BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapkan dapat memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

PENDAHULUAN. perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global berdampak bagi negara Indonesia. Oleh karena itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB.I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. periode (Mulyadi,2001).Menurut Helfert (1996) Kinerja perusahaan adalah hasil

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Apakah tata kelola perusahaan (good corporate governance) masih

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi isu sentral dalam menunjang pemulihan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, perusahaan dituntut untuk dapat mengimbanginya. Maka diperlukan adanya sistem pengelolaan serta pengendalian manajerial yang tepat pada tatakelola perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapkan dapat memberikan dampak yang positif baik secara langsung maupun tidak langsung. Good Corporate Governance didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang (Zarkasyi, 2008). Dengan adanya good corporate governance yang merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Teori utama yang tidak lepas dari corporate governance adalah teori keagenan. Asumsi utama teori keagenan adalah tujuan principal dan tujuan agent yang berbeda dapat memunculkan konflik karena manajer perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan pribadinya sendiri. Untuk menanggulangi masalah asimetri ini, diharapkan 1

2 perusahaan dapat mengungkapkan dan mengimplementasikan corporate governance yang baik dan benar demi membuktikan komitmen perusahaan terhadap pemangku kepentingan (shareholders, stakeholders). Pengungkapan tentang tatakelola perusahaan (corporate governance) dapat tertuang dalam laporan tahunan. Laporan keuangan tahunan merupakan media yang dapat digunakan untuk mengungkapkan tatakelola perusahaan (corporate governance) mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2009) yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). PSAK yang mengatur tentang pengungkapan laporan keuangan adalah PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. PSAK No. 1 par 12 menyatakan bahwa: Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggapkaryawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut diluar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. Pengungkapan tersebut merupakan wujud dari prinsip transparansi (yang merupakan salah satu prinsip umum dari Good Corporate Governance). Selain itu, Salah satu ayat yang dapat diintrepestasikan dalam konteks akuntansi yaitu Allah SWT memerintahkan agar senantiasa dapat menjalankan amanat untuk setiap pihak terkait yaitu bagi pengguna informasi (stakeholders) dan dalam hal ini kaitannya adalah memenuhi hak untuk mendapatkan informasi dari laporan keuangan serta dengan kata lain ayat ini mendeskripsikan mengenai prinsip akuntabilitas yang merupakan salah satu prinsip dari GCG. Sebagaimana dalam surat Al-Anfal ayat 27:

3 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Salah satu implikasi dari memberikan kepercayaan yaitu dapat mempertanggungjawabkan (accountability) terhadap amanat yang telah diberikan. Ayat ini memuat tiga aspek yaitu Allah, Rasul dan orang yang memberi kepercayaan. Maka dari sini kita mengambil kesimpulan bahwa kedudukan akuntabilitas di dalam ajaran Islam berkenaan dengan hubungan interaksi trasendental dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Penerapan good corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Disisi lain, dorongan dari peraturan (regulatory driven) memaksa perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan seyogyanya saling melengkapi saling melengkapi untuk menciptakan untuk menciptakan bisnis yang sehat. Sehubungan dengan perlunya peningkatan GCG, maka Bank Indnesia (BI) melalui peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan No. 8/14/PBI 2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang perubahan atas peraturan Bank

4 Indonesia No. 8/4/PBI/2006 mengatur tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum yang merupakan salah satu upaya untuk memperkuat industri perbankan nasional sesuai dengan Arsitektural Perbankan Indonesia (API). Intregitas, Reputasi dan Keuntungan perusahaan pada akhirnya ditentukan oleh tindakan masing-masing para Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Pemegang Saham, Karyawan dan Stakeholders lainnya. Masing masing secara pribadi bertanggung jawab mematuhi etika bisnis dan perilaku, ini dapat ditemukan ketika Good Corporate Governance diimplementasikan dengan komitmen yang tinggi (Louis Chenevert, President and Chief Operating Officer United Technologies Corporation). GCG sesunggguhnya bukan hal baru bagi dunia perbankan, khususnya bagi bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ini mengingat, kewajiban atas pelaksanaan GCG di lingkungan BUMN telah diatur dalam Keputusan Menteri BUMN No: KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN. Dengan tujuan BUMN yakni, meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional serta iklim investasi nasional (Abdullah, 2010). Pemenuhan sumber dana dan anggaran pemerintah yang terbatas mendorong perusahaan melakukan privatisasi, yang konsekuensinya adalah peningkatan sumberdaya dan tatakelolanya. Sistem corporate governance (tatakelola perusahaan) mengarahkan pengelolaan perusahaan pada upaya pencapaian profit dan sustainability secara seimbang (Daniri, 2006). Pencapaian keuntungan tersebut merupakan wujud pemenuhan pemegang saham (shareholders/stockholders) dan tidak dapat lepaskan dari upaya pencapaian sustainability yang merupakan wujud pemenuhan kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders). Perusahaan

5 yang memperoleh pendapatan yang lambat atau profitabilitas yang sedikit maka cenderung akan mengumumkan lebih banyak tentang pelaksanaan GCG guna melepaskan tekanan dari pasar (Kusumawati, 2007). Profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntunganyang diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Sedangkan rasio profitabilitas Bank pada umumnya yang dapat diukur dengan menggunakan return on equity (ROE) dan return on asset (ROA). ROA menfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Alasan pengguanaan ROA, dikarenakan Bank Indonesia (BI) sebagai pembina dan pengawasan perbankan yang lebih mementingkan aset dananya yang berasal dari masyarakat. ROE lebih menjadi perhatian pemegang saham karena berkaitan dengan saham yang diinvestasikan, saham terbesar pada bank BUMN dimiliki oleh pemerintah. Penelitian tentang Good Corporate Governance di Indonesia banyak dihubungkan dengan kinerja perusahaan, dengan menggunakan kriteria penilaian GCG yang terdapat di CGPI. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh. Suklimah Ratih (2011) menunjukkan bahwa pengaruh langsung variabel bebas CGPI (X) terhadap kedua variabel intervening dengan analisis path dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu hipotesispun yang terbukti kebenarannya. Sedangkan GCG dengan proksi CGPI yang terbukti tidak berpengaruh terhadap NPM serta GCG dengan proksi CGPI terbukti tidak berpengaruh terhadap ROA. Reny Dyah Retno M. (2012) menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

6 dengan variabel Control Size dan Laverage. Pengungkapan CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan variabel Control Size, Jenis Industri, profitabilitas dan Laverage. GCG dan CSR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode (2007-2010). Gabriella Cintya (2013) menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel independen GCG terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan Tobin s-q, sedangkan jika diukur dengan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan. Akan tetapi David Djondro (2011) memproksikan GCG dengan Self- Assessment (penilaian mandiri) pada Bank, yang hasil penilitiannya menunjukkan bahwa GCG mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA, ROE, NIM dan PER. Sedangkan GCG tidak berpengaruh pada Return Saham. Penelitian mengenai hubungan good corporate governance dan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan. Akan tetapi penelitian Natalia (2012) menguji salah satu variabelnya, profitabilitas terhadap pengungkapan corporate governance menerangkan bahwa kenaikan profitabilitas akan menyebabkan kecenderungan kenaikan tingkat pengungkapan laporan informasi corporate governance. Dalam pengaruhnya terhadap profitabilitas, Muhamad et al. (2009) menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas lebih besar dibanding dengan yang lainnya memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi untuk mendukung kelangsungan posisi perusahaan tersebut. Lebih lanjut, Shingvi dan Desai (1971) mendukung pendapat Muhammad et al. (2009) dalam Natalia (2012) dengan

7 menyatakan pendapatan yang lebih besar memotivasi manajemen untuk menyediakan pengungkapan informasi yang lebih luas untuk memberikan jaminan kepada investor. Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas, untuk mengetahui pengaruh pengungkapan corporate governance sebagai wadah informasi secara transparan atas pengelolaan perusahaan selama menjalankan operasinya dan sebagai sarana informasi yang digunakan untuk mengetahui imbal balik aset dan modal yang diperoleh oleh Bank dari para pemangku kepentingan. Maka peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DENGAN PENDEKATAN CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE INDEX (CGDI) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah dari penelitian ini: 1. Apakah penerapan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA pada bank BUMN Tahun 2011-2013? 2. Apakah penerapan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROE pada bank BUMN Tahun 2011-2013?

8 1.3 Tujuan Penelitian Dengan adanya rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabilitas diproksikan dengan ROA pada bank BUMN Tahun 2011-2013. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabilitas diproksikan dengan ROE pada bank BUMN Tahun 2011-2013. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Sebagai bahan pembelajaran dan tambahan pengetahuan dalam kajian akuntansi keuangan mengenai hubungan corporate governance terhadap profitabilitas. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat atau mampu memberikan kontribusi pada pengembanagan teori, terutama kajian mengenai akuntansi keuangan yaitu: hubungan corporate governance terhadap profitabilitas. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi perusahaan mengenai pentingnya penerapan dan pengungkapan Good Corporate Governance (GCG).

9 4. Bagi Calon Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dengan informasi pengungkapan corporate governance. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini agar dapat memberikan pemahaman sesuai yang diharapkan, maka dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan yang ditetapkan penulis, yaitu: 1. Obyek penelitian adalah perusahaan perbankan BUMN dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan alasan pemberdayaan BUMN tidak bisa ditunda-tunda dengan berbagai alasan serta jenis perusahaan ini lebih kompleks laporan keuangannya. 2. Ada tidaknya pengaruh pengungkapan GCG terhadap profitabilitas, yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA mempunyai arti penting sebagai salah satu teknis analisis keuangan yang bersifat menyeluruh atau komprehensif. Sedangkan ROE merupakan hal menarik untuk diikuti oleh para investor dan pemegang saham. 3. Periode penelitian adalah 3 tahun, yaitu tahun 2011-2013 yang merupakan tahun yang update ketika penelitian ini dilakukan, karena Annual Report Tahun 2014 belum tersedia.