Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Oleh: Nur Hayati, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

Jurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Mulia, 1990), hlm. 16. hlm Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ngatmini, M.Pd., Ekie W,S.Pd., Suhartatik, Nailis S, Mada AI

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI KB ANAK SHOLEH COLOMADU, KARANGANYAR Tahun Ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JUDUL BUKU PENGARANG PENERBIT TAHUN HLM. TERBIT BUKU 1 Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Utami Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

ii

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

DAFTAR ISI. Halaman. i ii iii iv v vi viii ix x xii. xiv. xviii xix xx

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME) DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. penilaian, dan juga merupakan tiga dari sekian dimensi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

Tabel 4.9 : Penilaian Responden Tentang Loyalitas Orang Tua Siswa Tabel 4.10 : Uji persamaan Struktural X terhadap Y Tabel 4.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Quran Al-Karim dan Terjemah Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), Jakarta: Menara Kudus, 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN HARTA KARUN DI KB INSAN MULIA SERENGAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak sangat tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara sekolah di satu pihak dan orang tua di pihak yang lain. Dengan cara inilah kita dapat menciptakan generasi masa depan yang mampu memahami misi hidupnya dengan baik yaitu generasi yang dapat memberikan keamanan dan mampu membangun negara yang merdeka dan terhormat. Cara orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat pendidikan yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya.1 Kemandirian diartikan sebagai tingkat perkembangan seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila ia telah mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Menurut Brawer yang dikutip oleh M Chabib Thoha mengartikan kemandirian adalah suatu perasaan otonom. Sikap kemandirian menunjukkan adanya konsistensi organisasi tingkah laku pada seseorang sehingga tidak 1 Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17. 1

2 goyah, memiliki self reliance atau kepercayaan diri sendiri.2 Seseorang yang mempunyai sikap mandiri harus dapat mengaktualisasikan secara optimal dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Kemandirian belajar sebagaimana belajar pada umumnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Muhibbin Syah, menggolongkan faktorfaktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa secara global yaitu : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (Faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 3 Di RA PIM Mujahidin Bageng Gembong Pati dan RA Miftahul Ulum Plukaran kemandirian belajar siswa telah terlaksana dengan baik, hal ini dapat dilihat pada tabel prosentase tingkat kemandirian belajar siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran.4 Tabel 1.1 Prosentase Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Di RA PIM Mujahidin Bageng dan RA Miftahul Ulum Plukaran NO NAMA RA RA PIM 1 Mujahidin RA Miftahul 2 Ulum Plukaran 2 TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 65% 70% 85% 65% 70% 80% M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 121. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm.132. 4 Dikutip dari Dokumentasi RA PPIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran pada tanggal 4 Januari 2016

3 Dalam table di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian belajar siswa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dalam penelitian ini kami membahas tentang kemandirian belajar dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, pola asuh demokratis dan metode BCCT. Di RA PIM Mujahidin Bageng Gembong Pati dan RA Miftahul Ulum Plukaran banyak ditemukan tingkat pendidikan orang tua siswa yang beragam, hal ini menjadikan anak tersebut juga beragam hasil belajarnya. Terbukti dari hasil prosentasi dari tahun ke tahun tingkat pendidikan orang tua rata-rata lulusan SMA. Tabel prosentase tingkat pendidikan orang tua lulusan di RA PIM Mujahidin5 Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua Di RA PIM Mujahidin Bageng 1 TINGKAT PENDIDIKAN SMP 2 SMA 65 70 80 3 S1 15 15 15 JUMLAH 100 100 100 NO 2013 2014 2015 20 15 5 Tabel prosentase tingkat pendidikan orang tua lulusan di RA Miftahul Ulum Plukaran6 5 Dikutip dari Dokumentasi RA PPIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran pada tanggal 4 Januari 2016. 6 Dikutip dari Dokumentasi RA PPIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran pada tanggal 4 Januari 2016

4 Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua Di RA Miftahul Ulum Plukaran NO TINGKAT PENDIDIKAN 2013 2014 2015 1 SMP 10 5 5 2 SMA 75 75 80 3 S1 15 20 15 JUMLAH 100 100 100 Tingkat pendidikan yang baik dan pola asuh yang baik menjadikan anak belajar di sekolah secara baik dan mandiri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini terlihat pada siswa di sekolah yang dapat menyelesaikan tugas secara baik tanpa bantuan oleh orang tuanya. Fungsi PAUD sebagai lembaga pendidikan anak usia dini mengemban tiga fungsi utama dalam pendidikan yaitu mengembangkan potensi kecerdasananak, penanaman nilai, dan pengembangan kemampuan dasar (membaca, menulis, dan berhitung). Fenomena yang terjadi selama ini orang tua dan juga lembaga pada jenjang Sekolah Dasar (SD) menuntut agar anak mampu membaca, menulis dan berhitung (calistung) setelah lulus dari TK. Pada dasarnya anak usia dini belum saatnya diberi pelajaran membaca dan menulis, karena terkesan memaksa anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Anak usia dini belum saatnya di drill untuk memiliki kemampuan membaca dan menulis. Namun demikian lembaga TK tidak serta merta mengabaikan tuntutan dari orang tua dan lembaga selanjutnya. Pengenalan bahasa pada anak perlu diterapkan sejak dini dengan menggunakan metode yang menyenangkan. Dengan demikian diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengembangkan kemampuan dasar bahasa anak, agar anak dapat memperoleh pendidikan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya. Pembelajaran bahasa pada anak TK dapat membaur dengan kegiatan lainnya yang dirancang dalam kurikulum TK tanpa harus membuat

5 anak-anak terbebani. Melalui kegiatan bermain dengan alat bermain edukatif dan bernyanyi yang mengandung unsur ilmu pengetahuan anak tidak merasa terbebani dalam belajar, bahkan anak anak menganggap kegiatan belajar tak ubahnya seperti bermain dalam kehidupan sehari-harinya.7 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dapat menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT), atau dalam bahasa Indonesianya adalah lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran. Pencetusnya adalah seorang ahli PAUD berkebangsaan Italia, yaitu Maria Montessori (1870-1952), yang menfokuskan kegiatan anak-anak di sentra-sentra untuk mengoptimalkan seluruh kecerdasan anak. Pendekatan ini dikembangkan melalui hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik yang merupakan pengembangan dari pendekatan Montessori, high scope, head star, dan Reggio Emilia yang dikembangkan oleh The Creative Center for childhood Research and Training (CCCRT) Florida, USA, dilaksanakan di Creative Pre School selama kurang lebih 35 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak yang berkebutuhan khusus.8 Metode BCCT juga diterapkan di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran dan RA Miftahul Ulum Plukaran dan RA MIftahul Ulum Plukaran. Metode ini baik diterapkan untuk menjadikan siswa mandiri di dalam belajarnya. Pada sentra main anak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya dengan baik, sehingga anak dapat belajar menyelesaikan tugas secara mandiri. Tipe pola asuh orang tua yaitu bentuk-bentuk orang tua dalam mengasuh anaknya. Orang tua melakukan pola asuh atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua karena dengan pola asuh orang tua maka akan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian anak. Menurut Elizabeth B. Hourlock ada 3 (tiga) macam tipe 7 Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Diva Press,Yogyakarta, 2009. hlm. 38. 8 Suyadi, Ternyata, Anakku Bisa Kubuat Genius! Power Books, Jogjakarta, 2009. hlm.249

6 pola asuh yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis. 9 Pola asuh yang Demokratis yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya tentunya menjadikan anak lebih bijak dalam mengambil keputusan saat melangkah. Tentu pola asuh tersebut berpengaruh juga terhadap belajar anaknya di sekolah. Idealnya pola asuh orang tua dilakukan atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua misalnya membantu anaknya disaat anak mengalami kesulitan dalam belajar, tetapi realitasnya pola asuh yang dilakukan orang tua masih ada yang kurang memperhatikan anaknya sehingga ada anak yang mengalami hambatan didalam pembelajaran di sekolah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua, pola asuh demokratis dan metode BCCT terhadap kemandirian belajar siswa anak usia dini yang berkaitan dengan kemampuan belajar mandiri, khususnya pada siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran dan RA Miftahul Ulum Plukaran. Untuk itu peneliti hendak meneliti hal tersebut, dalam pokok bahasan yang berjudul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua, Metode BCCT dan Pola Asuh Demokratis terhadap Kemandirian Belajar siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. B. Batasan Masalah Untuk menghindari kesalahfahaman atau kekeliruan bagi pembaca, maka peneliti memandang perlu untuk menjelaskan arti dan memberikan batasan masalah yang terdapat dalam judul tesis ini. Adapun batasan masalah yang dimaksud adalah : 1. Tingkat Pendidikan Orang Tua yaitu adalah pendidikan yang berstruktur dan berjenjang dengan periode tertentu serta memiliki program dan tujuan 9 Elizabet B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj. Meitasari Tjandrasa, Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1978,.,95.

7 yang disesuaikan dengan jenjang yang diikuti dalam mendidik anak oleh orang tua.10 2. Pola asuh orang demokratis yaitu suatu sistem atau upaya pendidik (orang tua maupun guru) dalam mendidik, membimbing serta mengarahkan putraputrinya yang diaktualisasikan terhadap pendidikan internal dan eksternal, suasana psikologis, kontrol perilaku anak dan penentuan nilai moral sebagai dasar berperilaku kepada anak-anak supaya lebih mandiri dalam belajar.11 Menurut Mercer sebagaimana dikutip Mulyono Abdurrahman, pola asuh orang tua terhadap anak bisa dilihat dalam atau dengan aktivitas melakukan observasi perilaku anak, memperbaiki perilaku anak, dan mengajar anak.12 3. Metode BCCT adalah metode pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat disentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan ( seaffolding ) untuk mendukung perkembangan anak yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, pijakan setelah main.13 4. Kemandirian yaitu berasal dari istilah mandiri yang artinya keadaan dapat berdiri sendiri,tidak bergantung kepada orang lain. Belajar yaitu berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahuinya (dituntut) sedangkan kata belajar artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalamannya. Kemandirian belajar adalah suatu kondisi yang diusahakan sendiri dengan bersungguh sungguh dan mandiri untuk dapat memperoleh pengetahuan/kepandaian yang belum dia ketahui.14 10 Ibid, hlm 786 Moh. Shochib, Op.Cit., hlm. 15. 12 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 109. 13 Depdiknas, Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circles Time: Depdiknas,, Jakarta, 2006. hlm 3 14 S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Grasindo Widia Sarana, Jakarta, 1992, hlm.22. 11

8 Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan orang Tua, Metode BCCT dan Pola Asuh Demokratis terhadap Kemandirian Belajar siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. adalah suatu studi atau kajian penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua, metode BCCT terhadap dan Pola Asuh Demokratis Kemandirian Belajar siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. C. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang tersebut di atas dan setelah diketahui batasan pengertiannya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Tingkat Pendidikan Orang Tua, Metode BCCT, Pola Asuh Demokratis Orang Tua, dan Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran? 2. Bagaimana Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Pola Asuh Demokratis di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran? 3. Bagaimana Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran? 4. Bagaimana Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran? 5. Bagaimana Pengaruh Metode BCCT terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran?

9 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendiskripsikan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Metode BCCT, Pola Asuh Demokratis Orang Tua, dan Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. 2. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Pola Asuh Demokratis di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. 3. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. 4. Untuk mengetahui pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. 5. Untuk mengetahui pengaruh Metode BCCT terhadap Kemandirian Belajar Siswa di RA PIM Mujahidin dan RA Miftahul Ulum Plukaran. E. Manfaat Penelitian Setelah dilaksanakan penelitian ini maka diharapkan akan bermanfaat : 1. Bagi orang tua, Sebagai bahan masukan bagi orang tua atas kewajiban mendidik, membimbing, dan mengasuh anaknya dengan pola asuh yang benar dan sesuai dengan keadaan sekarang sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar anak. 2. Bagi guru, Adalah sebagai bahan masukan agar guru meningkatkan kerjasama dengan orang tua dalam memberikan bimbingan belajar kepada anak, karena waktu di sekolah sangat terbatas. 3. Bagi siswa, Adalah agar anak mampu mandiri dalam belajar.

10 F. Sistematika Penulisan Tesis Untuk memudahkan pemahaman isi tesis, maka peneliti memberikan sistematika tesis yang terdiri dari : 1. Bagian awal Bagian ini memuat tentang halaman judul tesis, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, dan halaman daftar tabel. 2. Bagian isi Bagian isi terdiri dari : Bab I : Pendahuluan A. Latar belakang masalah B. Penegasan judul C. Rumusan masalah D. Tujuan penelitian E. Manfaat penelitian F. Sistematika penulisan tesis Bab II : Landasan teori A. Tingkat Pendidikan Orang Tua 1. Pengertian Tingkat Pendidikan 2. Jalur, Jenis dan Jenjang Pendidikan B. Pola asuh orang tua 1. Pengertian pola asuh orang tua 2. Tipe-tipe pola asuh orang tua 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua 4. Definisi operasional variabel pola asuh orang tua C. Metode BCCT 1. Pengertian metode BCCT 2. Tahap-tahap pembelajaran dengan Pendekatan BCCT 3. Proses kegiatan metode BCCT D. Kemandirian belajar. 1. Pengertian kemandirian

11 2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar E. Tinjauan Penelitian Terdahulu F. Kerangka berpikir G. Rumusan hipotesis Bab III : Metode penelitian A. Jenis Pendekatan Penelitian B. Paradigma dan definisi operasional variabel C. Lokasi dan Waktu penelitian D. Populasi dan Sampel penelitian E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian F. Uji Instrumen penelitian ( Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian) G. Metode Pengumpulan Data H. Pengujian Asumsi Klasik I. Teknik Analisa Data Bab IV: Analisis data A. Gambaran Obyek Penelitian B. Deskripsi Variabel Penelitian 1. Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua 2. Deskripsi Variabel BCCT 3. Deskripsi Variabel Pola Asuh Demokratis Orang Tua 4. Deskripsi Variabel Kemandirian Belajar Siswa C. Uji asumsi klasik 1. Uji normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Linieritas 5. Uji Homoskedastisitas D. Hasil Pengolahan dan Analisis Data

12 1. Pengujian Hipotesis Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian Bab V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata penutup 3. Bagian akhir Pada akhir penulisan tesis ini berisi tentang daftar pustaka, lampiranlampiran, dan riwayat pendidikan penulis.