Journal of Informatics and Telecommunication Engineering

dokumen-dokumen yang mirip
Wireless Communication Systems. Faculty of Electrical Engineering Bandung Modul 14 - Perencanaan Jaringan Seluler

Perencanaan Jaringan 3G UMTS. Kota Bekasi, Jawa Barat. Aldrin Fakhri Azhari

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS IMPLEMENTASI JARINGAN CDMA20001X EVDO REV-A DI KOTA MALANG

PERENCANAAN BASE STATION UNTUK JARINGAN SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK BERBASIS WCDMA DI WILAYAH SUB URBAN

PERENCANAAN JARINGAN EVOLUTION DATA OPTIMIZED (EVDO) PADA TELKOM FLEXI AREA JAKARTA

PERENCANAAN LOKASI SITE BTS LAYANAN 3G-WCDMA DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR DENGAN MEMANFAATKAN BALAI BANJAR

PERANCANGAN CAKUPAN AREA LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI DAERAH BANYUMAS

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)


Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri)

ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

Optimasi Penempatan Node B UMTS900 pada BTS Existing Menggunakan Algoritma Genetika

ABSTRACT. : Planning by Capacity, Planning by Coverage, Okumura-Hatta, Software Atoll

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL ABSTRACT


Analisa Performansi Sinyal EVDO di Area Boundary Pada Frekuensi 1900 MHz

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHMS UNTUK PENENTUAN POSISI BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN RADIO SELULER CDMA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B

Perencanaan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Dengan Menggunakan Worldwide Interoperability For Microwave Access (WIMAX)

ESTIMASI ZONA MENARA BARU PADA KOMUNIKASI SELULAR DI KABUPATEN MOJOKERTO MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

Perencanaan Cell Plan di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Menggunakan Software Mapinfo

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) TIME DIVISION DUPLEX (TDD) 2300 MHz DI SEMARANG TAHUN

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

OPTIMASI PENEMPATAN MENARA BTS MENGGUNAKAN QUANTUM-BEHAVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA X INTISARI

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

RANCANG BANGUN APLIKASI PERENCANAAN JARINGAN LTE (LONG TERM EVOLUTION) BERBASIS ANDROID

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

ANALISIS PERFORMANSI PERENCANAAN LTE-UNLICENSED DENGAN METODE SUPPLEMENTAL DOWNLINK DAN CARRIER AGGREGATION DI WILAYAH JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA KAPAL LAUT PLANNING AND ANALYSING OF COVERAGE AREA WIFI NETWORK OF MARINE VESSEL

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur.

Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan

Study Case: cdma2000 1x Network Planning

OPTIMASI JANGKAUAN JARINGAN 4G MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Peletakan Base Transceiver Station di Kabupaten Mojokerto Menggunakan Algoritma Differential Evolution

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Alokasi frekuensi 3G Telkoms el

PERENCANAAN ULANG SITE JARINGAN GSM 900 DAN 1800 DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords : LTE, planning capacity, Planning Coverage, Average Signal Level

OPTIMASI KAPASITAS JARINGAN 2G, 3G, DAN LTE DENGAN TEKNIK JOINT BASE STATION

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

Analisis Performansi Teknologi Radio Trunking Digital Studi Kasus PT Pelindo II Tanjung Priok Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNJUK KERJA LOAD BASED CALL ADMISSION CONTROL (LB-CAC) PADA SISTEM MULTI-TRAFIK WCDMA. Aries Tri Prawijaya Putra

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN Wi-Fi BERBASIS n DENGAN BALON UDARA DI KOTA BANDUNG

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN. 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Alat Analisis

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000) Sistem Telekomunikasi Selular Abad 21

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Bangkalan Menggunakan MapInfo

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF JAKARTA-BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

JITE, Vol. 1(1) Juli (2017) p-issn : 2549-6247 e-issn : 2549-6255 Journal of Informatics and Telecommunication Engineering Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jite Perancangan Link Komunikasi Jaringan Akses Seluler Untuk Aplikasi Cdma 2000-1x Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Designing Communication Link Cellular Access Network For Cdma Applications 2000-1x In Kabupaten Bima, West Nusa Tenggara Syarifah Muthia Putri* Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Medan Area, Indonesia *Corresponding author: E-mail : syarifahmuthiaputri@gmail.com Abstrak Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia dilakukan pada bidang pendidikan, transportasi, tenaga listrik, pengairan, air bersih, dan juga telekomunikasi. Telekomunikasi saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Perancangan link komunikasi jaringan akses seluler untuk aplikasi CDMA 2000-1x di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat menjadi referensi untuk pembangunan telekomunikasi pada wilayah urban, sub urban, dan rural. Berdasarkan data di kabupaten Bima diperlukan 12 sel pada daerah urban dengan OBQ 403.66 kbps/km 2, 4 sel pada wilayah sub urban dengan OBQ 427.87 kbps/km 2, dan 1 sel pada wilayah rural dengan OBQ 411.67 kbps/km 2. Kata Kunci : CDMA, OBQ, Jaringan Nirkabel Abstract Equality of development in Indonesia is must be done in the fields of education, transportation, electric power, irrigation, clean water, and also telecommunications. Nowadays, telecommunications is a primary need for the community. The design of a mobile access network communication link for CDMA 2000-1x applications in Bima, West Nusa Tenggara is expected to be a reference for telecommunication development in urban, sub-urban and rural areas. Based on data in Bima district, 12 cell in urban area with OBQ of 403.66 kbps / km2, 4 cell in sub-urban area with OBQ 427.87 kbps / km2, and 1 cell in rural area with OBQ 411.67 kbps / km2. Keywords : CDMA, OBQ, Wireless How to Cite: Putri, S.M. 2017, Perancangan Link Komunikasi Jaringan Akses Seluler Untuk Aplikasi Cdma 2000-1x Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Journal of Informatics and Telecommunication Engineering, 1(1) :42-46. PENDAHULUAN Kabupaten Bima merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak di ujung timur dari Pulau Sumbawa bersebelahan dengan Kota Bima (pecahan dari Kota Bima). Secara geografis Kabupaten Bima berada pada posisi 117 40-119 10 Bujur Timur dan Lintang Selatan. Dalam upaya 42 pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, pembangunan daerah dan kawasan yang kurang berkembang, seperti di daerah terpencil, perlu ditingkatkan sebagai perwujudan Wawasan Nusantara. Maka perlu diadakannya pembangunan daerah Kabupaten Bima untuk meningkatkan sarana dan prasarana kota tersebut.

Syarifah Muthia Putri, Perancangan Link Komunkasi Jaringan Akses Seluler Untuk Aplikasi Cdma 2000-1x Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Pembangunan yang harus dilakukan yaitu pembangunan pada bidang transportasi, tenaga listrik, pengairan, air bersih, dan telekomunikasi. Meskipun telah meningkat, ketersediaan prasarana dasar daerah Nusa Tenggara Barat belum memenuhi kebutuhan ataupun tuntutan kualitas pelayanan yang terus meningkat. Posisi dan peranannya yang penting ini didukung oleh letaknya yang strategis. Kabupaten Bima menjadi kota jangkar yang menghubungkan antara kawasan Indonesia bagian barat (Jawa) dengan Sulawesi dan kepulauan-kepulauan Indonesia Timur lainnya. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Bima akan memberikan berbagai insentif bagi investor yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perijinan, dan penyediaan sarana pendukung. Perancangan jaringan CDMA dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan agar dapat memaksimalkan dan menjadikan jaringan CDMA lebih efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah pertumbuhan user, topografi wilayah, demografi penduduk dan lainnya yang dianggap cukup menjadi penentu dalam perancangan jaringan. Sebelum mengimplementasikan jaringan diterapkan di wilayah dengan data-data yang diketahui sebagai berikut : Tabel 1. Keadaan Penduduk Kabupaten Bima Tahun 2010 2009 Jumlah Pria (jiwa) 218.280 205.202 Jumlah Wanita (jiwa) 220.242 215.005 Total (jiwa) 438.522 420.207 Pertumbuhan Penduduk (%) 1 - Kepadatan (jiwa/km²) Penduduk 640,9 595,24 Tabel 2. Kelompok Usia Produktif di Kabupaten Bima Tabel 3. Pendapatan Per Kapita tiap Bulan kabupaten 2010 2009 Bima 4.820.000 3.373.653 Jadi pendapatan per kapita tiap tahunnya adalah sebesar : 12 bulan x Rp 4.820.000,- = Rp 57.840.000,- Usia Tabel 4. kependudukan % dari populasi 0 14 th 15% 36% 15 55 th 75% 90% 55 keatas 10% 55% Income per kapita > Rp. 57 juta per tahun Kabupaten Bima terletak di bagian Timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat, dengan posisi 117 40-119 10 Bujur Timur dan Lintang Selatan. Secara Administratif Kabupaten Bima terdiri dari 18 kecamatan dengan 168 desa/kelurahan yang tersebar di wilayah Kabupaten Bima yang luasnya 4.374,65 km 2 atau 22,5% dari total luas propinsi NTB (Nusa Tenggara Barat). Sedangkan topografi (kondisi geografi) area tersebut bisa dipetakan sebagai berikut: 43

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering, 1 (1) (2017) : 42-46 Tabel 5. Tofografi (kondisi Geografi) Rural/ III Urban/ I Sub Urban/ II Sehingga diperoleh pemetaan Kabupaten Bima sebagai berikut : Gambar 1. Pemetaan Kabupaten Bima Jika hanya diambil 88 Km 2 ( sebesar 2% dari luas sesungguhnya) maka jumlah populasi yang ada adalah = 2% x 253.086 = 5.062 jiwa sehingga tidak sampai ratusan ribu jiwa. Diperkirakan ada % pengguna CDMA 2000-1X adalah sebesar = % x253.086 = 75.926jiwa. Sehingga diperoleh informasi awal yang diperkirakan : Sub Urban : 20 km 2, Urban : 61 km 2, Rural : 7 km 2, 253.086 jiwa Jenis layanan yang akan diberikan adalah layanan suara (12,2 kbps) dan data kecepatan maksimum 144 kbps (untuk data), dimana asumsi trafik suara % dari total trafik sedangkan sisanya adalah trafik data. HASIL DAN PEMBAHASAN User usia produktif = 57,71% x populasi total = 0,5771 x 438.522 = 235.071 jiwa User dengan pendapatan per kapita > 57 juta per tahun = 90% x user usia produktif = 0,9 x 253.071 jiwa = 227.763 jiwa Kita asumsikan jumlah diatas sebagai jumlah pelanggan CDMA 2000-1x di Th.2010 = 227.763 jiwa. Perancangan dibawah dilakukan dengan asumsi : 1. Hanya usia 15-55 tahun yang memiliki handset CDMA 2000-1x. Selain itu dianggap tidak memberikan trafik. 2. Distribusi market pada daerah perencanaan adalah sebagai berikut Urban : 52% Sub Urban : 20% Rural : 18% 3. Presentase pengguna layanan suara dan data : layanan suara % dan layanan data % 4. Factor pertumbuhan pelanggan asumsi: 0.3 Berdasarkan hasil asumsi diatas didapatkan estimasi jumlah pelanggan untuk beberapa tahun kedepan yaitu : U1 = 59.217 pelanggan, dengan pelanggan CDMA 2000 1X 2.9 U2 = 76.982 pelanggan, dengan pelanggan CDMA 2000 1X.045 U3 = 100.076 pelanggan, dengan pelanggan CDMA 2000 1X 97.073 Klasifikasi layanan yang akan digunakan pada teknologi yang terdapat pada CDMA 2000-1x dapat dilihat pada tabel : 44

Syarifah Muthia Putri, Perancangan Link Komunkasi Jaringan Akses Seluler Untuk Aplikasi Cdma 2000-1x Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Tabel 6. Bit Rate User Tiap Layanan Net User Bit Rate Uplink (Kbps) Downlink (Kbps) 12.2 12.2 144 144 Tabel 7. Tingkat Penetrasi Layanan Tiap Penetration Rates (%) Urban Suburban Rural Tabel 8. Busy Hour Call Attempt (BHCA) Busy Hour Call Attempt (BHCA) Urban Suburban Rural 0.9 0.1 0.8 0.05 0.4 0.03 Tabel 9. Durasi Panggilan Call duration Urban Suburban Rural 0 0 0 bit dan trafik yang akan muncul pada tiap daerah. OBQ = σ x p x d x BHCA x BW Dimana : Σ : kepadatan pelanggan potensial dalam suatu daerah [user/km 2 ] p : penetrasi pengguna tiap layanan d : lama panggilan efektif [s] BHCA : Busy Hour Call Attempt [call/s] BW : bandwidth tiap layanan [Kbps] Jumlah sel yang diperlukan dapat dicari dengan persamaan : LuasAreaPelayanan Jumlah sel = LuasCakupanSelUMTS Luas cakupan sel yang berbentuk heksagonal dapat ditentukan dengan persamaan di bawah ini : Luas sel = 2.6. r 2 Dimana r adalah radius sel. Apabila luas cakupan sel diketahui maka dapat pula ditentukan radius sel yang digunakan. Sehingga diperoleh OBQ pada tiap daerah, yaitu : I (Urban) =403,66 II (Sub Urban ) = 427,87 III (Rural) = 411,67 Cell Dimensioning Tabel 10. Faktor Aktivasi Activity factor service type uplink (kbps) downlink (kbps) 0.5 0.5 1 1 Untuk menentukan total kebutuhan trafik yang dibutuhkan tiap daerah, maka haruslah di tentukan parameterparameter yang dapat menentukan jumlah I (Urban) = 12 sel II (Sub Urban ) = 4 sel III (Rural) = 1 sel Perhitungan path loss maksimum pada daerah ini akan menggunakan model Cost 231 Walfisch-Ikegami, sehingga diperoleh : Path Loss pada Transmitter I (Urban) = 111,76 db II (Sub Urban) = 106,96 db 45

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering, 1 (1) (2017) : 42-46 III (Rural) = 124,72 db Path Loss pada Receiver I (Urban) = - 20,56 dbm II (Sub Urban ) = - 25,29 dbm III (Rural) = -7,81 dbm Prediksi jumlah pelanggan layanan CDMA 2000 1X sampai dengan tahun 2013 di kabupaten Bima adalah 97.073 pelanggan. Tabel 11. radio Hasil perencanaan jaringan Keterangan : Sel untuk Urban / I Sel untuk Sub Urban / II Sel untuk Rural / III SIMPULAN Perancangan ini dapat dijadikan referensi untuk membangun link komunikasi jaringan akses seluler untuk aplikasi CDMA 2000-1X di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. DAFTAR PUSTAKA Behrouz A. Forouzan, TCP/IP Protocol Suite, Fourth Edition Nauman, A, & Maqsood, M. System Design and Performance Evaluation of High Altitide Platform : Link Budget and Power Budget, IEEE Conference Publications, 2017 Rappaport, T. Wireless Communication, Prentice Hall, 2002 Stallings, W. Wireless Communication and Networks, Prentice Hall, 2002 BTS I BTS 2, BTS 3, BTS 5 dan BTS 6 BTS II BTS 1 dan BTS 7 BTS III BTS 4 Gambar 2. Pendimensian Sel 46