PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 19 KUBU ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

Marsina, Rosnita Maridjo A. Hajsmy, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Untan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH HASANAH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA DAN SASTRA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 39 KELEMPU TAYAN HILIR SANGGAU

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SISWA KELAS IV SLB ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

METODE DEMONSTRASI MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 07 SUNGAI SOGA BENGKAYANG. Oleh RATNA NIM: F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DIKELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PERCOBAAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE DEMONSTARASI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: MARIA MANIAMAS NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 08 PADANG PIO ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT SISWA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE PERCOBAAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI DIKELAS I SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI STRUKTUR DAUN DAN FUNGSINYA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 17 BENUA KAYONGKABUPATEN KETAPANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 07 KETAPAN TOBA SANGGAU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

Keaktifan Belajar Matematika Siswa SD dengan Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Alat Peraga

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

AGUS SALIM NIM. F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN METODE PERCOBAAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN O1 TELUK PAKEDAI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh HAMDI NIM.

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH AGUSTIAN F.34210549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN AGUSTIAN F.34210549 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Rustiyarso, M. Si Dr. Rosnita, M. Si NIP.19600813 198703 1 004 NIP. 19621005 198703 2 002 Mengetahui, Dekan Ketua Jurusan Pendidikan Dasar Dr. Aswandi Drs. H. Maridjo AH, M. Si NIP. 19580513 198603 1 002 NIP.19510128 197603 1 001

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD Agustian, Rustiyarso dan Rosnita Email: agustian_96@yahoo.com PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berdasarkan temuan permasalahan di lapangan langsung oleh peneliti yaitu lemahnya aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri No. 6 Selobat Kabupaten Sambas, terutama pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akibat rendahnya prestasi belajar anak. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi. Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Bentuk penelitian deskriptif yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) serta berkolaborasi dengan teman sejawat. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta analisis dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pembelajaran (RPP) dan untuk pengumpulan data menggunakan instrumen data yaitu lembar observasi. Secara umum penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dari base line kesiklus II sebesar 35,81% dengan kategori rendah. Kata Kunci : Aktivitas belajar, IPA, metode demonstrasi. Abstract: This class action watchfulness is done based on troubleshoot finding at direct field by researcher that is the weat activity learns class student in four Grade of Elementary school 6 in Selobat, regency Sambas, especially in sciences study accomplishment low consequence learns chiid. Method that used demonstration method, that is activity that done by it self student. Descriptive watch fullness form formed class action watchfulness with collaboration with coleage. This wactchfulness consists of two cycles, every cycles consists of planning execution, observation with, analysis and reflection. Instrument that used study instrument (RPP) and for date collecting uses date instrument that is observation sheet. In general this watchfulnees shows activity enhanced existence from base line to cycles two as big as 35,81% with category low. PENDAHULUAN Saya sebagai guru kelas IV SDN 6, Selobat yang mengajar bidang studi IPA hampir 7 tahun. Kelas IV yang saya ajar berjumlah 18 orang siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 7 laki-laki. Pengalaman selama ini mengalami masalah dalam proses belajar pembelajaran yaitu kurangnya aktivitas fisik, mental dan emosional siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV. Dari 18 orang siswa, yang aktif secara fisik, mental dan emosional hanya 3 orang siswa, 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Sedangkan selebihnya yang berjumlah 15 orang

siswa bersifat pasif, yang ditandai dengan tidak pernah bertanya, hanya duduk, mendengar, bahkan tidak memiliki catatan pelajaran dengan lengkap. Berbicara tentang aktivitas belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi pembelajaran seyogyanya dapat mendororng aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang dimaksud tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental ( Wina Sanjaya, 2007: 130). Kurangnya aktivitas belajar siswa mungkin dikarenakan metode yang saya gunakan kurang tepat, karena selama ini dalam pembelajaran IPA dikelas IV SDN 6 Selobat, saya selaku guru kelas IV dalam proses belajar pembelajaran IPA selalu menggunakan metode ceramah dan mengarahkan siswa untuk menghafal konsep-konsep saja. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (2006:131). Proses pembelajaran IPA di tekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dari uraian diatas saya (peneliti) berharap dengan menggunakan metode demonstrasi dalam proses belajar pembelajaran IPA dikelas IV SDN 6 Selobat dengan Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya, terjadi peningkatkan aktivitas fisik, mental dan emosional siswa, dari 3 orang siswa (5,55%) menjadi 10 orang siswa (18,51%). Masalah umum dalam penelitian ini adalah, Bagaimanakah peningkatan Aktivitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan mengunakan Metode Demontrasi di kelas IV SDN No 6 Selobat, Kabupaten Sambas? Agar lebih fokus dalam penelitian tindakan maka peneliti gambarkan dalam sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peningkatkan aktivitas fisik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Metode Demonstrasi di kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas? 2. Bagaimanakah peningkatkan aktivitas mental dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Metode Demonstrasi di kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas? 3. Bagaimanakah peningkatkan aktivitas emosional dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Metode Demonstrasi di kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas? Metode Demonstrasi dapat meningkatkan Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 1. Aktivitas pembelajaran adalah semua kegiatan, yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan murid) dalam rangka mencapai tujuan belajar, menurut Oemar Hamalik (2009 : 21) 2. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu proses kejadian yang diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006 : 84).

3. Pembelajaran IPA IPA adalah merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang salah sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar. (Kartono, 2010:3). Jadi IPA mengandung 3 unsur : proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), prodok (berkesimpulannya betul). Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, dalam pembelajaran tersebut. Siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Pengertian metode dan teknik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980) metode mengandung arti cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan) cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T. Raka Joni (1993) mengartikan metode sebagai : cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Selanjutnya Sri Anitah Dkk (2009:5.27) menyebutkan bahwa : Metode Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran, demonstrasi sulit dipisahkan dengan Demonstrasi karena keduanya dapat digunakan secara bersamaan. Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa metode demonstrasi merupakan teknik mengajar yang mempergunakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang dipelajari. METODE Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat Reflektif sesuai dengan penelitian yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini menggunakan model peneilitian menurut Kemmis dan Taggart (Dalam Sugiarti,1997: 6 ) yaitu berbentuk Spiral dari siklus yang berbentuk ke siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.setiap siklus meliputi plenning (Rencana) Actions ( tindakan), Observasion ( Pengamatan) dan reflection ( Refleksi ). Penelitian ini bersifat kolaborasi yaitu kolaborasi antara peneliti dengan rekan sejawat sebagai kolaborator pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dikelas IV SDN 6 Selobat, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas untuk mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Standar Kompetensi ( SK ) Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah 18 siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 7 laki-laki dan 11 orang perempuan. Penelitian ini di rencanakan dalam waktu 2 bulan yaitu mulai bulan

September 2012 sampai Oktober 2012,dan dilakukan dalam 2 siklus,setiap siklus 2 kali pertemuan. Menurut Hadari Nawawi (1985:100) ada tiga macam teknik pengumpulan data yaitu: a. Observasi langsung, teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. b. Pengukuran untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan metode demonstrasi. c. Komunikasi melalui tanya jawab guru dengan siswa bisa untuk mengetahui keberhasilan yang diterima siswa. Menurut Paul B. Dierik (dalam Sadiman. 2008:101) memiliki jenis yang dikelompokkan menjadi beberapa kelompok belajar yaitu : 1) Kegiatan visual (visual activities) contoh : membaca melihat gambar-gambar, demonstrasi pameran, dan mengamati. 2) Kegiatan lisan (oral activities) yang termasuk didalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, diskusi, dan instrupsi. 3) Kegiatan mendengarkan (listening activities) antara lain mendengarkan uraian, percakapan, atau diskusi kelompok, dan lain-lain. 4) Kegiatan menulis (writing activities) yaitu menulis cerita, menulis laporan, karangan, dan sebagainya. 5) Kegiatan menggambar (drawing activities) antara lain : gambar, membuat grafik, peta, dan sebagainya. 6) Kegiatan motorik (motor activities) contohnya melakukan percobaan atau eksperimen memilih alat main peran menari mencangkul, dan lain-lain. 7) Kegiatan mental (mental activities) contoh: merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, melihat hubungan-hubungan, dan mempunyai keputusan. 8) Kegiatan emosional (emotional activities) yang termasuk didalamnya adalah minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka penulis memilih tiga aktivitas belajar yang sesuai dengan judul yaitu : 1) Aktivitas fisik meliputi, siswa memperhatikan guru saat diberikan informasi aktif berdialog dengan lancar dan aktif melakukan gerak. 2) Aktivitas mental meliputi, siswa bersungguh-sungguh mengikuti demonstrasi dan benar-benar mampu memecahkan masalah pelajaran dan berani tampil ke depan kelas. 3) Aktivitas emosional meliputi, siswa merasa senang dan mengikuti pelajaran IPA sangat antusias. Indikator kinerja yang mempengaruhi aktivitas belajar IPA bagi siswa Kelas IV SDN antara lain : 1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pembelajaran IPA yang dilakukan 2) Siswa melakukan komunikasi dengan guru atau teman dalam kelompok saat pembelajaran IPA.

3) Siswa yang bertanya ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA. 4) Siswa terlibat dalam menggunakan media pembelajaran IPA. 5) Siswa mencatat hasil pembelajaran. 6) Siswa yang memperhatikan pembelajaran saat berlangsung. 7) Siswa mau terlibat ikut dalam suatu pembelajaran IPA. 8) Siswa memiliki mental untuk menanggapi hasil pembelajaran. 9) Siswa yang terlibat menyimpulkan pembelajaran. 10) Siswa yang berminat mengikuti pembelajaran. 11) Siswa senang mengikuti pembelajaran IPA. 12) Siswa bersemangat menyelesaikan tugas. 13) Siswa yang berani tampil kedepan kelas mendemonstrasikan pembelajaranipa. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar Sardiman (2010:102) mengelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor-faktor Intern Faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu : a. Faktor Jasmani antara lain : 1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b. Faktor Psycologi 1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan keadaan situasi yang baru dan dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsepkonsep yang abstrak secara efektif. Intelegensi ini besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. 2) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu tertuju semata-mata kepada suatu objek (benda atau hal) ataupun sekumpulan objek untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik. Maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah suatu kebosanan sehingga tidak suka lagi belajar. 3) Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. 4) Bakat atau atitude adalah the capasity to fear ini kata lain bakat yaitu kemampuan untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi untuk belajar, jika mata pelajaran itu sesuai dengan bakatnya. c. Faktor kelelahan Faktor kelelahan ada 2 jenis yaitu lelah jasmani dan lelah rohani, kelelahan jasmani dapat dilihat dengan lelahnya tubuh, dan kelelahan rohani dapat dilihat lelahnya pikiran, lesu, bosan sehingga minat dorongan untuk berhasil hilang. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu :

a. Faktor Keluarga 1) Cara orang tua mendidik. 2) Hubungan antara anggota keluarga. 3) Suasana rumah. 4) Keadaan ekonomi rumah. 5) Lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. b. Faktor Sekolah 1) Cara mengajar guru. 2) Hubungan guru dengan siswa. 3) Hubungan siswa dengan siswa. 4) Alat atau fasilitas sekolahan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisis secara kualitatif deskriptif. Analisis ini dilakukan setiap tahap refleksi, sehingga dari hasil analisis ini dapat memperoleh solusi untuk menentukan rencana tindakan yang akan diterapkan pada siklus penelitian tindakan berikutnya. Analisis data dapat dilakukan melalui kolaborasi antara peneliti dengan teman. Kumpulan data yang didapat dari hasil observasi dianalisis dengan cara mendeskripsikan catatan kolaborasi. Kemudian data hasil observasi penilaian terhadap aktivitas siswa di analisis dengan persentase dengan cara : X % = n N Keterangan : X % : Rata-rata persentase n : Jumlah siswa yang mendapat nilai N : Jumlah keseluruhan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian Data Base line, Siklus I dan Siklus II, Rekapitulasi Data Dari Lembar Observasi Pada Siklus I dan Siklus II Adalah Sebagai Berikut. Tabel 1. Rerata Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Pra tindakan, Siklus I, II, dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam No Indikator Aktivitas yang di amati 1 Aktivitas Fisik a. Mendengarkan penjelasan dengan baik b. Berkomunikasi tentang Base Line % Capaian Siklus I % Capaian Siklus II % 33,33 55,55 88,88 16,66 50,00 55,56 pelajaran c. Menganalisa alat peraga 44,44 66,66 83,33 d. Menggunakan alat peraga 38,88 61,11 72,22 e. Mencatat hasil pelajaran 22,22 66,66 72,22 f. Memperhatikan dengan 33,33 72,22 83,33

Aktivitas Siswa (%) baik Rerata 31,47 62,03 72,22 2 Aktivitas Mental a. Beratanya hal yang belum jelas 16,66 38,88 55,56 b. Mengagapi persentasi teman 33,33 50,55 61,11 c. Menyimpulkan 16,66 33,33 44,44 pembelajaran Rerata 22,21 40,92 53,70 3 Aktivitas Emosional a. Senang mengikuti pelajaran 50,00 66,66 88,89 b. Bersungguh-sungguh 33,33 55,55 66,67 c. Berani tampil kedepan 16,66 27,77 50,00 kelas Rearata 33,33 49,99 68,52 Rerata Total 29,00 50,77 64,81 Kreteria rata-rata presentasi: Sangat tinggi = 81-100% Tinggi = 61-80% Cukup = 41-60% Rendah = 21-40% Sangat rendah = 1-20% 80,00 Rekapitulasi Pra siklus, Siklus I dan Siklus 2 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 31,48 33,33 22,22 62,03 49,99 40,92 72,22 53,70 68,52 Fisik Mental Emosional 10,00 0,00 Base Line Siklus I Siklus 2 Gambar 1. Persentase Rerata Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 di atas rerata capaian untuk aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut : a. Rerata Aktivitas Fisik

pada baseline sebesar 31,47%, pada tindakan siklus I menjadi 62,03 % dan di siklus II meningkat menjadi 72,22 %. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata antara pra tindakan dengan setelah tindakan siklus I sebesar 30,56 % dengan kategori Rendah dan di antara siklus I dengan siklus II sebesar 10,19% dengan kategori Sangat Rendah. b. Rerata Aktivitas Mental Pada baseline sebesar 22,21%, pada tindakan siklus I menjadi 40,92 %,dan pada tindakan siklus II sebesar 53,70%. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata antara Pra tindakan dengan siklus I sebesar 18,71 % dengan kategori Sangat Rendah, dan di antra siklus I dan II sebesar 12,78% dengan kategori Sangat Rendah. c. Rerata Aktivitas Emosional Pada baseline sebesar 33,33%, pada tindakan siklus I menjadi 49,99 % dan pada tindakan siklus II menjadi 68,52%. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata antara pratindakan dengan setelah tindakan siklus I sebesar 16,66 % dengan kategori Sangat Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 18,53 % dengan kategori Sangat Rendah. b. Rerata Total Aktivitas Fisik, Mental dan Emosional Keterangan hasil persentase secara keseluruhan dalam penelitian ini dapat dilihat pada rerata total base line 29,00%, setelah tindakan siklus I 50,77% dan pada tindakan siklus II 64,81%. Dalam penelitian ini terjadi peningkatan dari base line ke siklus II sebesar 35,81% dengan kriteria Rendah. PEMBAHASAN Aktivitas Fisik Siswa Hasil rekapitulasi presentase data aktivitas fisik siswa kelas IV (empat) SD Negeri 6 Selobat pra tindakan, setelah tindakan siklus I dan tindakan siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi tentang Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan pada siklus I dan siklus II, yang diambil oleh kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi dapat peneliti diskripsikan sebagai berikut : 1) Dilihat dari tabel 1 siswa yang mendengarkan demonstrasi yang akan dilakukan sebelum tindakan sebesar 33,33 % dari 18 siswa, setelah tindakan siklus I 55,55 %, dan setelah dilakukan tindakan siklus II sebesar 88,88 %. Hal ini berarti aktivitas siswa mendengarkan penjelasan guru antara base line dengan setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan sebesar 22,22 % dengan kategori Rendah dan antara setelah tindakan siklus I dengan tindakan siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,33 % dengan kategori Rendah. 2) Dari hasil pengamatan terhadap siswa yang melakukan komunikasi dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan permasalahan dalam demonstrasi sebelum tindakan sebesar 16,66 % setelah adanya tindakan siklus I meningkat menjadi sebesar 50,00% dan pada tindakan siklus II meningkat menjadi 55,56%. Berarti aktivitas siswa berkomunikasi antara base line dengan setelah tindakan siklus I meningkat sebesar 33,34% dengan kategori Rendah

dan antara siklus I dengan siklus II meningkat sebear 5,56 % dengan kategori Rendah. 3) Hasil pengamatan terhadap siswa yang mengamati alat peraga ketika melakukan kegiatan demonstrasi pembelajaran IPA pratindakan sebesar 44,44%, sedangkan setelah tindakan siklus I sebesar 66,66 %, kemudian setelah tindakan siklus II sebesar 83,33 %. Dengan demikian antara base line dengan setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan sebesar 22,22 % dengan kategori Rendah dan antara setelah siklus I dengan siklus II sebesar 16,67 % dengan kategori Sangat Rendah. 4) Dari hasil pengamatan, siswa yang terlibat memanfaatkan media/alat pembelajaran sebelum tindakan sebesar 38,88 %, setelah dilakukan tindakan siklus I sebesar 61,11% dan setelah tindakan siklus II sebesar 72,22 %. Dengan demikian antara base line dengan setelah tindakan siklus I meningkat sebesar 22,78% dengan kategori Rendah dan antara siklus I dengan tindakan siklus II sebesar 11,11 % dengan kategori Sangat Rendah. 5) Hasil pengamatan terhadap siswa yang mencatat hasil demonstrasi sebelum tindakan sebesar 22,22%, setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 66,66 % dan setelah tindakan siklus II sebesar 72,22 %. Berarti aktivitas siswa mencatat hasil demonstrasi antara base line dengan tindakan siklus I meningkat sebesar 44,44 % dengan kategori Cukup Tinggi dan antara tindakan siklus I dengan tindakan siklus II meningkat sebesar 5,56 % dengan kategori Sangat Rendah. 6) Hasil pengamatan terhadap siswa yang memperhatikan presentasi hasil kegiatan orang lain sebelum tindakan sebesar 33,33 % setelah tindakan siklus I meningkat sebesar 72,22 % dan setelah tindakan siklus II meningkat sebesar 83,33%. Berarti aktivitas siswa memperhatikan presentasi kawannnya antara base line dengan tindakan siklus I meningkat sebesar 38,89 % dengan kategori Rendah dan antara tindakan siklus I dengan tindakan siklus II sebesar 11,11% dengan kategori Sangat Rendah. Jadi aktivitas fisik siswa kelas IV SD Negeri No. 6 Selobat dengan menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan antara base line dengan tindakan siklus I rata-rata sebesar 30,56% dengan kategori Rendah dan antara tindakan siklus I dengan siklus II rata-rata sebesar 10,19% dengan kategori Sangat Rendah. Data dari hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator sinkron dengan hasil observasi yang dilakukan dengan data hasil wawancara dengan siswa sama-sama menunjukkan adanya peningkatan aktivitas fisik siswa kelas IV SD Negeri No. 6 Selobat. Aktivitas Mental Siswa Hasil rekapitulasi presentase data aktivitas mental siswa kelas IV (empat) SD Negeri No. 6 Selobat pra tindakan setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pembelajaran Stuktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan, yang diambil oleh kolaborator dengan menggunakan lembar observasi dapat peneliti diskripsikan sebagai berikut :

Aktivitas mental siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat dirinci sebagai berikut : 1) Siswa yang bertanya tentang hal yang belum jelas ketika melakukan kegiatan demonstrasi sebelum tindakan sebesar 16,66%, setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 38,88% dan pada tindakan siklus II menjadi 55,56 %. Dengan demikian terjadi peningkatan antara base line dan setelah tindakan siklus I meningkat sebesar 22,22% dengan kategori Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 16,68% dengan kategori Sangat Rendah. 2) Siswa yang menanggapi presentasi hasil demonstrasi orang lain sebelum tindakan sebesar 33,33 % dan di siklus I sebesar 50,55% dan di siklus II sebesar 61,11%. Dengan demikian terjadi peningkatan antara base line dan setelah tindakan siklus I sebesar 17,22% dengan kategori Sangat Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 10,56 % dengan kategori Sangat Rendah. 3) Siswa yang terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran sebelum tindakan sebesar 16,66%, pada tindakan siklus I sebesar 33,33% dan pada siklus II sebesar 44,44 %. Dengan demikian terjadi peningkatan antara base line ke siklus I sebesar 16,67 % dengan kategori Sangat Rendah dan siklus I ke siklus II menjadi 11,11% dengan kategori Sangat Rendah. Aktivitas mental siswa kelas IV (empat) SD Negeri No. 6 Selobat dengan menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan antara base line dengan tindakan siklus I rata-rata sebesar 18,71% dengan kategori Sangat Rendah dan antara siklus I dan siklus II sebesar 12,78 % dengan kategori Sangat Rendah. Data dari hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator sinkron dengan data hasil wawancara dengan siswa sama menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mental siswa kelas IV (empat) SD Negeri No. 6 Selobat. Aktivitas Emosional Rekapitulasi presentase data aktivitas emosional siswa kelas IV (empat) SD Negeri No. 6 Selobat pada pra tindakan, setelah tindakan siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Struktur dan Fungsi Bagian tumbuhan dapat di deskripsikan sebagai berikut : 1) Siswa yang berminat mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebelum tindakan sebesar 50,00 % dan setelah tindakan siklus I 66,66 % dan pada siklus II sebesar 88,89 %. Dengan demikian telah terjadi peningkatan antara base line dengan siklus I sebesar 16,66 % dengan kategori Sangat Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 22,23 % dengan kategori Rendah. 2) Siswa yang senang dan bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran IPA sebelum tindakan sebesar 33,33% dan setelah tindakan siklus I sebesar 55,55 % dan pada tindakan siklus II 66,67%. Dengan demikian telah terjadi peningkatan antara base line dengan siklus I sebesar 22,22 % dengan kategori Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 11,12 % dengan kategori Sangat Rendah.

3) Siswa yang berani tampil untuk mempresentasikan hasil demonstrasi, sebelum tindakan sebesar 16,66 %, setelah tindakan siklus I 27,77 % dan pada tindakan siklus II sebesar 50,00 %. Dengan demikian telah terjadi peningkatan antara base line dengan siklus I sebesar 11,11% dengan kategori Sangat Rendah dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 22,23 % dengan kategori Rendah. Berdasarkan dari hasil pengamatan tiap poin tersebut diketahui aktivitas Emosional siswa sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan rata-rata antara base line dengan siklus I sebesar 16,66 % dengan kategori Sangat Rendah. Dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 18,53% dengan kategori Sangat Rendah. Data observasi yang dilakukan kolaborator sesuai dengan data hasil wawancara dengan siswa dan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas emosional siswa kelas IV (empat) SD Negeri No. 6 Selobat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari pelaksanaan serta pembahasan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peningkatan Aktivitas dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Metode Demonstrasi di kelas IV SDN 6 Selobat secara umum mengalami peningkatan dari Base Line (rerata total 29,00%) ke siklus II (rerata total 64,81%) terjadi peningkatan sebesar 35,81% dengan kategori rendah. 2. Terdapat peningkatan aktivitas fisik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas dari base line kesiklus II sebesar 40,75% dengan kategori Rendah. 3. Terdapat peningkatan aktivitas mental dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas dari base line kesiklus II sebesar 31,49% dengan kategori Rendah. 4. Terdapat peningkatan aktivitas emosional dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN 6 Selobat, Kabupaten Sambas dari base line kesiklus II sebesar 35,19% dengan kategori Rendah. SARAN Terlepas dari keterbatasan pengetahuan peneliti dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti berikan yaitu (1) Hendaknya guru dan calon guru dapat menerapkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode demonstrasi guna meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya minat, hasil, pemahaman dan pengalaman belajar siswa, (2) Guna menciptakan pembelajaran yang bermakna serta meningkatkan aktivitas, pemahaman dan pengalaman siswa, seyogyanya guru memperhatikan pentingnya penggunaan bermacam-macam metode yang salah satunya adalah metode demonstrasi agar siswa tidak jenuh dalam proses belajar pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN Hadari Nawai (dalam Maridjo 2010:27). Penelitian Deskriptif. Kartono dkk (2007) Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Dirjen Pendidikan Tinggi. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kemmis, S & McTaggart, R. (1998). The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo Persada Sri Anitah W dkk (2007) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Syaiful Bahri Samaran dan Aswan Zain (2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raineka Cipta. T. Raka Joni. (1993). CBSA Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Wina Sanjaya (2007). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Grup.