BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di daerah tropik merupakan sumber biodiversitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Serat kenaf dihasilkan dari tanaman kenaf (Hibiscus cannabicus L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh suhu penyimpanan terhadap viabilitas benih wijen (Sesamum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme berperan dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebesaran ilmu Allah yang masih banyak belum terungkap untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Viabilitas Bakteri Indigenous Air Rendaman Kenaf Setelah Freeze Drying.

BAB I PENDAHULUAN. etnobotani. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas menunjukkan kekayaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Viabilitas Konsorsium Bakteri Indigenous Media Tepung Beras + Skim

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini tidak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adanya berbagai jenis makhluk hidup yang diciptakan Allah di alam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida, herbisida dan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bawang merah merupakan salah satu komoditas rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Sayur merupakan komoditi yang mempunyai perkembangan sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pertumbuhan Konsorsium Bakteri Pada Biodekomposer

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PROFIL SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA: STUDI FILOSOFIS TENTANG VISI, MISI, DAN TUJUANNYA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran air dimana suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PANDAHULUAN. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beragam mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, seperti

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran dalam fungsinya sebagai kitab referensi sains memang tidak

Media Kultur. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Beragam cara pengembangan metode untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian dan perhitungan statistik untuk parameter persentase

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB I PENDAHULUAN. Feses kambing merupakan sisa hasil pencernaan hewan yang dikeluarkan

I. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Jamur Endofit pada Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss)

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat bergantung pada ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA LAHAN BAWANG MERAH SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DESA TORONGREJO KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI EKSTRAK GULMA TERHADAP PERKECAMBAHAN BEBERAPA BIJI GULMA

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri

STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan Ayam Pedaging

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

I. PENDAHULUAN. karbohidrat (Pato, 2003). Semua bakteri asam laktat memerlukan karbohidrat yang

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terletak di daerah tropik merupakan sumber biodiversitas yang luas, termasuk tanaman dan mikrobanya, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Selain beragam jenisnya, mikroba juga mudah mengalami perubahan sifat sehingga menjadi strain baru yang berbeda dengan aslinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan koleksi, penyimpanan, dan pemeliharaan dengan baik (Mahmud, 2001). Memelihara viabilitas (viability) atau daya hidup mikroba yang dikonversi secara eksitu pada suatu koleksi biakan merupakan bagian penting di dalam sistem pelestariannya. Pada penelitian Chotiah (2007), menunjukan bahwa mikroba setelah disimpan selama 10 tahun dengan metode freeze-drying dan penyimpanan pada suhu kamar masih mempunyai viabilitas yang tinggi. Freeze-drying atau teknik kering beku merupakan teknik penyimpanan paling populer dan banyak digunakan untuk penyimpanan jangka panjang mikroba. Teknik ini cocok untuk menyimpan berbagai jenis mikroorganisme termasuk virus, bakteri, khamir, jamur, bahkan alga dan protozoa. Proses kering beku merupakan kombinasi dua teknik penyimpanan jangka panjang yang paling baik, yaitu pembekuan dan pengeringan. Garis besar tahapan proses ini meliputi pembuangan uap air dengan cara menghilangkan air tanpa dicairkan dari keadaan beku (Mahmud, 2001). Metode kering beku (freeze-drying) dapat menurunkan 1

2 laju metabolisme dan menginduksi proses dormansi pada mikroba dengan tingkat kematian yang rendah (Ilyas, 2007). Pada penelitian sebelumnya, penggunaan freeze-drying digunakan untuk konversi sebagian besar koleksi mikroba di Baltivet Culture Collection (BCC), yang bertujuan untuk mengetahui perubahan viabilitas dan patogenitas mikroba koleksi BCC selama freeze-drying dan penyimpanan pada suhu kamar tanpa pendingin (Chotiah, 2006). Bakteri merupakan salah satu dari mikroorganisme yang berukuran sangat kecil yakni milimikron, dalam Al-Qur an telah dijelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dan Allah menetapkan ukuran-ukuran dengan serapirapinya. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 2: t,n=yzuρ Å7ù=ßϑø9$# Îû Ô7ƒÎŸ ã&! ä3tƒ öνs9uρ #Y s9uρ õ Ï Gtƒ óοs9uρ ÇÚö F{$#uρ ÏN uθ yϑ 9$# à7ù=ãβ çµs9 Ï%!$# #\ƒï ø)s? çνu s)sù & ó x«à2 Artinya: Yang kepunyaan-nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya. & ó x«à2t,n=yzuρ Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, tidak sebagaimana yang dikatakan oleh penganut agama Majusi dan para penyembah berhala, bahwa syaitan atau kegelapan menciptakan sebagian dari sesuatu. Selain itu, tidak seperti yang dikatakan oleh orang yang mengatakan,

3 bahwa makhluk memiliki kemampuan untuk mencipta. Akan tetapi ayat ini membantah pendapat itu semua (Al Qurthubi, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa Allah yang meciptakan segala sesuatu yang ada. #\ƒï ø)s? çνu s)sù Dan Dia telah menciptakan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya,, maksudnya adalah, menetapkan segala sesuatu dari apa yang diciptakan-nya sesuai dengan hikmah yang diinginkan-nya, dan bukan karena nafsu dan kelalaian, melainkan segala sesuatu berjalan sesuai dengan ketentuan- Nya hingga Hari Kiamat dan setelah kiamat. Karena Dia-lah Sang Pencipta Yang Kuasa, dan untuk itulah kita beribadah kepada-nya (Al Qurthubi, 2009). Ayat di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah diberi-nya perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Mikroorganisme dalam hal ini khususnya bakteri, merupakan salah satu makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bakteri-bakteri dalam air retting kenaf memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim yang spesifik membantu proses pemisahan serat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ramaswamy et al (1994), diketahui bahwa serat hasil retting bakteri memiliki kekuatan serat dan kekuatan bundle serat lebih baik jika dibandingkan serat hasil retting secara kimiawi. Selain itu, serat hasil retting bakteri dilaporkan lebih seragam dan labih mengkilap. Ainuri et al (1997), dalam penelitiannya menggunakan bakteri Bacillus pumilus, B. polymyxa dan B. subtilis yang telah diproduksi secara komersial yang digunakan untuk retting.

4 Bakteri indigenous merupakan bakteri asli dari alam, yang dapat menguraikan serat yang manfaatnya dapat digunakan sebagai pendukung teknologi pertanian di bidang mikrobiologi (Octavia, 2010). Bakteri indigenous air rendaman kenaf merupakan bakteri yang ada di dalam air rendaman kenaf yang digunakan untuk membantu menguraikan serat pada tanaman kenaf (retting kenaf), karena bakteri indigenous air rendaman kenaf mampu mendegradasi serat pada tanaman kenaf. Sehingga akan dihasilkan serat kenaf yang lebih baik, dengan waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan biasanya. Bakteri berukuran sangat kecil, tetapi mempunyai nilai manfaat bagi yang mengetahuinya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran 191: $uζ /u ÇÚö F{$#uρ ÏN uθ uκ 9$# È,ù=yz Îû tβρã 6x tgtƒuρ öνîγî/θãζã_ 4 n?tãuρ #YŠθã è%uρ $Vϑ ušï%!$# tβρãä.õ tƒ t Ï%!$# Í $ Ζ9$# z>#x tã $oψé)sù y7oψ ysö6ß WξÏÜ t/ #x yδ Mø)n=yz $tβ Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. Surat Ali Imran 191 di atas menjelaskan bahwa semua makhluk ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia bagi yang mau berfikir. At-Thabari (2008), mengatakan, Engkau tidak menciptakan penciptaan ini dengan sia-sia dan senda gurau, dan Engkau tidak menciptakannya kecuali karena perkara besar, yakni pahala, siksa, perhitungan, dan pembalasan. Allah SWT lalu menyifati orangorang tersebut dengan Ulul Albab (yang berakal), adalah karena jika mereka

5 melihat orang-orang yang diperintah dan dilarang, maka dia berkata, Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan mereka dalam keadaan batil atau sebatas senda gurau, akan tetapi Engkau menciptakan mereka kerana perkara yang sangat besar, yakni neraka atau surga. Selama penyimpanan, bakteri indigenous air rendaman kenaf tetap membutuhkan media yang mengandung nutrisi agar tetap hidup. Menurut Safriliya (2008), mengatakan nutrisi adalah cara yang digunakan mahkluk hidup untuk mengasimilasi makanannya. Nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri antara lain: sumber karbon (karbohidrat), sumber nitrogen (protein atau amoniak), ionion organik tertentu, metabolit penting (vitamin, asam amino) dan air. Pada dasarnya, semua organisme membutuhkan energi untuk mempertahankan kehidupannya. Selain itu, ada beberapa organisme yang membutuhkan nitrogen, sulfur, unsur logam dan vitamin untuk menunjang kehidupannya. Nutrisi yang dibutuhkan bakteri indigenous air rendaman kenaf dapat tersedia dalam bekatul, karena dalam bekatul terdapat sumber karbon dan nitrogen yang lebih kompleks dibanding media lain. Dewi (2005), menyatakan bekatul juga mempunyai kandungan karbohidrat dan vitamin B. yang merupakan faktor penting untuk pertumbuhan mikroorganisme. Hasil penelitian Nurosid, dkk (2008), melaporkan bahwa bekatul masih bisa dimanfaatkan sebagai medium pertumbuhan bakteri, karena kandungan gizi pada bekatul masih tinggi. Selain bekatul, media pembawa yang biasa digunakan adalah medium air kelapa. Hasil penelitian Chotiah (2007), menggunakan medium

6 air kelapa, karena dianggap mampu menggantikan media sintetik yang dianggap lebih mahal. Media pembawa yang ditambahkan selain bekatul digunakan glukosa, karena glukosa akan berperan sebagai salah satu molekul utama pembentuk energi, yang akan digunakan mikroorganisme untuk melakukan metabolisme (Irawan, 2007). Penelitian sebelumnya penambahan glukosa dikarenakan glukosa adalah gula dalam bentuk sederhana yang dapat langsung dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya dan glukosa juga berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri, karena glukosa merupakan substrat yang mudah dicerna dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus dalam menghasilkan metabolit sekunder berupa aktivitas antibakteri dengan konsentrasi glukosa sebanyak 5% (Kunaepah, 2008). Media pembawa yang ditambahkan selain bekatul, dan glukosa, juga ditambahkan susu skim, penambahan susu skim bertujuan untuk kelangsungan hidup dari kultur bakteri selama freeze-drying, karena susu skim mengandung beberapa nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, riboflavin, besi, tiamin dan niasin (Nanansombat, 2007). Kandungan gizi yang masih tinggi itu membuat bekatul memiliki potensi menyediakan nutrisi bagi bakteri pada waktu disimpan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Metode freeze-drying merupakan teknik kombinasi pembekuan dan pengeringan sehingga mampu menyimpan bakteri dalam waktu yang lama dan yang mempunyai kelebihan yaitu viabilitas dari bakteri masih tinggi, meskipun disimpan dalam waktu yang lama dan juga karena adanya media

7 pembawa sebagai penyedia nutrisi yang dibutuhkan bakteri selama keadaan dorman. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media bekatul terhadap viabilitas bakteri indigenous air rendaman kenaf setelah proses freeze-drying. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana viabilitas bakteri Indigenous air rendaman kenaf selama penyimpanan dalam media bekatul setelah proses freeze-drying? 1.3 Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui viabilitas bakteri indigenous air rendaman kenaf selama penyimpanan dalam media bekatul setelah proses freeze-drying. 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan informasi tentang metode penyimpanan bakteri indigenous secara optimal. 2. Dapat memberikan informasi tentang media yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri indigenous air rendaman kenaf.

8 1.5 Batasan Masalah Untuk mendapatkan penelitian yang lebih terarah maka penelitian ini perlu dibatasi sebagai berikut: 1. Isolat bakteri yang digunakan adalah genus Bacillus dan Paenibacillus. 2. Isolat bakteri air rendaman kenaf dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITAS) Malang. 3. Penggunaan media utama: tepung bekatul, media tambahan: skim dan glukosa. Masing-masing 10% dari 100 ml Aquades.