BAB IV ANALISA. IV.1.2. Analisa Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun. No. Pelaku Kegiatan Jenis kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep Penataan Massa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Analisa Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun. Kelompok kegiatan pribadi. makan, tidur, mandi, dll. Kelompok kegiatan bersama

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Transkripsi:

BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Manusia IV.1.1. Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional 4. Pengelola Rumah Susun dan Pasar Tradisional Keterangan Memiliki unit ataupun menyewa dari pemilik Memiliki hak untuk menggunakan semua fasilitas yang tersedia Orang yang datang ke rumah susun Biasanya famili ataupun teman dari orang yang tinggal di rumah susun, baik datang untuk bertamu maupun menggunakan fasilitas di dalam rumah susun tersebut. Orang yang berbelanja ke pasar tradisional Orang yang datang ke pasar tradisional Pihak perusahaan pemilik bangunan Bekerja sama dengan developer Terdiri dari 3 kelompok: administrasi, operasional pengawasan, dan operasional perawatan pelayanan 5. Servis Para pelaku yang tidak terlibat secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi di dalam Rumah susun dan pasar tradisional, sebagai contoh : Teknisi M&E, cleaning service, pengangkut sampah, dll. Tabel 3. Pelaku Kegiatan IV.1.2. Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun No. Pelaku Kegiatan Jenis kegiatan 1. Kelompok dilakukan oleh penghuni Rumah Susun dalam kegiatan pribadi pemenuhan kebutuhan masing masing atau individual (berhubungan dengan kegiatan sehari hari), seperti makan, tidur, mandi, nonton dll 2. Kelompok dilakukan secara bersama, dalam hal ini berkaitan kegiatan bersama dengan penggunaan fasilitas yang tersedia di rumah susun, contohnya : olahraga, dll 3. Kelompok dilakukan oleh penghuni rumah susun dengan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 38

kegiatan sosial 4. Kegiatan pengelola sesama penghuni atau pengunjung rumah susun (tamu dari si penghuni) berhubungan dengan kegiatan administrasi penghuni, pendataan penghuni, serta keamanan dan kebersihan dari rumah susun. 5. Kegiatan servis meliputi kegiatan yang dilakukan oleh pengelola rumah susun dalam rangka maintenance dan pengawasan terhadap rumah susun tersebut Tabel 4. kegiatan di dalam Rumah Susun IV.1.3. Jenis Kegiatan di Dalam Pasar No. Pelaku Kegiatan Jenis kegiatan 1. Kelompok kegiatan yang dilakukan oleh pedagang yaitu kegiatan pribadi menyiapkan dan merapikan barang dagangan. 2. Kelompok komunikasi yang dilakukan oleh pedagang dengan kegiatan sosial sesama pedagang serta pembeli, sehingga tercipta interaksi yang baik, contohnya kegiatan tawar menawar, perkenalan antar sesama pedagang, dll 3. Kegiatan berkaitan dengan pendataan pedagang dan sistem pengelola operasional pasar. 4. Kegiatan servis meliputi kegiatan pemeliharaan pasar. (baik yang berkaitan dengan ME, kebersihan pasar, dll) Tabel 5. kegiatan di dalam Pasar IV.1.4. Penghuni di dalam Rumah Susun dan Pasar Rumah Susun yang akan dibangunin ditujukan untuk para pedagang yang berjualan di pasar, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan yang para pedagang, khususnya kalangan menengah kebawah. Dibangun minimal 225 unit kamar. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 39

Pasar Tradisional yang dimodernisasikan ini ditujukan untuk para pedagang yang sebelumnya berjualan/ berdagang di pasar kopro. Tujuan modernisasi adalah untuk menarik minat para pengunjung agar datang dan berbelanja, sehingga dengan ini penghasilan para pedagang dapat meningkat. IV.1.5. Karakteristik Penghuni/Pengunjung 1. Penghuni Rumah Susun No. Karakteristik 1. Akses yang mudah Keterangan Menginginkan kemudahan akses ke pasar yang merupakan tempat mereka berkerja 2. Privasi Tinggi Menginginkan hunian yang nyaman 3. Kenyamanan Tinggi 4. Keamanan tinggi Pengoptimalan pencahayaan alami sehingga hemat energi Sirkulasi dan askesibilitas yang tinggi Menginginkan adanya penjagaan yang bisa memberikan rasa aman, seperti dengan adanya ketua RT pada setiap beberapa unit, dll. Tersedia tangga yang mudah di akses apabila terjadi kebakaran 5. Fasilitas memadai Menginginkan adanya berbagai fasilitas penunjang, antara lain: taman bermain, fasilitas olahraga, ruang kumpul, dll Tabel 6. Karakteristik Penhuni Rumah Susun 2. Pedagang Pasar No. Karakteristik 1. Kebersihan Tinggi Keterangan Menginginkan kebersihan pasar lebih terjaga dengan adanya pembagian lapak (kering, basah, kios kios), petugas kebersihan, jam operasional yang telah di atur dengan baik, tempat angkut Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 40

dan pembuangan sampah yang memadahi, dan fasilitas- fasilitas penunjang lainnya. 2. Harga sewa terjangkau 3. Keamanan Tinggi Harga sewa pasar harus sesuai dengan kemampuan pedangang, serta tidak jauh beda dengan harga sewa pasar tradisional pada umumnya. Barang dagangan aman dari pencurian dan tidak ada pemalakan ataupun pungutan liar (harus ada petugas keamanan) 4. Fasilitas memadai Menginginkan adanya fasilitas fasilitas yang memudahkan pedagang dalam menyiapkan barang dangangan. Tabel 7. Karakteristik Pedagang Pasar 3. Pengunjung Pasar No. Karakteristik 1. Kebersihan Tinggi 2. Keamanan Tinggi 3. Fasilitas memadai Keterangan Menginginkan kebersihan pasar lebih terjaga dan jauh dari kesan bau dan becek. Aman dari bahaya pencurian /copet maupun ancaman lainnya. Menginginkan adanya fasilitas fasilitas yang memudahkan pembeli untuk berbelanja, seperti troli, keranjang belanja, dll. Tabel 8. Karakteristik Pengunjung pasar IV.1.6. Pengelompokan dalam Rumah Susun Berdasarkan hasil survey dan literatur, maka Rumah Susun yang akan dibangun untuk kalangan menengah bawah ini memiliki 2 tipe, yaitu : Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 41

- Tipe Keluarga : diperuntuhkan untuk masyarakat yang telah memiliki keluarga, memiliki besaran lebih kurang 36 m 2 (2 kamar tidur, ruang keluarga, dapur, dan kamar mandi) Gambar 3. Contoh Tipe Keluarga - Tipe Single : diperuntuhkan untuk masyarakat yang belum memiliki keluarga, memiliki besaran lebih kurang 21m 2 (1 kamar tidur, dapur, dan kamar mandi) Gambar 4. Contoh Tipe Single Dari kedua tipe diatas masyarakat menengah kebawah yang rata- rata memiliki penghasilan 1-3 jt /bulan dapat memilih unit berdasarkan keperluannya masing masing. Contohnya : pedagang yang masih belum berkeluarga dapat Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 42

membeli /menyewa unit dengan tipe single dengan harga yang tentunya lebih murah dibandingkan unit tipe keluarga. Sementara yang telah memiliki keluarga tidak perlu membeli/ menyewa 2 unit sekalian, karena telah disediakan unit dengan tipe keluarga. Kesimpulannya dengan adanya 2 tipe unit yang berbeda ini masyarakat menengah bawah dapat menhemat pengeluarannya. IV.1.7. Pengelompokan dalam Pasar Berdasarkan hasil survey dan literatur, maka pasar dibedakan menjadi : - Lapak Kering : menjual barang barang dagangan berupa sayur- sayuran, buahbuahan, bumbu- bumbuan, dll - Lapak Basah : menjual barang barang dagangan berupa daging dagingan (sapi, ikan, ayam, seafood, dll) - Kios Kios : Barang yang diperdagangkan adalah barang bersih misalnya perhiasan, sembako, alat-alat rumah tangga, elektronik, kosmetik, dan obat-obatan, dll IV.1.8. Program Ruang dan Kegiatan Rumah Susun - Fasilitas pokok (Unit Hunian) Ruang Aktifitas Karakteristik Zoning Kamar tidur Tidur /Istirahat - Private - Tenang - Pencahayaan yang baik Private Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 43

- Sirkulasi udara yang baik KM /WC Mandi, Buang air - Sirkulasi udara yang baik - Bersih Dapur + Ruang Masak, makan - Sirkulasi udara yang baik makan - Bersih Public Service Tabel 9. Program Ruang Unit Hunian Rumah Susun - Fasilitas Penunjang Ruang Aktifitas Karakteristik Zoning Kantor - Mengelola - Public Public Pengelola - Mengatur - Mengawasi - Aksesibilitas tinggi Fasilitas Berolahraga - Public Private Olahraga - Aksesibilitas tinggi Fasilitas Makan dan minum - Public Public Tempat M akan Fasilitas lain Lain-lain - Public Public Toilet Buang air - Private Service - Sirkulasi udara yang baik Gudang Menyimpan barang - Private Service - Tertutup Areal Parkir Parkir - Aksesibilitas tinggi Service Ruang mesin Ruang mesin - Private - Aman Service Tabel 10. Program Ruang Fasilitas penunjang Rumah Susun Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 44

Pasar - Fasilitas Pokok Ruang Aktifitas Karakteristik Zoning Lapak -Lapak Menyediakan - Public - Public barang kebutuhan - Bersih dan nyaman primer - Pencahayaan yang baik - Sirkulasi udara yang baik - Aksesibilitas tinggi Kios -Kios Menyediakan - Pencahayaan yang baik - Public barang kebutuhan - Sirkulasi udara yang baik sekunder Tabel 11. Program Ruang Fasilitas Pokok Pasar Fasilitas Penunjang Ruang Aktifitas Karakteristik Zoning Kantor - Mengelola - Public Public Pengelola - Mengatur - Mengawasi - Asesibilitas tinggi Toilet Buang air - Sirkulasi udara yang baik Service - Bersih Tempat Memotong daging - Akses terbatas Service Pemotongan daging /ayam yang akan dijual Tempat Membuang sampah - Akses terbatas Service Pembuangan Sampah sampah pasar Gudang Menyimpan barang Aksesibilitas tinggi Service Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 45

Areal Parkir Parkir Aksesibilitas tinggi Service Ruang Mesin Pemasangan dan - Private Service perbaikan mesin - Aman Ruang Service Bongkar muat barang - Private - Aman Service Tabel 12. Program Ruang Fasilitas Penunjang Pasar IV.1.9. Skema Hubungan Ruang Makro Service Rumah Susun (utama) Pasar (pendukung) Hall K. Pengelola Parkir Main Entrance Gambar 5.Skema Hubungan Ruang Makro Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 46

IV.1.10. Skema Hubungan Ruang Mikro Skema Hubungan Rumah Susun (Unit Hunian) Dapur R. Tidur R. Makan R. Keluarga KM /WC Entrance Gambar 6. Skema Hubungan Ruang Mikro Skema Hubungan Pasar Kios -Kios R.Pemotongan Lapak -Lapak Service Parkir Entrance Gambar 7. Skema Hubungan Pasar Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 47

Skema Hubungan Ruang Pengelola Lobby Kantor Pengelola Parkir KM /WC Entrance Gambar 8. Skema Hubungan Ruang Pengelola IV.1.11. Dimensi Ruang 1. Rumah Susun No Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhitungan Jumlah 1. Tipe 36 100 36 m 2 SB 135 x 36 4860 m 2 2. Tipe 21 150 21 m 2 SB 99 x 21 2079 m 2 3. Sirkulasi 20% 1387m 2 Total 8326 m 2 Tabel 13. Dimensi ruang rumah susun 2. Pasar No Nama Ruang Kapasita Standar Smbr Perhit Jumlah s 1. Kios 207 unit 9 m 2 SB 207 x 9 1863m 2 2. Lapak basah 72 unit 4 m 2 SB 72 x 4 288m 2 3. Lapak kering 186 unit 4 m 2 SB 186 x 4 744 m 2 4. counter 215 unit 3 m 2 SB 215 x 3 645 m 2 5. Tempat pemotongan + kandang ayam 30 m 2 SB 7,5 x 4 30 m 2 Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 48

6. Toilet Pria Wastafel Urinoir 7. Toilet Wanita Wastafel 16 unit 10 unit 18 unit 16 unit 14 unit 2.16 m 2 /org 0.5 m 2 /org 0.9 m 2 /org 2.16 m 2 /org 0.5 NAD NAD 2.16 x16 0.5 x 10 0.9 x 18 2.16 x16 0.5 x 14 69.6 m 2 5 m 2 16.2 m 2 69.6 m 2 7 m 2 m 2 /org 8. Sirkulasi 20% 747.48 m 2 Total 4484.88 m 2 Tabel 14. Dimensi Ruang Pasar 1. Gudang bersama No Nama Ruang Kapasita Standar Sumber Perhit Jumlah s 1. Gudang 2 34 m 2 SB 2 x 34 68 m 2 2. Sirkulasi 20 % 13.6 m 2 Total 81.6 m 2 Tabel 15. Dimensi ruang gudang bersama (pasar) 2. Ruang Pengelola No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Kantor pengelola 1 unit 20 m 2 SB 1 x 20 20 m 2 2. Sirkulasi 20 % 10 m 2 Total 30 m 2 Tabel 16. Dimensi ruang pengelola (pasar) 3. Ruang Pengelola No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Kantor pengelola 2 unit 20 m 2 SB 2 x 20 40 m 2 2. Sirkulasi 20 % 20 m 2 Total 60 m 2 Tabel 17. Dimensi ruang pengelola (rusun) Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 49

4. Ruang Mesin No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Ruang Panel - 10 m 2 TSS 2.5 x 4 10 m 2 2. Ruang Pompa - 20 m 2 SB 4 x 5 20 m 2 3. Ruang Genset - 30 m 2 SB 6 x 5 30 m 2 4. R. Reservoir - 40 m 2 TSS 8 x 5 40 m 2 5. Ruang STP - 20 m 2 SB 4 x 5 20 m 2 6. R. Sampah - 12 m 2 SB 4 x 3 12 m 2 7. R. Bongkar 1 truk 20.64 NAD 8.4 x 20.64 m 2 muat m 2 2.4 8. Gudang - 6 m 2 SB 2 x 3 6 m 2 9. Sirkulasi 20 % 38.87 m 2 Total 233.21 m 2 Tabel 18. Dimensi ruang mesin pasar dan rusun Keterangan : NAD : Neufert Architect Data TSS : Time Server Standard SB : Studi Banding PU : Peraturan Umum Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 50

IV.1.12 Kebutuhan Parkir - Rusun Ketentuan 1 mobil/10 unit, 1 motor/unit Kebutuhan parkir mobil = 234unit/10 = 23 parkir Kebutuhan pakir motor = 234 parkir - Pasar Ketentuan 1 mobil/200m 2, 1 motor/25m 2 Kebutuhan parkir mobil = 5847.07m 2 /200m 2 = 30 parkir Kebutuhan parkir motor = 5847.07m 2 /25m 2 = 234 parkir Ketentuan luasan parkir : - Parkir mobil 25 m 2 - Parkir motor 2 m 2 Luas parkir mobil = 55 x 25 m 2 = 1375 m 2 Luas parkir motor = 484 x 2 m 2 = 968 m 2 Luas Total Kebutuhan Parkir = 2343 m 2 Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 51

IV.2 Aspek Lingkungan IV.2.1 Kondisi Fisik Tapak Lokasi tapak berada di Jl. Tanjung Duren Raya. Jakarta Barat, dengan luas tapak ± 8900 m 2, luas bangunan 7120 m 2, KDB 80%, KLB 4, dengan ketinggian maksimal 12 lantai, dan GSB sebagai berikut : - 7 Meter dari Jl. Tanjung Duren Raya & Tanjung Duren Timur - 10 Meter dari Jl Tanjung Duren Barat III Gambar 9. Lokasi Tapak Kondisi tanah tapak yang akan dibangun tidak berkontur dan relatif rata. Dan memiliki batas batas sebagai berikut : - Sebelah Barat : Mesjid dan Kantor camat - Sebelah Timur : PAM dan Rumah warga - Sebelah Utara : Toko-toko dan Rumah warga - Sebelah Selatan : Toko - toko dan Rumah warga Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 52

Toko toko dan rumah warga Mesjid K.Camat Tapak Rumah warga PAM Toko toko dan rumah warga Gambar 10. Batas Batas tapak Foto 55. Batas sebelah barat Foto 56. Batas sebelah timur Foto 57. Batas sebelah utara Foto 58. Batas sebelah selatan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 53

IV.2.2 Lingkungan Sekitar Tapak Lokasi Tapak Gambar 11. Situasi di Sekitar Tapak Aspek Fungsional Merupakan bangunan pasar tradisional Kopro yang untuk rencana ke depannya akan di renovasi menjadi tempat hunian yang berupa Rumah Susun dan dilengkapi juga dengan pasar tradisional yang berkesan modern. Tinggi bangunan maksimal yang diminta adalah 12 lantai dengan jumlah unit minimal 225 unit hunian. Disekitar tapak merupakan rumah penduduk. toko toko, serta Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 54

adanya fasilitas penunjang lainnya berupa mesjid, kantor camat, kantor PAM, dll. Aspek Aksesbilitas Pasar kopro terletak di jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Pada bagian depan pasar ini hanya terdapat jalan satu arah yang terbagi dua bagian jalan, dan persimpangan jalan di samping lokasi tapak. Akses ke pasar kopro dapat dicapai dengan kendaran umum maupun kendaraan pribadi, akses pencapaian ke tapak hanya dapat di akses dari arah Jl. Tanjung Duren Raya, dapat dilihat pada gambar diatas. Aspek Kepadatan Didepan lokasi tapak ini sering terjadi kemacetan hampir setiap jamnya, disebabkan oleh adanya aktifitas pasar pada pagi harinya, jam makan siang kantor, jalur pulang kerja pada sore harinya, serta tempat makan pada malam harinya, kemacetan lainnya juga disebabkan oleh banyaknya kendaran umum yang berhenti untuk mencari penumpang seperti bus 91, dan bajaj bajaj serta ojek yang parkir di depan trotoar / pinggir jalan. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 55

IV.2.3 Pencapaian Menuju Tapak A B C Gambar 12. pencapaian menuju tapak - A merupakan akses masuk yang tingkat kepadatannya paling tinggi, karena terletak di jalan utama tapak yang dilalui oleh kendaran umum serta pribadi, disini cocok sebagai akses masuk pejalan kaki. - B merupakan akses dua arah yang dibelakangnya memilik jalan yang sangat kecil, tingkat keramaiannya menengah dan cocok dijadikan sebagai pintu masuk kendaraan bermotor. - C merupakan akses jalan satu arah, yang tidak dapat diakses dari jalan utama (jl tanjung duren raya) sangat cocok dijadikan sebagai pintu keluar kendaraan bermotor. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 56

Alternatif pencapaian menuju tapak Keterangan (kendaraan bermotor) Pasar IN Gambar 13. alternatif 1 Pasar OUT Pasar OUT Pasar IN Service Rusun IN Rusun OUT Rusun IN Service Rusun OUT Gambar 14. alternatif 2 Kelebihan : Pintu masuk dan keluar rusun, areal servis, pintu keluar pasar berada di jalur yang tidak padat Kekurangan : Pintu masuk rusun berada di jalur yang padat, sehingga dapat menyebabkan kemacetan pada jalan utama. Kelebihan : Pintu masuk dan keluar rusun, areal servis, pintu masuk pasar berada di jalur yang tidak padat Kekurangan : Pintu keluar rusun berada di jalur padat yang dapat mengakibatkan kemacetan di jalan utama Pasar IN Rusun IN Kelebihan : Pintu masuk dan keluar rusun, areal servis, pintu masuk dan keluar pasar berada di jalur yang tidak padat Pasar OUT Service Rusun OUT Kekurangan : Pintu keluar rusun, pasar, areal servis menumpuk pada satu sisi. Gambar 15. alternatif 3 Tabel 19. Pencapaian Menuju Tapak (kendaraan) Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 57

Kesimpulan : Alternatif yang dipakai adalah alternatif 3, karena lebih nyaman dari segi sirkulasi (tidak menyebabkan macet pada jalan utama) sementara pada sisi dekat jalan utama dapat dijadikan sebagai pintu masuk bagi pejalan kaki, sehingga sirkulasi pencapaian menuju tapaknya menjadi lebih jelas Kendaraan Pengunjung pasar Kendaraan Penghuni Rusun Manusia / Pejalan kaki IN IN OUT OUT IN OUT OUT IN Kendaraan Service Gambar 16. Sirkulasi Menuju Tapak Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 58

IV.2.4. Sirkulasi Didalam Tapak Sirkulasi didalam tapak terbagi 3 : 1. Kendaraan bermotor untuk penghuni 2. Manusia / Pejalan kaki 3. Service Alternatif sirkulasi didakam tapak (kendaraan bermotor) Keterangan - Akses kendaraan 1 arah - Jalur memutari seluruh tapak sehingga semua area tapak dapat dilewati oleh kendaraan bermotor (privasi kurang) Gambar 17. alternatif 1 - Akses kendaraan 2 arah, sehingga jalur yang dilewati menjadi lebih padat (memerlukan area yang besar) - Area yang tidak dilewari kendaraan menjadi privat Gambar 18. alternatif 2 Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 59

- Jalur kendaraan pengunjung pasar dan penghuni rumah susun di pisah sehingga sirkulasi menjadi lebih terarah - Jalan masuk dan keluar telah di tentukan dan tidak melewati daerah privasi (masuk parkir keluar) Gambar 19. alternatif 3 Tabel 20. Sirkulasi didalam Tapak (kendaraan) Kesimpulan : Untuk kendaraan bermotor di pilih alternatif 3, karena rumah susun dan pasar mempunyai kepentingan yang berbeda jadi sirkulasinya juga berbeda, tapi sistemnya sama yaitu masuk, parkir dan keluar, sementara untuk servis sirkulasinya terbatas, dan pejalan kaki memiliki kebebasan (di pedestrian) seperti pada ngambar dibawah. Kendaraan Pengunjung pasar Kendaraan Penghuni Rusun Manusia / Pejalan kaki Kendaraan Service Gambar 20. Sirkulasi didalam Tapak Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 60

IV.2.5. Kebisingan Gambar 21. kebisingan (tingkat kebisingan tinggi) merupakan sumber bising utama karena disebabkan oleh jalan utama yang menjadi akses menuju lokasi tapak, jalan ini hanya jalan satu arah yang sering terjadi kemacetan pada saat pagi hari (jam operasional pasar), siang hari (jam makan siang kantor), dan sore hari (jam jualan pedagang makanan), semua kebisingan tersebut disebabkan oleh arus kendaraan pribadi dan umum, kendaraan umum yang melintasi jalan tersebut antara lain mikrolet, bus 91, ojek ojek, bajaj bajaj. Lebar jalan pada sisi kiri lebih kurang 6m 2. Foto 59. Tingkat Kebisingan Tinggi Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 61

(Tingat kebisingan menengah) merupakan jalan searah yang pada sisi jalan terdapat ruko ruko, pedagang kaki lima, dan pedagang buah. Jalan ini kebanyakan hanya dilalui oleh kendaraan bermotor, jadi disini sumber kebisingannya terjadi pada siang hari yang disebabkan oleh kendaraan beroda dua, dan suara para pedagang. Jalan ini juga dijadikan sebagai pangkalan ojek, bajaj yang menunggu penumpang. Lebar jalan pada sisi kiri lebih kurang 3m 2 Foto 60. Tingkat Kebisingan menengah (tingkat kebisingannya rendah) merupakan jalan masuk ketapak yang memiliki akses dua arah, tetapi jalan ke belakangnya sangat kecil dan hanya dapat di akses oleh sepeda motor dan pejalan kaki. Disini terdapat banyak toko-toko atau kios kios penjual bahan keperluan sehari-hari serta banyak juga pedagang kaki lima yang berjualan disini. Lebar jalan pada sisi kiri lebih kurang 3m 2 Foto 61. Tingkat kebisingan rendah Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 62

Untuk mengatasi sumber bising yang ada, maka bangunan rumah susun terletak di atas bangunan pasar, dan daerah depan yang menghadap jalan diletakkan daerahdaerah yang tidak memerlukan privasi tinggi, seperti tangga kebakaran, tangga sirkulasi, dll (daerah servis). Sementara untuk bangunan pasar tidak memerlukan ketenangan dapat diletakan di daerah daerah bising tersebut. Jadi disini bangunan yang tidak memerlukan ketenangan dapat dijadikan sebagai pelindung dari bising. Dan untuk mengurangi kebisingan tersebut dapat diatasi dengan menempatkan vegetasi berupa pohon disekitar sumber bising tersebut. Penyelesaian pada bangunan sendiri dapat dilakukan dengan memanfaatkan material-material yang dapat mengurangi perambatan suara, seperti double skin, double glazed wall, ataupun stereoform pada dinding, atau juga dapat memakai vegetasi pada fasad bangunan sebagai buffer dan juga estetika. IV.2.6. Matahari Indonesia merupakan wilayah yang beriklim tropis basah, dimana mendapat radiasi panas matahari sepanjang tahun. Pencahayaan alami ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin (hemat energi), oleh sebab itu bangunan yang akan dibangun harus memikirkan bagaimana memanfaatkan sebaik mungkin terang dari cahaya matahari dan mengurangi radiasi matahari yang berlebihan masuk kedalam bangunan (tidak nyaman). Maka untuk mengatasi permasalahan ini bangunan biasanya dibangun Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 63

dengan menghadap arah utara dan selatan (hanya mendapatkan terang dari sinar matahari, dan kurang mendapatkan radiasi matahari yang berlebihan). Tenggelam Terbit Gambar 22. pergerakan matahari Pada sisi barat dan timur yang mendapat radiasi matahari secara berlebihan dapat di tempatkan bangunan servis, atau juga dapat di minimalisir dengan cara menempatkan vegetasi /penghijauan, penggunaan material material yang dapat meredam radiasi matahari, atau dapat juga dengan cara melebarkan / membesarkan overstack pada sisi sisi barat dan timur. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 64

IV.2.7. Angin Gambar 23. Arah Angin Arah aliran angin juga menjadi pertimbangan dalam menentukan orientasi bangunan. Aliran angin biasanya mengalir dari arah selatan menuju utara, oleh sebab itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara memberikan bukaan bukaan yang maksimal pada daerah yang dilewati oleh aliran angin, serta membuat ventilasi silang / cross ventilation. Penggunaan ventilasi silang / cross ventilation sangat berguna untuk menerapkan sistem hemat energi. Pada bangunan rusun digunakan kisi kisi pada setiap bukaan untuk meminimalkan kencangnya angin pada ketinggian tertentu (aspek kenyamanan). IV.2.8. Topografi Kondisi permukaan tapak tidak berkontur /datar yang memudahkan dalam perancangan bangunan. Lokasi bangunan yang akan dirancang ini berada di Jl. Tanjung Duren yang terletak di Jakarta barat, yang merupakan daratan tinggi yang Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 65

tidak pernah mengalami banjir, oleh sebab itu bangunan yang dirancang tidak perlu ada peninggian yang bertujuan mengatasi banjir. Oleh sebab itu maka bangunan ini harus memperhatikan saluran pembuangan air hujan, limbah rumah tangga, dll agar terkontrol dengan baik, sehingga tidak ada keluhan dari warga sekitarnya (bangunan tidak menimbulkan banjir). Tapak tidak berkontur Gambar 24. topografi IV.2.9. View Toko toko dan rumah warga Rumah warga Mesjid dan K. Camat Toko toko dan rumah warga Gambar 25. view Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 66

View merupakan hal penting untuk mendukung kenyamanan visual bagi pemakai bangunan. View merupakan faktor penting yang dibutuhkan bangunan hunian rumah susun, guna memenuhi kenyamanan visual penghuni. Oleh sebab itu dalam perancangan Rumah Susun ini sebisa mungkin dibuat view view sendiri (kedalam bangunan), karena view luar bangunan rata rata merupakan rumah warga, toko toko, dan untuk bangunan Rumah Susun yang tingkat lima keatas dan terletak di utara tapak dapat melihat bangunan-bangunan tinggi lainnya, seperti apartemen Taman Anggrek, Apartemen Mediterania, Podomoro City. IV.2.10. Tata Ruang Luar Tata ruang Luar terbagi menjadi 2 jenis, yakni: 1. Tata Ruang Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan manusia di dalamnya, dalam perancangannya dapat digunakan untuk jalur pedestrian untuk sirkulasi manusia, fasilitas penunjang seperti lapangan olahraga dan jalur akses sirkulasi kendaraan bermotor. 2. Tata Ruang Luar Pasif, yaitu ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia, dalam perancangannya dapat digunakan untuk area hijau, tempat penyerapan air hujan, dll. IV.2.11. Standar Parkir Parkir untuk kendaraan merupakan salah satu fasilitas yang perlu disediakan oleh bangunan rumah susun dan pasar. Ukuran parkir mobil lebih kurang 2,5m x 5m sementara parkir untuk motor lebih kurang sekitar 1m x 2m. Penataan parkir di luar Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 67

bangunan harus mengupayakan adanya pohon peneduh, dan perkerasan halaman parkir harus menggunakan bahan yang meresap air.(instruksi Gubernur DKI Jakarta nomor 17 tahun 1992). Hal hal yang perlu diperhatikan menganai Parkir antara lain adalah : - Kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat parkir - Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan - Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran sinar matahari (terdapat pepohonan sebagai peneduh) - Tersedianya sarana pengunjung parkir, seperti ruang tunggu supir. Jenis-Jenis Parkiran Mobil, antara lain : No. Jenis Parkir Kelebihan Kekurangan 1. Parkir Pararel - digunakan untuk jalan 6 m raya - hemat dari segi lebar yang digunakan Gambar 26. Parkir paralel 3,5 m 2 m - tidak menguntungkan jika digunakan di jalan yang sempit - tempat untuk parkir sedikit 2. Parkir 30 0 - keluar masuk parkiran mudah - tidak efisien dan efektif -parkirnya sulit Gambar 27. Parkir 30 0 Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 68

3. Parkir 90 0 7,5 m - efektif, efisien - memiliki akses 2 arah -butuh luasan yang lebar 5 m 5,50 m 5,16 m Gambar 28. Parkir 90 0 4. Parkir 45 0 Gambar 29. Parkir 45 0 - baik untuk keluar masuk parkir - efisiensi lahan -jenis susunan yang umum digunakan - ada area untuk peneduh - parkir kendaraan sulit Tabel 21. Jenis Jenis Parkiran Mobil Kesimpulan: Parkir yang akan digunakan dalam perancangan dan perencanaan bangunan Rumah susun dan Pasar ini adalah parkir 90 o, dengan pertimbangan efektif, efisien dan memiliki jalur akses 2 arah, dan juga merupakan jenis susunan yang umum digunakan. IV.2.12. Zoning Zoning terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Zoning Private 2. Zoning Publik 3. Zoning Service Penentuan zoning berdasarkan kepada : - Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 69

- Penyesuaian kondisi tapak dan lingkungan - Pencapaian dan pola sirkulasi Gambar 30. zoning - merupakan zoning publik yang cocok untuk bangunan seperti pasar, karena pasar membutuhkan akses yang mudah dicapai dan bersifat terbuka untuk umum. - merupakan zoning service, ditempatkan di daerah belakang karena bertujuan agar tidak mengganggu kenyamanan pada jalan utama (jl. Tanjung duren raya) yang apabila diletakkan di aeral depan dapat mengakibatkan kemacetan. - merupakan zoning privat, diletakkan ditengah tengah agar privasinya terjaga yang cocok untuk bangunan rumah susun yang memerlukan privasi yang tinggi. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 70

Gambar 31. zoning secara vertikal IV.3 Aspek Bangunan IV.3.1 Jenis Massa Bangunan Massa bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Massa bangunan tunggal, ciri -cirinya : a. Sifat bangunan terpusat. b. Pencapaian sirkulasi menjadi cepat dan efisien. c. Pengawasan dan Pemeliharaan lebih mudah. d. Kebutuhan lahan cenderung sempit 2. Massa bangunan majemuk, ciri cirinya : a. Pola Perletakan massa dinamis b. Memerlukan lahan yang luas c. Pemisahan beberapa kelompok aktivitas d. Sifat bangunan menyebar dan memusat pada suatu titik aktivitas. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 71

Dari kedua jenis massa bangunan diatas, dalam perancangan Rumah susun dan Pasar, maka lebih cenderung ke massa bangunan tunggal karena lahan yang disediakan tidak cukup luas untuk massa majemuk, selain itu massa bangunan tunggal juga bagus dari segi sirkulasinya yang cepat dan efisien. Jadi disini bangunan pasar berada di bawah, dan diatasnya terdapat bangunan rumah susun. IV.3.2 Bentuk Massa Bangunan Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga, yaitu lingkaran, segitiga, empat persegi, dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek. No. Aspek 1. Bentuk Halus Stabil dan berkarakter kuat 2. Orientasi Ruang 3. Pengembangan Ruang Memusat dan statis Sulit dikembangkan 4. Efisiensi Efisiensi kurang, karena sulit digabungkan dengan bentuk lain Stabil Pada tiap sudut Pada keempat sisi pembatasnya, cenderung statis Pada ketiga sisinya Kurang efisien Ke segala arah Efisiensi tinggi, karena mudah digabungkan dengan bentuk lain 5. Layout ruang Sulit Sulit Baik dan mudah Tabel 22. Bentuk Massa Bangunan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 72

Berdasarkan data data diatas, kemungkinan besar bentuk massa bangunan yang banyak dipakai dalam perancangan adalah bentuk segi empat dengan variasi variasinya (pengembangan bentuk segiempat), Hal ini dikarenakan bentuk massa bangunan segiempat merupakan bentuk yang netral, statis, rasional, layout ruang yang mudah dan baik, efisiensi tinggi, pengembangan ruang ke segala arah, dll. IV.3.3 Gubahan Massa Bangunan Gambar 32. Gubahan Massa Bangunan Gubahan massa bangunan pada Rumah Susun dan Pasar ini menerapkan mixed use building dengan satu gubahan massa bangunan, dengan meletakkan bangunan Rumah Susun diatas bangunan Pasar. Bangunan pasar yang berada dibawah menerapkan bentuk segiempat dengan sedikit permainan melengkung pada sisi depannya, dan bentuk rumah susun yang berada diatasnya menerapkan permainan bentuk T yang lebih variatif (massa bangunan pasar lebih besar dibandingkan rumah Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 73

susun). Bentuk ini masih dapat dikembangkan lebih jauh atau penambahan bentuk bentuk variatif lainnya, yang bertujuan untuk estetika bangunan (keindahan). IV.3.4. Orientasi Massa Bangunan Orientasi Massa Bangunan terdiri atas 2 macam, yaitu : 1. Orientasi kedalam perencanaan dengan diarahkan orientasi bangunan ke dalam, maka akan tercipta sebuah ruang pengikat di mana berfungsi sebagai tempat berinteraksi atau ruang untuk bersosialisasi, contohnya taman, plaza, dll 2. Orientasi keluar perencanaan dengan membentuk ruang-ruang lingkungan dengan cara memanfaatkan elemen bangunan sebagai ruang antar bangunan di sekitar luar tapak. Gambar 33. Orientasi Rumah Susun Gambar 34. Orientasi Pasar Kesimpulan : Bangunan Rumah Susun sebagian berorientasi kedalam bangunan agar tercipta ruang pengikat dimana yang berfungsi sebagai tempat untuk berinteraksi dan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 74

sebagian lagi berorientasi keluar (khususnya pada sirkulasi depan jalan utama) yang berfungsi sebagai penarik perhatian. Sementara bangunan pasar di orientasikan keluar bangunan bertujuan agar akses kedalam pasar menjadi mudah di jangkau dan dilihat bertujuan agar manarik peminat pengunjung (memanfaatkan elemen bangunan sebagai ruang antar bangunan di sekitar luar tapak). IV.3.5. Sirkulasi Dalam Bangunan 1. Sistem sirkulasi horizontal a. Rumah susun Untuk sistem sirkulasi horizontal di rumah susun dapat menggunakan 2 jenis, yaitu sistem single corridor dan double corridor. Di mana keduaduanya memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain : Sistem Sirkulasi Kelebihan Kekurangan Gambar 35. Single loaded Gambar 36.Doable loaded - Dapat memaksimakan pencahayaan alami. - Dapat memanfaatkan penghawaan alami. - Dapat memuat banyak unit, sehingga efisien dalam penggunaan lahan. - Menggunakan space yang sedikit sehingga lahan dimanfaatkan secara optimal. Tabel 23. koridor dalam rumah susun - Bentuk massa memanjang jika unit semakin banyak. - Tidak efisien dalam penggunan lahan. - Pencahayaan alami tidak secara maksimal. - Penghawaan alami tidak maksimal. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 75

Sistem sirkulasi horizontal yang dipakai dalam pembangunan rumah susun ini menggunakan perpaduan antara singgle loaded dan doable loaded. Perpaduan ini memiliki banyak keuntungan antara lain, kebutuhan akan jumlah unit dapat dicapai, cahaya dan angin dapat dimanfaatkan dengan sangat baik, bentuk massa bangunan lebih variatif, dll. b. Pasar Sirkulasi horizontal pada pasar menggunakan sistem grid karena memiliki efisiensi ruang yang baik dan memiliki sirkulasi yang terarah. Sirkulasi dengan sistem grid juga sesuai dengan penataan lapak yang berjejer. Selain itu sistem ini memudahkan dalam penerapan cross ventilation (pengudaraan alami), serta dapat memudahkan dalam pencapaian (akses masuk pasar). Contoh lapak pasar BSD yang dapat dijadikan referensi : Keterangan: : kios -kios : lapak Gambar 37. Sirkulasi dan koridor dalam pasar Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 76

2. Sistem sirkulasi vertikal Dalam sirkulasi vertikal dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Tangga Merupakan sirkulasi vertikal yang ditujukan untuk manusia, penggunaan tangga pada rumah susun dan pasar tradisional dapat berfungsi sebagai akses vertical bangunan, selain itu juga berfungsi sebagai akses pada saat terjadi kebakaran. Tangga juga memiliki banyak kelebihan, terutama dari segi hemat energi, karena tangga tidak memerlukan energi listrik dalam pemakaiannya. Tetapi pemakaian tangga tidak akan efektif bagi bangunan yang tingginya lebih dari 5 lantai, sehingga memerlukan sarana lainnya. b. Lift Merupakan sarana sirkulasi vertical selain tangga, dalam proyek ini lift digunakan karena bangunan yang dibangun memiliki tinggi yang tidak efektif untuk pemakaian tangga. Didalam proyek ini lift hanya digunakan sebagai penunjang (tersedia terbatas dan melayani lantai tertentu), hal ini disebabkan karena lift memerlukan energi listrik sehingga tidak hemat energi. Pemakaian lift dalam bangunan akan digunakan dengan cara : a. Terdapat 2 lift yang berada ditengah tengah massa bagunan rusun, sehingga akses untuk mencapai setiap unit merata (aksesibilitas tinggi). Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 77

b. Lift melayani setiap lantai rusun (mempermudah pencapaian ke setiap unit rusun, terutama penyandang cacat). lift Gambar 38. lift berada di tengah massa Rusun IV.3.6 Struktur Bangunan struktur dan Konstruksi terbagi menjadi 2 jenis, yakni; 1. Sub-Structure Adalah struktur bawah untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas ke bawah. Yang termasuk sub-struktur antara lain pondasi tapak, sloof, lantai kerja. Dan yang menjadi Faktor pertimbangan adalah: jenis tanah, kedalaman, daya dukung tanah, beban dari atas yang harus disalurkan ke tanah secara merata, pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang digunakan dan tersedia. Klasifikasi umum terhadap pondasi (Mata Kuliah Teknologi Bangunan IV, Ir. Riyadi Ismanto, 2007): No. Klasifikasi umum Keterangan 1. Menurut bahan - Pondasi Batu Kali - Pondasi Batu Cetak Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 78

- Pondasi Kayu - Pondasi Beton (Beton tumbuk, biasa dan bertulang) 2. Menurut Bentuk - Pondasi Setempat (batu kali, bata, tumbuk, beton biasa) - Pondasi Lajur (batu kali, bata, beton biasa, beton bertulang) - Pondasi Pelat (beton bertulang) - Pondasi Tiang (kayu, baja, beton bertulang) - Pondasi Rakit (beton bertulang) 3. Menurut Kedalaman - Pondasi Dangkal 3 meter - Pondasi Dalam < 3 meter Tabel 24. Klasifikasi umum pondasi Kesimpulan : Jenis pondasi yang digunakan pada Bangunan Rumah Susun dan Pasar adalah pondasi dalam berupa tiang pancang: - Keuntungan pondasi tiang pancang : 1. Menggunakan batu atau beton bertulang (prefabrikasi, bor pile) dan dipancangkan dengan cara dipukul sampai tanah mencapai tanah keras. 2. Dapat menahan beban yang cukup besar 3. Waktu pelaksanaan yang cepat 4. Bahannya mudah didapat - Kerugian pondasi tiang pancang 1. Pekerjaan pasangan pondasi menyebabkan terjadinya getaran pada lingkungan sekitar. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 79

2. Menyebabkan pulusi suara pada proses pemasangannya. 3. Membutuhkan space yang besar saat proses pengangkutan 2. Upper-Structure Adalah struktur utama yang berfungsi sebagai penyalur beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertical ataupun horizontal. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sistem struktur adalah penyaluran beban vertikal dan horizontal yang diperlukan dan menghasilkan hubungan yang kaku, adanya bukaan pada sisi dinding terluar pada unit bangunan, dinding yang digunakan sebagai partisi antar ruang. Berikut adalah pertimbangan pemilihan bahan struktur kaku: 1. Baja Waktu pelaksanaan relatif cepat Pada kondisi tanah yang buruk, baja lebih mudah berkarat karena lapisan tulang besi baja tidak terlindungi oleh lapisan beton. Lebih sulit menghasilkan desain yang bentuknya fleksibel karena terdapat ukuran-ukuran tertentu. 2. Beton bertulang Waktu pelaksanaan relatif lebih lama dari baja karena dicor di tempat. Pada kodisi tanah yang buruk, beton tidak mudah berkarat karena lapisan tulang besi baja terlindung oleh lapisan beton. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 80

Lebih mudah menghasilkan desain yang bentuknya fleksibel karena dicor di tempat sesuai bentuk yang diinginkan. Kesimpulan; Berdasarkan analisa dan pertimbangan pemilihan bahan struktur kaku di atas, maka alternatif penggunaan bahan yang dipakai adalah konstruksi struktur beton bertulang, dengan pertimbangan bahwa perancangan bangunan Rumah susun dan pasar yang menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat terhadap tekan, tidak mudah berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. IV.3.7. Material Bangunan Pemilihan material untuk digunakan dalam bangunan merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung hemat energi dalam suatu perancangan dan perencanaan. Baik material dinding, plafond, lantai dan lain-lain harus dipertimbangkan penggunaannya apakah hemat energi atau tidak. Berikut analisa beberapa material. No Jenis Material Kelebihan Kekurangan 1. Dinding Bata merah -Kedap air -Keretakan relatif jarang -Lebih kuat dan tahan lama -Rangka beton pengkaku lebih luas - waktu pemasangan lebih lama -biaya/harga lebih mahal Batako semen PC -Kedap air -Pemasangan lebih cepat -rangka beton pengkaku lebih luas -harga lebih mahal -mudah terjadi retak rambut -dinding mudah Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 81

2. Penutup dinding 3. Penutup lantai Bata ringan (hebel) -dinding kedap air -pemasangan lebih cepat -rangka beton pengkaku lebih luas -karakteristik ringan, tahan api dan kedap suara Kayu - mudah pengerjaannya -mudah dikombinasikan dengan material lain -hemat energi karena tidak menyimpan panas Bambu Beton pracetak Cat Keramik Lantai kayu Keramik -mudah didapat -pengerjaannya mudah -ringan, estetika baik - pengganti kayu -hemat energi karena tidak menyimpan panas -pemasangan cepat dan mudah -permukaan halus dan rapi tidak perlu diplester -lebih kuat, tidak mudah lapuk dan terbakar -lebih ringan karena berongga -biaya murah -artistik dan indah -sebagai penutup dinding yang sering lembab dan basah -meningkatkan kesejukan di dalam ruangan (hemat energi) -mudah diperoleh, dan dikerjakan -meningkatkan kesejukan -mengurangi perambatan bising (hemat energi) -perawatannya mudah -meningkatkan kesejukan dilubangi, karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya -harga lebih mahal -susah didapat. - mudah terbakar, tidak tahan rayap -jenis kayu tertentu tidak tahan air -harga mahal -mudah susut - mudah terbakar - mudah terkena hama -pemasangannya menggunakan alat tekel karena berat -sulit didapat -mudah terbakar, tidak tahan rayap -harga mahal Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 82

Granit/ma rmer Parket Grass block (hemat energi) -perawatan mudah - meningkatkan kesejukan (hemat energi) -tekstur rata, halus dam indah -meningkatkan kesejukan -dapat membantu mengatasi penguapan (pengoptimalan hemat energi) - Membantu proses penyerapan air oleh tanah - mudah pemasangannya 4. Plafon Triplek -mudah diperoleh dan dikerjakan -harga murah -mudah diperbaiki, dan ringan Serat fiber/ GRC Board Gypsum -harga lebih murah -ringan, tahan api dan air -mudah dikerjakan, diperbaiki -proses pengerjaan cepat -mudah didapat, kedapsuara -permukaan plafon tampak tanpa sambungan Tabel 25. Material Bangunan -pemasangannya sulit - tidak tahan rayap -mudah terbakar -ceapt rusak bila terkena air -tidak tahan api -tidak tahan benturan -proses pemasangan sulit -cepat rusak bila kena air Kesimpulan Berdasarkan analisa diatas, maka material yang akan digunakan untuk perancangan Rumah susun dan pasar adalah dinding bata merah dengan finishing cat, lantai dalam bangunan berupa keramik, dan luar bangunan menggunakan grass block, dan jalan kendaraan bermotor di dalam area tapak menggunakan conblock, sementara plafon pada ruangan rumah susun menggunakan plafon gypsum. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 83

IV.3.8. Sistem bangunan IV.3.8.1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi dua : 1. Pencahayaan alami Berasal dari sinar matahari sebagai sumber energinya. Pencahayaan alami merupakan modal hemat energi, sehingga perlu dimaksimalkan penggunaanya terutama pada siang hari karena cahayanya melimpah, sehingga penggunaan cahaya buatan dapat diminimalkan penggunaanya. Oleh sebab bangunan yang akan dirancang harus bisa memaksimalkan pencahayaan alami, dengan memberikan bukaan bukaan yang tepat pada bangunan dalam hal merespon cahaya matahari. Contohnya : kamar tidur, koridor merupakan ruangan yang perlu mendapatkan cahaya matahari, jadi harus ada bukaan yang meresponnya, sementara bangunan seperti gudang tidak memerlukannya sehingga dapat diletakkan di bagian yang tidak terkena cahaya matahari. 2. Pencahayaan buatan Berasal dari energi listrik berupa lampu, pencahayaan buatan ini juga diperlukan dalam perancangan bangunan ini, karena pencahayaan alami tidak dapat dimanfaatkan setiap waktu. Pada malam hari pencahayaan buatan sangat terlihat jelas kegunaannya sebagai penerangan pada bangunan. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 84

IV.3.8.2. Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan dibagi menjadi dua bagian : 1. Pengudaraan alami Disini udara alami dimanfaatkan dengan mengalirkan udara pada bangunan (terjadi pertukaran udara) sehingga temperatur didalam ruangan dapat terjaga secara alami. Jadi untuk memanfaatkannya dibutuhkan bukaan bukaan pada bangunan (ventilasi) atau juga dengan menerapkan cross ventilation pada bangunan tersebut sehingga udara dapat mengalir dengan baik. Selain penggunaan cross ventilation, dapat juga dengan cara meninggikan plafon pada bangunan, menara angin, dll 2. Pengudaraan buatan Indentik dengan penggunaan AC (Air Conditione ), AC digunakan untuk mengatur temperatur didalam ruangan sesuai dengan keinginan pengguna ruangan. Pemakain AC sangat boros energi karena memerlukan banyak energi listrik. Kesimpulan : Pengudaraan yang digunakan dalam perancangan rumah susun dan pasar ini menggunakan pengudaraan alami karena sesuai dengan topik hemat energi yang akan diterapkan di dalam bangunan. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 85

IV.3.8.3. Sistem keamanan Sistem keamanan dalam bangunan sangat penting dalam perancangan, Karena dengan keamanan yang terjamin maka akan tercipta kenyamanan bagi penghuni /pemakai bangunan. Sitem keamanan dalam bangunan terbagi atas beberapa bagian : 1. CCTV, berfungsi mengamati dan merekam kejadian yang terjadi didalam bangunan, diletakkan di area yang strategis di dalam bangunan. 2. Card Access, dipasang pada pintu masuk dengan menggunakan sistem CPU control. 3. Pos jaga, diletakkan di daerah strategis, terutama pintu masuk bangunan yang bertujuan agar manusia yang keluar dan masuk bangunan dapat di periksa oleh petugas keamanan. Kesimpulan : Keamanan yang akan di pakai adalah pos jaga, karena mempertingbangkan banyak aspek, yaitu hemat energi karena tidak memerlukan peralatan yang menguras energi listrik, dan memerlukan biaya yang lebih ekonomis. Hal ini sangat penting karena bangunan ini ditujukan untuk kalangan menengah bawah, sehingga biaya administrasi gedungnya tidak menjadi lebih mahal. IV.3.8.4. Sistem Instalasi listrik Instalasi listrik perlu dipersiapkan dalam bangunan ini karena untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada. Sumber listrik utama berasal dari PLN, yang Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 86

disalurkan melalui gardu utama kemudian di teruskan ke ruang ruang. Untuk melayani kebutuhan listrik dalam keadan darurat digunakan genset. PLN Meteran Gardu Listrik Ruang -Ruang Gambar 39. Skema sistem instalasi listrik IV.3.8.5. Sistem Pencegah Kebakaran Sistem pencegah kebakaran antara lain : - Sistem deteksi, antara lain : 1. Heat Detector untuk mendeteksi panas 2. Smoke Detector untuk mendeteksi asap 3. Flame Detector untuk mendeteksi lidah api. - Lampu Darurat, Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif. - Sistem Komunikasi Darurat, Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi kebakaran. - Alat Bantu evakuasi berupa tangga darurat yang dilengkapi dengan blower untuk menekan asap keluar bangunan, serta pintu dan dinding tahan api. - Alat pemadam kebakaran 1. Sprinkler, memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan pemadam lainnya seperti gas (Dry Portable Extinguishers), bekerja secara otomatis pada ruang yang terbakar. Radius yang dapat dijangkau adalah 25 m 2 /unit. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 87

2. Hidran kebakaran, diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. radius pelayanan adalah 30 m 2 /unit 3. Pemadam Ringan (Fire Extinguisher), merupakan pemadam berisi bahan kimia yang diisi didalam tabung sehingga dapat digunakan dengan cara dibawa. Diletakkan disetiap jarak 20 m dengan luas pelayanan 200 m 2 Kesimpulan : Pada proses perencanaan rumah susun dan pasar ini, sistem pencegah kebakaran yang akan digunakan berupa hidran kebakaran dengan radius pelayanan 30 m 2 /unit. Dan di tempatkan di area area yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Pemilihan sistem pencegahan kebakaran ini telah menimbang aspek biaya dan hemat energi sehingga harga bangunan tidak menjadi mahal. IV.3.8.6. Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih pada bangunan rumah susun dan pasar berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) yang ditarik oleh pompa menuju reservoir atas dan kemudian disalurkan ke ruang ruang yang membutuhkan. Instalasi air bersih ini digunakan untuk keperluan : 1. Intalasi untuk toilet, kamar mandi dan dapur 2. Intalasi untuk keamanan kebakaran seperti : splinker, hydrant. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 88

PAM Meteran Reservoir bawah Pompa Reservoir atas Pompa Reservoir atas Gambar 40. Skema Sistem Air Bersih IV.3.8.7. Pembuangan Air Kotor Air kotor dibedakan menjadi 2 bagian, antara lain : 1. Air kotor padat Merupakan pembuangan manusia, yang dibuang memelalui kloset, diteruskan menuju shaft dan selanjutkan dibuang /disalurkan ke STP (Sewage Treatment Plant). Air kotor padat yang telah di tampung di STP biasanya dinetralkan oleh bakteri pengurai Kotoran padat STP Gambar 41. Skema Sistem pembuangan air kotor padat Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 89

2. Air kotor cair dan air hujan Air kotor cair dapat berupa air deterjen, sabun, pembuangan air kecil, air westafel, yang disalurkan melalui shaft secara vertical (terdapat di dinding), air kotor cair ini sebagian dibuang ke riol kota, sementara sebagiannya lagi dapat di tampung di bak penampungan dan dimanfaatkan kembali (setelah disterilkan terlebih dahulu). Pada sistem ini diberikan bak control pada tiap jarak tertentu. Air kotor cair Shaft Bak Kontrol Air hujan Bak penampung Riol kota Sebagian diolah dan dipakai untuk pembersihan pasar Gambar 42. Skema Pembuangan air kotor cair dan hujan IV.3.8.8. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah pada bangunan rumah susun dan pasar menggunakan sistem manual, dengan menggunakan tenaga manusia (petugas kebersihan). Pada rumah susun, petugas kebersihan mengambil sampah pada setiap unit rumah susun yang telah di bagi pembagian bloknya, kemudian sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sementara, dan pada akhirnya di angkut oleh dinas kebersihan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat 90