BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. tindak tutur direktif, bentuk-bentuk tindak tutur direktif, tayangan Reality Show Janji

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB V PENUTUP. hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Sebuah penelitian perlu mengungkapkan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dibuatnya. Agar mempunyai orisinalitas jelas, penelitian ini perlu membahas penelitian sebelumnya yang juga membahas mengenai tindak tutur. Penelitian tersebut yakni penelitian yang dilakukan oleh Tri Utami Anisa dan penelitian yang kedua dilakukan oleh Rina Widyastuti. Kedua penelitian tersebut merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian tersebut ditinjau secara singkat sebagai berikut: 1. Penelitian yang berjudul Kajian Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Toko Yuyun Collection and Credit di Desa Madusari, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap Penelitian tersebut dilakukan oleh Tri Uatami Anisa, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2014. Hasil dari penelitiannya yaitu diperoleh tiga bentuk tindak tutur yaitu lokusi, ilokusi, perlokusi. Lokusi yang terdapat pada penelitian tersebut yakni lokusi pernyataan, lokusi pertanyaa, dan lokusi perintah. Selanjutnya ilokusi yang terdapat pada penelitian tersebut yakni ilokusi representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Selanjutnya perlokusi yang bring to larn, get he to do, get he to think about, encourage, dan persuade. Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya yaitu pada objek dan sumber data. Objek yang dilakukan penelitian terdahulu adalah adalah tuturan dari penjual dan pembeli yang berbahasa Sunda. Sedangkan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah tuturan penjual dan 7

8 pembeli yang berbahasa Jawa. sumber data penelitian terdahulu diambil dari tuturan penjual dan pembeli di Toko yang berada di Cilacap yang dilakukan pada bulan Maret, sedangkan sumber data yang dilakukan peneliti tuturan penjual dan pembeli yang berada di Purwokerto lebih tepatnya di Pasar Manis Purwokerto. 2. Tindak Tutur Transaksi Jual Beli Connter Handphone (Hp) di Pasar Induk Wonosobo (Kajian Pragmatik) Penelitian tersebut dilakukan oleh Novita Istriani, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2013. Hasil penelitianya yakni jenis tindak tutur lokusi meliputi tindak tutur lokusi pernyataan, pertanyaan, perintah. Tindak tutur ilokusi yang terdiri ilokusi representati (menyatakan, melaporkan, menunjukan dan menyebutkan), ilokusi direkif (menyuruh, memohon, dan menyarankan), ilokusi ekspresif (mengucapkan terimakasih), ilokusi komisif (berjanji), ilokusi deklaratif (memutuskan, melarang, mengijinkan, meminta maaf) tindak tutur yang umum digunakan yaitu deklaratif memutuskan. Tindak tutur perlokusi meliputi, perlokusi bring h to learn that (membuat t mengetahui bahwa), persuade (membujuk), encourage (mendorong), irritate (menjengkelkan), get h to do (membuat t melakukan sesuatu), get h to think about (membuat t berfikir tentang), relive tention (melegakan), tindak tutur yang umum digunakan yaitu perlokusi get h to do (membuat t melakukan sesuatu). Dalam penelitian ini juga menggunakan tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literan dan tindak tutur tidak riteral. Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Perbedaan terletak pada data dan sumber data. Data pada penelitian yang dilakukan Novita Istriani adalah tuturan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli,

9 sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah tuturan penjual dan pembeli yang sedang membeli sayur mayur. Sumber data penelitian tersebut diambil di Pasar Induk Wonosobo, sedangkan penelitian yang peneliti terili di Pasar Manis Purwokerto. B. Pragmatik 1. Pengertian Pragmatik Pragmatik merupakan bagian dari ilmu semiotika yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Morris.Secara praktis, pragmatik didefinisikan sebagai studi mengenai makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu (Leech, 1993: ix). Menurut Wijaya (1996: 1) pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang menelaah makna-makna satuan lingual yang mempelajari makna secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam satu komunitas. Rohmadi (2004: 2) menegaskan bahwa pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Sedangkan menurut Kridalaksana (2008: 198) menjelaskan bahwa pragmatik adalah: (a) syarat-syarat yang mengakbitkan serasi-tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi, (b) aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luat bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji tentang hubungan bahasa secara eksternal (bahasa dan konteks). 2. Aspek-Aspek Situasi Tutur Dalam sebuah proses komunikasi terjadilah yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur merupakan terjadinya atau berlangsungnya interaksi

10 lingiustik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur dengan sau pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer dan Agustina, 2010:47). Berkaitan dengan keanekaragaman maksud yang dikomunikasikan oleh penutur dalam sebuah tuturan, Leech (1993: 19-20) mengemukakan sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan dalam studi pragmatik. Aspek-aspek tersebut sebagai berikut: a. Penutur dan Lawan Tutur Penutur adalah orang yang menyapa, dan lawan tutur adalah orang yang disapa. Konsep penutur dan lawan tutur ini mencakup penulis dan pembaca bila tuturan bersangkutan dikomunikasikan dengan media tulis. (Leech 1993: 19-20) b. Konteks Tuturan Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang bersangkutan dengan lingukan fisik dan sosial sebuah tuturan. Selain itu konteks juga dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur dan juga membantu lawan tutur menafsirkan mkna tuturan.( Leech 1993: 19-20) c. Tujuan Tuturan Memakai istilah tujuan atau fungsi lebih berguna daripada makna yang dimaksud atau maksud penutur mengucapkan sesuatu. Istilah tujuan lebih netral dari pada maksud, karena tidak membebani pemakainya dengan sesuatu kemauan atau motivasi yang sadar, sehingga dapat digunakan secara umum untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi tujuan. (Leech 1993: 19-20)

11 d. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Kegiatan Tata bahasa berurusan dengan wujud statis yang abstrak (abstract static entities), seperti kalimat (dalam sintaksis), dan proposisi atau ungkapan (dalam semantik), sedangkan pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasiperformasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret dari pada tata bahasa. (Leech 1993: 19-20). e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal Selain sebagai tindak tutran ata tindak verbal itu sendiri, dalam pragmatik kata tuturan dapat digunakan dalam arti yang lain, yitu sebagai produk suatu tindak verbal. Sebuah tuturan dapat merupakan suatu contoh kalimat (sentence instance) atau tanda kalimat (sentence token), tetapi bukanlah sebuah kalimat. Tuturan merupakan unsur-unsur yang maknanya kita kaji dalam pragmatik, sehingga dengan tepat pragmatik dapat digambarkan sebagi suatu ilmu yang mengkaji suatu tuturan sedangkan semantik mengkaji makna kalimat. (Leech 1993: 19-20) C. Tindak tutur 1. Pengertian Tindak Tutur Menurut Chaer dan Agustin (2004: 50), tindak tutur merupakan gejala individu yang bersifat psikologis dan berlangsungnya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu.tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturan.chaer (2010: 27) menyebutkan bahwa tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan

12 dalam tuturan itu.sedangkan menurut Searle (dalam Rohmadi, 2004: 29) menegaskan bahawa tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tententu yang dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, perintah. 2. Jenis Tindak Tutur Searle (dalam Wijana, 1996:17) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak prelokusi (perlocutionary act). a. Lokusi (Locutionary Act) Menurut Yule (2006: 83), tindak lokusi merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Sedangkan menurut Tarigan (2009: 35), tindak lokusi adalah melakukan tindakan untuk menyatakan sesuatu. Sejalan dengan hal itu Rohmadi (2010: 33), menyebutkan bahwa tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Tindak tutur lokusi mengacu pada aktivitas bertutur dalam tindakan atau situasi tertentu. Dalam tindak tutur lokusi penutur mengatakan sesuatu. Gaya bahasa si penutur langsung dihubungkan dengan sesuatu yang diutamakan dalam isi ujarannya. Dengan demikian, yang diutamakan dalam tindak lokusi adalah isi ujaran yang diungkapkan oleh penutur. Berdasarkan kategori gramatikal, jenis lokusi ini

13 dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu bentuk pernyataan (deklaratif), pertanyaan (interogatif), perintah (imperatif). 1) Bentuk pernyataan (deklaratif): bentuk ini sering disebut bentuk kalimat berita atau kalimat deklaratif. Dalam hubungan situasi kalimat berita pada umumnya berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang lain, tanggapan yang diharapkan hanyalah berupa perhatian (Rohmadi, 2004:41). 2) Bentuk pertanyaan (interogatif): bentuk pertanyaaan pada umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Dalam kalimat pertanyaan diakhiri dengan tanda tanya. Bentuk ini sering disebut dengan interogatif. Kalimat tanya biasanya juga sering diikuti dengan kata tanya apa, bagaimana, kapan, dimana, siapa, mengapa, berapa dan sebagainya sesuai dengan tujuan yang ingin ditanyakan (Rohmadi, 2004:42). 3) Bentuk perintah : bentuk pertanyaaan pada umumnya berfungsi untuk memerintah untuk mendapatkan sesuatu. Dalam kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru. (Rohmadi, 2004:43). b. Ilokusi (Ilocutionary Act) Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya ujar. Tindak tutur ilokusi dapat diidefinisikan sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu (Wijaya, 1996: 18). Selanjutnya Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing mempunyai fungsi komunikatif yakni: Representatif, Direktif, Ekspresif, komisif, dan Deklaratif. Penjelasan selebihnya akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

14 Representatif ialah tindak ujar yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya. Hal ini menegaskan bahwa representatif berfungsi untuk menetapkan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Apa adanya dalam hal ini adalah tentang kebenaran dan kenyataan dalam tuturan yang diucapkan oleh penutur dan lawan tutur. Menurut Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) menegaskan bahwa terdapat beberapa ciri dari suatu bentuk tindak tutur ilokusi representatif. Beberapa ciri-ciri tersebut misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan. Direktif tindak tutur ini digunnakan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu. Lebih jelas lagi Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) mengungkapakan bahwa tindak ilokusi direktif itu bertujuan untuk menghasilkan suatu efek. Efek tersebut dapat berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur. Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) juga mengungkapkan tentang ciri-ciri dati ilokusi direktif. Ciri-ciri tersebut misalnya menyuruh, memohon, menuntun, menyarankan, dan menentang. Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai evluasi tentang hal yang disebutkan dalam ujaran. Ujaran dalam hal ini adalah ujaran yang dituturkan oleh penutur dan lawan tutur. Hampir sama dengan bentuk ilokusi linnya, ilokusi ekspresif juga memiliki ciri-cirinya. Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) juga tentang ciri-ciri dari ilokusi ekspresif tersebut misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat,, memaafkan, mengeluh, memuji. Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal. Segala hal dalam hal ini adalah segala sesuatu yang disebutkan dalam ujaran. Searle (dalam Rohmadi 4004: 32) juga menambahkan bahwa ilokusi komisif ini bertujuan untuk mendorong pembicara melakukan sesuatu. Tidak hanya itu Searle

15 (dalam Rohmadi 2004: 32) juga kembali mengungkapkan tentang ciri-ciri dari ilokusi komisif. Ciri-cirinya tersebut misalnya berjanji, bersumpah atau mengancam. Deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal. Hal tersebut dapat berupa status, keputusan, dan keadaan yang baru. Semua itu dituturkan agar maksud penutur dapat tersampaikan. Searle (dalam Rohmadi 2004: 32) juga merincikan beberapa ciri-ciri dari ilokusi deklarasi. Ciricirinya seperti misalnya, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan. c. Perlokuasi (Perlocutionary Act) Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur (Austin dalam Rustono, 1999:37). Tindak perlokusi ini hanya dapat dipahami melalui situasi dan konteks berlangsungnya percakapan sehingga makna yang terkandung dalam suatu tindak perlokusi sangat ditentukan oleh penafsiran mitra tutur. Menurut Leech (1993: 323) menyebutkan macam-macam tindak tutur perlokuasi yaitu: (1) brigh to learn that (membuat penutur tahu bahwa), (2) persuade (membujuk), (3) deceive (menipu), (4) encourge (mendorong), (5) irritate (menjengkelkan), (6) frigten (menakuti), (7) amause (menyenangkan), (8) get h to do (membuat petutur melakukan sesuatu), (9) inprise (mengilhami), (10) impress (mengesankan), (11) distraact (mengalihkan perhatian), (12) get h to think about (membuat petutur berfikir tentang), (13) relieve tension (melegakan), (14) embarrass (mempermalukan), (15) attract attention (menarik perhatian), (16) bore (menjemukan).

16 Sedangkan menurut Wijaya (dalam Rohmadi 2004: 120) menjelaskan bahwa tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur lngsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, dan tidak literal. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi teori jenis tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Penjelasan selebihnya akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini. 1) Tindak Tutur Langsung Menurut Wijaya (dalam Rohmadi 2004: 120) Secara formal berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (decklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperatif). Secara konvensional kalimat berita digunakan untuk memberitahukan sesuatu (informatif), kalimat tanya tanya untuk menggunakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan, atau permohonan. 2) Tindak Tutur Tidak Langsung Menurut Wijaya (dalam Rohmadi 2004: 120) Tindak tutur tidak langsung adalah jika tuturan deklaratif digunakan untuk bertanya atau memerintahkan atau tuturan yang bermodus lain yang digunakan secara konvensional tuturan tersebut merupakan tindak tutur tidak langsung. D. Ragam Bahasa Jual Beli Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2010:62) variasi bahasa dapat dilihat dari berbagai empat segi yaitu: (1) segi penutur,(2) segi pemakaian, (3) segi keformalan, dan (4) segi sarana.dalam penelitian ini dibatasi pada segi pemakaian dan segi

17 keformalan. Karena dalam komunikasi penjual dan pembeli termasuk ragam santai atau ragam kasual. Ragam santai atau ragam kasual digunakan dalam situasi tidak resmi yaitu situasi jual beli di Pasar Manis Purwokerto dan komunikasi penjual dan pembelinya merupakan bagian dari variasi bahasa segi pemakaian yaitu bidang perdagangan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaiannya ini menyangkut penggunaan bahasa untuk keperluan atau bidang tertentu, misalnya: bidang juurnalistik,militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan (Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 68 ). Komunikasi penjual dan pembelinya merupakan bagian dari variasi bahasa segi pemakaian yaitu bidang perdagangan. Variasi dari segi keformalan berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joss(1967) membagi variasi bahasa atas lima macam ragam yaitu beku (frosen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultif), ragam santai (casual), ragam akrab (intimed). Transaksi jual beli termasuk ragam santai atau ragam kasual karena bahasa digunakan dalam situasi tidak resmi yaitu situasi jual beli di Pasar Manis Purwokerto. Trudgill (dalam Suharsono, 2004:12-13) mengemukakan bentuk tuturan yang digunakan dalam transaksi jual beli berupa resricted code (kode yang terbatas) atau bentuk tuturan ringkas yang dalam pemakaian bahasanya pendek, ringkas dan tidak lengkap. Munculnya bentuk resricted codedimungkinkan oleh faktor situasi penutur yang bersifat nonformal, sifatnya hubungan antara pedagang dan pembeli yang tidak berjarak, sama penyampaian yang berupa lisan sehingga dapat dibantu oleh upaya nonvebral, seperti ekpresi muka, gerakan-gerakan anggota tubuh (menunjuk). Dengan demikian dapat disimpulkan dalam tuturan jual beli terdapat proses komunikasi yaitu menyampaikan dan menerima informasi baik nonverbal maupun

18 vebral dalam bidang perdagangan. Bahasa yang digunakan pendek, ringkas dan tidak lengkap. E. Pasar Manis Purwokerto Pasar Manis purwokerto merupakan salah satu pasar tradisional atau pasar rakyat yang berada di tengah kota Purwokerto selain Pasar Wage. Pasar yang baru diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2016 ini merupakan salah satu pasar yang menjadi proyek program revitalisasi 1000 pasar 2015. Proyek yang menghabiskan anggaran APBN sebesar sepuluh miliar ini akan berlanjur di tahap kedua dengan mengembangkan pasar lama dengan anggaran tujuh miliar. Pasar Manis memiliki beberapa ruang fasilitas umum di lantai atas seperti mushola, bank atau atm, dan ruang serbaguna, ada juga toilet di lantai bawah. Dalam Pasar Manis terdapat beberapa pedagang atau penjual yang menjual barang dagangannya. Dalam hal ini pedagang adalah individu mampu kelompok yang melaksanakan preses saluran distribusi dengan cara bertransaksi (membeli dan menjualnya kembali) dari produsen atau pedagang lainnya kepada konsumen untuk memperoleh keuntungan. Dari pengertian perdanga di atas, ada beberapa jenis pedagang, yakni pedagang keliling, pedagang asongan, pedangan kios, pedagang los, dan pedagang kaki lima. Dalam hal ini pedagang yang terdapat di Pasar Manis Purwokerto termasuk dalam pedagang Los. Karena pedagang yang ada di Pasar mendasaarkan dagangannya di tempat yang tetapdan beratap tanpa dinding serta pintu yang terpisah seperti layaknya pedagang kios. Los yang terdapat di Pasar Manis Purwokerto lebih dominan menjual barang dari hasil pertanian, misalkan saja sayur mayur. Istilah pedagang di atas disebut juga dengan penjual sayur mayur.

19 F. Peta Konsep Skripsi yang berjudul Analisis Bentuk Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Pasar Manis Purwokerto (Kajian Pragmatik) ini menekankan jenis tindak tutur yang terdapan pada percakapan antara penjual dan pembeli. Teori yang digunakan yaitu bahasa ragam jual beli, pragmatik dalam teori pregmatik terdiri dari pengertian pragmatik dan aspek-aspek situasi tutur, dalam aspek-aspek situasi tutur itu sendiri terdapat penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan,tuturan sebagai tindakan atau kegiatan, dan tuturan sebagai tindak verbal. Teori selanjutnya mengenai Pasar Mani situ sendiri, sejarah berdirinya pasar manis. Selanjutnya teori mengenai tindak tutur. Tindak tutur yang terdiri dari pengertian tindak tutur, jenis tindak tutur. Jenis tindak tutur dibagi menjadi tiga yaitu, lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi itu sendiri terbagi menjadi tiga yaitu (1) lokusi deklaratif (pernyataan), (2) lokusi interogatif (pertanyaan), dan (3) lokusi imperatif (perintah). Ilokusi dibagi menjadi lima bagian yaitu, (1) ilokusi representatif, (2) ilokusi direktif, (3) ilokusi ekspresif, (4) ilokusi komisif, dan (5) ilokusi deklaratif. Selanjutnya perlokusi dibagi menjadi enam belas bagian yaitu, (1) brigh to learn that (membuat penutur tahu bahwa), (2) persuade (membujuk), (3) deceive (menipu), (4) encourge (mendorong), (5) irritate (menjengkelkan), (6) frigten (menakuti), (7) amause (menyenangkan), (8) get h to do (membuat petutur melakukan sesuatu), (9) inprise (mengilhami), (10) impress (mengesankan), (11) distraact (mengalihkan perhatian), (12) get h to think about (membuat petutur berfikir tentang), (13) relieve tension (melegakan), (14) embarrass (mempermalukan), (15) attract attention (menarik perhatian), (16) bore (menjemukan).

Peta Konsep Analisis Bentuk Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Pasar Manis Purwokerto (Kajian Pragmatik) Pragmatik Pengertian Pragmatik Aspek-Aspek Situasi Tutur Tindak Tutur Ragam Bahasa Pasar Manis Purwokerto (1) Penutur dan Lawan Tutur (2) Konteks Tuturan (3) Tujuan Tuturan (4) Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Kegiatan (5) Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal Pengertian Jenis Tindak Tutur Lokusi Ilokusi Perlokusi (1)Deklaratif (Pernyataan) (2) Interogatif (pertanyaan) (3) Imperatif (perintah). (1)Representatif (2) Direktif (3) Ekspresif (4) Komisif (5) Deklaratif (1)Bring to learn that (membuat penutur tahu bahwa),(2) Persuade (membujuk), (3) Deceive (menipu), (4) Encourgr (mendorong), (5) Irritate (menjengkelkan), (6) Frigen (menakuti), (7) Amause (menyenangkan), (8) Get he to do(membuat penutur melakukan sesuatu),(9) Inspire (mengilhami),(10) Impress (mengesahkan), (11) Distrack (mengalihkan perhatian), (12) get h to think about (membuat penutur berfikir tentang), (13) Relieve tension (melegakan), (14) Embarrass (mempermalukan), (15) Attract attention (menarik perhatian), (16) Bore (menjemukan). 20