NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

dokumen-dokumen yang mirip
9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2003 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Dudanya;

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBERIAN UANG DUKA WAFAT KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENSIUNAN DAN KELUARGANYA

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

SOSIALISASI : 1. PERGUB NO. 248 THN

N O M O R 1 T A H U N D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2010 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) BELANJA PEGAWAI

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 59 TAHUN 2015

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Poke,k-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nc,mor 43 Tahun 1999;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

..f6uaotaj~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 18 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI DAERAH PROVINSI RIAU

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMBANGUNAN PASAR SECANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN /2011 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN KAS NON ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR 72 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBERIAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 41 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 19 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI PAPUA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

Transkripsi:

PE ~ATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH I(HUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN PENSIUNAN PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang Mengingat bahwa sebagai tindak lanjut dari ketentuan Pasal 12 Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pembayaran Gaji dan Tarnbahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Pensiunan Pegawai, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Teknis Pembayaran Gaji dan Tarnbahan Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Pensiunan Pegawai; 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun JandalDuda Pegawai; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undan~-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Unc'ang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 1 TahLon 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 7. Undang-Undang Nornor 32 Tahun 2004 tentang Pernerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2 9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2003 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan JandalDudanya; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 14. Peraturan Gubernur Nomor 130 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 15. Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pembayaran Gaji dan Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Neger'i Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Pensiunan Pegawai; 16. Keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 17. Keputusan Gubernur Nomor 62/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI TIDAK TETAP DAN PENSIUNAN PEGAWAI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3 5. Kantor Wilayah Regional V Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disebut Kanreg V BKN adalah Kantor Wilayah Regional V Badan Kepegawaian Negara Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Kepegawaian Daerah yung selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Badan Pengelola Keuangan Daerah yang disingkat BPKD adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan yang selanjutnya disebut Dinas Kominfomas adalah Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Satuan Kerja Perangl<at Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Bagian atau sub ordinat dari SKPD. 11. Bank adalah PT Bank DK!. 12. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Negeri Sipil lainnya, yang tercatat dan bekerja/bertugas pad a SKPD/UKPD serta berlokasi gaji di Pemerintah Daerah.. 13. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Calon Pegawai Negeri Sipil lainnya, yang tercatat dan bekerja/bertugas pada SKPD/UKPD serta berlokasi gaji di Pemerintah Daerah. 14. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disingkat PTI adalah Pegawai yc>ng diangkat oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas yang bersifat khusus tertentu sesuai dengan kebutuhan dan berlokasi gaji di Pemerintah Daerah. 15. Pensiunan Pegawai adalah Pensiunan Pegawai Daerah termasuk janda, duda atau yatim/piatu pensiunan pegawai daerah. 16. Gaji adalah Seluruh penghasilan yang diterima PNS, CPNS, PTT dan Pensiunan Pegawai berdasarkan daftar dan/atau tercatat dalam daftar gajl 17. Yayasan Pensiunan Pegawai Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang selanjutnya disebut Yayasan Pegawai Provinsi adalah Yayasan Pensiunan Pegawai Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 18. Tambahan Penghasilan adalah Seluruh tunjangan yang diterima PNS, CPNS, PTT dan Pensiunan Pegawai. 19. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah Dokumen yang menyatakan tersedianya dana. 20. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah Dokumen APBD yang menjadi dasar untuk melakukan pembayaran.

4.~1. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah Dokumen sebagai pelaksanaan dari SPM. 22. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang selanjutnya disingkat SIMPEG adalah Rangkaian unsur-unsur dan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi kepegawaian yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang akurat dan cepat bagi para pengambil keputusan. BAB II PROSEDUR PEMBUATAN DAN PERUBAHAN DAFTAR GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS, CPNS DAN PTT Bagian Kesatu Daftar Gaji Pasal 2 Untuk Daftar Gaji PNS, CPNS dan PTT, pembuatan dan perubahannya dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pembayaran Gaji dan Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Pensiunan Pegawai, dengan tahapan sebagai berikut : a. BKD melakukan pemutakhiran data kepegawaian PNS, CPNS dan PTT paling lambat setiap tanggal 8 setiap bulan pembayaran gaji untuk dibayar pada akhir bulan berjalan; b. berdasarkan pemutakhiran data kepegawaian sebagaimana dimaksud p?da ayat (2), Dinas Komunikasi. Informatika dan Kehumasan mencetak daftar gaji PNS, CPNS dan ptt paling lambat pada tanggal 12 (dua belas) bulan berjalan, dan diserahkan kepada BKD paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pencetakan; c. pada saat yang bersamaan Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan menyampaikan soft copy daftar gaji PNS, CPNS dan PTT kepada Bank DKI dan BKD dalam bentuk CD (Compact Disk); d. setelah mensortir, BKD mendistribusikan daftar gaji yang diterima dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan kepada seluruh SKPD/UKPD paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah diterima dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan; e. berdasarkan daftar gaji yang diterima dari BKD sebagaimana dimaksud pad a huruf a, setiap SKPD/UKPD mengajukan SPM gaji PNS, CPNS dan PTT untuk diterbitkan SP2D oleh BPKD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. sesuai dengan SP2D yang diterbitkan BPKD, bendahara memerintahkan Bank DKI memindahbukukan anggaran gaji PNS, CPNS dan PTT ke rekening bendahara SKPD/UKPD yang ada di Bank DKI; dan g. pada saat yang bersamaan dan dalam jumlah yang sama bendahara SKPD/UKPD melakukan transfer dana gaji PNS. CPNS dan PTT sebagaimana dimaksud pada huruf f. untuk dibayarkan kepada masing-masing PNS. CPNS dan PTT melalui rekening tabungan pada Bank.

5 Bagian Kedua Tambahan Penghasilan Pasal 3 Tambahan Penghasilan PNS, CPNS dan PTT meliputi : a. tunjangan kesra; b. tunjangan peningkatan penghasilan; c. tunjangan khusus tugas tertentu; d. tunjangan transpor pejabat; e. tunjangan cacautewas/uang duka; f. penghargaan pensiun; dan j. gaji pensiun. Pasal 4 Tunjangan Kesra bagi PNS dan CPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a diberikan dengan tahapan sebagai berikut. a. setiap SKPD/UKPD menyampaikan data kehadiran PNS dan CPNS kepada BKD paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya secara online melalui Sistem e-absensi; b. setelah dilakukan pemutakhiran, BKD mengajukan pencetakan daftar Tlmjangan Kesra PNS dan CPNS kepada Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan paling lambat 2 (dua) hari setelah diterima dari SKPD/UKPD; c. paling lama 2 (dua) hari kerja Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan mencetak dan menyerahkan daftar Tunjangan Kesra kepada BKD; d. pada saat yang bersamaan, Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan menyerahkan soft copy daftar Tunjangan Kesra ke BKD dan Bank DKI dalam bentuk CD (compact disc); e. BKD mendistribusikan daftar Tunjangan Kesra kepada SKPD/UKPD paling lambat 2 (dua) hari kerja; f. dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja, SKPD/UKPD membuat dan mengajukan SPM kepada BPKD untuk diterbitkan SP2D; g. selanjutnya BPKD menerbitkan SP2D kepada Bank untuk memindahbukukan dana ke masing-masing rekening bendahara SKPD/UKPD pada Bank pada hari yang sama; h. bendahara SKPD/UKPD paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah menerima pembayaran, memerintahkan Bank untuk memba/ar Tunjangan Kesra ke rekening masing-masing PNS dan CPNS di Bank; dan i. perintah membayar dari Bendahara SKPD/UKPD kepada Bank diberikan dengan menerbitkan Cek/Giro.

6 Pasal 5 Tunjangan Peningkatan Penghasilan PNS, CPNS dan PTT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b diberikan dengan tahapan sebagai berikut. a. setiap pejabat kepegawaian SKPD/UKPD menyampaikan laporan kinerja PNS dan CPNS dan PTT kepada BKD paling lambat tanggal. 10 (sepuluh) bulan berikutnya secara online melalui Sistem e-absensi; b. setelah melakukan pemutakhiran, BKD mengajukan pencetakan daftar Tunjangan Peningkatan Penghasilan PNS dan CPNS kepada Dinas Kominfomas paling lambat 2 (dua) hari setelah diterima SKPD/UKPD; c. paling lama 2 (dua) hari kerja Dinas Kominfomas mencetak dan menyerahkan daftar Tunjangan Peningkatan Penghasilan kepada BPKD; d. pada saat yang bersamaan, Dinas Kominfoma5 menyerahkan soft copy daftar Tunjangan Peningkatan Penghasilan ke BKD dan Bank DKI dalam bentuk CD (compact disc); e. BKD mendistribusikan daftar Tunjangan Peningkatan Penghasilan kepada SKPD/UKPD paling lambat 2 (dua) hari kerja; f. dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja SKPD/UKPD membuat dan mengajukan SPM kepada BPKD untuk diterbitkan SP2D; g. selanjutnya BPKD menerbitkan SP2D kepada Bank untuk memindahbukukan dana ke masing-masing rekening bendahara SKPD/UKPD pada Bank pada hari yang sama; h. bendahara SKPD/UKPD paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah menerima pembayaran, memerintahkan Bank untuk membayar Tunjangan Peningkatan Penghasilan ke rekening masing-masing PNS, CPNS di Bank; dan i. perintah membayar dari Bendahara SKPD/UKPD kepada Bank diberikan dengan menerbitkan Cek/Giro. Pasal 6 Tunjangan Khusus tugas tertentultunjangan Transpor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dan huruf d dengan tahapan sebagai berikut. Pejabat diberikan a. BPKD menerbitkan dan mendi"tribusikan SPD sesuai dengan DPA SKPD/UKPD; b. bendahara SKPD/UKPD mengajukan SPM kepada 3PKD pada bulan yang bersangkutan; c. BPKD menerbitkan SP2D dan memerintahkan Bank memindahbukukan dana ke rekening bendahara SKPD/UKPD pada hari yang sama;

7 d. bendahara SKPD/UKPD memerintahkan Bank untuk membayar Tunjangan Khusus Tugas Tertentu dan Tunjangan Transpor Pejabat melalui rekening masing-masing PNS, CPNS pada hari yang sama, dengan menerbitkan ceklgiro; dan e. bendahara SKPD/UKPD dalam memerintahkan Bank untuk membayar Tunjangan Khusus Tugas tertentu dan Tunjangan Transpor selalu menyertakan soft copy pembayaran bersih tunjangan yang berisi antara lain' Nama, NIP, NomoI' Rekening dan Nominal uang yang diterima. Pasal 7 Tunjangan CacaUTewas/Uang Duka kepada PNS/CPNS/PTT/Pensiunan Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e diberikan dengan tahaijan sebagai berikut. a. BPKD menerbitkan dan menyampaikan SPD anggaran Tunjangan CacaUTewas kepada BKD; b. BKD mengajukan SPM kepada BPKD sesuai DPA BKD; c. BPKD menerbitkan SP2D dan memerintahkan Bank memindahbukukan dana ke rekening bendahara BKD pada hari yang sama; d. SKPD/UKPDlYayasan Pensiunan Provinsi menyampaikan laporan CacatlTewas/Uang Duka untuk PNS/CPNS/PTT/Pensiunan Pegawai kepada BKD; e. BKD selanjutnya meneliti laporan dari SKPD/UKPDlYayasan Pensiunan Provinsi; f. setelah melakukan penelitian BKD memerintahkan Bank untuk memindahbukukan Tunjangan CacatITewas/Uang Duka ke rekening masing-masing PNS/CPNS/PTT/Pensiunan Pegawai dengan cara menerbitkan ceklgiro; g. BKD dalam memerintahkan Bank untuk membayar Tunjangan Cacatl Tewas/Uang Duka, selalu menyertakan soft copy pembayaran bersih tunjangan yang berisi antara lain: Nama, NIP, NomoI' Rekening dan Nominal uang yang diterima. BAB III PENGHARGAAN PENSIUN DAN GAJI PENSIUN Paisa I 8 Penghargaan Pensiun/Masa Kerja/Satya Lencana Karya Satya/Jabatanl Pegawai Teladan/lbadah Haji diberikan dengan tahapan sebagai berikut. a. BPKD menerbitkan dan menyampaikan SPD kepada BKD sesuai dengan DPA BKD; b. SKPD/UKPD mengajukan usulan Penghargaan Pensiun/Masa Kerjal Satya Lencana Karya Satya/Jabatan/Pegawai Teladan/lbadah Haji kepada BKD; c. BKD terlebih dahulu meneliti dan memutakhirkan data usulan yang diterima dari SKPD/UKPD serta menetapkan penerima penghargaan dalam kurun waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja;

8 d. BKD selanjutnya mengajukan SPM kepada BPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah penetapan; e. BPKD menerbitkan SP2D dan memerintahkan Bank memindahbukukan dana ke rekening bendahara BKD pada hari yang sama; f. bendahara BKD memerintahkan Bank untuk membayar Penghargaan Pensiun/Masa Kerja/Satya Lencana Karya Satya/Jabatan/Pegawai Teladan/lbadah Haji kepada penerima penghargaan melalui rekening masing-masing PNS pada hari yang sama, dengan menerbitkan ctlk/giro; dan g. bendahara BKD dalam memerintahkan Bank untuk membayar Penghargaan Pensiun/Masa Kerja/Satya Lencana Karya Satyal Jabatan/Pegawai Teladan/lbadah Haji selalu men:;ertakan soft copy tunjangan yang berisi antara lain: Nama, NIP, Nomor Rekening dan Nominal uang yang diterima. Pasal 9 (1) Pembayaran Gaji Pensiun diberikan dengan tahapan sebagai berikut. a. BKD menginventarisir pegawai yang memasuki masa pensiun 1 (satu) tahun sebelum pensiun yang bersangkutan jatuh tempo dengan membuat daftar listing pegawai masing-masing SKPDI UKPD; b. BKD selanjutnya mencetak Daftar Calon Pegawai Pensiull (DCPP) PNS dan mendistribusikannya ke masing-masing SKPD yang selanjutnya diberikan kepada pegawai yang bersangkutan untuk diteliti kebenarannya; c. SKPD/UKPD mengusulkan berkas pensiun, Taspen, dan Taperum ke BKD 1 (satu) tahun sebelum pensiun yang bersangkutan jatuh tempo dan selanjutnya BKO memproses usulan pensiun masingmasing SKPD berdasarkan TMT tanggal lahir yang bersangkutan beserta kelengkapannya; d. BKD beserta Kanreg V BKN mengadakan penelitian dan penyelesaian SK pensiun dengan sistem satu atap dalam 1 (satu) tahun memakai 2 (dua) periode; I e. Setelah SK pensiun selesai berdasarkan TMT dengan tepat waktu. langsung diinput untuk mendapatkan pangkat pengabdian (kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi) dan akan dibuatkan pengantar ke BPKD untuk mendapatkan Surat I<eterangan Penghentian Pembayaran Gaji Pegawai (SKPPGP); f. Setelah dari BPKD, selanjutnya BKD mengirim berkas pensiun tersebut ke Taspen untuk diberikan hak pensiunnya beserta KARIP (Kartu Tanda Pensiun) serta SK pensiun asli yang distempel dan dikembalikan lagi ke BKD; dan g. BKD mendistribusikan SK pensiun tersebut ke masing-masing SKPD/UKPD untuk diberikan langsung kepada yang bersangkutan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembayaran gaji pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Taspen dan Bank.

9 BAB IV PEMBUKAAN REKENING TABUNGAN PNS, CPNS DAN PTT Pasal 10 Untuk pembukaan rekening tabungan PNS, CPNS dan PTT dalam rangka pembayaran gaji dan tambahan penghasilan dilakukan dengan tahapansebagai berikut. a. PNS, CPNS dan PTT melengkapi data kepegawaiannya kepada SKPD/UKPD; b. SKPO/UKPD selanjutnya menyampaikan data kepegawaiannya kepada BKD; c. BKD meneruskan data kepegawaian Pemer;ntah Pravinsi DKI Jakarta kepada Bank untuk dilakukan pembukaan rekening tabungan PNS, CPNS dan PTT; d. Bank DKI menerbitkan nam0r rekening tabungan masing-masing PNS, CPNS dan PTT dan diserahkan ke BKD cjisertakan dengan farmulir aplikasi; e. BKD menginput namar rekening masing-masing PNS, CPNS dan PTT ke dalam SIMPEG dan menyampaikan farmulir aplikasi kepada SKPD/UKPD;,f. SKPD/UKPD mendistribusikan farmu!ir aplikasi yang diterima dari Bank kepada masing-masing PNS, CPNS dan PTT; g. Masing-masing PNS, CPNS dan PTT mengisi farmulir aplikasi dengan lengkap dan diserahkan kembali kepada SKPD/UKPD untuk dikembalikan ke BKD; h. BKD menyerahkan farmulir aplik3si yang sudah diisi aleh PNS, CPNS dan PTT kepada Bank; i. Masing-masing PNS, CPNS dan PTT mendatangi Bank untuk mendapatkan buku tabungan sekaligus menandatangani spesimen, yang waktunya dikaardinasikan aleh Bendahara SKPD/UKPD; j. Pembukaan rekening sebagaimana tersebut pada huruf a sampai dengan h berlaku pada pembukaan namar rekening pertama aleh PNS, CPNS dan PTT yang belum mempunyai namar rekening tabungan di Bank; dan k. Bagi PNS, CPNS dan PTT yang sudah mempunyai namar rekening tabungan di Bank, pembayaran gaji dan tambahan penghasilan melalui Bank mempergunakan namar rekening tabungan yang telah ada.

10 BAB V PENCAIRAN PEMBAYARAN Pasal 11 (1) Pencairan pembayaran gaji dan tambahan penghasilan dapat dilakukan dengan cara : a. Pencairan melalui teller Bank; dan b. ATM (Automatic Teller Machine). (2) Pencairan pembayaran melalui teller Bank DKI dapat dilakukan pada setiap Kantor Pelayanan Bank. (3) Pencairan pembayaran melalui ATM dapat dilakukan ATM Bank DKI atau jaringan ATM yang bekeqa sama dengan Bank. (4) Untuk penggunaan ATM akan dikenakan biaya sesuai keputusan Direksi Bank DKI dan/atau keputusan Bersama dengan Mitra Bank. BAB VI PELAKSANAAN MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 12 (1) BKD dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi mengikutsertakan SKPD/UKPD terkait yang terdiri dari unsur BPKD, Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan, Biro Organisasi dan Tata Laksana, Biro Hukum. (2) Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui : a. rapat tim; b. pembahasan laporan/pengaduan; dan c. peninjauan. (3) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun yang difasilitasi oleh Bank. (4) Hasil monitoring dan evaiuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh BKD dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

11 BAB VII KETENTUANPENUTUP Pasal 13 Pada sa at Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Nomor 24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran Gaji dan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Pensiunan Pegawai dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 4 juni 2009 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUK TA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 J uni 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ~<~ MUHAYAT NIP 050012362 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2009 NOMOR 91