d s P i / y at 1 07 / 13 e zk . P. an i / ia I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB III METODOLOGI MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA PENENTUAN LOKASI EMBUNG

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG DENGAN MERCU TYPE VLUGTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Metodologi III TINJAUAN UMUM

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan penguapan suhu tanaman akan relatif tetap terjaga. Daerah Irigasi di Sumatera Utara adalah Daerah Irigasi Sungai Ular.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Laporan...

TUGAS METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNG DAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Mengenalkan kepada Peserta beberapa contoh bangunan irigasi, khususnya bangunan sadap, bangunan pembawa, serta bangunan pembagi.

BAB I PENDAHULUAN. atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh : 1. EDWIN ALIBI NIM. L2A HANIK MARI A ULFAH NIM. L2A Semarang, November 2005

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN SISTEM DEWATERING PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS BANJARNEGARA JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

BAB III METODOLOGI 3.1 Survey Lapangan 3.2 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Proses Pembuatan Waduk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB III METODE. Mulai. Pekerjaan Lapangan

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah sekitar hilir Sungai. Banjir yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODA ANALISIS

PERENCANAAN BENDUNG GERAK KEPOHBARU UNTUK KEPERLUANAIR BAKU DAN IRIGASI DESA SUMBERHARJO KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB III METODOLOGI III-1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

RC MODUL 1 TEKNIK IRIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

Transkripsi:

V 1 K O P i / 13 51 M LO y at KESepti Ma9r6 1 07 0 5 1 1 5 11 3 1 y/ / 13 e zk. P. R J a a nd an i 11 Adi 35 Adh 178 1 h /. za zs Fild mta u 1 2 03 l M 20 1 aa 11 5 9 m Ni / 1 3 5 1 1 20 f a d / 13 Kha an s M. h k ia I Aul ng Aje Metode Pelaksana an Pekerjaan Bangunan Bendung

Bendung Bendung yaitu suatu bangunan yang melintang pada aliran sungai yang terbuat dari pasangan batu kali/bronjong/beton yang berfungsi untuk meninggikan muka air agar dapat dialirkan ke tempat yang memerlukan. 2

Syarat-syarat konstruksi bendung 0 Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir; 0 Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya; 0 Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah; 0 Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi; 0 Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung. 3

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor: 1. Keadaan topograf 0.Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari; 0.Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan; 0.Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topograf dapat diseleksi. 4

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor: 2. Keadaan hidrologi Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung. 5

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor: 3. Keadaan Hidrolik & Morfologi 0 Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir; 0 Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir; 0 Tinggi muka air pada debit banjir rencana; 0 Potensi dan distribusi angkutan sedimen. 6

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor: 4. Keadaan Tanah Pondasi Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan karena arus dan sebagainya. 5. Biaya Pelaksanaan Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan 7

Metode Perencanaan Metode perencanaan merupakan langkahlangkah awal yang ditempuh dalam perencanaan suatu konstruksi. Metode yang dimaksudkan di atas adalah metode perencanaan konstruksi yang diperlukan dalam rencana pelaksanaan pembangunan Bendung. 8

Metode Perencanaan Data Topograf Identifkas i Masalah Studi Pustaka Survei Lapangan, Ivestigasi, Pengumpu lan Data Data Geologi Data Hidrologi Cek kelengkap an data Ya Tidak Data Tanah 9

10

Metode Rencana Pelaksanaan Dalam perencanaan konstruksi akan didapatkan dimensi teknis dari konstruksi yaitu cofferdam dan diversion channel yang kemudian akan diterapkan dalam metode rencana pelaksanaan bendung. Metode yang dipakai dalam rencana pelaksanaan bergantung pada teknik pelaksanaan yang diterapkan pelaksana di lapangan, teknik pelaksanaan yang diterapkan akan berpengaruh pada konstruksi dalam sistem dewatering-nya. 11

Terdapat 2 tipe teknik pelaksanaan dalam pembangunan bendung, yaitu: Konstruksi bendung tanpa tahapan 1. 2. Konstruksi bendung dengan tahapan 12

Metode Rencana Pelaksanaan Konstruksi Bendung Tanpa Tahapan Pelaksanaan konstruksi bendung tanpa tahapan adalah pelaksanaan konstruksi bendung di mana konstruksi bendungnya bisa langsung dibuat dalam satu tahap. Metodologi rencana pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 13

Diagram Alir Metodologi Rencana Pelaksanaan Tanpa Tahapan Mulai A Pekerjaan Diversion Channel/Diversion Pembongkaran Cofferdam Pekerjaan Cofferdam Pekerjaan Bendung Seluruhnya Pembongkaran Diversion channel / Tunnel (bila tidak dimanfaatkan lagi) A Selesai 14

Metodologi Rencana Pelaksanaan Konstruksi Bendung dengan Tahapan Pelaksanaan konstruksi bendung dengan tahapan adalah pelaksanaan konstruksi bendung dimana konstruksi bendungnya tidak bisa langsung dibuat dalam satu tahap(biasanya dibuat dalam dua tahap). Secara umum metode rencana pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 15

Diagram Alir Metodologi Rencana Pelaksanaan dengan Tahapan A Pembongkaran Cofferdam Tahap II Selesai 16

Pelaksanaan Konstruksi Bendung 17

Bendung Pasca Konstruksi 18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28