BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Propinsi Jawa Barat Agus Gustiar, pasar tradisional memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi masyarakat sebagai indikator stabilisasi pangan, wadah utama untuk penjualan produk-produk yang berskala ekonomi rakyat dan sebagai lembaga pendidikan kewirausahaan terbesar (Fitriadi, 2007). Di Indonesia, terdapat 13,450 pasar tradisional dengan sekitar 12,6 juta pedagang kecil (www.kompas.com, 2006). Tapi berdasarkan hasil studi A.C. Nielsen, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4% per tahun, sedangkan pasar tradisional menyusut 8% per tahun (www.smeru.or.id, 2007). Suatu kondisi yang mengkhawatirkan jika tetap dibiarkan karena ribuan bahkan jutaan pedagang kecil akan kehilangan mata pencahariannya. Salah satu sebabnya yakni adanya stigma masyarakat tentang kondisi pasar tradisional yang kumuh, becek, semrawut, panas, tidak aman dan tidak nyaman. Untuk daerah, pasar tradisional tersebut memiliki fungsi penting bagi peningkatan perekonomian daerah. Menyadari pentingnya pasar tradisional, ada kesadaran dari pemerintah kabupaten Sumba Timur untuk membenahi fasilitas publik tersebut. Dari hasil wawancara dengan Bapak Cristo Umbu Pati dari Bappeda kabupaten Sumba Timur, terungkap rencana dari pemerintah yang akan meredesain Pasar Matawai dalam 1 atau 2 tahun ke depan. Rencana tersebut menunggu Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pasar oleh Dinas Peridustrian dan Perdagangan, kabupaten Sumba Timur. Pasar tradisional Matawai, Waingapu, kabupaten Sumba Timur, merupakan bagian penting dari perkembangan ekonomi kabupaten Sumba Timur pada umumnya karena merupakan pasar yang menampung pedagang dari pinggir kota Waingapu dan pedagang dari kecamatan lain di Sumba Timur. Khususnya kota Waingapu, pasar tradisional Matawai merupakan satu-satunya pasar tradisional dan menjadi sentra pergerakan ekonomi yang tentunya menjadi pusat keramaian kota. Hal ini dikarenakan pasar tradisional Matawai terdapat di tengah kota dan belum terdapat pasar modern sepeti pasar swalayan atau sejenisnya selain toko di kota Waingapu. 1
Saat ini, terdapat beberapa permasalahan yang terdapat di pasar tradisional Matawai, Waingapu yang didirikan pada tahun 1975. Permasalahan pasar tradisional Matawai diantaranya, yakni kapasitas pasar yang tidak dapat menampung pedagang resmi dan yang belum terdata oleh pengelola pasar Matawai, area dagangan yang tidak jelas, kurangnya fasilitas pendukung di pasar, ketidakjelasan sirkulasi pedagang, bongkar muat, dan pembeli yang menyebabkan ketidak lancarannya sirkulasi di pasar Matawai maupun di jalan sekitar pasar Matawai. Di dalam pasar Matawai terlihat kumuh karena becek, berbau tidak sedap, dipenuhi sampah, struktur bangunan dari kayu sudah lapuk, atapnya rusak dan berlubang, dan sistem utilitas yang tidak bagus. Untuk mengatasi permasalahan di pasar Matawai, maka harus ada perubahan yang signifikan seperti memperbarui bangunan dikarenakan bangunan yang sudah lama, menambah kapasitas daya tampung pedagang, menata zoning agar tidak terjadi kebigungan dari pengunjung, mengatur pola sirkulasi yang baik di dalam pasar maupun luar pasar, menambah fasilitasfasiltas penunjang untuk pengelolaan pasar yang bersih dan nyaman. Dan perubahan-perubahan di atas akan dirangkum secara keseluruhan dengan cara meredesain pasar tradisional Matawai, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pasar Matawai merupakan pasar tradisional kota yang menjual barang secara eceran dan dikelola oleh pemerintah dimana pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung yang diwadahi dalam bangunan yang terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelola pasar (www.wikipedia.org, 2007). Dari beberapa Peraturan Daerah tentang pengelolaan pasar yang terdapat di wilayah-wilayah Indonesia seperti Perda Kodya Tk. II Yogyakarta No. 4, 1992 dan Perda Kota Jambi No. 6, 2006 bahwa sebuah pasar tradisional kota yang dikelola pemerintah minimal mempunyai ruang-ruang seperti jalan masuk dan keluar kendaraan bermotor, tempat parkir, toko/kios, los, dasaran terbuka, tempat bongkar muat barang, fasilitas keamanan, fasilitas kebersihan, fasilitas mekanikal elektrikal, fasilitas, fasilitas pemadam kebakaran, dan kantor pengelola. 2
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merancang ulang Pasar Tradisional Matawai, Waingapu, kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur. 1.3. Tujuan Merancang ulang Pasar Tradisional Matawai, Waingapu, kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur. 1.4. Sasaran - Melakukan studi tentang Pasar Tradisional - Melakukan studi tentang Pasar Tradisional Matawai - Melakukan studi tentang Waingapu, kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur 1.5. Lingkup - Pasar Tradisional dibatasi pada Pasar Tradisional Kota - Waingapu, kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur dibatasi pada hal yang berhubungan dengan letak site pasar Matawai saat ini. 1.6. Metode 1.6.1. Metode Mencari Data - Wawancara Ditujukan pada Dinas Keuangan Sumba Timur selaku pengelola pasar, Bappeda kabupaten Sumba Timur selaku otoritas penataan kota, juga pedagang dan pembeli selaku pengguna pasar Matawai. - Observasi Pengamatan langsung ke pasar tradisional Matawai - Studi Pustaka/ Literatur Mempelajari buku tentang Pasar Tradisional. - Studi Banding Melihat langsung Pasar Tradisional yang ada di Yogyakarta. 3
1.6.2. Metode Menganalisis Data - Kuantitatif Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka misal pada kapasitas/daya tampung Pasar Tradisional Matawai pada periode tertentu - Kualitatif. Temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif seperti menerangkan tentang Pasar Tradisional. 1.6.3. Metode Perancangan Menggunakan tranformasi bentuk-bentuk secara bebas, yang menyesuaikan fungsinya sebagai pasar tradisional. Misalnya: - Bentuk dapat diambil dari nilai-nilai lokal yang ada di kota Waingapu seperti arsitektur tradisional Sumba dengan bentuk khas dari atap dengan menara tingginya yang ditranformasikan ke atap bangunan pasar yang akan diredesain atau mengambil bentuk-bentuk yang menjadi ciri Sumba Timur. - Bentuk diambil dari bentuk-bentuk geometri atau perpaduannya, dan lainlain. - Bentuk menyesuaikan fungsi dan karakter ruang perdagangan pasar tradisional Matawai. 1.7. Sitematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Mengungkap latar belakang, rumusan masalah, tujuan sasaran, lingkup, metode, sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PASAR TRADISIONAL MATAWAI, WAINGAPU, KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Mengungkap potensi dan kondisi arsitektural di Pasar Tradisional Matawai, Waingapu, kabupaten Sumba Timur, propinsi Nusa Tenggara Timur. 4
Contoh: Kondisi zoning jenis dagangan di pasar tradisional yang tidak jelas antara area basah dan area kering atau antara area bau-bauan dengan yang tidak berbau. BAB 3 TINJAUAN TEORITIS PASAR TRADISIONAL Mengungkap design requirement Pasar Tradisional dan studi banding Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Contoh: Komponen utama Pasar Tradisional yang meliputi lahan, toko petak/kios, dasaran di dalam los, dasaran di luar los, dasaran di luar pasar,gudang, kandang hewan BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL MATAWAI, WAINGAPU, KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Mengungkap proses untuk menentukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada bangunan yang akan diredesain, Contoh: Analisa zoning ruang pasar tradisional Matawai terutama area perdagangan. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL MATAWAI, WAINGAPU, KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TUMUR Mengungkap konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. Contoh: Konsep sistem pencahayaan dan penghawaan yang akan ditransformasikan ke dalam redesain pasar tradisonal Matawai. 5
REDESAIN PASAR TRADISIONAL MATAWAI, KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR