RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR ANGGREK COELOGYNE

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

Analisa Dan Perancangan Sistem Pakar Kerusakan Pada Aset UKM STIKOM Bali Menggunakan Metode Dempster Shafer

JURNAL DETEKSI KERUSAKAN MESIN MOTOR TIPE GL MENGGUNAKAN METODE DAMPSTER SHAFER DAMAGE DETECTION ENGINE MOTO TYPE GL USE DAMPSTER SHAFER METHOD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Aplikasi Diagnosa Penyakit Jantung Koroner Menggunakan Metode Dempster-Shafer

IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER-SHAFER DALAM SISTEM PAKAR DIAGNOSA ANAK TUNAGRAHITA BERBASIS WEB

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 1, Juni 2013

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI DASAR. dalam penelitian yang akan dilakukan. Pustaka yang digunakan ditinjau dari objek

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Pemodelan Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) Canon Menggunakan Metode Dempster - Shafer

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT LEUKEMIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER BERBASIS WEB

PENGGUNAAN METODE DEMPSTER SHAFER UNTUK MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari variasi warna, ukuran dan bentuk bunga yang dihasilkan. Hal lain

BAB I PENDAHULUAN. membuat orang tertarik untuk menciptakan hal-hal yang baru agar dapat lebih

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN SEPEDA MOTOR MATIC INJEKSI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya probabilitas klasik (classical probability), probabilitas

PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA ANAK DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya probabilitas klasik ( classical probability), probabilitas Bayes

SISTEM PAKAR GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA BALITA BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN TERNAK LEMBU MENGGUNAKAN METODE DUMPSTER SHAFER

Kata Kunci : Self-Directed search, Dempster-Shafer, Web-based, psychological Test.

Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor Vespa Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis Android

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PENGGUNAAN METODE DEMPSTER SHAFER UNTUK MENGANALISA PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA DENGAN SOLUSI PENANGANAN OBAT HERBAL

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET WISATA DENGAN ALGORITMA DEMPSTER SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah program artificial inteligence ( kecerdasan buatan atau AI) yang

SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

2.2 Konsep Sistem Pakar 9

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal, Metode Forward Chaining, Java

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Nila Menggunakan Dempster Shafer Berbasis Web

IMPLEMENTASI ALGORITMA SAW(SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DEMPSTER SHAFER PADA DIAGNOSA AWAL POSTPARTUM DEPRESSION

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Degeneratif RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DEGENERATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI MAJID, PANTI ASUHAN, DAN PESANTREN BERBASIS WEB

IMPLEMENTASI METODE DEMPSTER-SHAFER

SISTEM PAKAR METODE DAMSTER SHAFER UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi

PROGRAM STUDI D3 JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Teori Dempster-Shafer Hand On Lab 3 Inteligensi Buatan 100 menit

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Prototype Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode Dempster-Shafer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

Deteksi Sepsis pada Bayi Menggunakan Metode Dempster-Shafer

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Jalan Raya Dukuhwaluh PO.BOX 202 Purwokerto, Jawa Tengah )

KETIDAKPASTIAN MATERI KULIAH Kecerdasan Buatan Kecerdasan

CARA MENGGUNAKAN APLIKASI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM INFORMASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KOTA BONTANG BERBASIS WEBSITE

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN. Arina Pramudita

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

SISTEM PAKAR PENANGANAN PENYAKIT BALITA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Liyan Febrianti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA BATANG, DAUN, DAN BUAH PADA TANAMAN KOPI DENGAN METODE DEMPSTER SHAFER

INFERENSI DENGAN KETIDAKPASTIAN. PERTEMUAN 9 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

FUZZY DAN DEMPSTER-SHAFER PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN CABAI

SISTEM PAKAR PENDEKTESI PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN METODE DEMSTER SHAFER

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR DETEKSI STATUS GIZI DAN PSIKOLOGI ANAK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

BAB III LANDASAN TEORI

Sistem Pakar Dalam Mendiagnosa Penyakit Menular Pada Anak Dengan Metode Dempster-Shafer

Bab III. PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN UNTUK MENENTUKAN MATA KULIAH YANG AKAN DIAMBIL ULANG (REMEDIAL) DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR ANGGREK COELOGYNE Septi Hidayati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura septihidayati.ti@gmail.com ABSTRAK - Anggrek Coelogyne memiliki ciri fisik yang berbeda dari jenis anggrek lainnya. Anggrek ini memiliki daun tipis seperti daun tunas kelapa, jumlah tulang daun yang berbeda untuk setiap spesies, lebar dan bentuk ujung daun yang berbeda, juga memiliki bulb atau umbi semu untuk menyimpan cadangan makanan yang mencegah tanaman langsung mati ketika air berkurang. Bentuk bulb itu sendiri bervariasi untuk setiap spesies anggrek dari jenis Coelogyne. Berdasarkan ciri tersebut seorang pakar dapat menentukan nama spesies anggrek dari jenis Coelogyne. Dengan adanya perkembangan teknologi, saat ini dapat dibangun suatu sistem pakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem pakar yang menghasilkan informasi nama spesies anggrek dari jenis Coelogyne berdasarkan ciri-ciri fisiknya dengan menggunakan metode Dempster-Shafer. Aplikasi sistem pakar ini dirancang dalam bentuk web untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi. Sistem pakar yang telah dibangun dapat menampilkan hasil identifikasi berupa nama spesies berdasarkan ciri fisik tanaman yang dimasukkan. Hasil pengujian keakuratan jawaban yang dihasilkan sistem pakar anggrek Coelogyne dibandingkan dengan jawaban pakar untuk 30 sampel identifikasi adalah sebesar 93,33%. Berdasarkan nilai rata-rata user acceptance test (UAT) untuk pakar diperoleh nilai sebesar 83,45%. Nilai tersebut didapatkan dari hasil UAT untuk pakar pertama dan pakar kedua. Hasil perhitungan nilai UAT user sebanyak 30 responden, didapat hasil pengujian aplikasi sistem pakar anggrek Coelogyne oleh user sebesar 84,33%. Kata Kunci: Anggrek Coelogyne, Sistem Pakar, Dempster-Shafer, UAT. PENDAHULUAN Ada banyak jenis anggrek di dunia, tapi pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu anggrek spesies dan anggrek hibrida atau hasil persilangan. Anggrek spesies adalah anggrek yang diambil langsung dari habitatnya. Salah satu anggrek spesies adalah Coelogyne. Contoh spesies anggrek Coelogyne adalah Coelogyne pandurata atau anggrek hitam yang saat ini statusnya dilindungi. Anggrek Coelogyne hidup di pinggiran sungai atau di daerah rawa hingga hutan hujan di wilayah pegunungan. Kalimantan Barat juga menjadi salah satu habitat terbesar anggrek jenis ini. Anggrek Coelogyne memiliki ciri fisik yang berbeda dari jenis anggrek lainnya. Anggrek ini memiliki daun tipis seperti daun tunas kelapa, jumlah tulang daun yang berbeda untuk tiap spesiesnya, lebar dan bentuk ujung daun yang berbeda, juga memiliki bulb atau umbi semu untuk menyimpan cadangan makanan yang mencegah tanaman langsung mati ketika air berkurang. Bentuk bulb itu sendiri bervariasi untuk setiap spesies anggrek dari jenis Coelogyne. Dari setiap ciri fisik tanaman anggrek Coelogyne kita dapat menentukan spesiesnya. Dibutuhkan peran seorang pakar untuk mengetahui spesies anggrek Coelogyne berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Hanya saja tidak semua orang dapat bertemu langsung

2 untuk mendapatkan informasi dari pakar karena beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain jarak yang jauh, tidak adanya pakar, maupun biaya yang dibutukan untuk mendapatkan informasi. Dengan adanya perkembangan teknologi, saat ini dapat dibuat suatu sistem pakar. Sistem pakar sebagai salah satu cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah sebuah teknik inovatif baru dalam menangkap dan memadukan pengetahuan. Kemampuan sistem pakar ini karena di dalamnya terdapat basis pengetahuan yang berupa pengetahuan non-formal yang sebagian besar berasal dari pengalaman, bukan dari text book. Pengetahuan ini diperoleh seorang pakar dari pengalamanya bekerja selama bertahun-tahun pada sebuah bidang keahlian tertentu. Sistem pakar terkait dengan metode inferensi. Metode inferensi yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar anggrek Coelogyne adalah Dempster- Shafer. Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian (Kusumadewi, 2003) berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer. Merupakan model ketidakpastian yang menggunakan rentang probabilitas.[] Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dibangunlah suatu sistem pakar atau expert system untuk mengidentifikasi spesies angggrek Coelogyne. Data yang dimasukkan untuk mengetahui spesies anggrek Coelogyne antara lain bentuk daun, bentuk ujung daun, bentuk bulb, dan jumlah tulang daun. Data tersebut harus dimasukkan secara lengkap untuk mendapatkan spesies anggrek Coelogyne apa yang kita miliki dan bagaimana bentuk bunganya. 2. LANDASAN TEORI 2. Anggrek Coelogyne Coelogyne adalah anggrek epifit dan terkadang dijumpai hidup di tanah (terrestrik) maupun litofit (di atas bebatuan yang berlumut). Di dunia terdapat 90 spesies dan 60 spesies berada di Kalimantan. Anggrek yang sangat popular adalah anggrek hitam. Bunga berukuran besar dan umumnya sangat menarik. Untuk mengenal tanaman ini tidaklah sulit, umumnya satu pseudobulb menghasilkan dua helai daun, namun ada yang menghasilkan satu helai daun saja.[2] 2.2 Sistem Pakar Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam.[3] 2.3 Dempster-Shafer Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan yang tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran non monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer.[4] Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval: [Belief,Plausibility].... [2.] Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai menunjukkan adanya kepastian. Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s)= Bel( s)...... [2.2]

3 Plausibility juga bernilai 0 sampai. Jika yakin akan s, maka dapat dikatakan bahwa Bel( s)=, dan Pl( s)=0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subset-nya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2 n. Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai : m{θ} =,0 Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m 2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m dan m 2 sebagai m 3, yaitu : m3(z)=σ X Y=Z m (X). m2 (Y)...[2.3] - Σ X Y= Ø m (X). m2(y) Keterangan: m = nilai densitas (Kepercayaan) XYZ = Himpunan Evidence = Himpunan Kosong 2.4 User Acceptance Testing (UAT) Pengujian user acceptance testing (UAT), pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing), dan pengujian pengguna akhir (end user testing) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada dunia nyata yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subyek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal pengguna akan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.[5] 3. PERANCANGAN SISTEM 3. Proses Perhitungan Pada proses perhitungan untuk ketidakpastian digunakan metode Dempster-Shafer. Nilai inputan berasal dari daftar nilai belief ciri anggrek yang berasal dari pakar. Setelah pengguna memilih ciri fisik tanaman anggrek, maka proses perhitungan akan dimulai untuk menghasilkan nama spesies. Proses perhitungan dapat dilihat pada Gambar. Mulai Ciri (c) Densitas c (mi{x}) i = m{θ}=-mi{x} Jumlah ciri=? ya Hasil identifikasi={x} Selesai i=2 tidak mi(z) = Ciri (ci) Densitas ci (mi{y}) ΣX Y=Z m (X). m2(y) - ΣX Y= Ø m (X). m2(y) Ciri habis? Nama spesies Gambar Proses perhitungan 3.2 Arsitektur Sistem Arsitektur sistem adalah sekumpulan dari model-model terhubung yang menggambarkan sifat dasar dari sebuah sistem. Keanekaragaman dari banyak model menggambarkan bagian berbeda dan aspek atau pandangan yang berbeda dari suatu sistem. Arsitektur sistem dapat dilihat pada Gambar 2. ya tidak i =i+

4 Nama Password Keterangan Gambar Email Username Nama_spesies Telp Foto ADMIN Alamat Id_admin* Id_spesies Nama_bunga SPESIES Melakukan Karakteristik Gambar 2 Arsitektur sistem Keterangan : Pengguna sistem Id_login* Username M LOGIN Password Id_admin** Waktu Tanggal Gambar_bunga Id_bel* Id_spesies** Nama_spesies Memiliki M BELIEF Data masukan dan hasil sistem Id_ciri* Id_ciri** M Pemrosesan data Lingkungan antarmuka sistem Kode Keterangan CIRI Memiliki Ciri_fisik Nilai_bel Arah arus data 3.3 Diagram Overview Sistem Diagram overview adalah diagram yang menggambarkan proses yang terjadi dalam sistem, pengguna sistem, data yang digunakan dalam setiap proses, dan tabel yang terdapat di dalam sistem. Diagram overview sistem dapat dilihat pada Gambar 3. ADMIN Data admin, Data Login Informasi admin, Informasi Login Data ciri, Data spesies, Data belief, Data identifikasi Informasi ciri, Informasi spesies, Informasi belief, Informasi identifikasi.0 Login 2.0 Manajemen Data Data Login Informasi Login Data admin Informasi admin Data ciri Informasi ciri Data spesies Informasi data spesies Data belief Informasi belief LOGIN ADMIN CIRI SPESIES BELIEF Gambar Keterangan Gambar 4 Entity Relationship Diagram 4. HASIL PERANCANGAN Sistem pakar anggrek Coelogyne ini memiliki dua pengguna yaitu user dan admin. User adalah pengguna akhir sistem yang menggunakan sistem untuk mengetahui spesies anggrek jenis Coelogyne apa yang ia miliki. Admin terdiri dari pakar dan admin. Admin dapat mengelola data yang ada di dalam sistem. Halaman home berisi informasi tentang sistem pakar anggrek Coelogyne. Halaman ini dapat dilihat pada Gambar 5. USER Data ciri Hasil Identifikasi 3.0 Identifikasi Informasi ciri Informasi belief Data spesies Informasi spesies Data ciri Informasi ciri Gambar 3 Diagram overview sistem 3.4 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan hubungan antar tabel dalam sebuah basis data yang digunakan di dalam sistem. Entity Relationship Diagram sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 5 Antarmuka halaman Home Pada bagian bawah setiap halaman terdapat menu dengan urutan dari kiri ke kanan yaitu informasi spesies, home, identifikasi, dan menu galeri. Masingmasing menu akan mengarahkan pengguna pada halaman yang dituju. Tampilan menu dapat dilihat pada Gambar 6.

5 Gambar 6 Tampilan menu Halaman galeri menampilkan gambar tanaman, bunga, ciri dan keterangan dari setiap spesies anggrek dari jenis Coelogyne.Halaman galeri dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Antarmuka halaman galeri bunga Setelah pengguna memilih menu identifikasi, maka penguna akan dapat memilih kategori ciri, kemudian memilih ciri yang paling mirip dengan anggrek yang dimiliki. Setelah memilih ciri, pengguna dapat memilih tombol cek hasil untuk mendapatkan hasil identifikasi. Tampilan halaman identifikasi dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 9 Antarmuka halaman hasil identifikasi Sebelum melakukan proses manajemen data, admin perlu melakukan login terlebih dahulu. Kolom pertama untuk mengisi username dan kolom kedua untuk mengisi password. Setelah data diisi dengan benar maka admin tinggal memilih tombol ceklis ( ) yang ada pada bagian paling bawah kotak login. Tampilan halaman login dapat dilihat pada Gambar 0. Gambar 8 Antarmuka halaman identifikasi Halaman hasil identifikasi menampilkan kembali ciri yang telah dipilih oleh pengguna, nama, gambar dan keterangan spesies yang memiliki nilai kepercayaan terbesar, serta persentase nilai kepercayaan. Hasil identifikasi dapat berupa satu bahkan lebih dari satu nama spesies.halaman hasil identifikasi dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 0 Antarmuka halaman login Setelah melakukan login, admin dapat melakukan manajemen data spesies, ciri, dan nilai belief anggrek, serta mengubah data pribadi admin dan melakukan logout. Halaman spesies untuk admin

6 menampilkan gambar setiap spesies dengan tanda ubah, tambah dan hapus data. Halaman manajemen data spesies dapat dilihat pada Gambar. Gambar Antarmuka halaman manajemen data spesies Proses manajemen nilai belief untuk setiap spesies dapat dilakaukan pada halaman belief. Tampilan halaman manajemen nilai belief dapat dilihat pada Gambar 2. oleh aplikasi sistem pakar untuk 5 sampel identifikasi diperoleh nilai keakuratan sebesar 3,33%. Dengan demikian aplikasi sistem pakar anggrek Coelogyne belum dapat menghasilkan persentase nilai kepercayaan yang sesuai dengan persentase nilai kepercayaan yang dihasilkan oleh pakar. 5. Berdasarkan nilai rata-rata user acceptance test (UAT) untuk pakar diperoleh nilai hasil pengujian UAT untuk pakar sebesar 83,45%. Nilai tersebut didapatkan dari hasil UAT untuk pakar pertama dan pakar kedua. 6. Hasil perhitungan nilai UAT user sebanyak 30 responden, didapat hasil pengujian aplikasi sistem pakar anggrek Coelogyne oleh user sebesar 84,33%. Referensi. Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu. Yogyakarta. Gambar 2 Antarmuka halaman nilai belief 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis aplikasi sistem pakar anggrek Coelogyne, maka dapat disimpulkan bahwa:. Sistem pakar anggrek Coelogyne yang dibuat dapat menghasilkan nama spesies berdasarkan ciri yang dimasukan. 2. Semakin banyak data ciri yang dimasukkan, maka akan mempengaruhi besarnya persentase nilai kepercayaan hasil identifikasi. 3. Hasil pengujian keakuratan jawaban yang dihasilkan aplikasi sistem pakar anggrek Coelogyne dibandingkan dengan jawaban pakar untuk 30 sampel identifikasi adalah sebesar 93,33%. 4. Hasil perhitungan nilai keakuratan untuk nilai kepercayaan oleh pakar dan 2. Siregar, Chairani.; Listiawati, Agustina.; Purwaningsih. 2005. Anggrek Spesies Kalimantan Barat vol. Kalimantan Barat: Lembaga Penelitian & Pengembangan Pariwisata Kalimantan Barat (LP3-KB). 3. Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi.27 Februari 204. 4. Aprilia Sulistyohati dan Taufik Hidayat. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan Metode Dempster-Shafer. Hlm.E-2. 5. Simarta, Janner. 200. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: ANDI. Biografi Septi Hidayati, lahir di Pontianak, 26 September 992. Memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia, 205.