ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

dokumen-dokumen yang mirip
MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ANGGARAN DASAR PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

ANGGARAN DASAR PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA (AD/ART) IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA (IKA USB) Pembukaan

ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017

HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI PAGUYUBAN KULON PROGO

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Masa Esa dan menjadi bagian dari modal dasar pembangunan nasional yang sangat potensial. Dengan hak kedaulatan bangsa Indonesia, maka segala sumberdaya perikanan yang tersedia di wilayah Nusantara perlu dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, sesuai dengan hakekat pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan lestari diperlukan kesatuan persepsi dan kesamaan langkah dari segenap unsur yang terkait dengan kegiatan pembangunan perikanan sehingga mampu memperkokoh ketahanan dan kekuatan industri perikanan untuk meningkatkan gizi masyarakat, meningkatkan taraf hidup nelayan dan pembudidaya ikan, memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan ekspor guna menunjang pembangunan nasional. Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur serta kesadaran akan tanggung jawab terhadap kelangsungan pembangunan nasional dan kelestarian lingkungan hidup maka unsur-unsur organisasi Profesi dan Ilmuwan, Badan Usaha Milik Negara, Swasta Nasional serta koperasi yang bergerak di bidang perikanan secara mufakat bertekad untuk bersatu dan berhimpun dalam wadah Masyarakat Perikanan Nusantara dengan Anggaran Dasar sebagai berikut : BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Masyarakat Perikanan Nusantara, disingkat MPN atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Indonesian Fisheries Society (IFS). (2) Pendiri adalah nama-nama organisasi yang tercantum dibawah ini: ISPIKANI, GAPPINDO, IKPI, BUMN Perikanan, HIMAPIKANI, IPKANI dan PERHIPTANI. Pasal 2 MPN berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara pada tanggal 31 Mei 1996 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. BAB II ASAS DAN TUJUAN 1

MPN berasaskan Pancasila Pasal 3 Pasal 4 MPN bertujuan menyatukan persepsi dan kesamaan langkah masyarakat perikanan untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan lestari bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat dan memperjuangkannya. BAB III SIFAT DAN BENTUK Pasal 5 MPN bersifat profesional, mandiri, tidak berorientasi profit dan tidak mencampuri kegiatan intern organisasi anggotanya serta bukan organisasi politik. Pasal 6 (1) MPN berbentuk konfederasi yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur organisasi Profesi dan Ilmuwan, Badan Usaha Milik Negara, Swasta Nasional dan Koperasi tingkat nasional yang bergerak di bidang Perikanan. (2) MPN merupakan forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah antar organisasi anggota serta antara MPN dengan pemerintah dan dengan masyarakat luas. (3) MPN berpegang teguh pada Undang-Undang Dasar 1945 dan taat pada peraturan perundang-undangan keormasan yang berlaku. BAB IV KEGIATAN Pasal 7 Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada pasal 4, MPN melakukan kegiatan yang antara lain meliputi : a. Membangun kemitraan antar pelaku usaha perikanan dan antara pelaku usaha perikanan dengan pemerintah dan unsur-unsur organisasi penunjang usaha perikanan lainnya. b. Menampung aspirasi masyarakat perikanan pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dalam mencapai tujuan pembangunan perikanan serta mengembangkan komunikasi dan informasi baik secara intern dengan organisasi anggota maupun secara ekstern dengan pemerintah dan masyarakat luas. c. Bersama pemerintah berupaya mengatasi berbagai kendala dan permasalahan yang menghambat proses pencapaian tujuan pembangunan perikanan. d. Menyiapkan sumbang saran bagi perumusan kebijakan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pembangunan perikanan serta membantu pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan yang ditetapkannya. BAB V KEANGGOTAAN Pasal 8 Keanggotan MPN terdiri dari anggota biasa sebagaimana yang disebut dalam pasal 6 serta anggota luar biasa dan anggota kehormatan. 2

Pasal 9 (1) Anggota biasa adalah federasi atau organisasi tingkat nasional yang bergerak di bidang perikanan. (2) Anggota luar biasa adalah federasi atau organisasi nasional yang tidak secara langsung bergerak di bidang perikanan tetapi secara nyata menunjang upaya pembangunan perikanan nasional. (3) Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa besar dalam pembangunan perikanan Pasal 10 Keanggotaan MPN bersifat stelsel aktif dan disahkan oleh Dewan Pengurus bagi anggota biasa dan luar biasa. Pasal 11 Setiap organisasi anggota diwakili oleh 1 (satu) sampai 5 (lima) orang yang ditunjuk secara resmi oleh organisasinya untuk menjadi pengurus MPN. Pasal 12 Anggota MPN mempunyai hak : a. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus, kecuali anggota luar biasa. b. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan MPN, baik secara lisan maupun tulisan. c. Ikut aktif dalam pelaksanaan keputusan MPN. d. Mendapat pembelaan, bantuan, bimbingan dan perlindungan dalam melaksanakan tugas-tugas MPN. Pasal 13 Anggota MPN mempunyai kewajiban : a. Mengikatkan diri dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-keputusan Dewan Pengurus MPN. b. Membela dan menjunjung tinggi nama baik MPN. c. Menghadiri rapat, pertemuan dan kegiatan-kegiatan lain yang diadakan MPN serta berpartisipasi aktif di dalamnya. Pasal 14 (1) Keanggotaan MPN berakhir apabila : a. Mengundurkan diri secara resmi. b. Diberhentikan oleh Dewan Pengurus MPN. (2) Anggota dapat diberhentikan oleh Dewan Pengurus MPN apabila tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan organisasi ataupun karena melakukan tindak pidana yang telah mempunyai hukum tetap. (3) Pemberhentian anggota sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan setelah melalui suatu proses yang memberi kesempatan kepada yang bersangkutan untuk membela diri. (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) juga berlaku bagi anggota Dewan Pengurus. 3

BAB VI ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN Pasal 15 MPN tidak mempunyai struktur organisasi vertikal di daerah. Pasal 16 Struktur, komposisi dan personalia MPN terdiri dari : a. Dewan Penasehat. b. Dewan Pakar, c. Dewan Pengurus Harian. d. Perwakilan Anggota. e. Komisi-komisi. Pasal 17 Dewan Penasehat adalah Menteri yang membidangi Sektor Perikanan, Kepala Staf TNI-Angkatan Laut, Mantan Ketua Umum MPN, dan pihak lain yang ditetapkan pengurus MPN. Pasal 18 (1) Masa bakti Dewan Pengurus adalah 4 (empat) tahun dan selanjutnya dapat dipilih kembali. (2) Dewan Pengurus MPN mengendalikan jalannya MPN, melayani kepentingan organisasi-organisasi anggota, melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional dan mempertanggung-jawabkan segala kegiatannya kepada Musyawarah Nasional. Pasal 19 (1) Dewan Pengurus MPN terdiri dari Dewan Pengurus Harian, Perwakilan Anggota, dan Ketua beserta Wakil Ketua Komisi. (2) Dewan Pengurus Harian MPN bersifat kolektif dari perwakilan organisasi anggota terdiri atas 6 (enam) orang Ketua, 3 (tiga) orang Sekretaris dan 2 (dua) orang Bendahara. (3) Setiap Perwakilan Anggota diwakili oleh 2 (dua) orang yang secara resmi mewakili masing-masing organisasi anggota. (4) Setiap Komisi terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 1 (satu) orang Wakil Ketua yang dipilih atas dasar keahliannya. Pasal 20 Dewan Pengurus MPN berwenang membentuk badan kelengkapan organisasi sesuai kebutuhan. BAB VII MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 21 Musyawarah Nasional MPN (Munas) merupakan lembaga kekuasaan tertinggi MPN. Pasal 22 (1) MUNAS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun dan dihadiri oleh : a. Anggota Dewan Pengurus. b. Wakil organisasi anggota. c. Wakil organisasi anggota luar biasa. 4

(2) Ketentuan tentang jumlah dan hak suara peserta MUNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 23 (1) MUNAS menetapkan dan/atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. (2) MUNAS memilih dan menetapkan Dewan Pengurus MPN. (3) MUNAS menetapkan Garis-Garis Besar Kebijakan Organisasi MPN. Pasal 24 (1) Rapat Paripurna MPN diadakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali dan dihadiri oleh Pengurus MPN beserta badan kelengkapan organisasinya. (2) Rapat Dewan Pengurus MPN diadakan sedikitnya 3 (tiga) bulan sekali dan dapat mengundang anggota badan-badan kelengkapan yang dipandang perlu. (3) Rapat Badan Kelengkapan Organisasi yang dibentuk oleh Dewan Pengurus dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 25 Rapat MPN bersifat musyawarah dan keputusan rapat diambil dengan cara mufakat. BAB VIII KEUANGAN Pasal 26 Keuangan MPN berasal dari : a. Uang Pangkal. b. Iuran wajib. c. Sumbangan dan donasi yang tidak mengikat. Pasal 27 MPN dapat mencari bantuan pembiayaan dari pihak lain yang sifatnya tidak mengikat. Pasal 28 Pengaturan harta kekayaan organisasi menjadi wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengurus MPN. BAB IX LAMBANG ORGANISASI Pasal 29 MPN mempunyai atribut berupa lambang yang mempunyai arti tertentu yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB X PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 30 (1) MPN hanya dapat dibubarkan melalui MUNAS yang khusus diadakan untuk itu. (2) Hal-hal yang menyangkut pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 5

BAB XI PERATURAN PERUBAHAN Pasal 31 Perubahan dan/atau penyempurnaan Anggaran Dasar dapat dilakukan dan dinyatakan sah jika disetujui oleh 2/3 (dua pertiga) dari utusan yang secara resmi mewakili organisasi anggota yang hadir dan mempunyai hak suara dalam MUNAS. BAB XII PENUTUP Pasal 32 Hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 26 September 2016 6

ANGGARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PENJELASAN UMUM Dorongan keinginan luhur unsur-unsur organisasi Profesi dan Ilmuwan, Badan Usaha Milik Negara, Swasta Nasional serta Koperasi tingkat nasional yang bergerak di bidang perikanan untuk bersatu dan berhimpun dalam suatu wadah Masyarakat Perikanan Nusantara sebenarnya telah tumbuh sejak tanggal 16 April 1993. Keinginan luhur tersebut dituangkan dalam bentuk Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh ISPIKANI, GAPPINDO, HNSI, IKPI, HKTI, BUMN Perikanan, HIMAPIKANI dan PERHIPTANI yang pada umumnya mewadahi Masyarakat Perikanan Indonesia. Kemudian dari pada itu keinginan luhur tersebut selanjutnya dimatangkan dalam suatu Rapat Kerja Nasional Bersama antara Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (GAPPINDO) dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) berikut unsur pendukungnya yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-26 Juli 1995, secara mufakat telah membulatkan tekad untuk mewujudkan kesatuan persepsi dan kesamaan langkah dalam pembangunan perikanan melalui wadah Masyarakat Perikanan Nusantara, agar mampu memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan lestari bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Tatacara untuk menjadi anggota MPN adalah sebagai berikut : a. Menyetujui dan sanggup mentaati AD dan ART serta keputusan-keputusan Dewan Pengurus MPN. b. Mengisi, menandatangani serta menyerahkan formulir keanggotaan kepada Dewan Pengurus MPN. (2) Setiap anggota yang telah diterima dan disahkan oleh Dewan Pengurus MPN mendapat tanda keanggotaan. Pasal 2 (1) Anggota dapat diberhentikan apabila : a. Terbukti telah melanggar AD dan ART. b. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan organisasi serta tidak memenuhi kewajibannya. c. Dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana yang telah mempunyai hukum tetap sekurang-kurangnya selama 5 tahun. (2) Pemberhentian keanggotaan dinyatakan dalam bentuk keputusan Dewan Pengurus MPN dan disertai dengan penarikan sertifikat keanggotaan. Pasal 3 (1) Anggota yang diberhentikan oleh Dewan Pengurus MPN sebagaimana dimaksud pada pasal 2 (dua) dapat mengajukan keberatannya dalam waktu 1 (satu) minggu setelah menerima keputusan dari Dewan Pengurus MPN. 7

(2) Anggota tersebut dapat meminta agar Dewan Pengurus MPN memberikan kesempatan kepadanya untuk membela diri secara lisan maupun tulisan. Pasal 4 Tata cara pemberhentian keanggotaan MPN sebagaimana dimaksud pada pasal 3 diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi. BAB II DEWAN PENGURUS Pasal 5 (1) Susunan Dewan Pengurus MPN terdiri dari : a. Seorang Ketua Umum. b. Lima orang Wakil Ketua. c. Seorang Sekretaris Jenderal. d. Dua orang Wakil Sekretaris Jenderal. e. Seorang Bendahara Umum. f. Satu orang Wakil Bendahara g. Tujuh Perwakilan Anggota yang dapat diperluas sesuai perkembangan. h. Delapan Ketua dan Wakil Ketua Komisi yang dapat ditambah sesuai kebutuhan. Pasal 6 (1) Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus MPN dipilih langsung oleh MUNAS. (2) Personalia Dewan Pengurus MPN disusun oleh 5 (lima) orang formatur termasuk Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal yang dipilih dalam MUNAS. Pasal 7 Dewan Pengurus Harian adalah seluruh unsur Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang bertindak sebagai pusat penyelenggaraan organisasi dan pusat pengambilan keputusan MPN. Pasal 8 (1) Perwakilan Anggota sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf g merupakan utusan resmi yang mewakili organisasi anggota dari : a. Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (GAPPINDO). b. Badan Usaha Milik Negara subsektor Perikanan (BUMN Perikanan). c. Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI). d. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). e. Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI). f. Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI). g. Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI). h. Kelompok lain yang terbentuk sesuai perkembangan. (2) Ketua dan Wakil Ketua Komisi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf h merupakan pimpinan komisi yang membidangi aspek : a. Sumberdaya Ikan (SDI) b. Sumberdaya manusia (SDM) c. Investasi dan Permodalan (INVESMOD). d. Teknologi dan Manajemen (TEKMEN). e. Kepranataan, Pengawasan dan Pengamanan (PRANWASPAM). f. Sosial dan Kemitraan (SOSMIT). 8

g. Khusus & Hubungan Masyarakat (HUMAS). h. Kerjasama Luar Negeri (HUBLU). Pasal 9 Tugas serta mekanisme kerja masing-masing komisi ditetapkan oleh Dewan Pengurus MPN. Pasal 10 Khusus bagi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal MPN yang telah dijabat selama 2 (dua) periode berturut-turut dapat dipilih kembali setelah selang satu periode atau lebih. BAB III MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 11 (1) Jumlah wakil organisasi anggota dalam MUNAS sebanyakbanyaknya 10 (sepuluh) orang yang secara resmi ditunjuk oleh masing-masing organisasi anggota. (2) Setiap wakil organisasi anggota dan anggota Dewan Pengurus mempunyai 1 (satu) hak suara. (3) Anggota Luar Biasa hanya mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak suara. Pasal 12 (1) Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus MPN sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali. (2) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh: a. Dewan Pengurus MPN. b. Dewan Penasehat. c. Badan Kelengkapan Organisasi. (3) Rapat Kerja Nasional berwenang : a. Mengadakan evaluasi pelaksanaan program kerja. b. Menetapkan Program Kerja Tahunan. c. Merekomendasikan keputusan-keputusan yang perlu ditetapkan oleh Dewan Pengurus MPN. Pasal 13 (1) Musyawarah dan rapat organisasi adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta. (2) Apabila sampai pada saat yang ditentukan tidak mencapai kuorum, maka MUNAS dapat dianggap sah setelah ditangguhkan 2 (dua) kali satu jam, sedangkan untuk RAKERNAS dapat ditangguhkan sekali satu jam. Pasal 14 (1) Setiap keputusan diambil secara musyawarah dan mufakat. (2) Apabila tidak dicapai kesepakatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), maka keputusan diambil dengan suara terbanyak. (3) Keputusan-keputusan yang ditetapkan dalam MUNAS, dan/atau RAKERNAS bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh setiap organisasi anggota. BAB IV LAMBANG ORGANISASI Pasal 15 (1) Lambang organisasi MPN berbentuk lingkaran yang terbagi dalam dua bagian dengan tulisan Masyarakat Perikanan Nusantara dan ditengah lingkaran terdapat gambar ikan yang bergerak ke atas. 9

(2) Bentuk lingkaran melambangkan kebulatan tekad para organisasi pendiri MPN untuk menyatukan persepsi dan kesamaan langkah dalam mewujudkan tujuan organisasi. (3) Lingkaran yang terbagi dua melambangkan lingkup kegiatan MPN meliputi perikanan laut dan perikanan darat. (4) Gambar ikan yang bergerak ke atas melambangkan semangat, tekad dan dinamika MPN untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan lestari bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. BAB V KODE ETIK Pasal 16 (1) Dewan Pengurus MPN menyusun kode etik MPN yang menjadi panduan anggota dalam melaksanakan kegiatan MPN. (2) Dalam kode etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat panduan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh anggota MPN. (3) Kode etik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disahkan dalam MUNAS. BAB VI PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 17 (1) Dalam hal MPN dibubarkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 Anggaran Dasar MPN, maka perlu dibentuk panitia pembubaran. (2) Panitia pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang mengatur penyaluran dana dan harta kekayaan MPN kepada organisasi anggota. (3) Pelunasan hutang-piutang MPN pada saat pembubaran dibebankan kepada seluruh organisasi anggota. BAB VII PERATURAN PERUBAHAN Pasal 18 Perubahan dan/atau penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan dan dinyatakan sah jika disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari utusan yang secara resmi mewakili organisasi anggota yang hadir dan mempunyai hak suara dalam MUNAS. BAB VIII PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam peraturan organisasi. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 26 September 2016 10