PEMANFAATAN MEDIA HITUNG UNTUK PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SDN 17 TRANSMIGRASI I

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN BENDA ASLI PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I ARTKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SD NEGERI 02 PULOSARI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MINAT PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN DI KELAS II SD

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN MONOPOLI DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATA PELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH RUSMITRIYANI F

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 21 TANJUNG PANTI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGUNAKAN MEDIA KONKRET KELAS 1 SD NEGERI NO. 05 NANGA UNGAI. Oleh KUMANG NIM: F

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : D O R A NIM. F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DI KELAS V SDN II BATANG ANAI PADANG PARIAMAN

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DISCOVERY ARTIKEL PENELITIAN OLEH : RINI EKOWATI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh THOMAS NIM F

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY ARTIKEL PENELITIAN OLEH ARIE TIYAWARMAN F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Transkripsi:

PEMANFAATAN MEDIA HITUNG UNTUK PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SDN 17 TRANSMIGRASI I SRI SULASTRI RAHAYUNI, Abdul Hasjmy, A.Totok Priyadi PGSD FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Peneliti ini dilatar belakangi oleh upaya peningkatan motivasi pembelajaran matematika dengan menggunakan media hitungan dan pipet. Kelas II Sekolah Dasar Negeri No.17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa motivasi pembelajaran matematika masih rendah. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang konvensional menyebabkan rendahnya motivasi pembelajaran matematika pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri No.17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, sifat penelitihan ini adalah penelitihan tindakan kelas (PTK) yang didalam pelaksanaan berkolaburasi dengan teman sejawat. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 9 orang. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan pengukuran. sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan selama 3 siklus, hasil perhitungan menunjukkan bahwa 35,56% pada baseline menjadi 68,89% pada siklus I dengan selisih sebesar 13,33%, kemudian dari siklus I dengan jumlah persentase 68,89% menjadi 91,11% ke siklus II dengan selisih sebesar 22,22%. Selanjutnya dari siklus II dengan jumlah persentase 91,11% menjadi 100% pada siklus III dengan selisih sebesar 8,89%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus III ialah 44,44%. Dengan demikian kenaikan Motivasi Belajar instrinsik dapat dikatagorikan Cukup Tinggi. Kemudian pada motivasi Ekstrinsik persentase baseline yaitu 68,89% menjadi 82,22% pada siklus I dengan selisih sebesar 13,33% kemudian dari siklus I dengan jumlah persentase 82,22% menjadi 97,78% ke siklus II dengan selisih sebesar 15,56%. Selanjutnya dari siklus II dengan jumlah persentase 97,78% menjadi 100% pada siklus III dengan selisih sebesar 2,22%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus III ialah 31,11%. Dengan demikian kenaikan Motivasi Belajar Ekstrinsik dapat dikatagorikan Rendah. Kata kata kunci: Peningkatan Motivasi Pembelajaran. The researchers motivated by efforts to increase the motivation of learning math by using media count and pipette. Class II Elementary School District: 17 Transmigration I Kembayan Sanggau. Based on initial observations that have been made, it can be seen that the motivation of learning mathematics is still low. The use of instructional methods and strategies that lead to low motivation conventional mathematics instruction in grade II Elementary School District : 17 Transmigration I Kembayan Sanggau. 1

The method used in this study is descriptive, it is the nature of researches researches class action (PTK) in the implementation of berkolaburasi with peers. The subjects in this study were grade II, amounting to 9 people. Data collection techniques in this study were direct observation and measurement. while the data collection tool used in this study was the observation sheet and test. The research was conducted for 3 cycles, the calculation results showed that 35.56% at baseline to 68.89% in the first cycle by a margin of 13.33%, then from the first cycle to the total percentage of 68.89% to 91.11% to second cycle with a difference of 22.22%. Furthermore, from the second cycle to the total percentage of 91.11% to 100% in the third cycle by a margin of 8.89%. The overall difference from baseline to the third cycle was 44.44%. Thus the increase in intrinsic learning motivation can be categorized "High Enough". Then the percentage of baseline Extrinsic motivation is 68.89% to 82.22% in the first cycle by a margin of 13.33% and then from the first cycle to the total percentage of 82.22% to 97.78% for the second cycle by a margin of 15, 56%. Furthermore, from the second cycle to the total percentage of 97.78% to 100% in the third cycle by a margin of 2.22%. The overall difference from baseline to the third cycle was 31.11%. Thus increase Extrinsic Motivation can be categorized "Low". Keywords: Increasing Motivation Learning. PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah orang tua, dan masyarakat. Pemerintah berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang pada alenia IV Pembukaan UUD 1945, dan orang tua punya kewajiban menyekolahkan anaknya, agar anaknya dikemudian hari dapat mandiri dan tidak menjadi beban orang lain,karena anak adalah amanah dari Allah SWT untuk dibesarkan dan di didik agar menjadi manusia yang berguna, berguna bagi dirinya orang tua, masyarakat bangsa dan negara.sedangkan masyarakat diharapkan untuk membantu kelancaran pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah yang ada di lingkungannya. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan propesinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia seutuhnya. Tujuan pendidikan itu sendiri dapat tercapai secara optimal jika proses belajar mengajar direncanakan dengan baik. Untuk itu setiap guru selalu dituntut untuk meninggkatkan kinerjanya didalam proses belajar mengajar. 2

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan. motivasi juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Motivasi seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan instrinsik yang ada pada diri seseorang atau individu yang bersangkutan, stimuli eksternal mungkin dapat mempengaruhi motivasi, tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut. Berdasarkan pentingnya motivasi pada siswa, maka siswa diharapkan harus mempunyai motivasi yang tinggi baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran Matematika yang akhirnya diharapkan dapat menigkatkan hasil belajarnya. Pendidikan formal merupakan hak bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus/ penyandang cacat. agar anak dapat menguasai Matematika yang obtimal perlu motivasi dalam pempelajaran Matematika. Motivasi sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran secara objektif, motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran secara objektif, motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran Matematika, baik dalam proses hasil seorang siswa yang dalam proses maupun aktivitas pembelajaran, dengan motivasi siswa yang tinggi baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsik diharapkan pencapaian keberhasilan siswa dalam pembelajaran Matematika dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Iskandar ( 2009: 180) Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere Yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia. Menurut Zainal Aqib (2002: 50) menyatakan bahwa Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari buku tersebut dapat dijelaskan bahwa motivasi yaitu proses untuk memulai, mempertahankan, dan mengarahkan kegiatan psikologis atau fisik, juga setiap gaya dalam ( implus, dorongan, keinginan ) yang terlibat dalam proses ini. Motif dapat beroperasi pada tingkat sadar atau tidak sadar, dan sering dibagi menjadi (a) psikologis primer, atau organik, (b) pribadi dan sosial, atau sekunder. (kepentingan afiliasi, persaingan dan individu dan tujuan ) Menurut Ngalim Purwanto (1990: 71) Motivasi adalah, Pendorongan yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang yang menyangkut soal mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat demikian. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Jakarta (2008: 23) Belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut Saeri Tri Kusuma. (1991: 2). Diaknostik Kesulitan Belajar. Belajar merupakan 3

4 suatu proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Hamalik. (2005: 28). Psikologi belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut Muhammad Asrori. (2008: 183). pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Menurut Saeri Tri Kusuma. (1991:17) Peranan guru: guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman individu yang bersangkutan. Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick/ wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti relating to learning. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir) (TIM MKPBM, 2001). Jadi secara etimologis matematika diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan motivasi dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys, dkk. (1984) sendiri dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam (TIM MKPBM, 2001) Motivasi Pembelajaran Matematika merupakan konsep pendorong penguasaan media hitungan, hal ini berhubungan dengan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi, telaah tentang dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Masalah umum adalah apakah motivasi pembelajaran Matematika dengan media hitungan dan pipet dapat meningkatkan kemampuan atau daya serap pemahaman siswa melalui beberapa pendekatan atau metode motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran Matematika. Secara khusus masalah yang dihadapi adalah bagaimana mempersiapkan rencana Pelaksanaan (RPP), memperkenalkan Media Hitungan dan LKS, pelaksanakan Pembelajaran, aktivitas fisik dan aktivitas emosional peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri No 17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau. Dari permasalahan umum dan khusus tidak lupa juga memiliki tujuan yaitu Untuk mendiskripsikan motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran Matematika dengan alat bantu media hitungan dan pipet pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri No.17 Transmigrasi I Kembayan, Sanggau. Sehingga pemahaman dalam pembelajaran siswa akan lebih baik. Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi: (i) Pengembangan kurikulum di tingkat Sekolah dan tingkat kelas. (ii) Sekolah dapat meningkatkan prestasi karena memiliki guru yang kreatif, inovatif, dan mengembangkan dirinya melalui penelitian. (iii) Guru dapat melakukan inovasi sebagai contoh mencoba meningkatkan, mengubah, dan mengembangkan pendekatan, metode atau gaya pembelajaran serta mampu melahirkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kelasnya. (iv) peserta didik mendapatkan pengetahuan baru dan Meningkatkan atau memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sehingga dimungkinkan meningkatkan hasil belajar. (v) memberikan masukan sekolah untuk upaya penyempurnaan kurikulum kearah yang lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk mewujutkan perbaikan proses pembelajaran matematika yang berkualitas sehingga guru mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan motivasi pembelajaran matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri No 17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Nawawi (2007: 67) menyatakan bahwa metode diskriftif adalah prosedur pemecahan masalah yang sedang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Dengan kata lain, metode deskriptif ini digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian dengan cara menggambarkan atau memaparkan objek penelitian berdasarkan hasil di mana penelitian berlangsung. Bentuk penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dimana penelitian ini merupakan suatu aktivitas mencermati objek atau komponen-komponen yang ada di dalam kelas dengan menggunakan tindakan tertentu untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi belajar yang terjadi di dalam kelas (Maridjo A. Hasjmy, 2010:4). IGAK Wardani,dkk (2004: 14),Mengatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri guru, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.hal ini sejalan dengan pendapat Wijaya Kusuma dan Dede 5

6 Dwitagama (2010: 9),bahwa penelitian yang dilakukan adalah guru di kelasnya sendiri. Penelitian dilakukan dengan cara: (1) merencanakan (2) melaksanakan, (3) mengobservasi dan (4) merevleksikan tindakan secara kolaburatif dengan tujuan yang bersama kolaburator yang mengamati pelaksanaan guruselama penelitian berlangsung untuk memperbaiki kinerja guru. Menurut Tukiran Taniredjo (2010: 16) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang mengangkat masalah masalah yang akurat yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran dikelasnya. PTK merupakan tindakan perbaikan yang sengaja dimunculkan untuk memperbaiki tindakan pembelajaran. Setting penelitian dilaksanakan didalam kelas II Sekolah Dasar Negeri Transmigrasi I Kembayan Sanggau Subyek penelitian adalah guru sebagai peneliti yang melakukan penelitian dikelasnya sendiri dan 9 peserta didik kelas II Tehnik pengumpulan data adalah observasi langsung,wawancara dan tes pengukuran.tehnik pengukuran dengan mengisi tabel Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG) 1 dalam membuat RPP, mengukur kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan mengisi tabel IPKG 2, mengukur keaktivan peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan lembaran.motivasi belajar peserta didik serta mengukur keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan media hitungan Alat pengumpul data adalah lembar observasi /penilaian kemampuan guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (APKG I dan APKG II) dan Tes. Menurut Suharsini Arikunto (2010:193), Tes adalah serentetan pertanyaan atau latian serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam III siklus setiap siklus memiliki 4 tahapan yaitu perencanaan (planning), Implementasi/ tindakan pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection) yang dilaksanakan dengan kolaburasi partisipaktif antara pengamat dan peneliti (guru kelas II) PEMBAHASAN A. Hasil Temuan 1. Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran Dilaksanakan oleh Siswa SDN No.17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau dengan peserta didik sebanyak 9 Orang. b. Pelaksanaan Penelitian terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media hitung dan Pipet di kelas II Sekolah Dasar Negeri no. 17 Transigrasi I dilaksankan pada hari Jum at 2 Februari 2013. c. Observasi

7 Hasil observasi guru yang dilakukan teman sejawat dapat disimpulkan; 1) Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menerapkan media hitung dan pipet dalam proses pembelajaran. 2) Guru dapat menguasai kelas dengan baik. 3) Guru masih menjadi pusat informasi dan kurang melibatkan anak dalam penjelasan materi pembelajaran. 4) Guru kurang mampu membimbing siswa untuk menanyakan hal yang belum diketahui. 5) Pelaksanaan waktu pembelajaran lebih lama dari yang direncanakan. 6) Siswa masih kurang tertarik untuk memberikan tanggapan atas jawaban atau penjelasan dari teman. 7) Materi pembelajaran terlalu banyak sehingga anak kewalahan untuk mengingat materi pembelajaran yang sudah diberikan. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus. Hasil observasi siklus I untuk motivasi belajar pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel 4.2. N O A 1 2 3 4 5 B 1 Tabel 4.2 Hasil Observasi Indikator Kinerja Motivasi Belajar Pembelajaran Matematika Kelas II Siklus I SIKLUS I INDIKATOR Motivasi Intrinsik Siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa disuruh Siswa mencatat materi pelajaran tanpa di suruh Siswa menjawab pertanyaan tanpa disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan tulistanpa djsuruh Siswa bertanya mengenai materi yang belum jelas tanpa disuruh Rata rata Motivasi Ekstrinsik Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan disuruh JM L TIDAK % JML % 7 77,78% 2 22,22% 6 66,67% 3 33,33% 6 66,67% 3 33,33% 6 66,67% 3 33,33% 6 66,67% 3 33,33% 6,20 68,89% 2,80 31,11% 7 77,78% 2 22,22%

8 N O 2 3 4 5 INDIKATOR Siswa mencatat materi pelajarandengan disuruh Siswa menjawab pertanyaan dengan disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan tulis dengan disuruh Siswa bertanya mengenai materi yangbelum jelas dengan disuruh Rata - rata 82,22% 7,40 Nilai Rata rata penggunaan media 6,80 75,56% hitungan dan pipet Tabel tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut: 85 Siklus I SIKLUS I TIDAK JM % JML % L 82,22 7 77,78% 2 22,22% 8 88,89% 1 11,11% 8 88,89% 1 11,11% 7 77,78% 2 22,22% 1,60 2,20 17,78% 24,44% 80 75 70 65 68,89 75,56 60 Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik Rata-rata Nilai Grafik 4.2 Motivasi Belajar Pembelajaran Pada Siklus I Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi setiap jenis motivasi belajar. 1) Pada indicator motivasi instrinsik, hasil penelitian yang telah diperoleh sudah tercapai, yaitu dari rata-rata persentase deslin dari 35,56% meningkat menjadi 68,89% pada siklus I. 2) Pada indikator motivasi ekstrinsik, Hasil penelitian yang telah diperoleh telah dicapai, yaitu dari rata-rata persentase base line dari 68,89% meningkat menjadi 82,22% pada siklus I. d. Refleksi

9 Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. dari data yang telah diperoleh selama observasi siklus I 75,56% pada saat pembelajaran telah berakhir, diadakan kesepakatan antara guru sebagai peneliti dan teman sejawat untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. sehingga sepakat untuk melaksanakan tindakan kedua pada siklus II. 2. siklus II a. Perencanaan Pembelajaran Dilaksanakan oleh Siswa SDN No.17 Transmigrasi I Kembayan Sanggau dengan peserta didik sebanyak 9 Orang b. Pelaksanaan Penelitian terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media hitung dan pipet di kelas II Sekolah Dasar Negeri NO. 17 Transmigrasi I dilaksankan pada hari Sabtu,9 Februari 2013 c. Observasi siklus II Hasil observasi guru yang dilakukan teman sejawat dapat disimpulkan; 1) Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menerapkan media hitung dan pipet dalam proses pembelajaran. 2) Guru dapat menguasai kelas dengan baik. 3) Guru masih menjadi pusat informasi dan kurang melibatkan anak dalam penjelasan materi pembelajaran. 4) Guru kurang mampu membimbing siswa untuk menanyakan hal yang belum diketahui. 5) Pellaksanaan waktu pembelajaran lebih lama dari yang direncanakan. 6) Siswa masih kurang tertarik untuk memberikan tanggapan atas jawaban atau penjelasan dari teman. 7) Materi pembelajaran terlalu banyak sehingga anak kewalahan untuk mengingat materi pembelajaran yang sudah diberikan. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus. Hasil observasi siklus II untuk motivasi belajar pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel 4.3. NO A Tabel 4.3 Hasil Observasi Indikator Kinerja Motivasi Belajar Siklus II SIKLUS II TIDAK INDIKATOR JML % JML % Motivasi Intrinsik

10 SIKLUS II NO INDIKATOR TIDAK JML % JML % Siswa memperhatikan penjelasan guru 1 tanpa disuruh 8 88,89% 1 11,11% Siswa mencatat materi pelajaran tanpa di 2 suruh 3 Siswa menjawab pertanyaan tanpa disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan 4 tulistanpa djsuruh 8 88,89% 1 11,11% Siswa bertanya mengenai materi yang 5 belum jelas tanpa disuruh 7 77,78% 2 22,22% B 1 2 3 4 5 Rata rata Motivasi Ekstrinsik Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan disuruh Siswa mencatat materi pelajarandengan disuruh Siswa menjawab pertanyaan dengan disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan tulis dengan disuruh Siswa bertanya mengenai materi yangbelum jelas dengan disuruh 8,20 91,11% Rata - rata 8,80 97,78% Nilai Rata rata penggunaan media hitungan dan pipet 8,50 94,44% Tabel tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut: 0,80 8,89% 8 88,89% 1 11,11% 0,20 0,50 2,22% 5,56%

11 100 98 96 94 92 90 88 86 91,11 Motivasi Intrinsik Siklus II 97,78 Motivasi Ekstrinsik 94,44 Rata-rata Nilai Grafik 4.3 Motivasi Belajar Pembelajaran Pada Siklus II Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi setiap jenis motivasi belajar. 1) Pada indikator motivasi instrinsik, Hasil penelitian yang telah diperoleh sudah tercapai, yaitu dari rata-rata persentase siklus I dari 68,89% meningkat menjadi 91,11% pada siklus II. 2) Pada indikator motivasi ekstrinsik, Hasil penelitian yang telah diperoleh telah dicapai, yaitu dari rata-rata persentase siklus I dari 82,82% meningkat menjadi 97,78% pada siklus II. d. Refleksi Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus II. dari data yang telah diperoleh selama observasi siklus II 94,44% pada saat pembelajaran telah berakhir, diadakan kesepakatan antara guru sebagai peneliti dan teman sejawat untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Sehingga sepakat untuk melaksanakan tindakan ketiga pada siklus III. 3. siklus III a. Perencanaan Pembelajaran Dilaksanakan kepada Siswa SDN No.17 Transmigrasi I,Kembayan Sanggau dengan peserta didik sebanyak 9 Orang b. Pelaksanaan Penelitian terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media hitung dan pipet di kelas II Sekolah Dasar Negeri NO. 17 Transigrasi I dilaksankan pada hari Sabtu, 15 Februari 2013 c. Observasi siklus III Hasil observasi guru yang dilakukan teman sejawat dapat disimpulkan; 1) guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menerapkan Media Hitung dan Pipet dalam proses pembelajaran. 2) Guru dapat menguasai kelas dengan baik.

12 3) Guru masih menjadi pusat informasi dan kurang melibatkan anak dalam penjelasan materi pembelajaran. 4) Guru kurang mampu membimbing siswa untuk menanyakan hal yang belum diketahui. 5) Pellaksanaan waktu pembelajaran lebih lama dari yang direncanakan. 6) Siswa masih kurang tertarik untuk memberikan tanggapan atas jawaban atau penjelasan dari teman. 7) Materi pembelajaran terlalu banyak sehingga anak kewalahan untuk mengingat materi pembelajaran yang sudah diberikan. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus. Hasil observasi siklus III untuk motivasi belajar pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Observasi Indikator Kinerja Motivasi Belajar Siklus III SIKLUS III NO INDIKATOR TIDAK JML % JML % A Motivasi Intrinsik Siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa 1 disuruh 2 Siswa mencatat materi pelajaran tanpa di suruh 3 Siswa menjawab pertanyaan tanpa disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan tulistanpa 4 djsuruh Siswa bertanya mengenai materi yang belum 5 jelas tanpa disuruh Rata rata 9,00 100,00% - 0,00% B Motivasi Ekstrinsik Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan 1 disuruh Siswa mencatat materi pelajarandengan 2 disuruh 3 Siswa menjawab pertanyaan dengan disuruh Siswa mengerjakan soal dipapan tulis dengan 4 disuruh Siswa bertanya mengenai materi yangbelum 5 jelas dengan disuruh Rata - rata 9,00 100,00% - 0,00%

13 NO SIKLUS III INDIKATOR TIDAK JML % JML % Nilai Rata rata penggunaan media hitungan dan pipet 9,00 100,00% - 0,00% Tabel tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut: 120 100 80 60 40 20 0 Siklus III 100 100 100 Intrinsik Ekstrinsik Nilai Rata-rata Grafik 4.4 Motivasi Belajar Pembelajaran Pada Siklus III Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi setiap jenis motivasi belajar. 1) Pada indikator motivasi instrinsik, Hasil penelitian yang telah diperoleh sudah tercapai, yaitu dari rata-rata persentase siklus II dari 91,11% meningkat menjadi 100% pada siklus III. 2) Pada indikator motivasi ekstrinsik, Hasil penelitian yang telah diperoleh telah dicapai, yaitu dari rata-rata persentase siklus II dari 97,78% meningkat menjadi 100% pada siklus III. B. Pembahasan Temuan 1. Pembahasan Siklus I Secara Umum pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I ini berjalan lancar, walaupun masih harus ada beberapa hal yang harus ditingkatkan. Untuk memperbaiki langkah pembelajaran dalam siklus I maka peneliti dan Kolaborator sepakat melakukan pada siklus II. 2. Pembahasan Siklus II Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam siklus II masih ada indikatorindikator yang perlu ditingkatkan yaitu siswa belum semua mau mengerjakan soal di papan tulis dengan tanpa disuruh, belum semua siswa mau bertanya mengenai materi yang belum jelas dengan tidak disuruh. Sedangkan dalam indikator motivasi Ekstrinsik masih ada siswa yang tidak mau menjawab

14 pertanyaan guru dengan disuruh. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dan kolaborator sepakat untuk melanjutkan ke siklus III, agar kekurangan yang terjadi pada Siklus II ini dapat diperbaiki. 3. Pembahasan Siklus III Setelah melakukan Siklus ke 3 ternyata terjadi peningkatan yang signifikan, walaupun peningkatannya secara keseluruhan (100%) tetapi sudah dianggap sebagai hasil yang optimal. Sehingga penelitian dilakukan hanya sampai pada siklus III. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian terhadap peningkatan motivasi pembelajaran matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri No.17 transmigrasi I kembayan dapat disimpulkan bahwa : 1. Motivasi Instrinsik dari baseline terhadap siklus yang telah dilaksanakan, yaitu 35,56% pada baseline menjadi 68,89% pada siklus I dengan selisih sebesar 33,33%, kemudian dari siklus I dengan jumlah persentase 68,89% menjadi 91,11% ke siklus II dengan selisih sebesar 22,22%. Selanjutnya dari siklus II dengan jumlah persentase 91,11% menjadi 100% pada siklus III dengan selisih sebesar 8,89%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus III ialah 64,44%. Dengan demikian kenaikan motivasi belajar instrinsik dapat dikatagorikan Tinggi 2. Motivasi ekstrinsik dari baseline terhadap siklus yang telah dilaksanakan yaitu 68,89% pada baseline menjadi 82,22% pada siklus I dengan selisih sebesar 13,33% kemudian dari siklus I dengan jumlah persentase 82,22% menjadi 97,78% ke siklus II dengan selisih sebesar 15,56%. Selanjutnya dari siklus II dengan jumlah persentase 97,78% menjadi 100% pada siklus III dengan selisih sebesar 2,22%. Adapun selisih keseluruhan dari baseline ke siklus III ialah 31,11%. Dengan demikian kenaikan motivasi belajar ekstrinsik dapat dikatagorikan Rendah 3. Hasil belajar siswa sebanyak 9 Siswa pada siklus I adalah 60 masuk kedalam kategori Cukup baik, Kemudian dalam siklus II adalah 70 termasik kedalam kategori baik, dan hasil belajar siswa dalam siklus III adalah 85 masuk kedalam kategori Sangat Baik. Dari hasil yang diperoleh dalam setiap siklus baik siklus I, II, maupun III dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok adalah 71,67 termasuk dalam kategori Baik SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

15 1. Guru hendaknya selalu menggunakan media pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat termotivasi belajarnya dengan baik, baik motivasi Intrinsik maupun Ekstrinsik. 2. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat berdampak terhadap hasil belajar siswa. Guru seharusnya selalu menyemangati dengan cara memberikan pujian atau hadiah bagi Siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. 3. Motivasi siswa sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat memotivasi siswa yakni dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan media hitung dan pipet, atau benda lainnya yang mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam mencari media hitungan. DAFTAR PUSTAKA Anam, Choirul. 1989. Psikologi Anak Luar Biasa, Yogyakarta.SGPLB Negeri. Aqib Zainal. (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendikia. Asrori Mohammad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. CV. Wacana Prima. Aunurahman.2009. Penelitian Pendidikan SD.Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. BSNP.2011. Pedoman Penilaian Hasil Belajar dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. FKIP (2007).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak : Edukasi Press FKIP Untan. Hamalik, Oemar.2005.Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung. CV Sinar Baru. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi baru. Jakarta : Gaung Persada Press. John W.Santrock (2009). Psikologi Pendidian Educational Psychology Edisi 3 buku 2.Jakarta : Salemba Humanika. Kamus SIBI. 2001. Sistim Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta. Departeman Pendidikan. Kusumo Saeri Tri.1991. Dianoktik Kesulitan Belajar. Yogyakarta : SGPLB Negeri Nasional. Maridjo Abdul Hasjmy.(2010).Rambu-rambu Penelitian Tindakan Kelas. Pontianak.

16 Nawawi, Hadari.1985.Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada.... ( 2007 ) Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Nurgiyantoro Burhan, dkk.(2009). Statistik terapan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University. Purwanto Ngalim. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sardiman. 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Rajawali Press. Suciati,dkk (2007), Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta :Universitas Terbuka. Susilo. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. : Pustaka. Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan. Undang undang Republik Indonesia No 20 thn 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional ( 2003 ). Bandung : Citra Umbara : University Press. Uno Hamzah B. ( 2007 ). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di bidang Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara