III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. dari hasil penelitian maupun secara kuantitatif dengan melihat pengaruh

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat. Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung.

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari Badan Pusat Statistik mengenai PDRB Kota Bandar Lampung dan data ketenagakerjaan Kota Bandar Lampung, publikasi dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Departemen Keuangan Republik Indonesia (djpk.depkeu.go.id) mengenai realisasi APBD kota Bandar Lampung serta berbagai sumber lainnya yang relevan seperti jurnal, tesis, internet, buku, dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang digunakan adalah jenis data rangkai waktu (time series) dengan menggunakan data kuartalan dalam periode waktu 2001.1 hingga tahun 2008.4. B. Batasan Variabel Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis variabel yaitu, variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah pertumbuhan ekonomi yang diproksi dengan pertumbuhan PDRB Kota Bandar Lampung. Sementara itu yang menjadi variabel independen (bebas) dalam

68 penelitian ini terdiri dari pertumbuhan jumlah tenaga kerja kota Bandar Lampung, pertumbuhan Investasi Pemerintah Kota Bandar Lampung, pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandaar Lampung dan Pertumbuhan Dana Perimbangan Kota Bandar Lampung. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pertumbuhan ekonomi (Y) Diproksi dengan pertumbuhan PDRB Kota Bandar Lampung atas dasar harga konstan 2000 selama kurun waktu 2001.1-2008.4 yang dinyatakan dalam persen. Data ini merupakan variabel terikat (dependent variable). Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1 1 100% Keterangan: Y t = Pertumbuhan ekonomi periode t. PDRB t = Produk Domestik Regional Bruto periode t. PDRB t-1 = Produk Domestik Regional Bruto periode sebelumnya. 2. Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja (GL) Merupakan tingkat pertumbuhan jumlah tenaga kerja Kota Bandar Lampung. Variabel tenaga kerja ini diturunkan dari pengeluaran pemerintah sehingga dimasukkan ke dalam model. Sebagai proksi atas input tenaga kerja, digunakan data pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang berusia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja (tidak termasuk yang menganggur) periode waktu analisis (2001.1-2008.4) yang dinyatakan dalam persen.

69 Pertumbuhan jumlah tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1 1 100% Keterangan GL t = Pertumbuhan jumlah tenaga kerja periode t. L t = Jumlah tenaga kerja periode t. L t-1 = Jumlah tenaga kerja periode sebelumnya. 3. Pertumbuhan Investasi Pemerintah (IG) Merupakan pertumbuhan pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk investasi (investasi pemerintah). Investasi pemerintah yang dimaksudkan adalah bagian dari pengeluaran pemerintah untuk belanja modal/pembangunan yang diperoleh dari data laporan realisasi APBD selama periode waktu analisis (2001.1-2008.4). Pertumbuhan investasi pemerintah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1 1 100% Keterangan: GIG t = Pertumbuhan investasi pemerintah periode t. IG t = Jumlah investasi pemerintah periode t. IG t-1 = Jumlah investasi pemerintah periode sebelumnya. 4. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (GPAD). Merupakan proksi yang digunakan sebagai ukuran kemampuan daerah dalam penciptaan penerimaan asli daerah selama periode analisis (2001.1-2008.4).

70 Secara matematis digambarkan: 1 1 100% Keterangan: GPAD t = Pertumbuhan jumlah pendapatan asli daerah periode t. PAD t = Jumlah pendapatan asli daerah periode t. PAD t-1 = Jumlah pendapatan asli daerah periode sebelumnya. 5. Pertumbuhan Dana Perimbangan (GDP) Merupakan proksi yang digunakan sebagai ukuran kemampuan daerah di dalam pengumpulan penerimaan daerah yang berasal dari bantuan pemerintah pusat selama periode waktu analisis (2001.1-2008.4). Secara matematis GDP dinyatakan dalam: 1 1 100% Keterangan: GDP t = Pertumbuhan jumlah dana perimbangan periode t. DP t = Jumlah dana perimbangan periode t. DP t-1 = Jumlah dana perimbangan periode sebelumnya. C. Alat dan Model Analisis Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dampak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah analisis regresi linear berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).

71 Model ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada model pertumbuhan Solow (Y = f(k,l). Dimana output (Y) asumsinya adalah fungsi produksi input capital (K), Labor (L) dan model matematis yang digunakan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan antara lain oleh: Puji Wibowo (2008) Dewi Pusporini (2006) dan Joko Tri Haryanto (2006). Output adalah fungsi dari faktor produksi Capital, Labor. Labor yang dimaksud adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja. Sedangkan Capital yang dimaksud adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah, pendapatan Asli daerah dan dana Perimbangan. Dari penjelasan tersebut, maka persamaan di atas disusun ke dalam model regresi sebagai berikut: Y t = α + β 1 GL t + β 2 GIG t + β 3 GPAD t + β 4 GDP t + ε t Keterangan: α = Tetapan (Konstanta) β 1 -β 4 = Nilai koefisien regresi parsial Y = Pertumbuhan ekonomi yang diproksi dengan pertumbuhan PDRB Kota Bandar Lampung periode 2001.1-2008.4 (dalam persen). GL = Pertumbuhan jumlah tenaga kerja Kota Bandar Lampung Periode 2001.1-2008.4 (dalam persen). GIG = Pertumbuhan Investasi pemerintah (pengeluaran untuk belanja modal/pembangunan) Kota Bandar Lampung peiode 2001.1-2008.4 (dalam persen).

72 GPAD= Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung Periode 2001.1-2008.4 (dalam persen). GDP = Pertumbuhan Dana Perimbangan Kota Bandar Lampung periode 2001.1-2008.4 (dalam persen). εt = Kesalahan Stokastik. D. Metode Analisis 1. Uji stationary Sebelum melakukan analisa regresi dengan menggunakan data time-series, perlu dilakukan uji stationary terhadap seluruh variabel untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut stationary atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian unit root, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit root atau tidak. Jika variabel mengandung unit root, maka data tersebut dikatakan data yang tidak stationary. Penentuan orde integrasi dilakukan dengan uji unit root untuk mengetahui sampai berapa kali diferensiasi harus dilakukan agar series menjadi stasionary. Terdapat beberapa metode pengujian unit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan adalah Augmented Dickey-Fuller dan Phillips Perron unit root test. Prosedur pengujian stationary data adalah sebagai berikut : a. Melakukan uji terhadap level series. Jika hasil uji unit root menunjukkan terdapat unit root, berarti data tidak stationary. b. Selanjutnya adalah melakukan uji unit root terhadap first difference dari series.

73 c. Jika hasilnya tidak ada unit root, berarti pada level first difference, series sudah stationary atau semua series terintegrasi pada orde I(1). d. Jika setelah di-first difference-kan series belum stationary maka perlu dilakukan second difference. 2. Uji Hipotesis a. Uji t-statistik Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan mengetahui apakah koefisien regresi satu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya adalah konstan. Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t (t student). Untuk variabel pertumbuhan jumlah tenaga kerja, pertumbuhan investasi pemerintah, dan pertumbuhan dana perimbangan dilakukan dengan uji satu arah (pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Sedangkan untuk variabel Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dilakukan dengan uji dua arah. (pada α = 0,05/2). Derajat kebebasan yang digunakan adalah df = n k 1, dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel bebas yang digunakan. Hipotesis yang digunakan adalah: i. Untuk variabel Pertumbuhan Jumlah tenaga Kerja Ho: β 1 = 0 : Tidak berpengaruh Ha: β 1 > 0 : Berpengaruh positif Apabila: t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima

74 Jika Ho diterima, berarti pertumbuhan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. Jika Ho ditolak, berarti pertumbuhan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. ii. Untuk variabel pertumbuhan investasi pemerintah Ho: β 2 = 0 : Tidak berpengaruh Ha: β 2 > 0 : Berpengaruh positif Apabila: t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima Jika Ho diterima, berarti pertumbuhan investasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. Jika Ho ditolak, berarti pertumbuhan investasi pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. iii. Untuk variabel pertumbuhan pendapatan asli daerah Ho: β 3 = 0 : tidak berpengaruh Ha: β 3 0 : berpengaruh signifikan Apabila: t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima Jika Ho diterima, berarti pertumbuhan Pendapatan Asli daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. Jika Ho ditolak, berarti pertumbuhan Pendapatan Asli daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung.

75 iv. Untuk variabel pertumbuhan dana perimbangan Ho: β 4 = 0 : Tidak berpengaruh Ha: β 4 > 0 : berpengaruh positif Apabila: t hitung < t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima Jika Ho diterima, berarti pertumbuhan Dana Perimbangan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. Jika Ho ditolak, berarti pertumbuhan Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung. b. Uji F-Statistik Uji F-Statistik merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabelvariabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan df 1 = k 1 dan df 2 = n k, dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel bebas yang digunakan. Hipotesis yang dikemukakan adalah : Hipotesis nol (H0) Hipotesis alternatif (Ha) : βi = 0 : tidak berpengaruh signifikan : βi 0 : berpengaruh signifikan Kriteria: Jika F hitung > F tabel maka semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat secara signifikan, maka Ho ditolak.

76 c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk menyatakan tingkat keeratan hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat. Nilai R 2 terletak diantara 0 dan 1. semakin besar nilai R 2 (mendekati 1), dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah baik. Nilai R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas yang digunakan dalam persamaan, dapat menjelaskan variabel terikat. 3. Uji Asumsi Klasik Model analisis regresi berganda dapat dijadikan sebagai alat estimasi jika asumsi model regresi berganda tersebut merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear yang tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbiased Estimator/ BLUE), yaitu data yang terdistribusi dengan normal, tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Untuk mengetahui apakah persyaratan BLUE ini dipenuhi atau tidak, dapat diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik. a. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Masalah autokorelasi biasanya muncul pada data time series. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi, maka dilakukan uji dengan menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Masalah Autokorelasi dapat dilihat dari Nilai obs*r-square (χ 2 hitung) atau nilai probabilitasnya. Apabila nilai Nilai obs*r-square (χ 2 hitung)

77 lebih kecil dari χ 2 tabel atau nilai probabilitasnya lebih besar dari α = 0,05 berarti tidak terdapat gejala Autokorelasi pada hasil estimasi. b. Uji Multikolineritas Multikolinearitas adalah keadaan jika suatu variabel bebas berkorelasi dengan satu atau lebih variabel bebas yang lainnya, dalam hal ini berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna, yaitu koefisien korelasinya satu atau mendekati satu. Dengan adanya multikolinearitas maka standar kesalahan masing-masing koefisien yang diduga akan sangat besar sehingga pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi. Ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan pendeteksian atas nilai R 2 dan signifikansi dari variabel yang digunakan. Apabila didapatkan R 2 yang tinggi sementara terdapat sebagian besar atau semua variabel yang secara parsial tidak signifikan, maka diduga terjadi multikolinearitas pada model tersebut (Gujarati, 2003 : 369). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas memiliki arti bahwa varians error term tidak sama untuk setiap pengamatan. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians-nya berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran menjadi kurang dari semestinya. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas digunakan digunakan Uji Park. Apabila ditemukan koefisien parameter β adalah signifikan

78 secara statistik, menunjukkan bahwa data dari model empiris terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: 1) Analisis Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal, jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2) Analisis Statistik Uji Jaque-Barbera (JB), uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis terhadap analisis hasil analisa: Ho H a : Data residual berdistribusi normal : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikan > 0,05 maka dapat disimpulkan data residual terdistribusi dengan normal.

79 E. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Kondisi Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu Kota Bandar Lampung selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung. Kota Bandar Lampung terletak pada tempat yang strategis karena sebagai daerah transit kegiatan perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, sehingga berpotensi sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata. Secara Geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5 0 20 sampai dengan 5 0 30 lintang selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105 0 37 bujur timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 192,2 km 2 terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

80 Tabel 6: Luas Kotamadya Bandar Lampung Per Kecamatan dan Kelurahan yang dimiliki setiap Kecamatan. Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas (Km 2 ) Tanjungkarang Pusat Palapa 11 5,67 Tanjungkarang Barat Gedong Air 6 17,43 Tanjungkarang Timur Kota Baru 11 21,10 Teluk Betung Utara Kupang Kota 10 9,95 Teluk Betung Barat Bakung 8 20,58 Teluk Betung Selatan Sukaraja 11 8,63 Panjang Panjang Selatan 7 23,99 Kemiling Sumberejo 7 22,89 Kedaton Kampung Baru 8 8,88 Rajabasa Rajabasa 4 13,02 Tanjung Seneng Tanjung Seneng 4 12,62 Sukarame Sukarame 5 16,87 Sukabumi Sukabumi 6 10,59 Jumlah - 98 192,18 Sumber: www.bandarlampungkota.go.id Secara administratif batas daerah Kota Bandar Lampung adalah : a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan serta Teluk Lampung. c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan. d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Jika dilihat dari segi tata ruang dan tata guna tanah yang ada maka lahan yang tersedia di Kota Bandar Lampung dapat digunakan untuk pemukiman, perkantoran, pasar, perusahaan, industri, jasa dan sosial, pendidikan dan olah raga serta masih dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

81 2. Struktur Perekonomian Peranan atau kontribusi sektor ekonomi menunjukkan struktur perekonomian yang terbentuk di suatu daerah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuannya menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonomi. Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari besarnya peranan/kontribusi masing-masing sektor usaha terhadap total PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku. Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandar Lampung pada tahun 2007, terlihat bahwa perekonomian Kota Bandar Lampung didominasi oleh empat sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terhadap PDRB 2007 dengan angka persentase hampir sama. Keempat sektor tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 19,61%, sektor industry pengolahan sebesar 17,56%, sektor jasa-jasa sebesar 16,88%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 16,88%. Besarnya sumbangan keempat sektor tersebut diatas sesuai dengan kondisi riil yang dapat diamati di wilayah Kota Bandar Lampung, antara lain karena Kota Bandar Lampung merupakan pusat perbelanjaan di Provinsi Lampung sehingga perputaran keuangan berlangsung cepat dan dalam nominal yang relatif besar. Selain itu Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan,

82 sosial, Politik, kebudayaan, kegiatan industri serta sebagai kota pelajar, pusat transportasi dan komunikasi di Provinsi Lampung. Walaupun demikian tidak berarti sektor lapangan usaha lainnya tidak mempunyai peranan terhadap perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung. Sektor usaha yang kontribusinya terhadap PDRB Kota Bandar Lampung sangat kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Ketiga sektor ini hanya mampu memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,91%, 1,55%, dan 5,95% (PDRB Kota Bandar Lampung Tahun 2007). 3. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Sehingga indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif akan menunjukkan adanya peningkatan perekonomian. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara riil dapat digambarkan melalui laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi kota Bandar Lampung selama ini mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Pada tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yaitu sbesar 9,08% sedangkan untuk tahun 2004 pertumbuhan ekonomi melambat dibanding tahun sebelumnya, yakni sebesar 7,68%. Puncaknya terjadi pada tahun 2005, dimana laju

83 perekonomian mengalami penurunan yang hanya tumbuh sebesar 5,03%. Akan tetapi secara perlahan pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi merangkak naik sebesar 6,30% dan pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat yaitu sebesar 6,95%.