BAB I PENDAHULUAN. tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan manusia tidak lepas dari kehidupannya sebagai makhluk

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perasaan itu akan membuat kita tahu bahwa ide kita akan dibaca oleh orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar di hadapan publik.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanti Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada kemampuan berbicara bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu atau berkualitas tinggi. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, kemampuan berbicara atau bercerita, keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX terdapat materi berpidato, dengan Kompetensi Dasar 10.1 Berpidato atau berceramah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46). Pidato adalah kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran atau informasi dari pembicara kepada orang lain dengan cara lisan (Yanuarita,2012:19). Pidato adalah jenis ketrampilan berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi ( keberadaan ) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara, tetapi berbicara yang menarik, menghibur, bernilai informasi. Manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatp muka. Materi berpidato dijadikan materi di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Materi ini dianggap penting untuk membekali keterampilan pada anak didik. Anak didik adalah bagian dari anggota masyarakat, yang suatu saat nanti setelah lulus sekolah anak akan terjun ke masyarakat. Dalam hal ini banyak aktivitas yang membutuhkan keterampilan berbicara ( berpidato) baik di tingkat RT sampai ke tingkat yang lebih luas. Berbicara di depan publik merupakan keterampilan yang harus dikuasai, karena pada suatu saat dalam kehidupan, pastilah kita harus berbicara di hadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pernyataan, tanggapan atau pendapat kita tentang sesuatu hal yang diyakini (htt:// Sinar Harapan.co.id,2002). 1

2 Materi pelajaran berpidato pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terkesan tidak menyenangkan (membosankan). Hal ini tercermin saat pembelajaran berlangsung, siswa bermain sendiri, bercerita dengan teman sendiri, tidak mau memperhatikan ketika teman sedang maju berpidato. Hal ini menjadi cermin betapa pembelajaran materi berpidato sebagai materi yang harus diusahakan sungguhsungguh. Pidato masih dianggap momok, sesuatu yang menakutkan bagi siswa. Siswa dihinggapi rasa malu yang berlebihan/ tidak percaya diri. Untuk dapat berpidato di depan khalayak, pembicara memang harus menguasai materi yang hendak disampaikan. Pembicara harus mempunyai teknik berbicara yang baik, mempunyai keberanian mental. Jadi pembelajaran pidato tidak sekadar teori pidato, tetapi dengan praktik. Guru mempraktekan cara berpidato sehingga siswa tahu persis bagaimana berpidato yang baik. Siswa akan berusaha berpidato sesuai dengan yang dicontohkan guru. Berdasarkan pengamatan ketika mengajar, peneliti memperkirakan lebih dari 60 % siswa kelas IX A MTs Ma arif 04 Tamansari, Purbalingga tahun pelajaran 2012-2013 merasa takut bila harus berpidato dalam forum formal di depan banyak orang, dalam diskusi, ceramah, presentasi, pidato perpisahan, bahkan pidato di depan teman sekelasnya. Fenomena ini sangat memprihatinkan bagi guru Bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara adalah bagian dari empat aspek keterampilan pelajaran bahasa yang harus diajarkan kepada siswa. Keterampilan berpidato harus bisa dikuasai siswa. Jadi bukan hanya teori yang harus dikuasai, namun kemampuan praktik berbahasa pun harus dikuasai. Untuk mengatasi masalah di atas tampaknya metode mengajar yang konvensional tidak lagi dipercaya sebagai sistem yang relevan dengan tuntutan

3 kemampuan psikomotorik pada hasil belajar siswa. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menggali metode-metode pembelajaran. Guru tidak lagi harus mempertahankan dan membanggakan metode masa lalunya. Zaman semakin berkembang, tuntutan masyarakat semakin meningkat. Metode mengajar pun harus semakin bervariatif. Guru yang masih berkutat dengan metode mengajar masa lalunya,akan ditinggalkan oleh siswa-siswanya. Siswa merasa bosan karena pembelajaran hanya terjadi satu arah. Dalam pembelajaran pidato, guru sering menggunakan metode ceramah. Guru tidak memperagakan atau mendemonstrasikan cara berpidato atau menanyangkan lewat LCD berbagai gaya berpidato saat pembelajaran. Siswa akhirnya tidak dapat menyaksikan atau melihat metode orang yang berpidato. Siswa hanya membayangkan/berilustrasi sendiri, tidak tahu yang harus dilakukan nanti saat berpidato. Jadi perlu adanya inovasi metode pembelajaran. Berdasar fenomena di atas, maka upaya peningkatan kemampuan berpidato para siswa merupakan hal yang mendesak dan segera diatasi jalan keluarnya. Salah satu upaya untuk itu adalah menerapkan model pembelajaran dengan metode demonstrasi dan menanyangkan metode-metode berpidato lewat LCD saat pembelajaran. Metode ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpidato para siswa. Siswa dapat melihat katika guru sedang mendemontrasikan pidato. Rasa penasaran dalam hati siswa hilang karena sudah menyaksikan langsung demontrasinya. Metode demonstrasi yaitu cara mengajar di mana seorang instruktur atau tim guru menunujukkan, memperlihatkan sesuatu proses (Roestiya, 2008: 83). Sedangkan Surakhmad (1997: 87) menjelaskan demonstrasi sebagai metode mengajar

4 dimaksudkan bahwa seorang guru,orang luar sengaja diminta, atau siswa sekali pun memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses, misalnya bagaimana cara bekerjanya sebuah alat pencuci pakaian yang otomatis. Jadi metode demonstrasi metode dimana guru harus memperagakan langsung saat pembelajaran. Metode demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Metode Demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan berpidato siswa kelas IXA di MTs Ma arif 04 Tamansari, Purbalingga? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato di kelas IXA MTs Ma arif 04 Tamansari, Purbalingga melalui metode demonstrasi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran yang biasa berlangsung secara konvensional dengan metode lamanya yaitu ceramah. Dengan adanya penelitian akan bisa membawa pembaharauan pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dan membawa siswa jadi antusias dalam mengikuti materi. Adapun secara khusus manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya yaitu:

5 1. Bagi Lembaga ( Sekolah) a. sebagai bahan referensi bagi guru untuk menggunakan metode demonstrasi guna meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalam pembelajaran; b. Sebagai acuan dalam menentukan kreteria ketuntasan minimal; c.meningkatkan kualitas sekolah 2. Bagi Guru a. Memperbaiki kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia ; b. Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia; c. Dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam melihat kemampuannya pada saat mengelola kelas; d. Menambah wawasan guru dalam menggunakan metode pembelajaran 3. Bagi Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia; b. Meningkatkan daya serap siswa,terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia; c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam pembelajaran; d. Menumbuhkan rasa percaya diri; e. Menambah kreativitas dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran.