BAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit diare. Diare menjadi penyakit berbahaya dengan peringkat ke-3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

BAB I PENDAHULUAN. peradangan. Inflamasi atau peradangan disebabkan oleh kerusakan

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

Al Qur an dan Ilmu Kimia

BAB I PENDAHULUAN. dan keanekaragaman hayati flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. berarti prevalensi kejadian penyakit menurun. Prevalensi beberapa penyakit justru

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. warna gigi. Pada gigi yang mengalami perubahan warna atau diskolorisasi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang. mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Hasil penelitian Sam (2007)

BAB I PENDAHULUAN. sensitivitas terhadap nyeri. Ekspresi COX-2 meningkat melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga sebagai bentuk rasa syukur kepada-nya. sehat dan seimbang. Kebiasaan makan yang berlebih dan tidak seimbang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Alergi terjadi akibat adanya paparan alergen, salah satunya ovalbumin.

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Reaksi alergi dapat menyerang beberapa organ dan pada setiap kelompok usia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda kebesarannya. Diantara tanda-tanda kebesaran Allah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Terlebih lagi adanya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur (Ayuningtyas, 2011). Jenis

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad,

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. insiden penyakit degeneratif di tiap negara. Selain itu, meningkatnya usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Farthing, et al., 2008). Prevalensi diare pada anak usia 1 4 tahun. dengan kelompok usia lainnya (Rosari,et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan. Angka kejadian luka

PENGARUH EKSTRAK KULIT SEMANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Namun pemanfaatannya masih sebatas buah-buahan saja. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem stomatognasi gigi berfungsi sebagai alat mastikasi, estetika, fonetik

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rinitis alergi merupakan penyakit imunologi yang sering ditemukan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keparahan penyakit periodontal di Indonesia menduduki. urutan kedua utama setelah karies yang masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. paru paru, hati, usus dan payudara (Ferlay et al, 2010). Hampir 70% dari angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat. dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Hepatotoksisitas merupakan kerusakan pada hati yang berkaitan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alergi makanan merupakan gejala yang mengenai banyak organ atau sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang sebagian besar diperantarai reaksi hipersensitivitas tipe I (Tanukusumah, 2015). Prevalensi alergi meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat peningkatan sebesar 18% kasus alergi pada anak dibawah 18 tahun sejak tahun 1997 hingga 2007. Makanan yang paling sering menyebabkan alergi antara lain susu, telur, ikan, kacang tanah, udang, gandum, kedelai dan kacang pohon (Branum, 2008). Telur ayam merupakan makanan sehari-hari yang merupakan satu dari delapan jenis makanan yang paling banyak menyebabkan alergi makanan. Putih telur mempunyai tingkat alergenik yang lebih tinggi dibandingkan kuning telur. Putih telur mengandung 23 glikoprotein seperti Ovalbumin, Ovomukoid, dan Ovotransferin. Ovalbumin merupakan alergen utama pada putih telur (Branum, 2008; Bihouée, 2014). Radang pada duodenum dapat memicu kerusakan epitel, edema vili, dan proliferasi sel Goblet. Kerusakan ini kemudian digambarkan dengan gejala klinis berupa mual, muntah, diare, nyeri perut dan hipotensi (Mollica, 2013). Duodenum merupakan bagian yang paling pendek dari usus halus. Fungsi utama duodenum adalah menyerap isi lambung dan mengabsorbsi nutrien ke dalam kapiler darah dan lakteal limfe. Permukaan lumen duodenum terdapat lapisan mukosa yang terdapat vili yang dilapisi oleh epitel silindris selapis. Bagian tengah vili 1

2 mengandung lamina propria yang di dalamnya terdapat sel jaringan ikat, sel limfoid, sel plasma, makrofag, sel otot polos dan lainnya. Di dalam lamina propria juga terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfe yang melebar dan buntu yaitu lakteal. Lapisan berikutnya ke arah luar antara lain lapisan muskularis mukosa, lapisan submukosa yang terdapat kelenjar duodenal (Brunner), dan lapisan muskularis eksterna (Eroschenko, 2010). Penggunaan bahan herbal sebagai antiinflamasi semakin meningkat. Indonesia sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi bahkan diakui oleh dunia sebagai negara dengan mega biodiversitas memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Dengan luas wilayah 1,3% luas bumi, Indonesia mempunyai 25% dari keseluruhan spesies tanaman berbunga yang ada di dunia dan menempati urutan ke tujuh sebagai negara dengan keanekaragaman yang paling tinggi dengan jumlah spesies tumbuhan mencapai 20.000 spesies dimana 40% dari jumlah tersebut merupakan tumbuhan endemik dan asli Indonesia (Kusmana, 2015). Dalam agama Islam telah disebutkan bahwa penciptaan tanaman mempunyai manfaat. Hal tersebut merupakan tanda kekuasaan Allah bagi orang orang yang berfikir. Dalam surat An-Nahl ayat 11 Allah berfirman: ي ن ب ث ل ك م ب ه الز ر ع و الز ي ت ون و الن خ يل و ا ل ع ن اب و م ه ك ل الث م ر ات إ ن ف ي ذ ل ك ل ي ة ل ق و م ي ت ف ك ر و ن Artinya: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai anti radang adalah semangka. Tanaman semangka (Citrullus lanatus) merupakan tanaman yang

3 dapat dimanfaatkan hampir semua bagian tumbuhannya diantaranya adalah kulit buah, daging buah, biji dan daun yang masih muda. Meskipun hampir semua dapat dimanfaatkan namun bagian yang paling diminati oleh masyarakat adalah bagian daging buahnya. Daging buah semangka mengandung 92% air dan 6% glukosa sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi di Indonesia yang beriklim tropis (Khaki et al., 2014). Flavonoid merupakan zat warna yang paling banyak ditemukan pada buah-buahan yang berwarna merah seperti semangka. Flavonoid mempunyai manfaat sebagai antiinflamasi. Berbagai teori diajukan untuk menjelaskan mekanisme flavonoid sebagai antiinflamasi diantaranya dengan mengaktifkan antioksidan, menghambat enzim eicosanoid dan memodulasi molekul proinflamasi. Flavonoid dapat mengatur pengeluaran sitokin proinflamasi sehingga dapat menekan respon imun (Garcı a-lafuente et al., 2009). B. Rumusan Masalah Apakah pemberian ekstrak etanol daging buah Citrullus lanatus berpengaruh terhadap ukuran tebal epitel duodenum mencit BALB/c diinduksi Ovalbumin? C. Tujuan Penelitian Mengetahui potensi ekstrak etanol daging buah Citrullus lanatus sebagai antiinflamasi melalui pengamatan ukuran tebal epitel duodenum mencit BALB/c diinduksi Ovalbumin.

4 D. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui potensi ekstrak etanol daging buah Citrullus lanatus terhadap perubahan tebal epitel duodenum mencit BALB/c diinduksi Ovalbumin. 2. Apabila terbukti ekstrak etanol daging buah Citrullus lanatus mempunyai efek antiinflamasi dapat dijadikan alternatif terapi. 3. Memperkaya khasanah ilmu terutama di bidang histologi. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Prinarbaningrum (2014) tentang derajat peradangan duodenoum mencit BALB/c setelah diberi ekstrak etanol ubi jalar ungu (Ipomoea batatas l.) diinduksi Ovalbumin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan ekstrak etanol ubi jalar (Ipomoea balatas l.) pada mencit galur BALB/c yang diinduksi Ovalbumin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol ubi jalar (Ipomoea balatas l.) efektif menurunkan derajat peradangan duodenum mencit BALB/c. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah keduanya meneliti organ duodenum mencit BALB/c. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah ekstrak buah yang digunakan sebagai antiinflamasi. 2. Penelitian Desiana (2015) tentang efek diuresis ekstrak semangka kuning berbiji (Citrullus lanatus) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan cara pemberian ekstrak semangka (Citrullus lanatus) pada mencit tikus jantan (Rattus norvegicus) untuk mengamati efek diuresis ekstrak semangka. Hasil

5 penelitian ini adalah terdapat efek diuresis ekstrak semangka kuning berbiji (Citrullus lanatus) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah keduanya menggunakan ekstrak Citrullus lanatus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis efek Citrullus lanatus yang diteliti dimana Desiana meneliti efek diuresis sedangkan penulis meneliti efek antiinflamasi. 3. Penelitian Niwanggalih (2014) tentang pengaruh ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus (Thunb.)) terhadap jumlah neutrofil pada radang luka gores mencit (Mus musculus) Jantan BALB/c dan pemanfaatannya sebagai karya ilmiah populer. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan ekstrak kulit buah semangka pada mencit BALB/c untuk mengetahui perubahan jumlah neutrofil pada radang luka gores. Hasil penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlah neutrofil pada kelompok yang diberi ekstrak kulit buah semangka. Persamaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah keduanya meneliti buah Citrullus lanatus. Perbedaan kedua penelitian ini adalah variabel tergantung penelitian dimana penulis menggunakan variabel ukuran tebal epitel sedangkan pada penelitian ini menggunakan jumlah neutrofil. 4. Penelitian Barlianto et al., (2009) tentang pengembangan mencit model alergi dengan paparan kronik Ovalbumin pada saluran nafas. Penelitian tersebut mengamati perubahan struktural gambaran histologi berupa proliferasi sel Goblet pada bronkus, sebukan sel radang dan edema epitel. Hasil penelitian

6 ini adalah pemeparan kronis Ovalbumin dapat mengakibatkan inflamasi saluran pernapasan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah keduanya membahas inflamasi karena paparan ovalbumin sedangkan perbedaan kedua penelitian adalah pada penelitian ini hanya membahas pemaparan Ovalbumin tanpa diberi perlakuan obat. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol Citrullus lanatus dan mengamati tebal epitel duodenum mencit BALB/c yang diinduksi Ovalbumin, oleh karena itu penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk pengetahuan khususnya di bidang histologi.