BAB V PEMBAHASAN. 1. Indikasi Tingkat Bagi hasil Tabungan Mud{arabah terhadap Jumlah Nasabah Baru Tabungan Mud{arabah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Taksiran Agunan terhadap Keputusan Nasabah Memilih. Pembiayaan Ba i Bitsaman Ajil di BMT Pahlawan Cabang Ngemplak

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen (customer value) yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. yang baik pada produk atau jasa layanan perusahaan.

BAB V PEMBAHASAN. Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel pendapatan

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa melalui berbagai produknya. Banyaknya bank yang berdiri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank adalah sebuah lembaga keuangan. Umumnya didirikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi secara langsung dan terbuka (Kasmir, 2011). Sumber daya manusia yang dimaksud ialah frontliner. Peranan frontliner

BAB I PENDAHULUAN. non keuangan sangatlah penting. Informasi yang terkandung dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB V PEMBAHASAN. signifikan terhadap minat menabung di bank syariah. Hasil penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. mendatang. Dinamika yang terjadi di sektor jasa terlihat dari perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Produk terhadap Keputusan Menjadi Anggota Penabungdi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang menginginkan jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dapat dikatakan indikator utama kemajuan ekonomi bangsa. PD.

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam akibat perkembangan dan keterbukaan pasar, sehingga terjadilah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh adanya jenis jasa

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yaitu Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng. Peneliti memilih

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

Bab 4 Analisis Data. Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan sebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang berperan strategis dalam menyelesaikan dan menyeimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan perbankan pada saat ini sudah sangat ketat. Pentingnya faktor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pengetahuan masyarakat yang semakin pandai dalam memilih

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, kegiatan pelayanan jasa sangat mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini masyarakat selalu mempunyai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah di PT. Prudential Life Assurance Cabang Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BABI PENDAHULUAN. Pemasaran adalah kegiatan manus1a yang diarahkan untuk memenuhi. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENERAPAN SERVICE EXCELLENCE OLEH CUSTOMER SERVICE PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CAPEM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB IV ANALISIS PERAN STRATEGI MAINTENANCE DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH BNI SYARIAH SURABAYA DHARMAWANGSA

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh perusahaan. Dengan kriteria-kriteria tertentu, berdasarkan pada apa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, dan keamanan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak pernah merasa puas terhadap kebutuhan sehari-harinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada bank telah mendorong munculnya bank-bank baru dan. menimbulkan persaingan antar bank dalam memperebutkan

ANALISIS KEPUASAN NASABAH PEMBIAYAAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM AMAL SALMAN KANTOR CABANG LEUWILIANG

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Marketing Mix Product Terhadap Kepuasan Anggota Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas financial, operasi, akuntansi, dan aktivitas bisnis lainnya tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. mengintregasikan seluruh elemen yang ada dalam Customer Service agar sesuai

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran umum Indikasi Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mud{arabah dan Frekuensi Pencairan Pembiayaan Mud{arabah terhadap Jumlah Nasabah Baru BMT Nurul Jannah 1. Indikasi Tingkat Bagi hasil Tabungan Mud{arabah terhadap Jumlah Nasabah Baru Tabungan Mud{arabah Indikasi tingkat bagi hasil di BMT Nurul Jannah merupakan salah satu kelebihan dari produk tabungan mud{arabah, yaitu sebagai imbalan balas jasa dari nasabah yang melakukan tabungan. Indikasi bagi hasil didapatkan melalui penghitungan porsi pendapatan untuk nasabah/anggota tabungan dibagi saldo rata-rata bulanan tabungan tersebut. Indikasi tingkat bagi hasil dan jumlah nasabah baru tabungan di BMT Nurul Jannah cenderung meningkat pada periode Januari 2014 sampai Juli 2016. Rata-rata semakin meningkatnya indikasi bagi hasil tabungan tersebut, juga diikuti oleh nasabah baru yang menabung di BMT Nurul Jannah, seperti yang tertera pada tabel analisis data pada bab sebelumnya, yang selanjutnya akan dideskripsikan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut: Tabel 5.1 Deskriptif Indikasi bagi hasil & Nasabah baru 67

68 Produk Tabungan Mud{arabah No Bulan Tahun Indikasi Bagi Hasil Tabungan Mudharabah per bulan Nasabah Baru Tabungan Mudharabah per bulan 1 Januari 2014 0.0103 8 2 Februari 2014 0.0109 10 3 Maret 2014 0.0114 9 4 April 2014 0.0117 10 5 Mei 2014 0.0121 12 6 Juni 2014 0.0104 5 7 Juli 2014 0.0112 7 8 Agustus 2014 0.0124 9 9 September 2014 0.0127 11 10 Oktober 2014 0.0132 12 11 November 2014 0.0135 10 12 Desember 2014 0.0138 12 Total 115 Rata-rata 0,0119 8 13 Januari 2015 0.0126 9 14 Februari 2015 0.0134 12 15 Maret 2015 0.0153 14 16 April 2015 0.0141 8 17 Mei 2015 0.0158 11 18 Juni 2015 0.0142 9 19 Juli 2015 0.0136 7 20 Agustus 2015 0.0133 9 21 September 2015 0.0141 11 22 Oktober 2015 0.0146 14 23 November 2015 0.0141 13 24 Desember 2015 0.0148 15 Total 132 Rata-rata 0,0141 10 25 Januari 2016 0.0128 9 26 Februari 2016 0.0134 13 27 Maret 2016 0.0135 14 28 April 2016 0.0139 13 29 Mei 2016 0.0142 15 30 Juni 2016 0.0137 10 31 Juli 2016 0.0135 10 Total 84

69 Rata-rata 0,0135 12 Dari data diatas dapat di ketahui: Januari sampai Desember 2014 rata-rata indikasi bagi hasil ialah 0.0119 atau 1,19% perbulannya, dan total jumlah nasabah barunya yaitu 115, rata-rata perbulannya mengalami penambahan jumlah nasabah baru 8 sampai 9 orang. Januari sampai Desember 2015 rata-rata indikasi bagi hasil ialah 0,0141 atau 1,41 % mengalami peningkatan sebesar 0,2,1% dari bulan Januari sampai Desember 2014, dan total jumlah nasabah baru yaitu 132 orang, mengalami peningkatan sebanyak 17 nasabah baru dari tahun 2014, dan rata-rata dalam perbulannya mengalami penambahan jumlah nasabah baru 10 orang. Januari sampai Juli 2016 ialah rata-rata indikasi bagi hasil ialah atau 1,35% mengalami penurunan atau 0,05,7% jika dibandingkan dengan rata-rata indikasi bagi hasil dari bulan Januari sampai Juli 2015, dan mengalami peningkatan sebesar atau 0,2,4% jika dibandingkan dengan indikasi bagi hasil pada bulan Januari sampai Juli 2014. Total jumlah nasabah barunya yaitu 84 orang (rata-rata dalam perbulannya mengalami penambahan jumlah nasabah baru 12 orang) mengalami peningkatan sebanyak 14 nasabah baru jika dibandingkan dengan jumlah nasabah dari bulan Januari sampai Juli 2015, dan mengalami peningkatan sebanyak 23 orang jika dibandingkan dengan jumlah nasabah baru pada bulan Januari sampai Juli 2014.

70 Dari bulan Januari 2014 sampai Desember 2016 nilai indikasi bagi hasil dan jumlah nasabah baru paling sedikit yaitu ada pada bulan-bulan pertengahan tahun, yakni bulan mendekati hari raya Idul Fitri (Ramad{an) seperti Mei, Juni dan Juli. Alasannya yaitu dikarenakan pada bulan tersebut, hari efektif bekerja hanya sekitar 2 minggu saja, selebihnya mendekati hari Idul Fithri para nasabah maupun pegawai biasanya lebih fokus untuk urusan keluarga, seperti mudik kerumah orang tua atau sanak saudara mereka masing-masing, kemudian para nasabahpun akan lebih ingin menggunakan harta tabungannya daripada untuk menabung atau membuka tabungan baru di BMT. Sebaliknya nilai indikasi bagi hasil jumlah nasabah baru paling banyak yaitu pada bulan-bulan diakhir tahun, yaitu November, dan Desember dikarenakan pada bulan-bulan tersebut kinerja para pegawai maupun pihak lain yang bersangkutan berusaha semaksimal mungkin untuk lebih ditekankan lagi agar dapat mencapai target pendapatan BMT yang telah ditentukan, yang nantinya juga akan berdampak adanya ketertarikan jumlah nasabah baru terhadap produk tabungan di BMT. 1 2. Gambaran umum Frekuensi Pencairan Pembiayaan Mud{arabah dan Jumlah Nasabah baru Pembiayaan Mud{arabah 1 Arief Rachman, Wawancara, BMT Nurul Jannah Gresik, 22 Februari 2017

71 Produk pembiayaan mud{arabah BMT Nurul Jannah merupakan salah satu produk yang diunggulkan oleh BMT Nurul Jannah, karena banyaknya minat nasabah dari berbagai lapisan masyarakat terhadap produk tersebut. Berikut adalah analisis deskripsi oleh peneliti mengenai frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah dan jumlah nasabah barunya pada Januari 2014 sampai Juli 2016. Tabel 5.2 Deskriptif Pencairan Pembiayaan &Nasabah baru produk pembiayaan mud{arabah No Bulan Tahun Frek. Pencairan Pembiayaan Mud{arabah per bulan Nasabah Baru Pembiayaan Mud{arabah per bulan 1 Januari 2014 40 28 2 Februari 2014 47 27 3 Maret 2014 42 27 4 April 2014 47 34 5 Mei 2014 58 36 6 Juni 2014 21 11 7 Juli 2014 47 26 8 Agustus 2014 65 40 9 September 2014 72 47 10 Oktober 2014 95 55 11 November 2014 92 49 12 Desember 2014 127 80 Total 753 460 Rata-rata 62.75 38 13 Januari 2015 122 85 14 Februari 2015 129 87 15 Maret 2015 149 103 16 April 2015 134 81 17 Mei 2015 160 100 18 Juni 2015 193 133 19 Juli 2015 40 30 20 Agustus 2015 159 92 21 September 2015 171 118

72 22 Oktober 2015 172 119 23 November 2015 167 115 24 Desember 2015 157 113 Total 1753 1176 Rata-rata 146 98 25 Januari 2016 182 44 26 Februari 2016 167 42 27 Maret 2016 182 56 28 April 2016 174 38 29 Mei 2016 195 54 30 Juni 2016 148 41 31 Juli 2016 112 21 Total 1160 296 Rata-rata 165 42 Dari data diatas dapat di ketahui: Januari sampai Desember 2014 total frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah yang terealisasikan ialah, sebanyak 753 kali pencairan, rata-rata dalam perbulannya terjadi pencairan 62 kali, dan total jumlah nasabah barunya yaitu 460 nasabah baru, rata-rata perbulannya mengalami penambahan jumlah nasabah baru sebanyak 38 orang. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada Januari sampai Desember 2015 total frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah yang terealisasikan yaitu sebanyak 1753 mengalami peningkatan sebesar 1000 kali pencairan pembiayaan, kemudian jika dirata-ratakan dalam perbulannya pencairan yang terealisasikan yaitu sebanyak 146 mengalami peningkatan sebanyak 84 kali pencairan dibandingkan pada Januari sampai Desember 2014, dan total jumlah nasabah baru yaitu 1176 nasabah baru pembiayaan mud{arabah mengalami peningkatan sebanyak 716 nasabah baru dari tahun sebelumnya, dan rata-rata dalam

73 perbulannya mengalami penambahan jumlah nasabah baru pembiayaan 98 orang, meningkat pula sebanyak 60 nasabah baru. Januari sampai Juli 2016 ialah total frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah yang terjadi ialah sebanyak 1160 mengalami peningkatan sebanyak 233 jika dibandingkan dengan total frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah pada Januari sampai dengan Juli 2015, dan mengalami peningkatan sebesar atau 858 jika dibandingkan dengan frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah yang terjadi pada Januari sampai Juli 2014. Total jumlah nasabah barunya yaitu 296 mengalami penurunan sebanyak 323 nasabah jika debandingkan dengan total jumlah nasabah baru pembiayaan pada Januari sampai Juli 2015, dan mengalami peningkatan sebanyak 107 jika dibandingkan dengan total jumlah nasabah baru pada Januari sampai Juli 2014. Seperti pada data indikasi bagi hasil tabungan mud{arabah dan nasabah baru tabungan mud{arabah, dari Januari 2014 sampai Juli 2016 frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah dan jumlah nasabah baru pembiayaan paling sedikit yaitu ada pada bulan-bulan pertengahan tahun, yakni bulan mendekati hari raya Idul Fitri (Ramad{an) seperti Mei, Juni dan Juli. Alasannya yaitu dikarenakan pada bulan tersebut, hari efektif bekerja hanya sekitar 2 minggu saja, sehingga kegiatan pencairan pada bulan ini pun diminimalisir, selebihnya mendekati hari Idul Fitri para nasabah maupun pegawai biasanya lebih fokus pada urusan keluarga, seperti mudik kerumah orang tua atau sanak saudara mereka masing-masing.

74 Sebaliknya nilai indikasi bagi hasil jumlah nasabah baru paling banyak yaitu pada bulan-bulan diakhir tahun, yaitu November, dan Desember dikarenakan pada bulan-bulan tersebut kinerja para pegawai maupun pihak lain yang bersangkutan berusaha semaksimal mungkin untuk lebih ditekankan lagi agar dapat mencapai target pendapatan BMT yang telah ditentukan, yang nantinya juga akan berdampak adanya ketertarikan jumlah nasabah baru terhadap produk tabungan di BMT. 2 B. Pengaruh Indikasi Tingkat Bagi hasil Tabungan Mud{arabah dan Frekuensi Pencairan Pembiayaan Mud{arabah terhadap Jumlah nasabah baru BMT Nurul Jannah Gresik 1. Pengaruh Indikasi Tingkat Bagi hasil Tabungan Mud{arabah terhadap Jumlah Nasabah Baru Tabungan Mud{arabah Pada bab sebelumnya (kajian pustaka) dijelaskan bahwa indikasi bagi hasil pada perbankan memiliki peran yang hampir sama dengan tingkat bunga 2 Arief Rachman, Wawancara, BMT Nurul Jannah Gresik, 22 Februari 2017

75 simpanan pada bank yaitu sebagai balas jasa atau harga yang harus dibayar oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang memiliki simpanan. Letak perbedaanya ialah bunga bank langsung diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan, sedangkan indikasi bagi hasil dihitung oleh pihak bank syariah atau lembaga keuangan syariah setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil. Dalam praktek lapangan yang pernah peneliti lakukan di BMT Nurul Jannah, ada beberapa nasabah calon penabung yang menanyakan tentang indikasi bagi hasil tersebut kepada peneliti ketika mereka hendak menabung dengan salah satu produk yang ada di BMT Nurul Jannah. Hal itu menandakan bahwa salah satu yang menjadi daya tarik nasabah untuk menabung di BMT Nurul Jannah ialah karena adanya indikasi bagi hasil yang diberikan oleh BMT kepada nasabah pada akhir periode, dalam hal ini ialah pada setiap bulannya. Berdasarkan pengujian variabel Uji T (uji pengaruh) yang dilakukan peneliti pada bab sebelumnya didapatkan hasil bahwa, indikasi tingkat bagi hasil tabungan mud{arabah berpengaruh signifikan terhadap jumlah nasabah baru tabungan mud{arabah. Namun pada hasil pengujian uji koefisien determinasi R 2, yakni nilai R squar yang didapat ialah 369 yang artinya, 36,9% peningkatan atau penurunan jumlah nasbah baru tabungan mud{arabah BMT Nurul Jannah dipengaruhi oleh Indikasi tingkat bagi hasil tabungan mud{arabah, dan sisanya 64,1% dipengaruhi oleh hal lain. Hal ini

76 menandakan bahwa masih banyak kontribusi variabel lain yang mempengaruhi jumlah nasabah baru tabungan mud{arabah selain dari variable indikasi tingkat bagi hasil tabungan mud{arabah. Menurut M. Nejatullah Siddiqi definisi tabungan dalam konsep Islam bermakna dua; pertama, tabungan yang ditujukan untuk berjaga-jaga dan kedua, tabungan yang ditujukan untuk investasi, yakni investasi yang produktif. 3 Selanjutnya dapat dijelaskan lagi dalam teori perilaku konsumen seperti pada bab sebelumnya (landasan teori), yaitu menurut Kotler faktorfaktor nasabah ingin menggunakan hartanya (dalam hal ini ialah terhadap produk-produk di BMT Nurul Jannah) yaitu ada 2 faktor, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen. Adapun faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yaitu meliputi motivasi konsumen, pengetahuan konsumen, Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen menurut Dr. Nugroho J ialah, faktor kebudayaan yang terdiri dari kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli, dan juga oleh faktor sosial seperti perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial dari konsumen. 4 3 Nurul Huda dkk,. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana, 2009), 44. 4 Nugroho J. setiadi, Perilaku Konsumen (perspektif kontemporer pada motif, tujuan, dan keinginan konsumen), 12.

77 Selain dari kedua faktor tersebut, menurut Kotler perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi dari stimuli pemasaran berupa bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. 2. Pengaruh Frekuensi Pencairan Pembiayaan Mud{arabah dan Jumlah Nasabah baru Pembiayaan Mud{arabah Pada tabel deskriptif 5.2 diatas (frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah dan jumlah nasabah baru) bisa dilihat seberapa banyaknya pencairan pembiayaan mud{arabah yang terealisasikan dalam setiap bulannya dan bahkan cenderung semakin meningkat, serta disamping itu semakin banyaknya pencairan pembiayaan yang terealisasikan rata-rata juga diikuti dengan bertambahnya jumlah nasabah baru pembiayaan mud{arabah tersebut. Hal itu menggambarkan bahwa adanya pengaruh antara frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah terhadap jumlah nasabah baru pembiayaan mud{arabah. Dalam bab analisis data sebelumya, pada pengujian uji T (Uji Pengaruh) didapatkan hasil yaitu, frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah berpengaruh signifikan terhadap jumlah nasabah baru pembiayaan mud{arabah. Sementara itu pada uji koefisien determinasi telah didapatkan R Square sebesar 0,457 yang artinya 45,7%, peningkatan atau penurunan jumlah nasabah baru pembiayaan mud{arabah BMT Nurul Jannah

78 dipengaruhi oleh frekuensi pencairan pembiayaan mud{arabah, dan sisanya dipengaruhi oleh hal lain. Menurut Retno Prasetyorini salah satu kunci penting keberhasilan penjualan produk perusahaan ialah terletak pada pelayanan prima (excellent service) yang diberikan kepada konsumen. Layanan prima di dalam dunia bisnis disebut juga sebagai excellent service, customer service, dan customer care. Pelayanan perima (customer care) berarti juga memelihara, mempertahankan, dan menambah pelanggan baru. 5 Menurut Dr. Ir. Ciputra Pada bidang usaha jasa pelayanan prima dapat didefinisikan sebagai pemberian kepuasan optimal pada nasabah dengan memberikan fasilitas yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, minimal harus ada tiga hal pokok, yakni: peduli pada pelanggan, melayani dengan tindakan terbaik, dan memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu. Jadi, keberhasilan program pelayanan prima tergantung pada penyelarasan kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggungjawab dalam pelaksanaannya yang terbaik. Pentingnya pelayan prima bagi pelanggan eksternal merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan melalui penjualan barang/ jasa yang ditawarkan. Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan eksternal akan berdampak pada meningkatnya loyalitas pelanggan 5 Retno Prasetyorini, Pelayanan Prima, (Temanggung: Hak Cipta Pada GuruValah Inc, 2010) 3.

79 kepada perusahaan, menimbulkan loyalitas baru dan kepatuhan dari masyarakat, dengan kata lain, yaitu akan menjadi daya tarik bagi para pelanggan lainnya, sehingga instansi yang bersangkutan dapat mengambil manfaat untuk menyelesaikan misinya. 6 Ketertarikan pelanggan atau konsumen, dalam hal ini ialah nasabah terhadap produk-produk yang ada di BMT Nurul Jannah juga tidak lepas dari 2 faktor yang berdasarkan teori perilaku konsumen, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen. Adapun faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yaitu meliputi motivasi konsumen, pengetahuan konsumen, Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen menurut Dr. Nugroho J ialah, faktor kebudayaan yang terdiri dari kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli, dan juga oleh faktor sosial seperti perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran dan status sosial dari konsumen. 7 Selain dari kedua faktor tersebut, menurut Kotler perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi dari stimuli pemasaran berupa bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. 6 Ciputra, Playanan Prima; Excelent Service, Manajemen Pemasaran,2 (2009), 3. 7 Nugroho J. setiadi, Perilaku Konsumen (perspektif kontemporer pada motif, tujuan, dan keinginan konsumen), 12.

80