PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN2008 TENTANG PENDANAANDANPENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22TAHUN 2008 TENTANG PENDANAANDANPENGELOLAAN BANTUANBENCANA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANYUMAS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tahap Tanggap Darurat dan Pascabencana

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA TANGGAP DARURAT DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2015 TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

Profil dan Data Base BPBD Sleman

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PROVINSI JAWA TENGAH

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NIAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

GUBERNUR BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

Transkripsi:

LEMBARANNEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 43,2008 KESRA. Pendanaan. Pengelolaan. Bantuan. Bencana. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor4829) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN2008 TENTANG PENDANAANDANPENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA PRESIDENREPUBLIKINDONESIA, Menimbang :bahwauntukmelaksanakan ketentuan Pasal63 dan Pasal69 ayat (4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; Mengingat :1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor4723); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDANAAN DANPENGELOLAAN BANTUANBENCANA.

2008,No43 2 BAB I KETENTUANUMUM Pasal1 DalamPeraturan Pemerintahini yangdimaksuddengan: 1. Dana penanggulangan bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana untuk tahap prabencana, saat tanggapdarurat, dan/ataupascabencana. 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 4. Dana kontinjensi bencana adalah dana yang dicadangkan untukmenghadapi kemungkinan terjadinyabencanatertentu. 5. Dana siap pakai adalah dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah untuk digunakan pada saat tanggap darurat bencana sampai dengan batas waktu tanggap daruratberakhir. 6. Dana bantuan sosial berpola hibah adalah dana yang disediakan Pemerintah kepada pemerintah daerah sebagai bantuanpenanganan pascabencana. 7. Bantuan darurat bencana adalah bantuan untuk memenuhi kebutuhandasarpadasaat tanggapdarurat. 8. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahanbencana,tanggapdarurat,dan rehabilitasi. 9. Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disingkat dengan BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

3 2008,No43 10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukanpenyelenggaraan penanggulanganbencana. 11.Instansi/lembaga terkait adalah instansi/lembaga yang terkait denganpenanggulanganbencana. Pasal2 Pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana ditujukan untuk mendukung upaya penanggulangan bencana secara berdayaguna, berhasilguna,dandapat dipertanggungjawabkan. Pasal3 Pengaturan pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana meliputi: a. sumberdanapenanggulangan bencana; b. penggunaan danapenanggulangan bencana; c. pengelolaan bantuanbencana;dan d. pengawasan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pendanaan dan pengelolaanbantuan bencana. BAB II SUMBER DANAPENANGGULANGANBENCANA Pasal4 (1) Dana penanggulangan bencana menjadi tanggungjawab bersamaantarapemerintahdanpemerintahdaerah. (2) Dana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berasaldari: a. APBN; b. APBD;dan/atau c. masyarakat. Pasal5 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dalam APBN dan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (2) huruf adan hurufbsecaramemadai.

2008,No43 4 (2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan pada tahap prabencana, saat tanggap darurat bencana, dan pascabencana. (3) Dalam anggaran penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah menyediakanpula: a. danakontinjensibencana; b. danasiappakai;dan c. danabantuan sosialberpolahibah. Pasal6 (1)Dana kontinjensi bencanasebagaimanadimaksud dalam Pasal 5ayat (3) huruf adisediakan dalam APBN untuk kegiatan kesiapsiagaanpadatahapprabencana. (2)Dana siap pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (3) huruf bdisediakan dalam APBN yang ditempatkan dalam anggaran BNPBuntukkegiatanpadasaat tanggapdarurat. (3)Pemerintah daerah dapat menyediakan dana siap pakai dalam anggaran penanggulangan bencana yang berasal dari APBD yangditempatkandalamanggaranbpbd. (4)Dana siap pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pada saat tanggap darurat. (5)Dana bantuan sosial berpola hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (2) huruf cdisediakan dalam APBN untuk kegiatan padatahappascabencana. Pasal7 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan dana yang bersumber dari masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (2) hurufc. (2) Dana yang bersumber dari masyarakat sebagaimana dimaksudpadaayat (1) yangditerima oleh Pemerintah dicatat dalamapbn. (3) Dana yang bersumber dari masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) yangditerima oleh pemerintah daerah dicatatdalamapbd.

5 2008,No43 (4) Pemerintah daerah hanya dapat menerima dana yang bersumberdarimasyarakat dalamnegeri. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan MenteriDalamNegeri. Pasal8 Dalam mendorong partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud dalampasal7,pemerintah ataupemerintahdaerah dapat: a. memfasilitasi masyarakat yang akan memberikan bantuan danapenanggulanganbencana; b. memfasilitasi masyarakat yang akan melakukan pengumpulan danapenanggulanganbencana;dan c. meningkatkan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi dalampenyediaandana. Pasal9 (1) Setiap pengumpulan dana penanggulangan bencana, wajib mendapatizindariinstansi/lembagayang berwenang. (2) Setiapizin yangdiberikan olehinstansi/lembagasebagaimana dimaksud pada ayat (1) salinannya disampaikan kepada BNPB ataubpbd. (3) Tata cara perizinan pengumpulan dana penanggulangan bencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III PENGGUNAANDANA PENANGGULANGAN BENCANA Bagian Kesatu Umum Pasal10 (1) Penggunaan danapenanggulanganbencanadilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, BNPB, dan/atau BPBD sesuai dengantugaspokokdan fungsinya.

2008,No43 6 (2) Dana penanggulangan bencana digunakan sesuai dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang meliputi tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan/atau pascabencanasebagaimanadimaksud dalam Pasal6. Bagian Kedua Prabencana Pasal11 Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN atau APBD pada tahap prabencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal12 Dana penanggulangan bencana pada tahap prabencana dialokasikan untukkegiatandalamsituasi: a. tidakterjadi bencana;dan b. terdapatpotensiterjadinyabencana. Pasal13 Penggunaan dana penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a meliputi: a. fasilitasi penyusunanrencanapenanggulanganbencana; b. programpengurangan risiko bencana; c. programpencegahanbencana; d. pemaduan perencanaan pembangunan dengan perencanaan penanggulanganbencana; e. penyusunananalisis risikobencana; f. fasilitasi pelaksanaan danpenegakan rencanatataruang; g. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana;dan h. penyusunanstandarteknis penanggulangan bencana.

7 2008,No43 Pasal14 (1) Penggunaan dana penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana sebagaimana dimaksud dalampasal12hurufbmeliputi: a. kegiatankesiapsiagaan; b. pembangunansistem peringatan dini;dan c. kegiatanmitigasi bencana. (2) Kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menggunakan dana kontinjensi sebagaimana dimaksuddalam Pasal5ayat (3)hurufa. Bagian Ketiga TanggapDaruratBencana Pasal15 (1) Dana penanggulangan bencana yang digunakan pada saat tanggapdarurat meliputi: a. dana penanggulangan bencana yang telah dialokasikan dalam APBN atau APBD untuk masing-masing instansi/lembagaterkait; b. dana siap pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (3)hurufbyangdialokasikandalamanggaranBNPB;dan c. danasiap pakai yang telah dialokasikan pemerintah daerah dalamanggaran BPBD. (2) BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya mengarahkan penggunaan dana penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud padaayat (1)hurufa. Pasal16 Penggunaan dana penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a meliputi: a. pelaksanaan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dansumber daya; b. kegiatan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; c. pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana;

2008,No43 8 d. pelaksanaanperlindungan terhadap kelompok rentan;dan e. kegiatanpemulihandarurat prasaranadan sarana. Pasal17 (1) Dana siap pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b digunakan sesuai dengan kebutuhan tanggap daruratbencana. (2) Penggunaan dana siap pakai terbatas pada pengadaan barang dan/ataujasauntuk: a. pencarian dan penyelamatan korbanbencana; b. pertolongan darurat; c. evakuasi korbanbencana; d. kebutuhan airbersihdansanitasi; e. pangan; f. sandang; g. pelayanan kesehatan;dan h. penampungan sertatempat huniansementara. (3) Penggunaan dana siap pakai dilaksanakan berdasarkan pedoman yangditetapkan oleh KepalaBNPB. Pasal18 Dalam hal pemerintah daerah mengalokasikan dana siap pakai dalam anggaran BPBD, pengaturan penggunaan dana siap pakai berlaku mutatismutandispasal17. Bagian Keempat Pascabencana Pasal19 Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN dan APBD pada tahap pascabencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal20 Dana penanggulangan bencana dalam tahap pascabencana digunakanuntuk kegiatan:

9 2008,No43 a. rehabilitasi;dan b. rekonstruksi. Pasal21 Kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 hurufameliputi: a. perbaikan lingkungan daerahbencana; b. perbaikanprasaranadansaranaumum; c. pemberianbantuan perbaikan rumah masyarakat; d. pemulihansosialpsikologis; e. pelayanan kesehatan; f. rekonsiliasidan resolusi konflik; g. pemulihansosialekonomi budaya; h. pemulihankeamanan danketertiban; i. pemulihanfungsipemerintahan; atau j. pemulihanfungsipelayananpublik. Pasal22 Kegiatan rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 hurufbmeliputi: a. pembangunankembaliprasaranadan sarana; b. pembangunankembalisaranasosialmasyarakat; c. pembangkitan kembali kehidupan sosialbudayamasyarakat; d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yanglebihbaikdantahanbencana; e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, duniausahadan masyarakat; f. peningkatan kondisi sosial,ekonomi,dan budaya; g. peningkatan fungsipelayananpublik; atau h. peningkatanpelayananutamadalammasyarakat.

2008,No43 10 Pasal23 (1) Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk pembiayaan pascabencana kepada pemerintah daerah yang terkena bencana berupa dana bantuan sosial berpola hibah sebagaimanadimaksud dalam Pasal5ayat (3)hurufc. (2) Untukmemperoleh bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah daerah mengajukan permohonan tertulis kepadapemerintah melalui BNPB. (3) Berdasarkan permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BNPB melakukan evaluasi, verifikasi, dan mengkoordinasikannyadenganinstansi/lembagaterkait. (4) Hasil evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Kepala BNPB dan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan penggunaandanabantuan sosialberpolahibah. BAB IV PENGELOLAANBANTUANBENCANA Bagian Kesatu Umum Pasal24 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dan memberikanbantuan bencana kepadakorban bencana. (2) Bantuan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari: a. santunanduka cita; b. santunan kecacatan; c. pinjamanlunakuntukusahaproduktif;dan d. bantuanpemenuhan kebutuhan dasar.

11 2008,No43 Bagian Kedua Santunan DukaCita Pasal25 (1) Santunan duka cita sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf adiberikan kepada korban meninggal dalam bentuk: a. biayapemakaman; dan/atau b. uangduka. (2) Santunan duka cita sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelah dilakukan pendataan, identifikasi, dan verifikasi oleh instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. (3) Santunan duka cita sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepadaahli wariskorban. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian dan besaran bantuan santunan duka cita sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Bagian Ketiga Santunan Kecacatan Pasal26 (1) Santunan kecacatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf b diberikan kepada korban bencana yang mengalami kecacatanmentaldan/atau fisik. (2) Santunan kecacatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelah dilakukan pendataan, identifikasi, dan verifikasi oleh instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian dan besaran bantuan santunan kecacatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

2008,No43 12 Bagian Keempat Pinjaman LunakuntukUsahaProduktif Pasal27 (1) Pinjaman lunak untuk usaha produktif diberikan kepada korbanbencanayangkehilanganmatapencaharian. (2) Pinjaman lunakuntukusahaproduktifsebagaimana dimaksud padaayat (1)diberikan dalambentuk: a. kreditusahaproduktif;atau b. kreditpemilikanbarangmodal. (3) Pinjaman lunak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan setelah dilakukan pendataan, identifikasi, dan verifikasi oleh instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian dan besaran pinjaman lunak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Bagian Kelima Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pasal28 (1) Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf ddiberikan kepada korban bencanadalambentuk: a. penampungansementara; b. bantuan pangan; c. sandang; d. airbersihdansanitasi;dan e. pelayanan kesehatan. (2) Bantuan darurat bencana untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana diberikan dengan memperhatikan standar minimal kebutuhan dasar dengan memperhatikan prioritas kepadakelompokrentan.

13 2008,No43 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diaturdenganPeraturan KepalaBNPB. Bagian Keenam Pengelolaandan PertanggungjawabanBantuan Pasal29 (1) BNPB berwenang mengkoordinasikan pengendalian, pengumpulan, dan penyaluran bantuan darurat bencana pada tingkatnasional. (2) BPBD berwenang mengkoordinasikan pengendalian, pengumpulan dan penyaluran bantuan darurat bencana pada tingkatdaerah. Pasal30 (1) Tata cara pengelolaan serta pertanggungjawaban penggunaan bantuan darurat bencana diberikan perlakuan khusus sesuai dengan kebutuhan, situasi,dan kondisi kedaruratan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengelolaan serta pertanggungjawaban penggunaan bantuan darurat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan KepalaBNPB. BAB V PENGAWASAN DANLAPORANPERTANGGUNGJAWABAN Bagian Kesatu Umum Pasal31 (1) Pemerintah, pemerintah daerah, BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya melaksanakan pengawasan dan laporan pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dana dan bantuanpenanggulanganbencana. (2) Instansi/lembaga terkait bersama BNPB atau BPBD melakukan pengawasan terhadap penyaluran bantuan dana yangdilakukanolehmasyarakat kepadakorbanbencana.

2008,No43 14 Bagian Kedua Pengawasan Pasal32 Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan dana dan bantuan pada seluruh tahapan penanggulanganbencana. Bagian Ketiga Laporan Pertanggungjawaban Pasal33 Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerja pada tahap prabencana dan pascabencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal34 (1) Pertanggungjawaban penggunaan dana penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat bencana diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi kedaruratan dan dilaksanakan sesuai dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi. (2) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerja pada saat tanggap darurat dilaporkan paling lambat 3(tiga) bulan setelah masa tanggapdarurat. Pasal35 (1) Pelaporan keuangan penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN atau APBD dilakukan sesuai standar akuntansi pemerintahan. (2) Sistem akuntansi dana penanggulangan bencana yang bersumber dari masyarakat dilakukan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pasal36 Semua laporan pertanggungjawaban penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerjanya, diaudit sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

15 2008,No43 BABVI KETENTUANPENUTUP Pasal37 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Diundangkandi Jakarta padatanggal28februari 2008 Ditetapkandi Jakarta padatanggal28februari 2008 PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA, SUSILOBAMBANGYUDHOYONO MENTERIHUKUM DANHAK ASASIMANUSIA REPUBLIKINDONESIA, ANDIMATTALATTA