1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 memiliki moto Bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa pengetahuan. Penguasaan bahasa yang baik diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam menerima dan menyerap pengetahuan begitu pula pengajar yang menyampaikan. Pemahaman bahasa yang kurang sempurna dikhawatirkan dapat menyebabkan kekeliruan dalam memahami pengetahuan. Pengetahuan yang disampaikan oleh pengajar kepada siswanya akan dapat dipahami jika bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh kedua belah pihak sehingga muncul saling pengertian. Kurikulum 2013 ini menekankan pada pembelajaran berbasis teks. Siswa diharapkan mampu menyusun dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Teks dapat berbentuk teks lisan maupun tulisan. Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga setiap penguasaan jenis teks tertentu siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, berarti siswa akan mampu memiliki berbagai struktur berpikir, bahkan satu topik tertentu dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir yang berbeda. Pada kelas XI terdapat beberapa jenis teks yang berbeda fungsinya, berbeda struktur teksnya, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda pula. Salah satu jenis teks tersebut adalah teks cerpen yang diberikan pada semester pertama kelas XI SMA. Sejalan dengan implementasi kurikulum 2013 yang baru dimulai pola belajar siswa juga bergeser dari diberi tahu menjadi mencari tahu. Pembelajaran di kelas diupayakan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam pembelajaran di kelas demi tercapainya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pemahaman siswa tergantung pada apa yang disampaikan oleh gurunya di
2 kelas sedangkan guru lebih sering memberikan materi-materi pelajaran tanpa melibatkan siswa secara aktif. Dalam pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa dan siswa perlu dilibatkan secara aktif agar keterampilan berbahasa siswa dapat terasah. Keterampilan berbahasa itu adalah keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dalam kurikulum 2013 keterampilan berbahasa ini telah terintegrasi sehingga tidak dibedakan berdasarkan kompetensi. Salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh siswa adalah memproduksi teks cerpen dalam bentuk lisan maupun tulisan. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan sebelum melaksanakan penelitian. Peneliti mewawancarai guru mata pelajaran dan memberikan angket kepada siswa kelas XI untuk mengetahui masalah yang terjadi di kelas. Hasil dari angket tersebut menunjukkan bahwa siswa seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan dan menyusun struktur dari teks cerpen. Selain kesulitan menentukan struktur, siswa juga mengalami kesulitan untuk menentukan unsur intrinsik pada teks cerpen. Siswa juga merasa kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis sebuah teks cerpen. Gaya bahasa yang sulit dipahami oleh siswa pada saat siswa membaca teks cerpen pada buku teks kurikulum 2013 dan tulisan penulis lainnya membuat siswa tidak mengerti dan malas membaca cerpen. Membaca teks cerpen dapat menjadi salah satu cara untuk memahami struktur teks cerpen yang benar. Membaca teks cerpen juga dapat memperkaya ide dan bahasa yang dapat digunakan ketika siswa menulis. Siswa yang malas membaca teks cerpen akan sulit menemukan ide dan menuangkan idenya menjadi sebuah tulisan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran dapat diketahui bahwa mayoritas siswa malas membaca teks cerpen dan sulit untuk memproduksi teks cerpen secara lisan maupun tulisan. Guru tidak menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran dikarenakan kendala teknis yang dialami oleh guru tersebut. Selain melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran, peneliti juga melakukan observasi awal dengan memberikan angket kepada siswa. Angket
3 diberikan kepada kelas yang telah direkomendasikan oleh guru mata pelajaran sebelumnya. Dari angket (dapat dilihat pada lampiran) tersebut dapat diketahui kesulitan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran teks cerpen. Sebagian besar siswa mengaku sulit memahami gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen yang pernah dibacanya. Siswa juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan ide dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa dan wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran dapat dikatakan bahwa media yang digunakan oleh guru masih berupa media konvensional sehingga siswa merasa jenuh dan sulit menemukan ide untuk menulis. Media yang digunakan oleh guru dapat menjadi salah satu aspek penunjang meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis teks cerpen. Untuk menyiasati pembelajaran di kelas, guru dapat menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan. Guru dapat menggunakan multimedia yang akan sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Media pembelajaran dapat digunakan dalam sebuah model pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga diperlukan agar pembelajaran lebih efektif, aktif, dan menyenangkan. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Selain media tersebut di atas media lain yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menyusun teks cerpen yaitu flash. Flash merupakan media yang mudah digunakan dan dapat mengintegrasikan berbagai media seperti gambar, teks, suara, dan animasi dalam satu aplikasi. Diharapkan penggunaan media flash ini dapat mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran menyusun teks cerpen. Penggunaan media flash diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menyusun teks cerpen. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan siswa
4 dalam menyusun teks cerpen menggunakan media flash dengan mengusung judul penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Cerpen dengan Memanfaatkan Media Flash. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa masalah yang muncul, yaitu: 1. Perubahan pola belajar dengan penggunaan kurikulum 2013. 2. Pembelajaran menggunakan metode ceramah tidak membuat siswa aktif. 3. Kesulitan siswa dalam menyusun teks cerpen. 4. Media pembelajaran masih kurang dimanfaatkan dalam pembelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut banyak permasalahan yang muncul. Agar penelitian ini lebih terfokus kajiannya maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian. Maka dari itu penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan upaya peningkatan keterampilan menyusun teks cerpen dengan menggunakan media flash sebagai media pembelajarannya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015? 3. Bagaimanakah hasil pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?
5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas XI dalam menyusun teks cerpen. Penggunaan media Flash diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Berikut ini tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah di atas. 1. Mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media Flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media Flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan media Flash pada siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan media pembelajaran dalam pembelajaran menyusun teks cerpen. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa penggunaan media Flash diharapkan dapat menjadi motivasi dalam menyusun teks cerpen dan menjadi alternatif sumber belajar. b. Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia selanjutnya.
6 c. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk pengembangan media pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dan menjadi literatur tambahan bagi pendidik. 1.6 Definisi Operasional Variabel-variabel dalam judul penelitian ini perlu dibatasi definisinya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut ini definisi operasional berkaitan dengan judul penelitian ini. 1. Menulis cerpen merupakan kegiatan menghasilkan karya fiksi berupa cerita pendek secara tulisan yang dilakukan oleh siswa kelas XI. Cerpen merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu cerita yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh disertai latar dan alur. 2. Penggunaan media flash dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran yang disusun oleh penulis menggunakan aplikasi powerpoint dengan bentuk data *.ppt kemudian dikonversi menjadi bentuk data flash atau data *.swf menggunakan perangkat lunak i-spring. Perangkat lunak i- spring merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengonversi data powerpoint menjadi berbentuk flash.