1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif.mereka aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan.mereka berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan semua dorongan yang memberikan peluang untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya membutuhkan suatu proses. Penyesuaian diri adalah suatu proses dan merupakn ciri dari kepribadian yang sehat mental dimana mereka harus memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis. Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendriri dan pada lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2008). Sebagai anggota dari masyarakat dan sebagai makhluk sosial seharusnya mereka mampu menyelaraskan diri dengan keadaan masyarakat disekitarnya dengan berbagai aktivitas dan kebutuhan yang harus dijalankan. Namun perbedaan lingkungan dari lingkungan asal atau sebelumnya menuju lingkungan baru tersebut membutuhkan suatu proses untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situsi yang ada. Di lingkungan manapun individu berada, maka individu tersebut berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari lingkungan yang harus dipenuhinya.bila individu mampu menyelaraskan kedua hal tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu 1
2 menyesuaikan diri. Penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya (Agustiani, 2006). Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkatdengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan perencanaandalam bertindak.berpikir kritis dan bertindak dengan cepatdan tepat merupakan sifatyang cenderungmelekat pada dirisetiapmahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Situasi pertama yang dijumpai mahasiswa pendatang adalah lingkungan sosial baru, bertemu dan bergaul dengan orang yang belum dikenalnya dengan latarbelakang yang berbeda watak dan kebiasaan yang berbeda jauh pula dan mungkin berbeda jauh dengan lingkungan yang pernah dijumpai ketika masih tinggal dengan orang tuanya.misalnya teman baru, kebudayaan yang berbeda, status soial ekonomi yang berbeda dan lainlain.tidak jarang dalam pergaulan tersebut sering muncul gesekan-gesekan akibat ketidaksesuaian budaya antara pendatang dan masyarakat setempat sehingga mengakibatkan berbagai konflik.hal inidapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ketidakmampuan mahasiswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Gerungan (2006) mengemukakan lingkungan baru merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang terkadang mampu menjadi salah satu penyebab hambatan dalam penyesuaian diri.begitu
3 pula halnya dengan mahasiswa yang baru mengenal lingkungan perguruan tinggi, dimana lingkungan ini memiliki karateristik yang berbeda dengan SMA. Lingkungan dan budaya yang baru dimana individu tersebut berada dan berinteraksi akan membutuhkan penyesuaian diri agar mampu menematkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitar dan memenuhi kebutuhannya secara harmonis. Setiap individu mempunyai tantangan hidup yang berbeda-beda. Penyesuain diri pada mahasiswa yang berasal dari luar jawa ini tentunya tidak sama dengan mahasiswa yang asli berasal dari Purwokerto atau wilayah jawa karena adanya hal-hal baru yang harus mereka selaraskan dengan diri mereka dan lingkungan barunya. Perguruan tinggi merupakan tempat pendidikan tertinggi dan banyak terdapat mahasiswa dengan berbagai latar belakang budaya dan asalnya.biasanya pelajar diberbagai provinsi di luar pulau Jawa memilih perguruan tinggi di pulau Jawa untuk meneruskan pendidikan tingginya.selain banyaknya perguruan tinggi, kualitas perguruan tinggi di pulau Jawa dinilai lebih baik disbanding perguruan tinggi di luar pulau Jawa. Daerah yang menjadi pilihan bagi mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang ingin meneruskan studi ketingkat pendidikan tinggi misalnya kota Bandung, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan sebagainya. Daerah tersebut memiliki iklim yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang merupakan universitas swasta Islam di Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Purwokerto
4 yang menjadi salah satu pilihan bagi mahasiswa dalam melanjutkan studi pendidikan tingginya. Purwokerto, merupakan kota dengan budaya Jawanya seperti bahasa Jawa, tata karma, unggah-ungguh, adat istiadat, norma (aturan tertulis) dan sebagainya. Mahasiswa yang memilih kuliah di UMP berasal dari berbagai daerah Indonesia dan memiliki karateristik sosial budaya yang sangat heterogen, yang tentu saja berbeda dengan sosial budaya kota Purwokerto. Misalnya saja dari segi bahasa, sebagian besar masyarakat Purwokerto menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari, sedangkan bahasa orang Sumatera atau Kalimantan lebih keras dan bernada tinggi.di perguruan tinggi ini banyak terdapat mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa, misalnya saja berasal dari Sumatera, Batam dan Kalimantan.Mereka berimigrasi dari tempat asal mereka dan tinggal di Purwokerto untuk menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berdasarkan penelitian Akham (2004) yang menyatakan sebagian besar mahasiswa menghadapi berbagai macam masalah penyesuaian sosial seperti sulit bergaul di dalam maupun diluar kampus, sulit menyesuaikan diri dengan dosen, merasa rendah diri saat menghadapi situasi baru, kurang percaya diri di depan kelas dan tidak dapat berkomunikasi dengan teman kost sehingga mengakibatkan ketidaklancaran proses belajar mereka, bahkan berhenti ditengah jalan (drop-out) atau memerlukan waktu yang terlalu lama untuk menyelesaikan kuliah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan jumlah mahasiswa yang berasal dari luar jawa sebagai berikut :
5 Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Luar Jawa Tahun 2014/2015 PRODI PROVINSI JUMLAH Aroteknologi a. Lampung 4 b. Riau Akutansi/S1 Sumatera Selatan 5 Farmasi a. Bengkulu 16 b. Lampung c. Sumatera Utara d. Sumatera Selatan Kebidanan/D3 a. Kalimantan Timur 3 b. Sumatera Selatan c. Jambi Keperawatan/S1 a. Aceh 7 b. Sumatera Selatan c. Lampung d. Sumatera Barat Manajemen/S1 a. Sumatera Barat 6 b. Riau Pend Bahasa& Sastra Indonesia a. Aceh 2 b. Sumatera Utara Pendidikan Bahasa Inggris a. Lampung 6 b. Sumatera Selatan Pendidikan Biologi a. Sumatera Selatan 5 b. Lampung Pendidikan Geografi a. Aceh 7 b. Sumatera Selatan c. Lampung Pendidikan Matematika Lampung 4 Pendidikan pancasila & a. Aceh 4 Kewarganegaraan b. Lampung Sastra Inggris/S1 Sumatera Selatan 1 Teknik Informatika a. Sumatera Selatan 2 b. Jambi Keprawatan/D3 a. Riau 3 b. Aceh Psikologi a. Bengkulu 5 b. Sulawesi Tengah c. Lampung d. Sumatera Selatan Teknik Elektro Riau 1 Bahasa Inggris/D3 Sumatera Selatan 1 TOTAL 83
6 Setelah mengetahui jumlah mahasiswa yang berasal dari luar jawa di Universitas Muhamadiyah Purwokerto peneliti melakukan studi pendahuluan lanjutan kepada mahasiswa asal Kalimantan yang berinisial B yang sudah satu tahun berada di Purwokerto.Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, B menjelaskan tentang masalah saat pertama kali B hadapi yaitu perbedaan bahasa yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan menerima, mengerti dan menilai masyarakat atau teman sekitar tempatnya tinggal menjadi kurang harmonis.ketidakharmonisan yang berlangsung lama pada informan B berakibat pada tidak adanya empati pada lingkungan sekitar sehingga sulit untuk mendapatkan teman yang dirasa olehnya cocok.selain itu faktor makanan membuat informan B merasa tidak nyaman berada di lingkungan barunya sehingga memunculkan frustasi diri yang dapat membuat kepercayaan terhadap lingkungan dan tidak mampu menerima kenyataan terhadap keterbatasan maupun kekurangan-kekurangan dari lingkungannya. Didalam perstasi akademiknya sendiri B mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan, kepada peneliti B mengaku mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif hanya sebesar 2,33 di semester awal B berkuliah. Hasil tersebut didapat karena B jarang sekali mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas. Berdasarkan permasalahan tersebut B biasanya menghabiskan waktu dengan lebih banyak melakukan aktifitasnya dengan sendiri tanpa melibatkan orang lain, misalnya saja subjek lebih suka berdiam sendiri di kamar kosnya dan melakukan aktifitas yang menjadi hobinya yaitu menggambar. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, dapat dilihat bahwa subjek kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan..
7 Kemudian wawancara berikutnya yang dilakukan peneliti dengan mahasiswa asal Sumatera berinisial Y, informan mengaku saat pertama kali berada di lingkungan barunya informan kesulitan untuk beradaptasi karena adanya perbedaan pada kultur dalam berbicarasehingga pengertian dan penilaian terhadap masyarakat atau teman sekitar tempatnya tinggal menjadi kurang harmonis akibat adanya kesalahpahaman dari penilaian dan pengertian yang diterimanya. Berdasarkan latar belakang tersebut subjek tidak banyak melakukan aktifitas bersama orang sekitarnya, setelah pulang kuliah subjek lebih suka melakukan aktifitas di dalam kamar denang bermain game.didalam perstasi akademiknya sendiri Y mengaku mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif sebesar 2,65. Hasil tersebut didapat setelah Y menempuh perkuliahan selama 3 semester. Kepada peneliti Y mengaku hasil tersebut di dapat karna Y sering tidak mengikuti perkuliahan.dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa subjek mengalami kesulitan penyesuaian diri dilingkungan. Beberapa kendala yang dialami oleh kedua mahasiswa luar jawa diantaranya tidak memahami dan tidak mampu menggunakan bahasa Jawa terutama bahasa Jawa yang digunakan di kota Purwokerto dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal mereka di kota Purwokerto. Dari kendala kesulitan dalam berbahasa membuat mahasiswa luar Jawa ini kesulitan dalam memahami orang disekitarnya yang berbeda budaya dengannya, kemudian apabila mahasiswa luar jawa ini ikut berpartisipasi dalam sebuah acara yang mayoritas di dalam kelompoknya adalah orang jawa, mereka lebih banyak diam. Kedua mahasiswa Luar jawa
8 tidak mampu menggunakan bahasa Jawa dan enggan untuk mempelajari bahasa Jawa dan memilih menggunakan bahasa Indonesia untuk bahasa sehari-harinya. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa tersebut tidak mengetahui dan tidak faham manfaat menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-harinya.hal tersebut berdampak terhadap kegiatan perkuliahan yang di ikuti oleh kedua mahasiswa tersebut. Kedua mahasiswa ini jarang mengikuti perkuliahan dan bayak menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan masing-masing yang tidak melibatkan orang lain. Sehingga didalam prestasi akademiknya kedua mahasiswa tersebut mendapatkan nilai yang bisa dibilang pas-pasan. Selain masalah bahasa dan prestasi akademik yang dialami oleh kedua mahasiswa luar Jawa tersebut mereka juga mengalami kesulitan dalam memilih makanan.menyesuaikan makanan di Jawa dengan daerah asalnya sangatlah berbeda. Makanan di Jawa lebih banyak rasa manis dengan beraneka ragam sayuran yang di oseng, sedangkan makanan dari daerah masing-masing mahasiswa luar Jawa ini terkenal dengan rasa yang pedas dan asin. Cukup lama untuk kedua mahasiswa luar Jawa ini menyesuaikan lidahnya untuk makanan di Jawa. Secara umum dari hasil wawancara dengan kedua mahasiswa yang berasal dari luar jawa masing-masing dari informan mengatakan kesulitan dalam menyesuaikan diri dilingkungan barunya karena faktor bahasa, kultur berbicara dan makanan sehingga mengakibatkan kemampuan menerima, mengerti dan menilai masyarakat atau teman sekitar tempatnya tinggal menjadi kurang harmonis, sehingga kehidupan mereka dengan segala
9 aktivitas dan kebutuhannya menjadi tidak selaras dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan-perbedaan antara kondisi di daerah asal dengan di daerah baru dapat memunculkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi seorang mahasiswa pendatang. Menurut Furnham dan Bochner (dalam Hidajat, dkk. 2000) hal-hal yang tidak menyenangkan seperti masalah perbedaan bahasa antara daerah asal dan daerah baru, perbedaan cara berbicara, cara berbahasa dan kesulitan mengartikan ekspresi bicara seringkali menjadi sumber atau penyebab dari munculnya culture shock, yaitu suatu istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan akibat-akibat negative pada individu yang pindah ke suatu daerah baru. Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat bahwa tidak mudah bagi seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, sehingga perlu waktu untuk mereka mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan baik.sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang penyesuaian diri pada mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa yang sedang melakukan studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses penyesuaian diri mahasiswa luar Jawa dari semester awal sampai dengan saat ini? 2. Apa saja kendala yang dialami oleh mahasiswa luar Jawa?
10 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat penyesuaian diri mahasiswa luar Jawadi Unversitas Muhammadiyah Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu dan pengetahuan terutama ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa luar jawa dan mahasiswa baru, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pemahaman tentang penyesuaian diri pada mahasiswa pendatang, sehingga nantinya diharapkan pada mahasiswa yang berasal dari luar jawa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dengan baik dan dapat menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. b. Bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman terhadap arti pentingnya terhadap penyesuaian diri pada mahasiwa yang berasal dari luar jawa