BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan keinginannya dan selalu memiliki cara tersendiri untuk memperoleh apa yang ingin dimilikinya. Keunikan yang ada pada diri anak usia dini selalu menjadi daya tarik untuk diamati dan dipelajari pada berbagai aspek perkembangannya. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan pada masa usia dini antara lain berupa perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial emosional anak. Aspek-aspek perkembangan ini dapat dikembangkan sejak dini melalui pendidikan anak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang ditujukan untuk anak usia dini, mulai dari usia 0-6 tahun. Hal ini diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14, dinyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut dapat dimaknai bahwa PAUD merupakan salah satu wadah yang dibina pemerintah untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dari rangsangan dan pembinaan yang diberikan pada setiap aspek-aspek 1

perkembangan pada anak, seperti kognitif, sosial emosional, motorik, bahasa dan nilai agama dan moral sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang. Aspek-aspek perkembangan yang dikembangkan di PAUD adalah kognitif, sosial emosional, motorik, bahasa dan nilai agama dan moral. Pengembangan tiap aspek tersebut haruslah sesuai dengan tingkatan usia anak. Salah satu aspek perkembangan yang sangat perlu dikembangkan di PAUD adalah aspek perkembangan bahasa, dimana bahasa sebagai alat komunikasi antara seseorang dengan yang lainnya. Pada masa sekarang ini penggunaan bahasa Indonesia yang benar sudah mulai diabaikan, masyarakat pada umumnya menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal ini disebabkan oleh adanya bahasa-bahasa serapan dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Bahasa serapan tersebut digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari termasuk ketika berbicara dengan anak-anak Hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Ibu yaitu bahasa Indonesia yang benar. Penggunaan bahasa Indonesia yang mulai memudar secara langsung atau tidak langsung akan berdampak dengan pendidikan. Hasil observasi peneliti selama praktik pengalaman mengajar di PAUD Sanggar Anak Bangsa, menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak belum maksimal. Keinginan orangtua untuk membuat anaknya lebih pintar dalam hal calistung (baca, tulis dan hitung) membuat anak kehilangan masa sebagai anakanak yaitu bermain. Hal ini ditunjukkan dengan ketika anak menunjukkan prilaku yang belum mencerminkan dari perkembangan bahasa anak, misalnya yaitu

1). Mengucapkan kalimat dengan kata-kata yang diselingi dengan gumaman, seperti emh, amh, 2). Beberapa anak kurang memiliki kosakata yang cukup, mengulang-ulang kata yang sama terus menerus, 3). Beberapa anak belum mampu menerima bahasa dengan model pembelajaran teacher learning centre, namun anak dapat menerimanya dengan cara bermain. Adapun yang dilakukan guru ketika anak melakukan hal tersebut adalah 1). Guru mengikuti keinginan anak secara langsung tanpa bertanya apa keinginannya terlebih dahulu, seharusnya guru bertanya terlebih dahulu kepada anak apa yang diinginkan anak tersebut. 2). Guru memberikan pujian kepada anak hanya sesekali ketika anak melakukan hal yang benar, seharusnya guru membuat variasi dalam memberikan pujian seperti memberikan bintang, mengacungkan jari jempol kepada anak ketika anak sudah mampu mengungkapkan kata yang ia maksud. 3). Guru mengulang materi dengan model pembelajaran yang sama hingga anak memahaminya, seharusnya guru mengulang materi dengan model pembelajaran yang berbeda dan dicocok dengan materi belajar hingga ana memahaminya. Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa hal tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran di PAUD tersebut masih membutuhkan perbaikan untuk menciptakan anak-anak usia dini yang pintar dalam belajar dan aktif dalam bermain. Berlandaskan pada acuan standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58 tahun 2009, perkembangan bahasa untuk anak Taman Kanak-kanak (TK), mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Menerima bahasa meliputi menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan,

mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat. Mengungkapkan bahasa untuk anak usia dini meliputi menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata. Keaksaaran dalam pengembangan bahasa anak usia dini yaitu menyebutkan simbol- simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda- benda yang ada disekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/ huruf awal yang sama. Oleh sebab itu, anak membutuhkan pendidikan sebagai sarana dan prasana lengkap bagi anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara dalam pengembangan bahasa anak dapat dilakukan dengan cara bermain. Bermain sambil belajar sangat sesuai dengan karakteristik kurikulum untuk anak usia dini, terutama kurikulum untuk anak TK. Bermain, disebutkan dalam kurikulum merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dan menggunakan strategi metode, materi/ bahan, media yang menarik serta diikuti oleh anak. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran jadi bermakna (Puskur Balitbang, 2002). Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang guru PAUD untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak didiknya. Salah satu cara adalah dengan melakukan permainan, baik permainan yang dilakukan didalam kelas (indoor) maupun permainan yang dilakukan diluar kelas (outdoor).

Bermain membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak prasekolah usia 4-6 tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik fisik intelektual, bahasa, sosial dan emosional mereka tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan yang muncul pada usia tertentu hendaknya menjadi perhatian guru dalam membuat perencanaan kegiatan bermain. Perbedaan-perbedaan yang ada pada anak patut pula dihargai guru, karena dengan perbedaan yang ada guru dapat lebih kreatif dalam memvariasikan kegiatan bermain bagai anak usia dini. Salah satu contoh permainan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak adalah Bermain Kata- kata, dimana dengan sendirinya seorang anak akan tertarik untuk mengungkapkan kosakata yang dimilikinya melalui kegiatan bermain. Bermain kata-kata dapat mengembangkan kosakata anak karena anak akan memperoleh kosakata baru yang ia dengar baik dari guru, teman sebaya dan dari lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, anak akan menemukan kosakatanya sendiri. Dalam permainan bermain kata-kata, guru memberikan pertanyaan berupa kata-kata sebagai petunjuk yang memudahkan anak dalam menjawab pertanyaan. Petunjuk yang diberikan guru harus jelas dan tidak diucapkan secara cepat. Banyak metode yang dapat digunakan dalam pengembangan bahasa untuk anak usia dini seperti metode cerita, metode kerja kelompok, metode tanya jawab dan metode demonstrasi. Dari semua metode yang ada, menurut peneliti metode tanya jawab yaitu melalui permainan lebih tepat karena permainan ini dapat membantu meningkatkan pengembangan bahasa anak dengan cara mengeksplorasi bahasa

anak. Eksplorasi yang dimaksud adalah anak akan menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Kata-Kata di PAUD Sanggar Anak Bangsa LAB FIP UNIMED T. A. 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : a. Kurangnya kosakata yang dimiliki oleh beberapa anak. b. Pengucapan kata-kata masih terbalik-balik dan belum tepat dengan benda yang dituju. c. Kegiatan bermain yang dilaksanakan guru kurang bervariasi. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu pada pengembangan bahasa pada anak usia 4-5 Tahun melalui bermain kata-kata di PAUD Sanggar Anak Bangsa LAB FIP UNIMED T. A. 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan bermain kata-kata dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak usia 4-5 Tahun di PAUD Sanggar Anak Bangsa LAB FIP UNIMED Tahun Ajaran 2012-2013?.

1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan bermain kata-kata dalam upaya mengembangkan kemampuan bahasa anak usia 4-5 Tahun di PAUD Sanggar Anak Bangsa LAB FIP UNIMED Tahun Ajaran 2012-2013. 1.6 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini yaitu sumbangan ilmiah untuk meningkatkan pengembangan bahasa melalui permainan bermain kata-kata. b. Manfaat Praktis Manfaat bagi peneliti adalah untuk dijadikan sebagai bahan belajar untuk perbaikan di masa yang akan datang. Manfaat bagi anak adalah untuk meningkatkan pengembangan bahasa. Manfaat bagi guru-guru PAUD yaitu agar dalam proses pembelajaran guru agar lebih menekankan kegiatan bermain dan belajar di sekolah, dan sebagai bahan untuk memotivasi anak dalam meningkatkan pengembangan bahasa anak melalui permainan bermain kata-kata. Bahan masukan dan sekaligus pemikiran bagi instansi, tenaga pendidikan dan orang tua untuk berperan dalam membantu pengembangan bahasa anak melalui permainan bermain kata-kata.

Manfaat kepada peneliti sebagai tambahan pengetahuan mengenai meningkatkan pengembangan bahasa melalui permainan bermain kata-kata pada anak. Manfaat kepada pembaca dapat digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan yang berkaitan dengan permasalahan peneliti yang dikaji.