BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu quasi eksperimen tentang penerapan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

Transkripsi:

59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terbagi dalam tahapan berikut ini: a) Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, permohonan pembimbing, perijinan penelitian, pembuatan proposal, seminar proposal, pembuatan instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian. b) Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian, meliputi: uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok Pencemaran Lingkungan. c) Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan Tesis. 59

60 Adapun jadwal penelitian ini selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan/Tahun 2012-2013 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 1 Penyusunan proposal X X X X 2 Perijinan X 3 Penyusunan instrumen Pembelajaran X X 4 Penyusunan instrumen tes X X 5 Uji coba instrumen X 6 Penelitian X 7 Pengolahan data dan penyusunan Tesis X X X X B. Metode dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan melibatkan dua kelas eksperimen tanpa melibatkan kelas kontrol. Kelas eksperimen pertama menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map, sedangkan kelas eksperimen kedua menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map. 2. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara penerapan menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map terhadap prestasi belajar. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan variabel yang terlibat sertai tujuan yang ingin dicapai, maka rancangan yang digunakan adalah analisis varians (Anava) tiga jalan (2 x 2 x 2).

61 Faktor pertama adalah PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concep map dan mind map. Faktor kedua adalah motivasi belajar siswa yang dikelompokkan menjadi kategori tinggi dan rendah. Faktor ketiga aktivitas belajar siswa yang dikelompokkan menjadi kategori tinggi dan rendah. Rancangan penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2.berikut: Tabel 3.2 Rancangan Faktorial 2 x 2 x 2 Motivasi Belajar (B) Aktivitas Belajar (C) Keterangan: Tinggi (B 1 ) Rendah (B 2) Tinggi ( C 1 ) Rendah (C 2) Model PBL dengan Metode Eksperimen (A) Concept Map Mind Map (A1) (A2) A 1 B 1 C 1 A 2 B 1 C 1 A 1 B 2 C 1 A 2 B 2 C 1 A 1 B 1 C 2 A 2 B 1 C 2 A 1 B 2 C 2 A 2 B 2 C 2 A1 = Model PBL dengan metode ksperimen disertai teknik concept map A2 = Model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map B1 = Motivasi belajar tinggi B2 = Motivasi belajar rendah C1 = Aktivitas belajar tinggi C2 = Aktivitas belajar rendah A1B1C1 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map, motivasi belajar tinggi dan aktivitas belajar tinggi.

62 A1B1C2 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map, motivasi belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah A1B2C1 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map, motivasi belajar rendah dan aktivitas belajar tinggi A1B2C2 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map, motivasi belajar rendah dan aktivitas belajar rendah. A2B1C1 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map, motivasi belajar tinggi dan aktivitas belajar tinggi. A2B1C2 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map, motivasi belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah. A2B2C1 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map, motivasi belajar rendah dan aktivitas belajar tinggi. A2B2C2 = Prestasi belajar Biologi menggunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik mind map, motivasi belajar rendah dan aktivitas belajar rendah.

63 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester II MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Sampel Pada penelitian ini sampel diambil secara acak, dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dari dua belas kelas yang tersedia terpilih dua kelas yaitu kelas X4 yang terdiri dari 37 siswa dan X5 terdiri dari 36 siswa sebagai sampel penelitian. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variable Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Biologi pada materi Pencemaran Lingkungan. a) Definisi Operasional Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan siswa pada materi Pencemaran Lingkungan yang dinyatakan dalam bentuk skor berdasarkan hasil tes pada prestasi belajar ranah kognitif serta lembar observasi dan angket untuk pretasi belajar ranah afektif dan psikomotorik. b) Skala Pengukuran Pengukuran nilai prestasi belajar pada ranah kognitif diperoleh dari tes pada materi Pencemaran Lingkungan, sedangkan pada ranah afektif dan psikomotorik menggunakan angket dan lembar observasi.

64 2. Variabel Bebas a. Variabel bebas 1: Model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map Definisi Operasional Model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal untuk memperoleh pengetahuan baru dengan cara melakukan suatu percobaan disertai dengan pembuatan suatu diagram yang menggunakan kata penghubung untuk menggambarkan keterkaitan antar konsep. b. Variabel Bebas 2: Model PBL dengan metode eksperimen disertai mind map Definisi Operasional Model PBL dengan metode eksperimen disertai mind map dapat didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal untuk memperoleh pengetahuan baru dengan cara melakukan suatu percobaan disertai dengan pembuatan mind map didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi-informasi yang sudah didapat dari percobaan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran. 3. Variabel moderator a. Motivasi belajar 1) Definisi Operasional Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.

65 2) Skala pengukuran Variabel bebas berskala pengukuran interval yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Pembuatan kategori ini berdasar pada nilai rata-rata untuk keseluruhan skor yang dicapai siswa. Siswa di atas rata-rata dikategorikan tinggi dan siswa di bawah sama dengan rata-rata dikategorikan rendah. b. Aktivitas Belajar 1) Definisi Operasional Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan fisik dan mental yang diwujudkan dalam bentuk gerakan dan proses berpikir yang terjadi secara simultan dalam proses pembelajaran. 2) Skala pengukuran Skala pengukuran interval yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Pembuatan kategori ini berdasar pada nilai rata-rata untuk keseluruhan skor yang dicapai siswa. Siswa di atas rata-rata dikategorikan tinggi dan siswa di bawah sama dengan rata-rata dikategorikan rendah. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Tes Tes merupakan alat pengumpul data berupa butir-butir soal yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur kemampuannya. Teknik tes ini digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar pada ranah kognitif siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan pada kelas X Semester II Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

66 2. Teknik Non-tes a. Metode Angket Angket merupakan pendapat atau tanggapan seseorang tentang pertanyaan yang diajukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Pengumpulan data pada angket ini, daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data motivasi belajar, aktivitas belajar serta prestasi belajar pada ranah afektif dan psikomotorik siswa. b. Metode Observasi Teknik observasi merupakan suatu cara pengambilan data dengan mengamati serta mencatat secara sistematis melalui lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data penilaian afektif dan psikomotorik siswa. Lembar observasi ini diisi oleh tim observer, yang terdiri dari mahasiswa dan guru. F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus mata pelajaran Biologi materi Pencemaran Lingkungan, pada kompetensi dasar 4.2 menjelaskan

67 keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perangkat pembelajaran berupa RPP baik untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. RPP yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu: 1) RPP tentang materi Pencemaran Udara pada pertemuan ke-1; 2) RPP tentang materi Pencemaran Air pada pertemuan ke-2; 3) RPP tentang materi Pencemaran Tanah pada pertemuan ke-3. c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu LKS Pencemaran Udara, LKS Pencemaran Air, dan LKS Pencemaran Tanah. 2. Instrumen pengambilan data a. Tes prestasi belajar pada ranah kognitif dalam bentuk soal pilihan ganda. b. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data motivasi belajar, aktivitas belajar serta prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik. c. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data penilaian afektif dan psikomotorik siswa. G. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen dapat memenuhi sebagai alat pengumpul data dalam penelitian. Suatu instrumen dikatakan dapat memenuhi sebagai alat pengumpul data apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Sebelum diuji cobakan, instrumen ini divalidasi isi dan

68 konstruk oleh validator, kemudian instrumen ini diuji cobakan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pada penelitian ini uji coba instrumen dilakukan di SMAN 1 Tawangsari Sukaharjo. Instrumen yang berupa angket diuji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan untuk instumen tes prestasi belajar kognitif selain diuji validitas dan reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda juga diuji. 1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir soal dari instrumen penelitian. Cara mengetahui validitas item soal pada penelitian ini, digunakan rumus Product Moment seperti dibawah ini: N XY ( X)( Y) r xy ( N X 2 ( 2 X) )( N Y 2 ( Y) 2 ) Keterangan: r xy n X Y : koefisien korelasi antara x dan y : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) : skor untuk butir ke-i : skor total (dari subyek uji coba) (Arikunto, 2012: 87) Angka hasil perhitungan r xy dibandingkan dengan korelasi product moment pada tabel r xy dengan taraf signifikansi 0,05. Item soal dinyatakan valid jika r xy hitung xy tabel. Adapun kriteria validitas r xy disajikan pada Tabel 3.3 berikut:

69 Tabel 3.3 Kriteria Validitas Nilai r xy Interpretasi 0,8 1,00 Sangat Tinggi (ST) 0,6 0,799 Tinggi (T) 0,4 0,599 Cukup (C) 0,2 0,399 Rendah (R) 0,00 0,199 Sangat Rendah (SR) (Riduwan, 2009: 98) Berdasarkan hasil analisis uji validitas dari 40 soal diperoleh 28 butir soal valid dan 12 butir soal invalid dengan sebaran butir soal sesuai Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Jumlah Soal Tes Prestasi Belajar Kognitif 40 soal Valid Kriteria (1, 2, 3, 4,8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 33, 34, 35, 39, 40) Invalid (5, 6,12, 18, 22, 24, 27, 31, 32, 36, 37, 38) Berdasarkan Tabel 3.4 tentang hasil uji validitas yang dilakukan, untuk soal yang tidak valid direvisi dan ada yang diganti diujicobakan kembali. Dilakukan revisi pada soal nomor 5, 6, 12, 18, 22, 24, 27, 31, 32, 36, 37,dan 38 sedangkan soal no 6 dan 31 diganti karena varians butirnya dibawah 0,2. Hasil uji coba ulang diperoleh semua soal tersebut valid sehingga semua soal digunakan sebagai instrumen penilaian. Angket motivasi belajar terdiri dari 50 soal. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Setelah dilakukan uji validasi diperoleh data sebanyak 10 butir tidak valid yaitu nomor 5, 7, 28, 31, 33, 40, 42, 43, 45, dan 47, kemudian dilakukan revisi pada redaksional dari 10 butir yang tidak valid tersebut.

70 Angket aktivitas belajar terdiri dari 35 soal. Hasil uji validasi menunjukkan data sebanyak 8 butir tidak valid yaitu nomor 2, 5, 6, 15, 17, 28, 31 dan 33, kemudian dilakukan revisi pada redaksional dari 8 butir yang tidak valid tersebut.adapun soal yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada indikator yaitu 28 soal. 2. Uji Reliabiltas Reliabilitas menunjuk bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Suatu tes yang dinyatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut meskipun diteskan berulang-ulang memberikan hasil yang tetap. Dengan demikian, kapanpun instrumen tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Cara menghitung tingkat reliabilitas masingmasing item tes prestasi belajar kognitif dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder Richason (KR-20) (dalam Arikunto, 2012: 115) sebagai berikut: r 11 n n S 2 1 S 2 pq Keterangan: r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (q=1 p) = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n S = Banyaknya item = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians).

71 Pada penelitian ini juga, dihitung reliabilitas angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar, aktivitas belajar. Perhitungan reliabilitas item angket dalam penelitian ini digunakan rumus alpha yaitu: = 1 1 Keterangan: r 11 = reliabilitas yang dicari = Jumlah varians skor tiap-tiap item n = Banyaknya item (Arikunto, 2012: 122). = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) Hasil yang diperoleh dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan r 11 tabel. Instrumen dikatakan reliable jika r 11 hitung 11 tabel. Adapun interpretasi terhadap koefisien reliabilitas dapat diklasifikasikan disajikan pada Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas Nilai r Interpretasi 0,91 1,00 Sangat Tinggi 0,71 0,90 Tinggi 0,41 0,70 Cukup 0,21 0,40 Rendah Negatif 0,20 Sangat Rendah (Masidjo, 1995: 233) Berdasarkan hasil uji realiabitias soal kognitif diperoleh nilai realibilitas sebesar 0,85; sehingga soal-soal yang digunakan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Pada angket motivasi belajar setelah dilakukan uji reliabilitas

72 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,874. Hal ini berarti menunjukkan bahwa instrumen ini mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Pada angket aktivitas belajar, setelah dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,896. Hal ini berarti menunjukkan bahwa instrumen ini mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. 3. Uji Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Derajat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P B Js Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Kriteria tingkat kesukaran soal : Soal dengan 0,00 Soal dengan 0,30 p < 0,30 : sukar p < 0,70 : sedang Soal dengan 0,70 p 1,00 : mudah (Arikunto, 2012: 223) Berdasarkan hasil perhitungan terhadap jawaban siswa diperoleh taraf kesukaran soal yang beragam. Sebaran data taraf kesukaran soal disajikan pada Tabel 3.6 di bawah ini.

73 Tabel 3.6. Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Kognitif Siswa Instrumen Tes Prestasi Kognitif (40 soal) Tingkat Kesukaran Nomor Soal Sukar 36 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, Sedang 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40 Mudah 6, 28, 30, 31, 32 Berdasarkan Tabel 3.6 hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif semua soal digunakan namun dilakukan revisi pada soal nomor 5, 6, 12, 18, 22, 24, 27, 31, 32, 36, 37,dan 38 sedangkan soal no 6 dan 31 diganti karena varians butirnya di bawah 0,2. 4. Uji Daya Pembeda Taraf pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa dari kelompok atas dan siswa kelompok bawah berdasarkan kriteria tertentu. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = = Keterangan : J : jumlah peserta tes J : banyaknya peserta kelompok atas J : banyaknya peserta kelompok bawah Y : skor total (dari subyek uji coba) B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar (Arikunto, 2012: 228)

74 berikut: Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012: 232) adalah sebagai D D D D D : 0.00 0.20 : jelek : 0.20 0.40 : cukup : 0.40 0.70 : baik : 0.70 1.00 : baik sekali : negatif, semuanya tidak baik : semua butir soal yang negatif dibuang. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap jawaban siswa diperoleh daya pembeda soal yang beragam. Sebaran data taraf kesukaran soal disajikan pada Tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7. Hasil Uji Coba Indeks Daya Beda Instrumen Tes Prestasi Kognitif No Instrumen Kualifikasi Tes Daya Beda Nomor Soal 1. Prestasi Jelek 5, 6, 12, 22, 24, 27, 28, 30, 31, 32, 36, 37 Kognitif (40 soal) Cukup 3, 11, 13, 14, 18, 23, 26, 29, 38, 40 Baik 1, 2, 4, 7, 8, 9, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 25, 33, 34, 35, 39 Sangat Baik - Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif, kategori cukup membedakan dipakai semua, kategori baik juga dipakai semua sedangkan untuk kategori jelek dilakukan revisi. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Anava tiga jalan (2 x 2 x 2), yang diolah menggunakan bantuan software SPSS 18. Persyaratan data statistik agar dapat diuji menggunakan Anava adalah sebaran data harus normal

75 dan homogen, sehingga sebelumnya perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui, apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Shapiro-Wilk pada software SPSS 18 dengan menentukan taraf signifikansi p (p-value) = 0,05. Keputusan uji sebagai berikut : p-value p-value < ; Ho ditolak; Sampel berasal dari populasi normal. ; Ho diterima ; Sampel berasal dari populasi tidak normal. Keterangan: Ho : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal : taraf signifikansi (0,05). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui, apakah sampel penelitian berasal dari populasi homogen atau tidak. Uji Statistik yang digunakan adalah Uji Levene dengan bantuan software SPSS 18. Keputusan uji sebagai berikut : p-value p-value < ; Ho ditolak; sampel homogen ; Ho diterima; sampel tidak homogen

76 Keterangan: Ho H 1 : sampel tidak homogen : sampel homogen : taraf signifikansi (0,05) 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. a. Uji Anava Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan Anava tiga jalan (2 x 2 x 2) melalui software SPSS 18 dengan taraf signifikan 0,05 dengan keputusan uji sebagai berikut : p-value > p-value : H 0 diterima : H 0 ditolak Keterangan: H 01 : Tidak ada pengaruh model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map terhadap prestasi belajar siswa. H 1 : Ada pengaruh model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map terhadap prestasi belajar siswa. H 02 : Tidak ada pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa. H 2 : Ada pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa.

77 H 03 : Tidak ada pengaruh antara aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa. H 3 : Ada pengaruh antara aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa. H 04 : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. H 4 : Ada interaksi antara motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. H 05 : Tidak ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. H 5 : Ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. H06 : Tidak ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. H 6 : Ada interaksi model pembelajaran PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. H 07 : Tidak ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

78 H 7 : Ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. b. Uji Lanjut Anava Uji lanjut Anava diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor atau variabel yang terbukti dalam pengujian hipotesis. Jika dari hasil pengujian hipotesis penelitian dengan Anava tiga jalan terdapat perbedaan (H 0 ditolak), maka diteruskan dengan uji lanjut. Uji lanjut dalam penelitian ini menggunakan Uji Komparasi pada software SPSS 18.