TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI Putri Nandia Septiawani Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP UNTAN Email : putrinandia89@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas X-B pada proses eksplorasi gerak tari tradisi Zapin Pecah Lima di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deksriptif melalui penelitian tindakan (action research). Sampel penelitian ini adalah 33 siswa. Hasil analisis data sebelum penelitian dilakukan bahwa tingkat kreativitas siswa hanya mencapai 30%. Setelah dilaksanakan penelitian, hasil yang didapat bahwa untuk meningkatkan kreativitas dalam proses eksplorasi gerak tari perlu adanya stimulus. Stimulus dapat berupa rangsang kinestetik yang berguna untuk merangsang siswa menciptakan sesuatu yang baru. Kata kunci : Tari Zapin Pecah Lima, Stimulus, Kreativitas, Eksplorasi Abstract : This research aims to enhance students' creativity in the classroom X- B exploration Zapin Pecah Lima dance at SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. The method used is descriptive analysis through action research (action research). The study sample is 33 students. The results of data analysis before the study is done that the level of creativity of the students, only 30%. Having carried out the research, the results obtained that to enhance creativity in the exploration process choreography need for stimulus. The stimulus can be a useful kinesthetic stimuli to stimulate students to create something new Keywords : Zapin Pecah Lima Dance, Stimulus, Creativity, Exploration S aat ini beberapa sekolah sedang mencoba memperkenalkan seni tari tradisi kepada siswa, serta mengajak siswa untuk aktif dan kreatif dalam hal berkesenian khususnya kesenian daerah setempat serta dapat melestarikannya. Namun kenyataan di lapangan peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi titik fokus peneliti adalah kurangnya kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah tari kreasi baru. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses kegiatan pembelajaran seni tari juga mempengaruhi proses kreativitas siswa. Pengetahuan siswa tentang tari modern lebih tinggi dibandingkan pengetahuan siswa tentang tari tradisi. Apalagi selama ini proses pembelajaran pada materi seni tari siswa di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak disajikan dalam bentuk teori saja tanpa ada praktik langsung. Alasan tersebut diperkuat pada saat peneliti meminta siswa untuk memperagakan beberapa gerak tari tradisi, ternyata masih banyak siswa yang bingung dan tidak tahu bagaimana gerak tari tradisi. 1
Oleh karena itu, peneliti mencoba mengenalkan Tari Zapin Pecah Lima kepada siswa kelas X-B di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Peneliti mencoba memperagakan gerak dasar Tari Zapin Zapin Pecah Lima kepada siswa, yang kemudian gerak tersebut menjadi acuan gerak dasar pada proses eksplorasi gerak tari sehingga tercipta gerak kreasi baru yang bervariasi. Pada proses eksplorasi gerak tari, peneliti menggunakan pengembangan gerak melalui unsur elemen dasar tari yaitu, gerak, ruang, waktu dan tenaga. Siswa diharapkan mampu mengembangkan gerak dasar tari Zapin Pecah Lima dengan cara berpacuan pada unsur elemen dasar tari. Dari kegiatan tersebut peneliti yakin dapat meningkatkan kreativitas siswa di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak khususnya siswa kelas X-B. Hal ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa melalui kegiatan proses eksplorasi gerak tari dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah gerak tari kreasi baru. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan cara mengeksplorasi gerak Tari Zapin Pecah Lima kepada siswa kelas X-B di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Indikasi keberhasilan penelitian tersebut dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kreativitas siswa pada proses eksplorasi gerak tari yaitu sebanyak 89 % dari jumlah keseluruhan siswa. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan pendekatan kualitatif serta penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Subjek yang digunakan adalah siswa kelas X-B SMA Muhammadiyah 2 Pontianak, yang berjumlah 33 (tiga puluh tiga) siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui 3 kegiatan, yaitu tes awal, proses kreativitas dan hasil kreativitas selama kegiatan berlangsung. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan tes. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga langkah, yaitu 1) data reduksi, 2) data display, dan 3) conclution drawing/ verification. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu 1) tahap penyusunan rencana, 2) tahap tindakan, 3) tahap observasi, 4) tahap refleksi. 1) Tahap Penyusunan Rencana Pada tahap penyusunan rencana peneliti harus menyiapkan materi/bahan yang akan diajarkan kepada siswa. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar pertanyaan, lembar tes dan lembar penilaian kinerja siswa. 2) Tahap Tindakan Peneliti mengenalkan dan mengajarkaan tari tradisi Melayu daerah setempat, yaitu tari Zapin Pecah Lima kepada siswa kelas X-B. Menugaskan siswa untuk mengeksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima dalam bentuk tari kreasi baru. Kemudian mendemonstrasikan hasil kreativitas siswa di depan kelas. 2
3) Tahap Observasi Peneliti merekam seluruh kegiatan siswa selama kegiatan proses eksplorasi gerak tari. Mengamati siswa serta membimbing siswa yang kesulitan pada saat kegiatan proses eksplorasi. Memberikan arahan dan masukan kepada siswa terhadap hasil eksplorasi gerak tari. 4) Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti memberikan evaluasi terhadap siswa yang berkaitan dengan proses kreativitas dalam menciptakan sebuah tari kreasi baru. Peneliti juga memberikan masukan kepada siswa agar proses eksplorasi gerak tari selanjutnya lebih baik lagi dan siswa lebih kreatif lagi. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti adalah kegiatan prasiklus. Peneliti perlu mengetahui keadaan awal kemampuan siswa dalam mengeksplorasi gerak tari. Peneliti harus melakukan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengenal tari tradisi, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar tari tradisi Melayu daerah setempat. Peneliti mengelompokkan beberapa kategori penilaian, yaitu : 1) Kategori baik sekali dengan rentang nilai 80-100 2) Kategori baik dengan rentang nilai 75-79 3) Kategori cukup dengan rentang nilai 70-74 4) Kategori kurang dengan rentang nilai 70 ke bawah Dari hasil tersebut didominasi nilai dengan kategori cukup dan kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang tari tradisi masih rendah. Desain model pembelajaran yang digunakan peneliti, yaitu melalui empat siklus untuk proses kegiatan eksplorasi gerak tari. Masing-masing siklus melewati tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Selama melakukan penelitian, peneliti diberi kesempatan selama delapan kali pertemuan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan kreativitas siswa dalam proses eksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima. Pada siklus I yaitu pemberian materi, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Selain itu peneliti juga memberikan pemahaman tentang tari tradisi Melayu serta memperagakan gerak dasar tari Zapin Pecah Lima kepada siswa. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pertemuan kesatu dan pertemuan kedua. Pada siklus II yaitu tahap eksplorasi, dimana siswa diminta untuk memperagakan kembali gerak dasar tari Zapin Pecah Lima di depan kelas. Kemudian siswa diminta untuk mengeksplorasi gerak dasar tari tersebut ke dalam bentuk gerak tari kreasi baru yang bervariasi, yaitu pengembangan dari gerak dasar tari Zapin Pecah Lima. Kegiatan pada siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga dan keempat. Siklus III yaitu tahap kreativitas, siswa diminta untuk membuat kelompok tari. Kemudian setiap kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah garapan tari kreasi hasil kreastivitas siswa. Tari kreasi baru didapat dari gerak-gerak yang sudah dieskplorasi oleh siswa. Dari proses eksplorasi, siswa dapat menciptakan 3
gerak tari yang bervariasi. Kemudian gerak-gerak tersebut disusun menjadi sebuah komposisi tari yang menghasilkan garapan tari kreasi baru kreativitas siswa. Siklus III ini dilaksanakan pada pertemuan kelima dan keenam. Siklus IV yaitu tahap demonstrasi, siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ketujuh dan kedelapan. Setelah mengeksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima siswa diminta untuk menampilkan hasil kreativitasnya di depan kelas. Dari hasil tersebut akan ditemukan perbandingan kelompok yang sudah kreatif dan kelompok yang masih belum kreatif. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan. Pemilihan kelas X-B sebagai subjek penelitian, bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Dilihat dari kemampuan siswa dalam bergerak sudah ada, hanya saja perlu ditingkatkan kreativitas siswa khususnya dalam proses eksplorasi gerak tari. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan stimulus yaitu mengenalkan tari Zapin Pecah Lima terlebih dahulu kepada siswa. Dengan memperagakan dan mengajarkan gerak dasar tari Zapin Pecah Lima, peneliti berharap siswa dapat mengembangkan gerak tari tersebut menjadi gerak tari kreasi yang bervariasi melalui kegiatan proses eksplorasi gerak tari. Untuk melihat hasil kreativitas siswa, peneliti membaginya dalam tiga kriteria penilaian perkembangan siswa, yaitu : 1) kriteria penilaian kegiatan awal, 2) kriteria penilaian kegiatan eksplorasi dan 3) penilaian kegiatan kegiatan kreativitas. Siswa dikatakan kreatif apabila mencapai nilai lebih dari 75 ke atas. Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti pada awal pertemuan, didapatkan hasil persentase sekitar 30% siswa yang mengerti dengan tari tradisi, sedangkan sekitar 70% siswa yang masih belum mengerti tentang tari tradisi. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan kreativitas siswa dibidang seni tari dengan cara proses eksplorasi gerak tari. 1) Kriteria Penilaian Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti memberikan stimulus kepada siswa berupa gerak dasar tari Zapin Pecah Lima. Siswa diminta untuk dapat memperagakan kembali gerak dasar tari Zapin Pecah Lima yang sudah diajarkan oleh peneliti. Saat proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama, tidak sedikit siswa yang benar-benar serius mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurang tertariknya siswa terhadap seni tari tradisi. Siswa menganalisis tiap-tiap ragam gerak tari Zapin Pecah Lima, kemudian mengekspresikan ke dalam bentuk kegiatan eksplorasi gerak tari. Terlihat antusias siswa terhadap pemahaman dalam mengekspresikan diri melalui eksplorasi gerak tari cukup tinggi, dengan adanya video contoh tari kreasi yang diperlihatkan ke siswa. Siswa sudah memilki kemampuan, pemahaman tentang tari tradisi, eksplorasi gerak tari dan kreativitas sehingga siswa dapat melanjutkan ke tahap kreativitas dalam eksplorasi gerak tari. Terlihat dari respon baik dari siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan serta terlihat dari sikap kreatif siswa yang tanpa sengaja mereka lakukan seperti membuat gerak-gerak baru. Walaupun gerak-gerak kreatif tersebut tanpa sengaja siswa lakukan, akan tetapi dari situlah terlihat bahwa siswa memiliki bekal 4
dalam berkreativitas khususnya eksplorasi gerak tari. Tabel penilaian pada tahap pemberian materi dapat dilihat berikut ini. Tabel 1 Hasil Penilaian Awal (pemberian materi) Jumlah Siswa Pertemuan Ke- 13 ke-1 26 ke-2 2) Kriteria Penilaian Kegiatan Eksplorasi Setelah melalui tahap pemberian materi, selanjutnya adalah tahap eksplorasi gerak tari. Diharapkan siswa dapat mengeksplorasi gerak tari dalam bentuk kreativitas yang beragam dari masing-masing kelompok. Dari hasil kegiatan eksplorasi gerak tari, diharapkan siswa berani dan terampil dalam menemukan gerak-gerak yang beragam serta terampil dalam berkreativitas. Pada proses penilaian kegiatan eksplorasi dilakukan pada pertemuan ketiga hingga pertemuan keenam, yang akan dinilai adalah proses siswa dalam eksplorasi gerak tari dan hasil kreativitas siswa. Dari penelitian tersebut akan terlihat tingkat kreativitas siswa dalam proses eksplorasi gerak tari. Terlihat jelas perbedaan pemahaman siswa tentang eksplorasi gerak tari saat sebelum melaksanakan kegiatan dengan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan kreatif dalam proses eksplorasi, hal tersebut dilihat dari antusias dan perhatian siswa yang tinggi dari sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan kurikulum 2013, peneliti menggunakan metode pembelajaran sciencetific. Dimana pada metode tersebut mengajak siswa untuk dapat memahami, menghayati, menerapkan, menganalisis, mengolah, menalar serta dapat menyajikannya. Tabel 2 Hasil Penilaian Kegiatan Eksplorasi Jumlah Siswa Pertemuan Ke- 11 ke-3 18 ke-4 26 ke-5 28 ke-6 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa pada saat proses eksplorasi gerak tari. Hal tesebut ditunjukkan pada pertemuan pertama tahap eksplorasi gerak tari hanya sekitar 11 siswa saja yang mengerti dan memahami eksplorasi gerak tari. Pada pertemuan kedua tahap eksplorasi gerak tari mengalami peningkatan menjadi 18 siswa, pertemuan ketiga meningkat menjadi 26 siswa dan pada pertemuan keempat tahap 5
eksplorasi gerak tari hampir seluruh siswa memahami eksplorasi gerak tari yaitu sekitar 28 siswa. 3) Kriteria Penilaian Kegiatan Kreativitas Dari hasil eksplorasi siswa, tergambar bahwa terdapat peningkatan kreativitas yang dilihat dari hasil proses eksplorasi gerak tari yang bervariasi. Perubahan tersebut juga diamati peneliti mulai dari pertemuan awal kegiatan pembelajaran sampai pertemuan terakhir kegiatan pembelajaran. Dari siswa yang kurang aktif dan kreatif, kemudian setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran menciptakan siswa yang aktif dan kreatif. Pada pembelajaran eksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima ini, memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan ragam geraknya sesuai ide kreatif dan kemampuan siswa dalam menciptakan gerak tari yang bervariasi. Kebebasan dalam mengeksplorasi gerak tari juga harus sesuai indikator pencapaian serta menggunakan unsur komposisi tari. Hasil dari kreativitas siswa ternyata jauh dari apa yang dibayangkan peneliti. Ternyata siswa mampu untuk berkreativitas. Dalam penilaian menilai hasil kreativitasnya, peneliti juga melihat dan menilai prosesnya. Siswa dikatakan kreatif apabila siswa tersebut mampu menemukan ide baru, aktif pada saat kegiatan berlangsung, mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, ada kemauan dari diri siswa untuk menghasilkan sesuatu, adanya dorongan baik intern maupun ekstern, serta mau menerima saran dan kritik dari teman-temannya. Tabel 3 Hasil Penilaian Kegiatan Kreativitas Jumlah Siswa Pertemuan Ke- 25 ke-6 27 ke-7 30 ke-8 Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan siswa dalam kegiatan kreativitas. Hal tersebut membuktikan bahwa, sebenarnya bahwa masing-masing siswa memiliki kemampuan kreativitas dalam kegiatan eksplorasi gerak tari yang tinggi. Dengan memberikan stimulus, membuat siswa terpancing untuk berkreativitas. 6
Tabel 4 Hasil Peningkatan Kreativitas Siswa Selama Empat Siklus Persentase Siswa Siklus Ke- 30% Siklus I 45% Siklus II 70% Siklus III 89% Siklus IV Dari hasil tabel di atas, terlihat peningkatan kreativitas siswa yang terjadi tiap-tiap siklusnya. Siklus pertama sekitar 30% siswa yang kreatif, siklus kedua meningkat menjadi 45%, siklus ketiga naik menjadi 70% dan pada siklus keempaat terjadi peningkatan sekitar 89%. Peningkatan tersebut dilihat bukan hanya dari hasil kreativitas siswa saja, tetapi dilihat dari obeservasi awal yang peneliti lakukan, kemudian dilanjutkan pada proses siswa dalam kegiatan pemberian materi, kegiatan eksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima, serta hasil kreativitas siswa. Penelitian tersebut membuktikan bahwa untuk meningkatkan kreativitas siswa hal pertama yang dilakukan guru adalah memberikan stimulus kepada siswa, meminta siswa untuk mengeksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima sebagai kegiatan kreatif siswa. Setiap siklus terdapat beberapa indikator pencapaian bertujuan utuk mengetahui keterampilan siswa dalam berkreativitas. Adapun indikator tersebut sebagai berikut. a. Siswa memiliki kemampuan yang baik dalam menemukan ide baru. b. Siswa dapat mewujudkan bakat dengan adanya dorongan dan dukungan internal maupun eksternal. c. Siswa diharapkan aktif sehingga merangsang siswa dalam proses kegiatan kreatif. d. Siswa dapat menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan kreativitas. Pada setiap siklus menggunakan indikator pencapaian yang sama, mulai dari siklus I tahap pemberian materi sampai siklus IV tahap demonstrasi hasil kreativitas siswa. Pada hasil kreativitas siswa dalam eksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima, peneliti menemukan hasil jauh dari perkiraan peneliti pada saat awal penelitian. Hasil tersebut adalah terdapat dua kelompok yang sudah memiliki nilai capaian yang luar biasa dan ada dua kelompok yang sudah mencapai indikator penilaian, hanya saja dua kelompok tersebut belum maksimal dalam kreativitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penilaian secara berlanjut sehingga peneliti bisa lebih mudah menilai peningkatan kreativitas pada siswa kelas X-B di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Penilaian dimulai pada siklus pertama yaitu tahap pemberian materi, kemudian siklus kedua tahap eksplorasi gerak tari, siklus ketiga tahap kreativitas serta siklus keempat tahap demonstrasi hasil kreativitas siswa. 7
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menyimpulkan bahwa kegiatan eksplorasi gerak tari dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam mengeksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima di kelas X-B SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. Hasil dari penerapan pembelajaran yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas X-B, yaitu adanya perubahan sikap siswa yang lebih tertarik dan perhatian terhadap seni tari tradisi serta adanya peningkatan siswa dalam memahami seni tari tradisi serta kegiatan eksplorasi gerak tari. Dengan diterapkan metode pembelajaran seperti itu, akan membuat siswa tertarik terhadap pelajaran seni budaya khususnya seni tari tradisi. Maka dari itu, tujuan pembelajaran eksplorasi gerak tari Zapin Pecah Lima dalam meningkatkan kreativitas siswa sudah tercapai. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran, yaitu : 1) guru harus memberi stimulus kepada siswa, agar siswa lebih aktif dan kreatif, 2) menyiapkan wadah untuk siswa mengembangkan bakatnya khususnya dalam bidang seni tari, 3) guru harus lebih kreatif lagi mengolah bahan ajar dalam kegiatan proses pembelajaran, sehingga siswa tertarik dengan materi yang akan disampaikan, 4) sebaiknya siswa diberi perhatian khusus untuk pelajaran seni budaya seperti memberikan fasilitas guru yang professional dibidang seni tari serta diberi fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, 5) penelitian ini bisa dijadikan salah satu cara alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengeksplorasi gerak tari. DAFTAR RUJUKAN Hikmawati, Riki. 2013. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Mengeksplorasi Gerak Tari Jepin Lembut Kelas X SMK Ethika Pontianak. Pontianak. Madya, Suwarsih. 2011. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta. Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 8
TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI ARTIKEL PENELITIAN PUTRI NANDIA SEPTIAWANI NIM F06110027 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Henny Sanulita, M.Pd NIP. 19820922 200604 2 002 Imma Fretisari, M.Pd Mengetahui, Dekan FKIP UNTAN Ketua Jurusan PBS Dr. H. Martono, M.Pd Drs. Nanang Heryana, M.Pd NIP 19680316 199403 1 014 NIP 19610705 198810 1 001 9