ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VI SD NEGERI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

Charlina Ribut Dwi Anggraini

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN STRATEGI KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA

JEMBER TAHUN PELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan

NASKAH PUBLIKASI UNTUK JURNAL ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC PADA KELAS V SD JURNAL. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

SEPTERIA YUANAN PUTRI A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEBAK

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

VIKA TRI HUDAYANI A Dibawah Bimbingan: 1. Dra. Hariyatmi, M.Si 2. Drs. H. Sofyan Anif, M. Si NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 1 KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2013/2014

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

SISWA. Diajukan. Gelar. Disusun Oleh: A

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Biologi. Diajukan oleh :

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar TATIK WIDAYATUN A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

PENERAPAN METODE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V TERHADAP MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 LEMAHJAYA Oleh : Dwi Agus Ermawati SD Negeri 2 Lemahjaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Drama siswa kelas IV dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Drama melalui metode bermain peran. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya yang berjumlah 21 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan model alur. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi Drama siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan bermain drama. Berdasarkan data tes siklus I setelah pelaksanaan tindakan dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran yaitu, prosentase keuntasan 57,14% sebanyak 12 siswa mampu mencapai standar KKM (70). Hasil tes siklus II setelah pelaksanaan tindakan, dari 21 siswa kelas IV yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode bermain peran prosentase ketuntasan mencapai 80,95% atau 17 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan siswa. Hasil yang telah dicapai pada siklus I dan II di mana telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian ini dianggap telah berhasil sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman materi Drama siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012. Kata Kunci : pemahaman, pembelajaran, dan bermain peran. A. PENDAHULUAN Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran di sekolah. Banyak cara yang sudah di lakukan, namun dalam kenyataan mutu pembelajarannya kurang memuaskan. Untuk itu maka diperlukan adanya inovasi berbagai strategi di dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar pembelajarannnya lebih efektif dan menyenangkan sehingga tujuan utama meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

Dalam kenyataan yang terdapat di lapangan proses pembelajaran belum optimal dan belum mencapai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Hal inilah yang menjadi permasalahan di SD Negeri 2 Lemahjaya, karena pembelajaran yang dilakukan di SD tersebut masih belum bisa menunbuhkan antusiasme dan pemahaman siswa. Hal ini juga disebabkan karena dari masingmasing guru tidak ada semangat dalam mengadakan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran terkesan kurang menarik. Melalui proses belajar mengajar diharapkan tujuan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses belajar mengajar yang dapat mencapai tujuan adalah proses balajar mangajar yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektifitas layanan, pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan, serta proses belajar mengajar yang melatih siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, autentik, dan aktif. Dengan alasan tersebut penulis menjadi tertarik untuk mengubah sistem pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV pada siswa SD Negeri 2 Lemahjaya dengan menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran yang variatif, yang tujuan utamanya untuk mengaktifkan siswa. Model pembelajaran yang mampu membuat siswa sebagai aktor dan guru hanya merupakan fasilitator saja. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi drama, siswa menunjukkan kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Kurang memuaskan dari hasil belajar dapat dilihat dari kurangnya nilai kriteria ketuntasan minimal yang diperoleh yaitu 7,0. Proses pembelajaran di SD Negeri 2 Lemahjaya sebagian besar masih dilakukan secara konvensional dengan bercerita dan mencatat. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya, kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari 21 siswa yang mampu mencapai nilai KKM hanya 10 anak. Jika dipresentasikan jumlah siswa yang belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM sebanyak 52,4%. Selain itu dalam pembelajaran tersebut siswa bersifat pasif. Siswa belum paham Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 35

dengan materi yang dipelajari. Selain itu alasan lain disebabkan karena terbatasnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang inovatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan metodemetode yang inovatif, membuat siswa kurang tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat tidak memperjelas isi pesan bahkan akan membinggungkan siswa. Siswa akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang mereka anggap menarik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sejak Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD mendapat alokasi waktu 5 jam per minggu. Mata pelajaran ini dianggap penting untuk diajarkan di sekolah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran sastra dalam Bahasa Indonesia meliputi aktivitas, perilaku dan penampilan. Komponen kemampuan bersastra merupakan komponen pembelajaran yang merupakan aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pengajaran sastra membekali para siswa dengan empat keterampilan, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pengajaran sastra khususnya drama merupakan perpaduan antara keempat keterampilan tersebut. Pembelajaran apresiasi drama memang lebih menekankan pada keterampilan berbicara, tetapi tidak tertutup kemungkinan, bahwa mendengar (pada menyimak pementasan drama), membaca (berlatih dialog atau naskah drama), dan menulis (menulis tekas drama atau scenario). Jadi, semuanya saling berkaitan. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Fungsi pengajaran sastra menurut penciptaan watak atau karakter, yaitu untuk menanamkan rasa cinta sastra, sehingga setelah dewasa anak didik akan dewasa pula dalam kegemaran, kemampuan apresiasi, dan penilaian terhadap hasil-hasil sastra. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran (Role Playing) diduga dapat melibatkan siswa untuk aktif, kreatif, kritis dalam melihat situasi serta kondisi yang ada di sekitar lingkungannya. Kegiatan ini menjadikan Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 36

siswa dapat mengalami sendiri dan dapat mengkaitkan materi yang ada dengan kehidupan nyata. Bagian inti dari pembelajaran ini adalah siswa dapat menemukan memahami pesan moral yang terkandung dalam sebuah drama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode bermain peran (role playing) untuk meningkatkan hasil belajar dan menambah antusiasme siswa. Strategi pembelajaran jenis role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Tujuan yang diharapkan dengan strategi role playing antara lain agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bertanggung jawab, dapat mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dapat berpikir dan memecahkan suatu masalah (Nana Sudjana, 2009: 22). Kelebihan stategi role playing meliputi melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia perlu penerapan model pembelajaran yang aktif. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok drama, perlu adanya metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pokok bahasan drama, materi ini di anggap sulit bagi siswa karena membutuhkan kemampuan untuk mengingat dan menghafal istilah istilah yang ada pada unsur drama ataupun jenis jenis drama yang banyak dan sukar untuk dihafalkan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 37

B. PEMBAHASAN Tindakan awal yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah diskusi antara peneliti, guru kelas IV dan Kepala Sekolah. Dalam hal ini sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang kurang dari KKM dalam proses pemahaman pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan suatu strategi pembelajaran yang baru untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman siswa. Peneliti menyimpulkan akar permasalahan rendahnya hasil belajar siswa adalah sebagai berikut 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia masih bersifat guru sebagai pusat. 2. Kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar. 3. Teknik pembelajaran yang kurang menarik atau cenderung monoton. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur demi tercapainya tingkat pemahaman siswa terhadap materi drama yaitu meliputi aspek: (1) Tokoh-tokoh dalam drama, (2) Sifat tokoh-tokoh dalam drama, (3) latar cerita dalam drama, serta (4) amanah dalam drama, (5) memerankan tokoh-tokoh sesuai dengan skenario. Berdasarkan pretest yang dilakukan peneliti diperoleh nilai siswa bahwa dari sejumlah 21 siswa, 7 siawa nilai rata ratanya masih di bawah ketuntasan. Berikut adalah data nilai pretest siswa sebelum pelaksanaan tindakan siklus I : Tabel 1. Nilai pretes sebelum siklus Hasil Nilai Belajar Nilai Awal Terendah 34 Tertinggi 82 Rata-rata 62.28 Terpenuhi KKM 23.33% Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dengan mitra kolaborasi yaitu guru kelas dan kepala sekolah SD Negeri 2 Lemahjaya merupakan upaya peningkatan hasil belajar pemahaman siswa. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa. Mengacu pada nilai pretest serta perencanaan sebelumnya, maka peneliti mengadakan tindakan kelas yang terdiri dari dua tindakan (siklus). Adapun tindakan yang dilakukan adalah tindakan kelas Siklus I dan tindakan kelas Siklus II dengan menggunakan metode bermain peran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 38

Pada siklus pertama ini diperoleh data mengenai hasil belajar. Adapun siswa yang hasil ulangannya 70 sebanyak `12 siswa. Berikut adalah data nilai hasil belajar pada siklus I. Tabel 2. Nilai Siklus I Hasil Nilai Belajar Nilai Siklus I Terendah 45 Tertinggi 85 Rata rata 66.90 Ketuntasan 57,14 % Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I siswa yang mengalami peningkatan pemahaman atau baik dari aspek 1 sebanyak 15 siswa atau 71,43%, siswa pemahaman atau kurang sebanyak 6 siswa atau 28,57%. Dari aspek 2 siswa yang sebanyak 13 siswa atau 61,90%, siswa pemahaman sebanyak 8 siswa atau 38,09%. Dari aspek 3 siswa yang sebanyak 11 siswa atau 52,38%, siswa pemahaman sebanyak 10 siswa atau 47,62%. Dari aspek 4 siswa yang sebanyak 8 siswa atau 38,09%, siswa yang belum sebanyak 13 siswa atau 61,91%. Dari aspek 5 siswa yang mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 7 siswa atau 33,33%, siswa yang belum mengalami peningkatan pemahaman sebanyak 14 siswa atau 66,67%. Bertolak dari hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Diketahui bahwa hasil yang diperoleh siswa belum signifikan. Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk siklus II ini yaitu guru lebih mengoptimalkan pemberian motivasi pada siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Siswa diberi penjelasan mengenai materi drama sebelum dan sesudah pelajaran dengan harapan agar siswa menjadi aktif bertanya. Nilai hasil belajar meningkat menjadi 80,95 % dari siswa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yaitu 70. Pada siklus II ini diperoleh data mengenai hasil belajar siswa. Siswa yang memenuhi KKM sebanyak 17 siswa. Berikut adalah data hasil belajar. Nilai Siklus Siklus I Siklus II Terendah 45 55 Tertinggi 85 90 Rata rata 66.90 71.90 Ketuntasan 57,14 % 80,95 % Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 39

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus II siswa yang mengalami peningkatan pemahaman atau baik dari aspek 1 sebanyak 19 siswa atau 90,47%, siswa pemahaman atau kurang sebanyak 2 siswa atau 9,53%. Dari aspek 2 siswa yang sebanyak 17 siswa atau 80,95%, siswa pemahaman sebanyak 4 siswa atau 19,05%. Dari aspek 3 siswa yang sebanyak 16 siswa atau 76,19%, siswa pemahaman sebanyak 5 siswa atau 23,81%. Dari aspek 4 siswa yang sebanyak 10 siswa atau 47,62%, siswa pemahaman sebanyak 11 siswa atau 52,38%. Dari aspek 5 siswa yang sebanyak 11 siswa atau 52,38%, siswa pemahaman sebanyak 10 siswa atau 47,62%. Dari hasil penelitian maka pembahasannya sebagai berikut. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode inovatif, yang dalam hal ini menggunakan metode bermain peran, hasil belajar siswa pada materi drama kurang memuaskan. Hal ini yang mendasari peneliti bekerjasama denagn guru kelas IV mengubah cara pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran agar siswa tertarik dan ikut terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Pada siklus I pemahaman konsep tentang drama, semua siswa telah melakukan pembelajran, prosentase nilai rata-rata yang dilakukan oleh siswa dari seluruh pemahaman konsep drama yang terekomendasi pada materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat dapat memicu pengembangan potensi siswa dalam pembelajaran. Pada siklus II semua siswa sudah melakukan pembelajaran pemahaman konsep drama. Prosentase konsep pemahaman yang 80,95 %. Agar minat siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam materi drama meningkat, maka perlu didorong untuk berinteraksi dengan sesama teman agar pembelajaran sesuai dengan metode yang diterapkan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 40

C. SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 2 Lemahjaya dapat disimpulkan bahwa: Metode bermain peran pada materi drama lebih efektif dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 2 Lemahjaya tahun ajaran 2011/2012. Terjadi peningkatan pemahaman hasil belajar siswa. Pada nilai awal siswa tidak tertarik dengan pembelajaran sehingga berpengaruh pada kefokusan dan keaktifan siswa. Mengalami peningkatan hasil belajar pemahaman siswa yang semula sebelum pelaksanaan tindakan hasil belajar siswa yang memenuhi KKM sebesar 42,85 %, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 57,14 % dan terakhir pada tindakan siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi sebesar 80,95 %. Serta dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata rata kelas dari sebelum tindakan 61,33, pada siklus I menjadi 66,90, dan pada siklus II meningkat menjadi 71,90. Guru harus menerapkan metode agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran. Peningkatan pemahaman dengan metode bermain peran terbukti dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negri 2 Lemahjaya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keberhasilan penggunaaan metode bermain peran telah mampu mengubah paradigma tentang peran guru di dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu - satunya pusat pembelajaran melainkan dalam pembelajaran siswa sebagai pusat pembelajaran. Peran guru tidak lebih sebagai mediator, fasilitator serta motivator dalam pembelajaran. Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengajar dan mendidik. Kemampuan guru dalam menguasai materi. Sedangkan kemampuan guru tentang mendidik mencakup kemampuan guru dalam memberikan bimbingan dan motivator dalam belajar. Adapun faktor dari siswa mencakup keterlibatan siswa secara fisik dan mental selama proses pembelajaran dan motivasi siswa dalam belajar. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 41

DAFTAR PUSTAKA Anita Lie, 2008. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo. Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Cahyaningrum Dewojati. DRAMA: Sejarah, Teori dan penerapannya. Yogyakarta : Gajahmada University Press. Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperative. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Mulyasa, 20011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya. Robert E. Slavin, 2010. Cooperative Learning. Bandung : Penerbit Nusa Media. Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : FKIP UMS. Samino & Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Algesindo. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 42