BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu procrastinare. Kata procrastinare memiliki awalan pro yang berarti. menunda-nunda menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. waktu yang telah ditentukan sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jejaring Sosial Facebook 2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial Facebook Pengertian jejaring sosial menurut Wikipedia (2012) adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Dalam Wikipedia (2012) Facebook adalah sebuah layanan situs jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook.Inc. Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi. Facebook bisa juga diartikan sebagai media pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat orang lain. Menurut Kurniali (2009), Facebook adalah situs pertemanan populer yang berasal dari Amerika, pendiri Facebook adalah Mark Zukerberg. Facebook menerima semua pengguna yang berusia lebih dari 13 tahun dan memiliki sebuah alamat email yang valid. Menurut Zaenal (2009) Facebook 9

atau yang biasa disebut dengan FB merupakan situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer dimana-mana. Facebook diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004. Sampai saat ini, jutaan orang memiliki Facebook dan sebagian besar mengatakan dapat bertemu lagi dengan sahabat lama yang sudah hilang komunikasi atau lost contact bertahun-tahun. Nilawati (2010) menjelaskan Facebook merupakan situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer di dunia maya. Facebook merupakan karya dari Mark Zuckerberg. Facebook dapat membantu untuk mencari teman-teman lama yang mungkin dalam beberapa waktu tidak bertemu. Facebook juga dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih serius, seperti promosi produk, promosi seminar dan workshop, dll. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan Facebook adalah situs jejaring sosial yang saat ini sedang populer dan didirikan oleh Mark Zukerberg. Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi. 2.1.2 Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Dalam penggunaan jejaring sosial Facebook tidak terlepas juga dari penggunaan Internet. Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan intenet seseorang, 10

yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (Qomariyah, 2009) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan: a. Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan). b. Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) c. Light users (kurang dari 10 jam per bulan) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:438), definisi Intensitas adalah tingkatan atau seberapa sering melakukannya. Sedangkan menurut Wikipedia (2012), definisi Intensitas adalah Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intention yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Menurut Kaloh (Christanti, 2011) intensitas merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. Penggunaan jejaring sosial Facebook secara umum biasa disebut online keadaan ini menunjukan keadaan konektivitas atau terhubung ke dalam suatu jaringan yang besar. Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan definisi penggunaan jejaring sosial Facebook adalah tingkat keseringan seseorang dalam terhubung dan menggunakan jejaring sosial Facebook yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. 11

2.1.3 Aspek-Aspek Intensitas Menurut Kasali (dalam Christanti, 2011) aspek dalam intensitas yaitu : a. Perhatian b. Minat c. Hasrat d. Rasa percaya e. Tindakan. Sedangkan Siahaan (dalam Christanti, 2011) menjelaskan aspek-aspek dalam intensitas adalah : a. Perhatian Perhatian adalah tingkat ketertarikan terhadap sesuatu yang menjadi target perilaku. b. Penghayatan Penghayatan adalah pemahaman terhadap informasi yang disajikan. c. Durasi Lamanya selang waktu setiap individu dalam mengeksplorasi. d. Frekuensi Banyaknya pengulangan perilaku dalam mengkonsumsinya atau seberapa sering. Afandi (2011) juga mengambil beberapa aspek dalam intensitas dalam online Facebook, yaitu : a. Mengetahui perihal Facebook (Knowing) 12

b. Pemakaian fasilitas Facebook (Application) c. Tingkat keseringan atau frekuensi individu (Frequency) 2.2 Teori Prokrastinasi 2.2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro dan akhiran crastinus. Pro berarti kecenderungan bergerak maju, crastinus berarti menuju keesokan hari (Steel, 2006). Sehingga jika digabungkan prokrastinasi menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Penundaan adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab, keputusan, atau tugas yang perlu dilakukan (Haycock, McCarthy, & SKAY 1998, Tuckman dan Sexton, 1989 dalam La Forge, 2005). Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Tuckman, 2007). Ellis dan Knaus (La Forge, 2005) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus 13

dilakukan dengan benar, bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu kebiasaan (trait) prokrastinasi. Salomo dan Rothblum (1984) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perbuatan yang tanpa alasan memperlambat pekerjaan sampai pada titik ketidaknyamanan yang dialami. Penundaan melibatkan mengetahui bahwa seseorang bisa saja melakukan suatu kegiatan, dan mungkin bahkan ingin melakukannya, namun gagal untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang diinginkan atau diharapkan (Senecal, Koestner, & Vallerand 1995 dalam La Forge, 2005). Setiap bentuk penundaan adalah prokrastinasi, salah satunya dalam bidang akademik. Prokrastinasi akademik dapat disimpulkan sebagai suatu kecenderungan individu menunda tugas akademik yang ditandai oleh pengalihan kapasitas pikiran, perasaan dan tindakan yang menyebabkan kegagalan dalam penyelesaian tugas akademik secara keseluruhan dari waktu ke waktu. Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik. Tugas-tugas akademik tersebut diantaranya tugas menulis, membaca, belajar menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (kuliah), tugas administratif, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas menulis sebesar 46%. Selain itu, dalam tugas membaca 30,1%; belajar untuk ujian 27,6%; 14

menghadiri pertemuan (kuliah) 23%; dalam tugas administratif 10,6%; dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%. 2.2.2 Jenis-Jenis Tugas Pada Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas dalam prokrastinasi. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akdemik, misalnya tugas sekolah atau tugas kuliah. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, 1995., dalam Gufron, 2003). Menurut Green (dalam Gufron, 2003), jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dibedakan dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik. Salomon & Rothblum (Ferrari, dkk, 1995) menyebutkan 6 area tugas akademik tentang jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh mahasiswa, yaitu: 15

a. Tugas Menulis Makalah Tugas tersebut meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau mengarang lainnya. b. Tugas Belajar Menghadapi Ujian Tugas tersebut meliputi menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, dan Test Mingguan. c. Tugas Membaca Mingguan Tugas tersebut meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan. d. Tugas Administratif Akademik Tugas tersebut seperti menulis catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, mengembalikan buku perpustakaan. e. Tugas Menghadiri Pertemuan Perkuliahan Yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya. f. Tugas Akademik Secara Keseluruhan Yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan. Ferrari, dkk (1995) juga membagi prokrastinasi menjadi dua: 16

a. Functional procrastination, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. b. Disfunctional procrastination yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah. Ada dua bentuk prokrastinasi yang disfunctional berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu: 1. Decisional Procrastination Decisional procrastination adalah suatu penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress (Ferrari, dalam Rizvi dkk., 1997). Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi-situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengindentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan masalah. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan, kegagalan 17

proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang. 2. Avoidance Procrastination Avoidance procrastination atau Behavioral procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan yang akan mendatangkan. Avoidance procrastination berhubungan dengan tipe self presentation, keinginan untuk menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan implusiveness. 2.2.3 Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik Ferrari dkk, 1995 mengemukakan ciri-ciri prokrastinasi akademik sebagai berikut : a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan kerja tugas. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi diri procrastinator, akan tetapi menunda nunda untuk mulai mengerjakannya atau munundanunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. 18

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang procrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimiliki. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang procrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang procrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana rencana yang telah di tentukan sendiri. d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan yang bersifat hiburan. Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), ngobrol, jalan-jalan, chating sehingga menyita waktu yang ia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan. 19

Dari ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. 2.2.4 Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik Dari beberapa penelitian terdapat beberapa peneliti yang mengungkapkan aspek atau komponen dari prokrastinasi. Diantaranya adalah Milgram (dalam Ferrari 1995) yang memandang 4 komponen prokrastinasi yaitu: a. Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas. b. Menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas. c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga. d. Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. 20

2.3 Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dengan Prokrastinasi Akademik Situs jejaring sosial Facebook adalah salah satu bentuk dari berkembangnya teknologi. Facebook mempererat hubungan seseorang tanpa ada batas ruang. Tetapi sering kali dalam penggunaannya banyak orang yang mulai mempergunakan waktu lebih banyak untuk online pada situs jejaring sosial ini. Banyak mahasiswa yang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas kuliah dari dosen atau menunda belajar saat menghadapi ujian, mahasiswa menunda dengan melakukan aktivitas lain yang tidak mendukung kegiatan akademis. Solomon dan rothblum (1984) menyebutkan mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas menulis sebesar 46%. Selain itu, dalam tugas membaca 30,1%; belajar untuk ujian 27,6%; menghadiri pertemuan (kuliah) 23%; dalam tugas administratif 10,6%; dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%. Menurut Ferarri dan Lay (Ferrari,1995) mahasiswa memiliki keinginan untuk melakukan suatu aktivitas akademik sesuai dengan harapan dan batas waktu yang telah ditentukan, tetapi pada akhirnya kehilangan semangat untuk melakukannya sehingga mahasiswa tersebut menunda pekerjaan sehingga disebut prokrastinasi akademis. Seseorang yang melakukan penundaan tersebut disebut prokrastinator. Seorang prokrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya menghadapi tugastugas yang penting, akan tetapi dengan sengaja menunda-nunda hingga 21

muncul perasaan tidak nyaman dan cemas. Jika seorang procrastinator lebih memilih mengakses jejaring sosial Facebook dengan waktu yang lama maka secara tidak langsung akan membuat kegiatan dan tugas-tugas perkuliahan terbengkalai. Hasil penelitian An nisa Zulaicha dan Inhastuti Sugiasih (Fakultas Psikologi Universitas Sultan Agung Semarang) dengan subyek adalah mahasiswa yang aktif dalam penggunaan chatting mig33 menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kecanduan chatting dengan prokrastinasi akademik. Koefisien determinan (R 2 ) sebesar 0,525 yang menunjukan bahwa 2,5% dari prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang terkena kecanduan chatting, sedangkan 47,5 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Nazir (Fakutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatra Utara) dengan populasi penelitian berjumlah 908 orang dan sampel sebanyak 90 orang mahasiswa FISIP USU menunjukan bahwa ada hubungan yang tinggi antara situs facebook terhadap tindakan menggunakan ditunjukan dengan besar korelasi Spearman (rho) adalah 0,738 maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari situs facebook adalah 54% terhadap tindakan mahasiswa FISIP USU Penelitian yang dilakukan oleh Ikhwan Pratama (Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana) dengan subyek 110 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap prokrastinasi pada mahasiswa yang menggunakan Facebook 22

dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang, dan frekuensi tinggi. Dengan nilai F sebesar 0,062 dengan nilai signifikansi 0,940 (p>0,05). Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin membuktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan prokrastinasi akademik. 2.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan yang positif signifikan antara penggunaan Facebook dengan Prokrastinasi akademik mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana, semakin tinggi penggunaan jejaring sosial Facebook maka semakin tinggi Prokrastinasi akademik Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana. 23