DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH PADA LEMBAGA ZIS AL-IHSAN DAN SOLO PEDULI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka 1997,Hlm Bintang, cet VII, jakarta, 1995,h.10

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dalam bidang Fashion, dilihat dari percampuran budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

Dilema Pelayanan Negara: Anggaran vs Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi terasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. material inilah yang disebut dengan sejahtera. Dalam upaya mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

IMPLEMENTASI KETENTUAN PEMBAYARAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK. (Studi di KPP Pratama Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB IV DPRD DALAM PENETAPAN APBD BERDASARKAN PASAL 41 JUNTO PASAL 44 UU NO.12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KOTA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek reformasi yang dominan adalah

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan. menengah yaitu memberikan bantuan kredit. Oleh sebab itu, sangat

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

ANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Hampir tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak memprogramkan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

ARTIKEL WEBSITE KONSEP ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM MASYARAKAT ISLAM. Oleh : Drs. Kgs. H. M. Daud, M.Hi (Widyaiswara Madya BDK Palembang)

EVALUASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah

Ekonomi Bisnis dan Financial

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

Bab. I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

III. METODE PENELITIAN. maupun yang bersifat empiris serta ciri-cirinya, maka pendekatan masalah. yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

Transkripsi:

DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: Sri Mulyani I.000.050.006 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang diantara negara-negara berkembang yang lain di dunia. Disebut negara berkembang karena rata-rata pendapatan penduduknya masih rendah, dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan indeks perkembangan manusia yang kurang dari norma global. Masalah besar yang dialami oleh negara berkembang seperti Indonesia ini adalah rendahnya kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan tingginya angka kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran. Kemiskinan adalah masalah negara ini, mengingat sebagian besar aktifitas penduduk bersifat agraris dengan modal yang sangat kecil. Kebanyakan masyarakat dari negara berkembang belum menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan karena masih kurangnya infrastruktur. Pengangguran menjadi masalah yang tidak dapat dihindari karena masih kurangnya kesempatan kerja dan modal kerja yang kecil. Data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada Bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Bulan Maret 2008, data yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Selama periode Maret 2008-Maret 2009, penduduk miskin di daerah

perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada Bulan Maret 2009, sebagian besar (17,35 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan. Masalah kemiskinan dan pengangguran menjadi tugas pemerintah untuk menindaklanjuti program-program yang telah dilaksanakan dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Pemerintah telah mendistribusikan kekayaan negara melalui berbagai program yang ditujukan kepada penduduk yang kurang mampu melalui pemberian subsidi dalam berbagai bentuk, dana BOS untuk pendidikan, raskin (beras untuk rakyat miskin), program pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur bagi masyarakat miskin. Zulkarnaen Djabar, anggota Komisi VIII DPR dari fraksi Golkar mengatakan, Di tengah problem kemiskinan yang kian kompleks, pemerintah hanya menganggarkan Rp 650 miliar untuk 17,3 juta jiwa masyarakat fakir miskin. Artinya, penduduk fakir miskin hanya mendapat bantuan Rp 38.800/jiwa setiap tahun. Atau lebih rinci lagi, mereka masing-masing hanya memperoleh Rp 106 per hari. (Suara karya ed. Senin, 21 april 2008) Hal tersebut masih menjadi pertanyaan dan perlu pembahasan lebih lanjut. Bagaimana pemerintah mendistribusikan kekayaan negara, apakah distribusi kekayaan negara yang telah dilaksanakan oleh negara telah sesuai dengan nilai-nilai hukum Islam?.

Hukum Islam mewajibkan sirkulasi kekayaan terjadi pada semua anggota masyarakat, serta mencegah terjadinya sirkulasi kekayaan hanya pada segelintir orang. Dalam Al-Qur an surat Al-Hasyr Allah berfirman: öνä3ζïβ Ï!$uŠÏΨøîF{$# t t/ P's!ρߊ tβθä3tƒ Ÿω ö s1 Artinya: Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang saja di antara kamu. (Q.S AL-Hasyr: 7) Berdasar dari permasalahan tersebut maka penulis mengadakan penelitian skripsi ini dengan judul Distribusi Kekayaan Negara Republik Indonesia Perspektif Hukum Islam. B. Penegasan Istilah Distribusi yaitu penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Atau pembagian barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat) oleh pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan lain sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2005) Kekayaan Negara yaitu barang yang pengadaannya dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (Gunawan, 2002:19) Hukum Islam yaitu kaidah-kaidah, asas, prinsip, atau aturan, yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat Islam, baik berupa ayat Al- Qur an, hadits Nabi SAW, pendapat sahabat dan tabi in, maupun pendapat yang berhubungan di suatu masa dalam kehidupan umat Islam. (Abdul azis, 1997) Untuk menghindari pelebaran masalah maka penulis membatasi pembahasan dalam penelitian ini hanya pada distribusi atau kegiatan

penyaluran kekayaan Negara oleh pemerintah Republik Indonesia ditinjau dari nilai-nilai hukum Islam. C. Rumusan Masalah Untuk menghindari terjadinya pembiasan dan pelebaran dalam pembahasan ini, maka sangat perlu untuk membatasi dan menspesifikasikan rumusan masalah ini agar menghasilkan pengetahuan yang lebih mendalam dan terperinci. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana distribusi kekayaan negara Republik Indonesia menurut nilai-nilai hukum Islam?. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai distribusi kekayaan negara dalam Islam dan aplikasinya dalam upaya mewujudkan keadilan sosio-ekonomi dan pemerataan pendapatan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : a. Manfaat secara teoritis, dapat memperkaya khasanah pemikiran keislaman pada umumnya, civitas akademika Fakultas Agama Islam Jurusan Syari ah pada khususnya. Dan diharapkan akan menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian

secara mendalam akan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil yang maksimal. b. Manfaat secara praktis, diharapkan dapat menjadi model atau cara baru atau solusi untuk mewujudkan suatu sistem distribusi kekayaan negara yang berkeadilan sehingga kekayaan yang beredar bisa juga dirasakan oleh masyarakat bawah agar pemerataan bisa terealisasi. E. Kajian Pustaka Telah jelas bahwa tulisan yang memaparkan tentang distribusi kekayaan negara telah banyak dibahas. Namun dalam penelitian ini penulis membatasinya lebih dikhususkan pada media-media distribusi kekayaan tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Islam. Buku Hukum Zakat, karangan Yusuf Qardhawi. Bahwa pajak dan zakat, keduanya merupakan sama-sama kewajiban dalam bidang harta, akan tetapi keduanya mempunyai falsafah yang khusus dan keduanya mempunyai perbedaan dalam hal sifat dan asasnya, berbeda sumbernya, sasarannya, bagian serta kadarnya, disamping berbeda pula mengenai prinsip-prinsip, tujuan dan jaminannya. Pajak merupakan kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan dan sesuai dengan ketentuan, sedangkan zakat hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT terhadap kaum muslimin yang diperuntukkan bagi kaum miskin dan mustahiq (Yusuf Qardawi, 1999 : 998)

Buku Keuangan Negara, karangan Drs. M. Suparmoko, M. A., Ph.D. Ilmu keuangan negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi terutama mengenai penerimaan dan pengeluarannya beserta dengan pengaruhpengaruhnya dalam perekonomian tersebut. Merupakan studi tentang pengaruh-pengaruh terhadap pencapaian tujuan-tujuan kegiatan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga-harga, distribusi penghasilan yang lebih merata dan juga peningkatan efisiensi serta penciptaan kesempatan kerja. (Suparmoko, 2000: 3) Buku akuntansi pemerintahan dengan sistem dana karangan Baldric Siregar dan Boni Siregar. Pendapatan negara dan hibah merupakan sumber utama untuk mendanai aktivitas pemerintahan. Pendapatan negara ini digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin, namun diharapkan penerimaan tersebut bisa juga digunakan untuk membiayai pengeluaran pembangunan. Jika tidak tedapat sisa dalam pengeluaran rutin, maka pengeluaran pembangunan dibiayai oleh pemerintah dari pinjaman negara baik dari dalam maupun luar negeri. Pembangunan tidak akan terlaksana jika pemerintah tidak melakukan pinjaman. F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu menggunakan bahan-bahan yang akan diteliti berupa

buku-buku dan bahan yang tertulis lainnya yang ada di perpustakaan. (Moh. Nazir, 1989 : 55) 2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu memaparkan atau menggambarkan data yang masuk kemudian menganalisanya dengan sistematis. (Jujun S, 1994 : 194) 3. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu mencari bahan-bahan yang diperoleh dari buku-buku, surat kabar, dokumen, ensiklopedi, artikel, dan lain sebagainya. (Hadari Nawawi, 1997 : 97) Sedangkan sumber data untuk penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah bahan-bahan yang berkaitan langsung dengan masalah yang akan diteliti, yaitu data-data dan jurnal dari BPS sebagai sumber data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, data-data resmi dari departemen keuangan, buku Hukum Zakat karangan Yusuf Qardhawi, buku Keuangan Negara karangan Suparmoko, buku Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem Dana karangan Baldric Siregar dan Boni Siregar, buku Perpajakan karangan Mardiasmo, buku Ekonomi Makro karangan Tedy Herlambang dkk, buku Pengantar Ekonomika Makro karangan Suparmono,. Sumber sekunder yang penulis gunakan diantaranya adalah buku-buku :, Pedoman Zakat karangan Hasbi Ash Shiddieqy, buku Pengelolaan Harta

kekayaan Negara : Suatu Tinjauan Yuridis karya Gunawan Wijaya, buku Keunggulan Ekonomi Islam karangan Baqir As-Sadr, buku Ekonomi Islam: Sebuah Pengantar, buku Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, serta buku-buku lain yang menunjang dan jurnal-jurnal serta makalah yang relevan dengan pokok bahasan. 4. Metode analisis data Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Induksi, yaitu analisa yang berpangkal pada kaidah-kaidah khusus kemudian disusun rumus-rumus yang bersifat umum. (Hadi, 1987 42) b. Deduksi, yaitu suatu analisa yang berpangkal pada kaidah-kaidah yang bersifat umum kemudian ditetapkan kaedah-kaedah yang bersifat khusus. (Hadi, 1987 : 36) G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun sistematika penulisan skripsi ini dengan sedemikan rupa sehingga dapat menunjukkan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan A. Berisi latar belakang penulisan skripsi B. Penegasan istilah C. Rumusan masalah D. Tujuan dan manfaat penelitian

E. Tinjauan pustaka F. Metodologi penelitian G. Sistematika penulisan. Bab II. Hukum Islam tentang distribusi kekayaan. A. Konsep distribusi dalam Islam. B. Bentuk distribusi kekayaan dalam Islam. C. Proses distribusi kekayaan dalam Islam Bab III. Kebijakan distribusi kekayaan Negara A. Kesejahteraan masyarakat B. Sumber-sumber penerimaan negara. C. Kebijakan negara, meliputi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan kebijakan negara. Bab IV. Analisis Hukum Islam tentang distribusi kekayaan negara Republik Indonesia. A. Penanggungjawab kekayaan negara B. Sumber kekayaan negara C. Penggunaan kekayaan negara D. Distribusi kekayaan negara perspektif hukum Islam Bab V. Penutup A. Kesimpulan B. Saran C. Kata penutup