.yang menjadi subjek dalam pembelajaran adalah siswa. SMA Negeri 1 Pengkadan merupakan salah satu sekolah Negeri di Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu yang dalam kegiatan belajarnya masih berpusat pada guru (Teacher Center) dan masih menggunakan metode mengajar konvensional. Segala pelajaran disampaikan oleh guru tanpa mengharuskan siswa aktif dalam proses pencarian, atau pemrosesan masalah dalam pelajaran tertentu. Pada dasarnya saat ini haruslah

3 menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.dengan penggunaan metode konvensional ini dapat menimbulkan rasa jenuh siswa terhadap pelajaran tertentu, dan dapat menurunkan hasil belajar siswa.dan salah satunya menjadi kendala bagi guru untuk menyampaikan suatu pelajarantidak terkecuali pada mata pelajaran TIK. Guru mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu masih menggunakan metode konvensional akibatnya hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan kenyataan yang penulis dapatkan pada saat melakukan pra observasi di SMA Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu pada kelas X, masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM, Dari hasil ketuntasan kriteria minimum yang sudah di tetapkan maka menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian di lapangan. Pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral.maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa menjadi aktif dan guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat pembelajaran karena suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan merupakan langkah awal keberhasilan pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar itu sendiri menurut Sudjana (2004:104) adalah: Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dimiliki

4 siswa setelah siswa belajar. Jadi hasil belajar merupakan hasil dari seluruh kemampuan siswa dalam melakukan proses belajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu berhasilnya pembelajaran dikelas. Strategi pembelajaran merupakan teknik pelaksanaan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Adapun yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Agar pembelajaran TIK menjadi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan model pembelajaran.pembelajaran kooperatifthe power of twoadalah pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran kooperatifthe power of twomenurutmafatih (2007:95) mengatakan bahwa Kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe the power of two adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran khusus yang

5 telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggabung kekuatan dua orang dalam proses belajar mengajar. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah penerapan model pembelajaran the power of two untuk meningkatkan hasilbelajar siswa pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu?. Sedangkan yang menjadi sub masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hasil belajar sebelum penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheralsiswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu? 2. Bagaimanakah hasil belajar sesudah penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu? 3. Apakah terdapat peningkatan antara hasil belajar sesudah penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu?

6 C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang jelas terhadap penerapan model pembelajaran the power of two untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui: 1. Hasil belajar sebelum penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral siswa. kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu. 2. Hasil belajar sesudah penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu. 3. Peningkatan antara hasil belajar sesudah penerapan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya penerapan model pembelajaran the power of two pada

7 kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi di Perpustakaan IKIP PGRI Pontianak yang dapat dibaca oleh mahasiswa dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya berkaitan dengan penggunaan pembelajaran the power of two. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk lebih giat belajar, dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru, dalam memanfaatkan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa disekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran.selain itu juga dapat menjadi sumbangan pemikiran yang baru bagi guru dalam berkreativitas dalam mengunakan model-model pembelajaran.

8 E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2013:161) Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini juga ditambahkan oleh. Sugiyono (2013:60) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel bebas Menurut Zuldafrial (2010:13) menyatakan variabel bebas adalah Variabel yang mengandung gejala atau faktor-faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya variabel yang lain yang disebut variabel terikat. Sedangkan menurut Sugiyono (2013:61) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yangyang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran the power of two dengan aspek-aspek sebagai berikut: 1). Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan, dengan indikator: a. Memberikan soal b. Memberikan tugas di buku paket

9 2).Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri, dengan indikator: a. Siswa memikirkan jawaban b. Membuat jawaban 3). Guru membentuk siswa kedalam pasangan dan meminta siswa untuk berbagi (sharing) jawabanya, dengan indikator: a. Membuat kelompok b. Berbagi jawaban antar sesama teman 4). Guru meminta pasangan untuk membuat jawaban baru, dengan indikator: a. Jawaban baru b. Membuat konsep baru 5). Guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan, dengan indikator: a. Membandingkan jawaban b. Memberikan rincian jawaban 6). Melakukan diskusi kelas terhadap temuan-temuan (hasil diskusi), dengan indikator: a. Melakukan diskusi b. Memberikan tanggapan dari jawaban. Hamrumi (2012:160) b. Variabel Terikat Menurut Zuldafrial (2010:13) Variabel terikat adalah variabel yang ada atau munculnya ditentukan atau dipengaruhi oleh variabel

10 bebas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013:61) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya varibel bebas.variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar. 2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau mengklasifikasikannya, agar tidak terdapat perbedaan penafsiran pembaca dengan apa yang dimaksud dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah antara lain: a. Penerapan Model Pembelajaran The Power Of Two Model pembelajaran the power of two adalah pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. The power of two sebagaimana dimaksudkan penulis, merupakan pembelajaran kelompok dimana guru mengawali pelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa secara perorangan untuk menjawab pertanyaan yang diterimanya. Setelah semua menyelesaikan jawabannya, guru minta kepada siswa untuk mencari pasangannya. Setiap pasangan diwajibkan saling menjelaskan jawaban masingmasing, kemudian menyusun jawaban baru yang sudah disepakati bersama. Setelah masing-masing pasangan menulis jawaban tersebut dengan pasangan lain, demikian seterusnya. Guru memberikan waktu yang cukup agar siswa dapat leluasa mencari jawaban. Di akhir pelajaran guru membuat rangkuman jawaban-jawaban atas pertanyaan

11 yang telah diajukan. Penerapan dalam penelitian ini ialah model pembelajaran the power of wo, dengan melihat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional dan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral dikelas X SMA Negeri 1 Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu. b. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar adalah tingkat penguasaan individu terhadap materi pembelajaran sebagai akibat dari perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dimaksudkan penulis disini adalah nilai belajar siswa setelah diberikan tes, dengan menerapkan model pembelajaran the power of two pada kompetensi dasar melakukan pengaturan peripheral. c. Kompetensi Dasar Melakukan Pengaturan Peripheral 1) Pengaturan printer Printer merupakan perangkat output komputer, yang setiap kali komputer dihidupkan, maka komputer akan melakukan pengecekan terhadap perangkat peripheral tidak terkecuali printer. 2) Pengaturan tampilan desktop dan monitor Sistem operasi windows 7 memiliki fasilitas untuk melakukan perubahan-perubahan dalam tampilan monitor, yang meliputi tema, desktop background, pengaturan resolusi.

12 3) Mengatur jam dan tanggal Sistem operasi windows 7 pada taskbar disudut kanan bawah terdapat penunjuk jam. 4) Pengaturan regional Pengaturan regional (regional settting) berfungsi untuk mengatur waktu, satuan angka, tanggal, dan mengatur wilayah (struktur informasi suatu negara). 5) Membuat hak akses pengguna Komputer dengan sistem operasi windows 7 dapat menentukan hak akses pengguna, Hak akses dapat dilakukan oleh pengguna yang terdaftar sebagai administrator.administrator pada sistem operasi dapat menentukan siapa saja yang boleh mengakses file dan menggunakan komputer.