BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponenannya. Laba merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor. Selain laba, investor dan kreditur juga menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Ketika dihadapkan pada ukuran kinerja akuntansi perusahaan, ukuran kinerja perusahaan diukur berdasarkan besar kecilnya laba dan arus kas, investor dan kreditur harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah yang mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek perusahaan di masa depan. Investor dan kreditur berkepentingan untuk mengetahui informasi yang lebih superior dan lebih bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada suatu saat tertentu. Untuk itu, faktor kerangka ekonomis yang dihadapi perusahaan pada saat tersebut harus dipertimbangkan, yang dicapai dengan memasukkan siklus hidup perusahaan. Black (1998), dalam Atmini (2002), menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam tahap siklus hidup yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda, seperti laba dan arus kas mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan siklus hidup antar perusahaan juga harus dipertimbangkan pada saat menghitung nilai perusahan. Nilai perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu assets in place dan 1
kesempatan tumbuh (growth opportunities). Proporsi kedua komponen tersebut berbeda, tergantung tahap siklus hidup perusahaan. Dalam tahap awal, kesempatan tumbuh merupakan komponen yang lebih besar, sedangkan pada tahap akhir siklus hidup, assets in place menjadi komponen yang lebih besar. Karena proporsi kerja komponen tersebut berbeda antar tahap siklus hidup perusahaan, informasi ukuran kinerja akuntansi yang disediakan pada masing-masing tahap siklus hidup untuk masing-masing komponen juga berbeda, demikian pula valuerelevance ukuran kinerja akuntansi tersebut. National Association (NAA) menyatakan bahwa pada masing-masing tahap pertumbuhan siklus hidup perusahaan, ukuran kinerja keuangan yang berbeda mempunyai arti yang berbeda pula, (NAA, 1986, dalam Atmini, 2002). Penelitian tentang kandungan informasi arus kas telah banyak dilakukan di Indonesia, tetapi penelitian yang mempertimbangkan siklus hidup perusahaan masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan memperoleh bukti empiris mengenai asosiasi siklus hidup perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan incremental value-relevance informasi arus kas perusahaan tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Atmini, (2002). Arus kas pendanaan mempunyai value relevan pada tahap growth, sedang arus kas investasi mempunyai value relevan pada tahap mature, sebagai ukuran kinerja perusahaan, informasi arus kas perusahaan yang berada pada tahap siklus hidup berbeda mempunyai kegunaan yang berbeda pula. 2
Penelitian sekarang ini menggunakan laporan keuangan pada tahun 2003 2005, penelitian sekarang ini dikarenakan pada penelitian yang dahulu perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang di dalamnya mengandung kinerja keuangan perusahan yaitu yang memuat laporan arus kas hanya beberapa, sedangkan sesuai dengan peraturan PSAK NO 2 Tahun 2004 perusahaan wajib menyertakan informasi arus kas sebagai laporan keuangan perusahaan. Penelitian sekarang penting karena tindak lanjut dari penelitian terdahulu dan memungkinkan juga adanya perbedaan dengan penelitian yang dahulu, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ulang mengenai penelitian yang sama. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diteliti, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah total arus kas berpengaruh terhadap siklus hidup perusahaan manufaktur pada tahap growth. 2. Apakah total arus kas berpengaruh terhadap siklus hidup perusahaan pada tahap mature. C. Pembatasan Masalah masalah : Untuk membatasi masalah yang diteliti, maka peneliti membatasi hanya pada 3
a. Pengaruh total arus kas terhadap siklus hidup perusahaan manufaktur pada tahap growth. b. Pengaruh total arus kas terhadap siklus hidup perusahaan manufaktur pada tahap mature. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian yang di lakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh informasi total arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan) terhadap siklus hidup perusahaan pada tahap mature dan growth. a. Pengaruh total arus kas terhadap siklus hidup perusahaan manufaktur pada tahap growth. b. Pengaruh total arus kas terhadap siklus hidup perusahaan manufaktur pada tahap mature. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Sebagai bahan untuk membandingkan antara teori-teori yang didapat dari kuliah dan literatur dengan keadaan yang sebenarnya. b. Bagi Investor Sebagai referensi dan memperoleh informasi mengenai siklus hidup perusahaan sehingga dapat digunakan untuk investasi. 4
c. Bagi Pihak analis laporan keuangan Dapat memperoleh tambahan informasi tentang analisis laporan arus kas untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. E. Kerangka Pemikiran Penelitian-penelitian mengenai informasi arus kas telah banyak dilakukan terutama penelitian yang memfokuskan pada kandungan informasinya. Beberapa temuan yang berhasil diperoleh dalam penelitian tersebut disarikan berikut ini. Hasil penelitian Wilson (1986), dalam Atmini (2002), menunjukkan bahwa komponen akrual total dan kas dari laba mempunyai kandungan informasi laporan keuangan (incremental) melebihi laba itu sendiri, bahwa komponen akrual total dari laba mempunyai kandungan informasi incremental melebihi komponen kas. Kewajiban jangka pendek (Noncurrent accruals) tidak memiliki kandungan informasi incremental melebihi modal kerja dari operasi. Wilson (1987), dalam Atmini (2002), menemukan bukti adanya asosiasi antara return saham dengan informasi baru mengenai kas dari operasi yang diterbitkan selama jangka waktu tersebut, tetapi tidak memperoleh bukti cukup untuk membuat kesimpulan bawa noncurrent accruals dan modal kerja dari komponen operasi laba memiliki kandungan informasi inkremental melebihi laba. Raybum (1986), menemukan asosiasi antara arus kas dan akrual agregat dengan abnormal returns tetapi hasil untuk komponen akrual kurang konsisten. Bowen dkk (1987), dalam Atmini (2002), menemukan bukti bahwa informasi arus kas konsisten 5
dengan informasi yang tekandung dalam harga sekuritas serta memiliki kekuatan penjelas incremental melebihi kekuatan penjelas yang terkandung dalam arus akrual itu sendiri. Sedangkan Bernard dan Stober (1989), dalam Atmini (2002), tidak mampu mengindikasikan logika ekonomis yang mendasari cara pasar memahami informasi arus kas dan akrual serta tidak melakukan perbedaan sistematis antara implikasi arus kas dan akrual, seperti tercermin dalam perilaku harga saham di sekitar penerbitan laporan keuangan terinci. Total Arus Kas Siklus Hidup Perusahaan : - Tahap Growth - Tahap Mature Gambar 1.1 Model Penelitian F. Hipotesis H 1 : Total arus kas berpengaruh terhadap siklus hidup perusahaan pada tahap growth. H 2 : Total arus kas berpengaruh terhadap siklus hidup perusahaan pada tahap mature. 6