BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hamid

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah membaca dan menyimak secara keseluruhan dari beberapa

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pada pendidikan dan perkembangan jiwa siswa adalah orang tua, selain

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perbedaan individu ini merupakan faktor bawaan yang didukung oleh

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM MEMANTAPKAN CIVIC DISPOSITION

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Potensi diri dari penjelasan diatas adalah kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat. Spiritual keagamaan pada UU tersebut adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kecerdasan yaitu yang sering disebut IQ istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan. Akhlak mulia berarti perilaku sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Pada pernyataan diatas sudah jelaslah bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan 1 UURI no.20/2003 tentang Sisdiknas 1

2 menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pada dasarnya perkembangan peserta didik tergantung pada pengajaran yang bertugas mengarahkan dan juga pada unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh peserta didik sejak lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada. 2 Pernyataan diatas menunjukkan bahwa pendidikan juga berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan peserta didik. Peserta didik akan terarah dengan pengajaran yang mereka terima dalam suatu sekolah. perkembangannya juga berpengaruh pada keadaan lingkungan mereka, Pendidikan juga berkaitan dengan pengetahuan sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan itu sangatlah penting karena pendidikan merupakan proses belajar mengajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain dirumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. 2 OemarHamalik, ProsesBelajarMengajar(Jakarta: PT BumiAksara, 2011), 79.

3 Demikian pula kelompok atau masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada peserta didik harus diteruskan nilai-nilai pengetahuan, keterampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap individu. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaannya dengan beberapa perubahan kepada generasi muda melalui pendidikan, melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi. 3 Maka pada intinya pendidikan harus mengarahkan peserta didik dengan benar dan baik dalam mengarahkan bentuk sosialnya, karena itu sangat dapat menjadikan kehidupan bermasyarakat menjadi tentram. Sekolah memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi peserta didik, walaupun sekolah hanya merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik. 4 Aktivitas di sekolah sangat berpengaruh besar kepada peserta didik, mereka akan membawanya kehidupan bermasyarakat, sampai masa yang akan datang. Oleh sebab itu pengarahan hidup bersosialisasi kepada peserta didik harus dipahami betul oleh tenaga kependidikan untuk diarahkan kepada peserta didik sebagai pedoman hidup bermasyarakat yang heterogen. Bangsa Indonesia masyarakatnya sangat majemuk atau pluralis. Kemajemukan sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia, terkadang justru keragaman ini dapat memicu konflik antar kelompok masyarakat yang pada 3 NasutionM,sosiologipendidikan(Bandung: Jemmars Bandung, 1983), 11. 4 Ibid., 145.

4 gilirannya dapat menimbulkan perpecahan baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Pendidikan juga merupakan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, kegiatan dari pendidikan sebagai perwujudan dari cita-cita bangsa yang perlu di kelola sedemikian rupa agar tujuan lembaga pendidikan menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita nasional. Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang unik, serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk menjadi bangsa yang bersatu dan utuh. 5 Pendidikan merupakan hak dasar pada setiap manusia. Sebagai mahkluk unik yang berbeda antara satu dengan lainnya, kebutuhan terhadap pendidikan pun tidak sama karena adanya keberagaman tersebut. Masingmasing individu memiliki tingkat ketertarikan tertentu terhadap bidang keilmuan dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, seharusnya pendidikan tidak menjurus kepada penyeragaman. Sebab keseragaman akan mengkibatkan terbonsainya potensi masing-masing peserta didik. Keseragaman juga menyebabkan tidak tumbuhnya sikap menghargai terhadap setiap perbedaan yang ada. 6 Dengan pertanyaan diatas maka jelaslah peserta didik itu memiliki sifat yang beragam, maka pentinglah pendidikan yang berbasis multikultural agar mereka menyadari bahwa kita harus bisa menerima berbagai macam keberagaman dalam bentuk apapun, begitu pula dengan pendidik yang harus menyadari hal demikian agar tidak terjadi 5 Winarno, ParadigmaBaru: PendidikanKewarganegaraan(Jakarta:PTBumiAksara, 2014), 184. 6 NgainunNaimdan Ahmad Syauqi, PendidikanMultikultural:KonsepdanAplikasi(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2008), 39.

5 kecemburuan sosial, Tuhan memerintah manusia agar saling mengenal, saling menghormati dan menyayangi, pada segala perbedaan. hal tersebut di jelaskan pula dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Artinya: Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. 7 Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Makhluk lain tidak ada yang memiliki kesempurnaan, baik ditinjau dari aspek fisik maupun aspek-aspek psikisnya, sebagaimana kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia. Anugerah paling agung yang diterima manusia, dan anugerah ini tidak diterima oleh makhluk lainnya adalah kemampuan intelektual, manusia mampu menghasilkan cipta, karya, dan karsa yang beraneka ragam. Berbagai bentuk karya telah dihasilkan manusia, baik bahasa, budaya, etnisitas bahkan dalam hal memilih keyakinan. Setiap agama didunia ini memiliki nilai-nilai khas yang hanya terdapat pada masing-masing agama. Nilai ini diistilahkan dengan nilai partikular. Selain itu, setiap agama juga memiliki nilai-nilai umum yang dipercaya oleh semua agama, inilah yang disebut nilai universal. Keragaman dan kemajemukan menjadi hal yang sudah pasti. Dari sinilah titik awal yang 7 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur an Dan Terjemahnya (Jakarta: 2002), 745.

6 memungkinkan bagi munculnya konflik. Dalam menghadapi pemeluk agama berbeda yang harus dikedepankan adalah nilai-nilai universal, semacam keadilan, kemanusiaan, kesetaraan, berbuat baik terhadap sesama, kejujuran dan lain sebagainya. Dalam UUD RI tahun 1945 pasal 28J ayat 2 tentang agama yang menyebutkan bahwasannya setiap manusia harus memberi penghormatan terhadap pembebasan orang lain. UUD RI 1945 pasal 28J ayat 2 yang berbunyi: Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan mksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 8 Pada intinya UUD tersebut menejelaskan bahwasannya setiap warga negara berhak memilih keyakinannya masing-masing, berhak tunduk atau mematuhi peraturan yang ada sesuai pilihan kepercayaannya, serta menghormati kepada orang lain, dan memberi kebebasan Perbedaan agama tersebut haruslah dipandang sebagai sebuah keniscayaan yang dapat menumbuhkan tenggang rasa atau tepo seliro, karena itu individu yang menyadari realitas pluralisme keagamaan di masyarakat Indonesia disebut sebagai orang yang memiliki tepo seliro atau tenggang rasa yang tinggi. 9 Manusia bukan mahkluk yang bisa hidup sendiri butuh manusia lain, maka dari itu harus saling menghormati sesama manusia, pada 8 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia (Surabaya:Pustaka Agung Harapan, 2014), 27. 9 Imam B. Jauhari, TeoriSosial(Jember: STAIN Jember Press, 2011), 143.

7 kenyataannya manusia itu mempunyai latar belakang yang berbeda. Dengan begitu harus mempunyai sikap tenggang rasa. Dengan adanya pendidikan multikultural peserta didik akan diarahkan menjadi manusia yang berbudaya serta memiliki sikap sosialisasi yang tinggi, saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Menciptakan sikap Ukhuwah Islamiah dalam keadaan peserta didik yang multikultural seperti diatas sangat di anjurkan. Ukhuwah Islamiah secara sederhana dapat diartikan rasa persaudaraan diantara sesama umat Islam dengan menghilangkan batasan-batasan keturunan, ras, dan suku bangsa. 10 Setelah membaca kenyataan diatas lebih jelas bahwa adanya wawasan tentang multikultural disini sangat penting untuk diketahui oleh pendidik maupun peserta didik, dan sangat berpengaruh kepada kehidupan masyarakat, untuk meningkatkan solidaritas dan sosialisasi yang tinggi. Individu-individu itu terdapat berbagai kesamaan, akan tetapi lebih banyak perbedaannya. Perbedaan itu terutama tampak pada abilitas, emosional dan minat. Perbedaan dan kesamaan itu sulit ditelusuri lebih rinci, karena suatu individu sangat kompleks. Itu sebabnya kita tak mungkin menuntut hal yang sama kepada semua peserta didik. Karena itu perlu mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan individual dalam situasi pengajaran, dalam situasi tadi terjadi interaksi antara guru dan peserta didik yang jumlahnya cukup banyak dalam satu kelas. 10 Ridwan Asy-Syirbaany, Membentuk pribadi lebih Islami (Jakarta: PT Intimedia Ciptanusantara, TT) 143.

8 Guru sewajarnya memperhatikan cara belajar yang dilakukan oleh individu di samping memperhatikan bahan belajar dan kegiatan-kegiatan belajar. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada diri peserta didik maka guru harus memperhatikan keadaan individu. 11 Guru harus bertanya dulu pada diri sendiri, apakah ia sudah menampilkan perilaku dan sikap yang mencerminkan jiwa multikultural, dengan harapan supaya dalam proses belajar mengajar terdapat kesetaraan bagi seluruh peserta didik dan peserta didik pun dapat menerima pembelajaran dengan baik. Agama, suku, ras/etnis dan golongan serta latar ekonomi orang tua, bisa menjadi stereotipe peserta didik ketika merespon stimulus di kelasnya, baik berupa pesan pembelajaran maupun pesan lain yang disampaikan oleh teman di kelasnya. Proses belajar dapat di mana dan kapan saja sepanjang hayat. Sekolah merupakan salah satu tempat proses belajar terjadi. Sekolah merupakan tempat kebudayaan, karena pada dasarnya belajar merupakan proses pembudayaan. 12 Tujuan pembudayaan di sekolah dimaksudkan untuk pencapaian akademik peserta didik, untuk membudayakan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas budaya. Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan peserta didik untuk mengembangkan rasa hormat dan saling menghargai kepada orang lain yang mempunyai segala macam perbedaan apa pun jenis 11 OemarHamalik, Proses BelajarMengajar(Jakarta: PT BumiAksara, 2011), 179. 12 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif (Bandung: Yrama Widya, 2013), 328.

9 perbedaannya, memberi kesempatan untuk bekerja sama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Secara garis besar, wacana pluralisme-multikulturalisme berupaya untuk memahami perbedaan yang ada pada sesama manusia, apa pun jenis perbedaannya, serta bagaimana agar perbedaan tersebut diterima sebagai hal yang alamiah (natural sunnatullah) dan tidak menimbulkan tindakan diskriminatif, sebagai buah dari pola perilaku dan sikap hidup yang mencerminkan iri hati, dengki, dan buruk sangka. 13 Pada prinsipnya pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan, pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur danproses di mana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi. Itulah sebabnya peneliti ingin mengetahui bagaimana cara pendidik memberi wawasan tentang multikultural dan mengajarkan sosialisasi yang baik terhadap orang lain yang berbeda budaya, bahasa, agama, yang dalam sekolah tersebut peserta didik maupun para guru SMP Negeri 02 mempunyai berbagai macam perberbedaan Dari realita diatas peneliti mengangkat judul tentang Implementasi Pendidikan Berbasis Multikultural dalam Membina Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitian 13 NgainunNaimdan Ahmad Syauqi, PendidikanMultikultural:KonsepdanAplikasi(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2008), 128-134.

10 Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka penelitian ini akan menfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan berbasis multikultural yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep implementasi pendidikan multikultural dalam membina hubungan sosial antar warga sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana implementasi pendidikan multikultural dalam membina hubungan sosial di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana evaluasi implementasi pendidikan multikultural dalam membina hubungan sosial antar warga sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh paparan yang jelas dan rinci mengenai : Tujuan penelitian : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana konsep implementasi pendidikan multikultural dalam membina hubungan sosial antar warga sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi cara membina hubungan sosial antar warga sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016?

11 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana evaluasi implementasi pendidikan multikultural dalam membina hubungan sosial antar warga sekolah di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember Tahun pelajaran 2015/2016? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan sebagai salah satu bahan untuk menambah pengetahuan tentang penelitian dan penulisan karya ilmiah serta untuk menambah wawasan disiplin ilmu terkait masalah pendidikan sesuai dengan Fakultas atau prodi yang peneliti ambil, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi PAI. 2. Bagi lembaga IAIN Jember, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dalam mengembangkan pemikiran dalam hal pendidikan. 3. Bagi obyek penelitian, Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan motivasi bagi sekolah, tenaga kependidikan khususnya para pendidik dalam mengarahkan peserta didik dalam meningkatkan sosialnya. 4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan menambahpengetahuan tentang pendidikan multikultural dan menjadi motivasi untuk menciptakan kebersamaan dalam segala perbedaan dimasyarakat. E. Definisi Istilah

12 Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. 14 Hal yang seperti ini tentu sangat perlu untuk dijelaskan dan diuraikan agar tidak terjadi kesalahpahaman maupun kerancuan dalam memahami makna istilah yang dimaksud oleh peneliti. 1. Implementasi Menurut kamus ilmiah populer Implementasi secara bahasa adalah: pelaksanaan, penerapan. 15 Maksudnya adalah pelaksanaan atau program yang di proses sedemikian rupa sesuai dengan harapan lembaga tersebut dalam mengarahkan peserta didik untuk memiliki sikap multikultural, seperti menanamkan sosial yang tinggi, pelaksanaan kegiatan proses menanamkan kebudayaan pada peserta didik, menanamkan sikap saling menghormati kepada segala perbedaan yang ada, ikut berpatisipasi dalam kegiatan keagamaan yang berbeda dengan dirinya dan segala macam bentuk perbedaan lainnya, di SMP Negeri 02 Tempurejo Jember 2. Pendidikan Multikultural Multikultural berasal dari dua kata yaitu multi artinya banyak, ragam, lebih dari satu, lebih dari dua. Kultural artinya berhubungan dengan kebudayaan. 16 Jadi kata multikultural diartikan sebagai bentuk dari keragaman latar belakang seseorang. Dengan demikian dalam konteks pendidikan secara etimologi kata multikultural didefinisikan sebagai pendidikan yang memperhatikan keragaman budaya, keragaman 14 Tim Penyusun, PedomanPenulisanKaryaIlmiah, (STAIN Jember Press,2014),45. 15 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Apollo Lestari), 215. 16 Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural, 105

13 kebiasaan, atau segala macam keberagaman yang terdapat pada lembaga SMP Negeri 2 Tempurejo Jember. 3. Hubungan Sosial Menurut kamus ilmiah populer sosial secara bahasa adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat, perduli terhadap kepentingan umum. 17 Maksudnya adalah hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya dalam berbagai kegiatan. Peneliti ingin mengetahui pada lembaga tersebut bagimana kondisi sosial yang terjadi pada peserta didik dan pendidik atau semua warga sekolah dengan kenyataan warga sekolah tersebut banyak terdapat keberagaman. Jadi dari definisi istilah yang penulis jelaskan diatas, lebih jelaslah bahwa maksud dari judul skripsi Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Membina Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah di SMP Negeri 2 Tempurejo Jember Tahun pelajaran 2015/2016 adalah bagaimana caranya sekolah tersebut menerapkan kepada peserta didik untuk menanamkan sikap yang multikultural dalam segala bentuk keberagaman yang ada, dan bagaimana pula peserta didik dapat meningkatkan sikap sosial yang tinggi kepada sesama antar warga sekolah. 17 Farida, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Apollo Lestari), 586.

14 F. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan secara keseluruhan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab terdiri dari beberapa poin sebagai penjabaran. Adapun bentuk suatu sistem yang digunakan oleh penulis dalam membahas penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab satu penulis membahas tentang pokok-pokok pikiran untuk memberikan gambaran terhadap inti pembahasan. Pada bab ini terdiri dari: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah yaitu landasan penulis mengkaji topik dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab dua membahas kajian pustaka, yang meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori. Pada bab ini terdiri dari pembahasan landasan teori pada bab berikutnya untuk menganalisa data yang diperoleh dari penelitian. Bab tiga membahas tentang metode penelitian meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. Bab empat membahas tentang laporan hasil penelitian, penulis menyajikan data dan menganalisa data tersebut untuk membuktikan rumusan masalah dan menunjukkan bahwa tujuannya sudah dapat dicapai melalui penelitian yang dilakukan. Bab lima Penutup, membahas tentang kesimpulan yang berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh, dan mengemukakan beberapa saran

15 kepada lembaga yang bersangkutan yang mungkin dapat diterapkan dalam mencapai hasil yang lebih efisien. Selanjutnya skripsi ini diakhiri daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data skripsi.