Seminar Pendidikan Serantau 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Motivasi, Pembelajaran Terbalik, Hasil Belajar Kognitif Siswa. * Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA

BAB II KAJIAN TEORETIS

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB I PENDAHULUAN. gagasan. Menurut Beni S. Ambarjaya ( 2012: 122 ), selama ini proses. untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik.

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

Jurnal Pendidikan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB II KAJIAN TEORETIS

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

Seminar Pendidikan Serantau 2011

Yustini Yusuf, Yustina dan Enik Suryati Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF RECIPROCAL TEACHING (RT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan. informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF STRATEGI BUZZ GROUP PADA MATERI BENTUK PANGKAT KELAS X IPS 3 SMAN TAMAN SIDOARJO

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KARTU ARISAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

OLEH : JUNIATI NIM A1D108013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan peradaban dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci: minat belajar, hasil belajar, Dasar Otomotif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN SAINTIFIK D ALAM MENINGKATKAN HASIL D AN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENDEKATAN THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PELITA HARAPAN RANTEPAO

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Transkripsi:

148 KORELASI MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) DI KELAS VIII.1 SMP N 1 PERANAP Fakhruddin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Motivasi dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun Pelajaran 2010/2011 pada materi pokok alat optik. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 yang berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran dan tes hasil belajar kognitif siswa, Angket Motivasi sebelum dan sesudah pembelajaran. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian pada aspek kognitif menunjukkan bahwa hasil belajar yang dilihat dari daya serap siswa berada pada kategori baik,. Hal yang sama juga terjadi pada peningkatan motivasi dari sebelum proses pembelajaran ke setelah proses pembelajaran. Dengan demikian penerapan pendekatan pembelajaran terbalik pada materi pokok alat optik efektif digunakan di kelas VIII.1 SMP N1 Peranap ditinjau dari hasil belajar kognitif PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam usaha pencerahan kehidupan manusia. Pendidikan memberikan kemampuan pengembangan pikiran, penataan perilaku dan pengaturan emosi. Melalui Pendidikan manusia dapat memecahkan permasalahan antar manusia maupun dengan alam dan sekaligus dapat memanfaatkan alam untuk peningkatan kehidupan. Dengan pendidikan seluruh potensi manusia akan teroptimalkan yakni potensi otak, tubuh dan spiritual. Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologis memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Konsep ini dalam pelaksanaanya secara tradisional diterjemahkan sebagai proses menstranfer informasi dari guru kepada siswa (dengan ceramah), guru sebagai pihak yang berperan aktif sedangkan siswa hanya mendengarkan dan menerima apa yang disampaikan guru secara pasif. Konsep semacam ini secara keseluruhan tidak sesuai lagi untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, walaupun masih diperlukan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satu upaya yang harus dilakukan guru adalah menggunakan strategi mengajar yang efektif dan efisien, mengenai dengan tujuan pembelajaran. Pada pengajaran tradisional menitik beratkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara penuangan hal hal yang dianggap penting oleh guru bagi siswanya. Cara ini tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat serta pemahaman siswa. Fakta di lapangan yaitu di SMP N 1 Peranap cenderung siswa hanya menerima (pasif) apa yang diberikan oleh guru, hal ini disebabkan dalam proses belajar mengajar fisika, masih berlangsung secara konvensional yang meletakkan guru sebagai pusat belajar siswa dan guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, ditambah lagi kurangnya keinginan siswa untuk belajar. Hal ini menyebabkan penguasan terhadap materi pelajaran di sekolah, terutama mata pelajaran fisika nilainya masih rendah, terlihat dari nilai rata-rata mata pelajaran fisika siswa kelas VIII semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 yang hanya 6,5 nilai yang masih jauh dari standar nasional yakni 7,5, begitu juga dengan nilai pokok bahasan Alat Optik 5,75, nilai yang masih dibawah standar KKM yang ditetapkan sekolah yakni 6,00. Perlu upaya untuk memperbaiki proses belajar agar lebih kondusif. Sehingga dapat membantu 1351

siswa lebih mandiri, aktif, dan siswa dengan mudah menguasai pelajaran yang sedang mereka pelajari dan mendapatkan nilai sesuai dengan standar nasional, minimal mendapatkan nilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sekolah. Salah satu pendekatan yang dapat mewujudkan hal tersebut adalah pendekatan pengajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Karena itu sebagai judul penelitian yaitu: Korelasi Motivasi dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 pada materi pokok alat optik. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu adalah Bagaimanakah Korelasi Motivasi dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 pada materi pokok alat optic? BATASAN MASALAH Agar penelitian ini terarah dan tercapainya sasaran, maka peneliti membatasi masalah pada penerapan Motivasi dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 pada materi pokok alat optik. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan melalui menerapkan pendekatan pembelajaran terbalik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran Fisika di kelas VIII.1 di SMP N1 Peranap LANDASAN TEORETIS 1. Pendekatan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching ) Arends mengatakan bahwa pembelajaran terbalik adalah suatu prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan materi pelajaran kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik. Pembelajran terbalik mengacu pada sekumpulan kognitif tertentu dan perlahan-lahan baru melakukan fungsi-fungsi itun sendiri. Palinscar, dan Brown, (1984) mengemukakan bahwa pengajaran terbalik adalah sebuah prosedur instruksional yang didesain untuk mengajar siswa dengan menggunakan strategi belajar. Selanjutnya, Palinscar, dan Brown (1986) menyatakan bahwa pengajaran tebalik ini juga sangat efektif bagi siswasiswa yang berkembang normal, siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa yang lamban dan siswa yang mengalami gangguan emosi. Pendapat Palinscar dan Brown tersebut telah dibuktikan oleh Carolyn J. Carter (dalam Wahyuni) bahwa siswa yang berada pada sekolah yang bermutu rendah di Michigan dapat meningkatkan prestasi belajarnya dari 14,4% menjadi 39,6% dengan menerapkan pembelajaran terbalik. Pembelajaran terbalik didalam pelaksanaannya, siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik, yaitu meringkas, membuat pertanyaan, mengklarifikasikan, dan memprediksi. Untuk mencapai strategi ini guru dan siswa membaca bacaan tertentu. Setelah kegiatan ini guru mendemonstrasikan empat ketereampilan yaitu merangkum paragrap, membuat pertanyaan, memperjelas bagian yang sulit, dan memperkirakan apa yang terdapat pada paragraph berikutnya. Selanjutnya selama pembelajaran berlangsung guru tidak lagi berperan sebagai pemimpin diskusi, tetapi diserahkan kepada siswa. Guru memberikan dukungan, umpan balik, rangsangan ketika siswa mempelajari strategi-strategi tersebut dan mengajarkannya pada yang lain (Zulkarnain, 2002). Pada saat memperkenalakan dialog dalam pembelajaran terbalik ini kepada siswa, guru memberikan bantuan seperti kartu yang menspesifikasi strategi tertentu. Kartu tersebut berisikan empat strategi belajar seperti kartu tugas siswa klarifikasi, kartu tugas siswa pertanyaan, kartu tugas siswa ringkasan, kartu tugas siswa prediksi (Palinscar, dan Brown, 1984). 1352

Prosedur umum dan prosedur harian proses pembelajaran terbalik menurut Zulkarnain (2002) : 1. Prosedur Umum Pada awal penerapan pembelajaran terbalik, guru memperagakan semua langkah-langkah dari pembelajaran terbalik. Kemudian siswa bergantian menjadi guru, sementara itu guru kelasnya bertindak sebagai siswa yang membantu siswa guru (siswa yang berperan sebagai guru), jika mereka mengalami kesulitan pada langkah-langkah tertentu. Setiap siswa setelah selesai membaca buku, kemudian membuat jawaban terhadap empat langkah tersebut sebagai persiapan untuk bertindak sebagai guiru. Siswa guru menjalani keempat langkah itu dan memangil siswa lain bila perlu. 2. Prosedur Harian Menurut Slavin prosedur harian penerapann pembelajaran terbalik ada delapan langkah: 1. Bagikan wacana untuk hari itu. 2. Jelaskan bahwa anda menjadi gurunya pada segmen pertama. 3. Suruh siswa membaca dalam hati wacana yang dianggap sesuai, yang pada awalnya mungkin lebih mudah mengerjakannya paragfrap demi paragrap. 4. Setelah semua siswa selesai membaca, guru memperagakan empat keterampilan untuk pertemuan pertama, selanjutnya siswa belajar dari contoh yang diperagakan oleh guru. 5. Meminta siswa untuk membuat komentar pembelajaran. 6. Segmen berikutnya membaca dalam hati. Pilih siswa menjadi guru pada bagian ini. 7. Latih siswa guru untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang perlu sebagai latihan pada hari berikutnya. 8. Perlahan-lahan pembelajaran diserahkan kepada siswa guru yang menguasai aktivitas kelas dan memberi umpan balik pada temannya sebagai latihan hari berikutnya. Zulkarnain (2002) mengemukakan keungulan dan kelemahan pendekatan pembelajaran terbalik, antara lain: a. Keunggulan 1. Siswa belajar dengan pengertian. 2. Siswa tidak mudah lupa. 3. Siswa belajar mandiri. 4. Siswa termotivasi untuk belajar. b. Kelemahan 1. Butuh waktu yang lama. 2. Sangat sulit diterapkan jika pengetahuan tentang materi prasyarat kurang. 3. Adakalanya siswa tidak mampu akan semakin tidak suka dengan pelajaran tersebut. 4. Tidak mungkin seluruh siswa akan mendapat giliran umtuk menjadi siswa guru. Pembelajaran terbalik diterapkan dengan menggunakan strategi belajar siswa aktif, dimana siswa diajarkan bagaimana belajar dengan bantuan empat strategi pemahaman yang spesifik yaitu meringkas, membuat pertanyaan, mengklarifikasikan, dan memprediksi. Menurut Khobibah (dalam Wahyuni, 2002), agar penerapan pembelajaran terbalik ini dapat terlaksana ada beberapa syarat yang harus terpenuhi yaitu: 1. Siswa yang ditunjuk menjadi siswa guru harus bersedia untuk menjadi siswa guru dan mampu menerapkan empat keterampilan pemahaman bacaan. Siswa harus yakin bahwa mereka dapat menjelaskan kedepan kelas sebagai siswa guru. 2. Siswa harus berani mengajukan pertanyaan kepada siswa guru. 3. Siswa harus aktif selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa belajar dengan pengertian, bukan menghafal. Karena jika siswa belajar menghapal tidak mengakibatkan timbulnya pengertian sehingga siswa tersebut mudah lupa. 5. Siswa dapat termotivasi untuk belajar. 1353

6. Pokok bahasan yang akan diterapkan pada pengajaran tebalik harus relevan dengan strategi kognitif atau strategi belajar. 3. Hasil Belajar Sains Fisika Menurut Slameto (2003), hasil belajar belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Faktor Internal Siswa 2. Faktor Eksternal Siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar 4. Motivasi Belajar Menurut Keller (1983) motivasi belajar siswa memuat 4 kategori yaitu : a. Perhatian, Strategi untuk merangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu dan minat b. Relevansi, Strategi untuk menghubungkan keperluan minat dan motif pelajar c. Keyakinan, Strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkauan positif untuk kejayaanpemcapaian pembelajaran d. Kepuasan, Strategi untuk membekalkan pengukuhan ekstrinsik dan intrinsik. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 2. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan tindakan. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. 2. Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 yang berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan di SMP N Peranap 3. Rancangan Penelitian Bentuk rancangan penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design, dengan pola : pretest Treatment postest O 1 X O 2 Dimana: O 1 = Sebelum Perlakuan X = Perlakuan menerapkan model pembelajaran terbalik O2 = Setelah perlakuan 4. Instrument Penelitian 1. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut, Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari silabus dan sistem penilaian, RPP dan LKS. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Hasil Belajar Kognitif Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar (keterampilan kognitif). Instrumen pengumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui daya serap, efektivitas. Tes hasil belajar ini disusun oleh peneliti berdasarkan tujuan pembelajaran. 1354

b. Motivasi Belajar Instrumen untuk pengumpul data tentang motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan angket motivasi belajar yang diadopsi dari angket motivasi yang disusun oleh Tanjung dalam Rosnizar (2006). Motivasi belajar siswa terdiri dari 4 kategori, yaitu: Perhatian, Relevansi, Percaya diri dan Kepuasan 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif, yaitu untuk melihat gambaran hasil belajar siswa meliputi: a. Hasil Belajar Kognitif 1. Daya Serap Daya Serap = skor yang diperoleh siswa skor maksimum Tabel. 2 Daya Serap Siswa x100 0 0 Interval 85-100 70-84 50-69 0-49 Amat baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 2. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran menyatakan relevansi antara strategi pembelajaran yang mencakup pendekatan yang digunakan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Indikator yang digunakan untuk menilai efektivitas pembelajaran adalah daya serap siswa. Tabel 3. Efektivitas Pembelajaran Daya Serap Rata-Rata Kelas 91-100 81-90 71-80 61-70 <60 Sangat efektif Efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak efektif Data penelitian dikumpulkan melalui teknik angket yang diberikan kepada subjek penelitian. Data motivasi awal diambil dengan cara penyebaran angket kepada subjek penelitian sebelum perlakuan, sedangkan motivasi akhir diambil dengan penyebaran angket setelah perlakuan melalui penerapan model pembelajaran Terbalik 1355

Tabel 4. Skor Tanggapan Motivasi No Jenis Skor Respon Pernyataan Setuju setuju setuju Sangat Kurang Setuju Tidak 1 Positif 4 3 2 1 2 Negatif 1 2 3 4 Sumber : Kastiwarni dalam J. Susi (2009) Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif, Analisis deskriptif dilakukan untuk meninjau kondisi motivasi belajar siswa baik sebelum maupun sesudah pembelajaran penelitian. Adapun kondisi motivasi belajar dimaksud adalah kategori motivasi siswa yang ditentukan berdasarkan indeks skor motivasi hasil pengukuran, seperti pada tabel. 5 Tabel 5. Skor Motivasi Rata-rata Skor Motivasi Skor 1,0 - < 1,75 Sangat Rendah (SR) S= 1,75 - < 2,5 Rendah (R) = 2,5 - < 3,25 Tinggi (T) = 3,25-4,0 Sangat Tinggi (ST) J. Data dan Analisis Data 1. Analisis Hasil Belajar Kognitif Hasil Belajar Kognitif Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Terbalik di kelas VIII.1 SMP N1 Peranap dalam pembelajaran Fisika pada materi Pokok Alat Optik yang dianalisis melalui daya serap dan efektivitas pembelajaran. a. Daya Serap Tabel 6. Daya Serap Siswa pada Materi Pokok Alat Optik No Uraian Materi Pokok Daya Serap Rata-rata (%) 1. Pertemuan I 91 Amat Baik 2. Pertemuan II 88 3. Pertemuan III 71 Amat Baik Baik Dari data dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 pada materi pokok alat optik.efektif dalam pembelajaran. 1356

No Uraian Materi Pokok Daya Serap Rata-rata (%) 1 Pertemuan I 91 Sangat Efektif 2 Pertemuan II 88 3 Pertemuan III 71 Efektif Efektif Dari tabel dapat dilihat pada setiap kategori terjadi peningkatan, siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran fisika, khususnya pada materi pokok Alat optik, dari data, motivasi sesudah proses pembelajaran lebih tinggi dari pada motivasi sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan melalui pendekatan pembelajaran terbalik. 3. Korelasi Motivasi Belajar siswa dengan Hasil belajar Kognitif Dari dua variabel data (motivasi dan hasil belajar kognitif) dapat dilihat hubungan dimana Hasil belajar kognitif siswa ditinjau dari daya serap dikategorikan Baik, hal ini seiring dengan motivasi belajar siswa, pada setiap kategori (Perhatian, Relevansi, Percaya diri dan kepuasan) terjadi peningkatan motivasi belajar siswa, hal disebabkan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran terbalik Kesimpulan 1. Kesimpulan Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : a. Daya serap siswa berada pada kategori Baik b. Terdapat peningkatan motivasi dari sebelum pembelajaran ke sesudah pembelajaran c. Dengan pendekatan pembelajaran terbalik dapat meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif di SMP N1 Peranap Tahun 2010/2011 pada materi pokok alat optik RUJUKAN Baharudin, Nurwahyuni, E. N. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-ruz Media. Jogjakarta. Nur. M, dan Wikandri. P.R. 1998. Teori Pembelajaran sosial dan Teori Belajar Prilaku. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya, Surabaya. Palinscar, A, S. & Brown, A. 1984. Reciprocal Teaching of Comprehension Fostering and Comprenension Monitoring Activities Cognition and Instrukti on. http : www. Sdeo, k12.ca.us/ seore/promising/ tips/rec.html. Palinscar. 1987. Reciprocal Teaching: Activities to Promote Reading with Your Mind. In T. L. Haris & E.J. Cooper (EDS), Reading, Thingking and Concept Development: Strategi For The Classroom. http: www. Sdeo, k12.ca.us/seore/promising/tips/rec.html.. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,Jakarta Slavin, R.. 2009 Cooperatif Learning, Teori, Riset dan Pratek, Nusa Media, Bandung Sugiyono.. 2009. Metode Penelitian Pendidikan,CV. Alfabek. Bandung. Zulkarnain. 2002. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Kelas 1 SMUN 2 Pekanbaru Melalui Model Pembelajaran Terbalik Tahun Pelajaran 2001/2002, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian UNRI, Pekanbaru. 1357