LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1994 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 8 TAHUN : 1994 TENTANG IJIN USAHA PERIKANAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan pengendalian terhadap setiap orang atau badan hukum yang mengadakan kegiatan di bidang perikanan diwajibkan memiliki ijin. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir (a) diatas dipandang perlu adanya peraturan tentang ijin usaha perikanan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. 3. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang peraturan Umum Retribusi Daerah. 4. Undang-Undang Nomo11 Tahun 1974 tentang Pengairan. 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah. 11. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 14/PD-DPRD-GR/62 tentang Penyerahan Urusan-urusan dalam lapangan perikanan darat kepada Daerah-daerah Tingkat II/Kotapraja di seluruh Jawa Barat. 12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingakt I Jawa Barat Nomor 13/PD-DPRD-GR/62 tentang Penyerahan Urusan Penangkapan Ikan di perairan umum kepada Daerah Tingkat II/Kotapraja di seluruh Jawa Barat. 13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingakt I Jawa Barat Nomor 11 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemanfaatan Perairan Umum untuk Usaha Perikanan. 14. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 28 Tahun 1989 tentang petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemanfaatan Perairan Umum untuk Usaha Perikanan. 15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 9 Tahun 1979 tentang Pembentukan susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. 16. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat Ketentuan Pidana.
DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG IJIN USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang. d. Dinas Perikanan adalah Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. f. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang pada Bank Jabar Cabang Sumedang. g. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan. h. Penangkapan Ikan adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh ikan di perairan umum yang ditebari ikan dan tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun termasuk kegiatan yang menggunakan kapal/perahu untuk memuat dan mengangkut. i. Budidaya Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan atau membiakan dan memanen hasilnya.
j. Usaha Perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk melaksanakan penangkapan ikan dan budidaya ikan serta penampungan/penyimpanan ikan dengan tujuan komersil. k. Alat Penangkat Ikan adalah sarana/perlengkapan/benda-benda lain yang digunkan untuk menangkap ikan dengan tidak menggunakan bahan peledak, racu dan aliran listrik. l. Perairan Umum adalah semua air yang terdapat diatas daratan baik yang mengalir atau yang tergenang yang berada di sungai, danau/waduk, rawa dan mata air lainnya yang bukan saluran irigasi yang berada dalam kewenangan Pemerintah Daerah. m. Sungai Tutupan adalah bagian alur sungai yang diperuntukan untuk berkembang biaknya sumber daya ikan. BAB II OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2 (1) Obyek ijin usaha Perikanan adalah tempat yang dipergunakan untuk usaa Perikanan yang ada di Daerah. (2) Subyek Ijin Usaha Perikanan adalah setiap orang atau badan hukum yang melaksanakan usaha perikanan. Pasal 3 Jenis usaha perikanan yang harus memiliki Ijin Usaha Perikanan adalah : a. Usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum. b. Usaha Budi daya Ikan di Perairan Umum. c. Usaha Budi daya ikan di Kolam Air Tenang. d. Usaha Budi daya Ikan di kolam Air Deras. e. Usaha Budi daya Ikan Hias. f. Usaha penampungan Ikan di Kolam Pemancingan. g. Usaha Budi daya Ikan lainnya. h. Usaha pengumpulan, penampungan, pengepakan, penjualan atau pemesana ikan yang dilakukan diluar Pasar Ikan.
BAB III PERIJINAN Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan hukum yang melakukan Usaha Perikanan diwajibkan memiliki Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP). (2) Setiap orang atau badan/lembaga/instansi yang melakukan kegiatan penelitian perikanan diwajibkan memiliki Surat Ijin Penelitian. Pasal 5 (1) Surat Ijin Usaha Perikanan yang menggunakan seluruh modal dan tenaga Nasional serta Surat Ijin Perikanan ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah Cq. Dinas Perikanan.. (2) Masa berlaku Surat Ijin Usaha Perikanan adalah selama usaha tersebut masih berjalan dan Surat Ijin Penelitian disesuaikan dengan masa penelitiannya. (3) Terhadap Ijin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dilakukan perpanjangan ijin setiap 3 (tiga) tahun sekali dan dikenakan retribusi. (4) Perpanjangan Ijin sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini harus diajukan selambatlambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sebelum jatuh tempo Heregistrasi. (5) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian, setiap tahun diadakan penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti yang dibentuk oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 6 (1) Setiap Pemohon Ijin diwajibkan mengajukan permohonan ijin kepada Bupati Kepala Daerah Cq. Dinas Perikanan. (2) Tata Cara Pengajuan permohonan dan syarat-syaratnya harus dipenuhi oleh pemohon serta bentuk ijin ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah. Ijin tidak berlaku lagi karena : Pasal 7 a. Pemegang Ijin menghentikan perusahaannya.
b. Pemegang Ijin mengubah/menambah jenis usahanya tanpa mengajukan perubahan kepada Bupati Kepala Daerah. c. Pemegang Ijin perseorangan meninggal dunis dan ahli warisnya yang syah tidak melanjutkan usahanya. d. Dibatalkan atau dicabut, karena tidak memenuhi syarat lagi sebagaimana ditentukan dalam ijin, bertentangan dengan kepentingan. e. Tidak melakukan heregistrasi. Pasal 8 (1) Surat Ijin Usah Perikanan (SIUP) tidak dapat dipindah tangankan atau diperjualbelikan kepada pihak lain. (2) Setiap orang/badan hukum dilarang menangkap ikan di perairan umum dengan menggunakan : a. Jaringan yang bermata kurang dari 5 cm. b. Jala yang bermata kurang dari 3 cm. c. Sirip yang bermata kurang dari 1 cm. d. Bubu dengan mulut muka yang besarnya 75 cm kejarangan antara tirai-tirai bambu kurang dari 5 cm. e. Lain-lain alat penangkap ikan yang bermata kurang dari 3 cm. f. Bahan peledak, racun dan aliran listrik. (3) Setiap orang/badan hukum dilarang menangkap ikan di Sungai Tutupan. BAB IV PUNGUTAN DAERAH Pasal 9 (1) Setiap Ijin Usah Perikanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini dikenakan retribusi ijin. (2) Retribusi Ijin sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut : a. Usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan : 1. Pancing Tunggal Rp. 3.000,-/unit alat/3 tahun
2. Pancing rawai. Rp. 6.000,-/unit alat/3 tahun 3. Sirip/ancol. Rp. 3.000,- /unit alat/3 tahun 4. Jala Rp. 5.000,- /unit alat/3 tahun 5. Bubu.. Rp. 3.000,- /unit alat/3 tahun 6. Gill Net/jaring insang.... Rp.15.000,- /unit alat/3 tahun b. Usaha budi daya ikan di perairan umum : 1. Jaring terapung Rp. 450,-/M2/3 tahun 2. Karamba.. Rp. 250,- /M2/3 tahun 3. Hampang..Rp. 75,- /M2/3 tahun c. Usaha budi daya ikan di kolam air deras. Rp.300,- /M2/3 tahun d. Usaha budi daya ikan di kolam air tenang Rp. 50,-/M2/3 tahun e. Usaha budi daya ikan hias...rp. 300,-/M2/3 tahun f. Usaha penampungan ikan di kolam pemancingan Rp. 50.000,-/unit usaha/3 tahun. g. Usaha budi daya ikan lainnya..rp. 50.000,-/unit usaha/3 tahun h. Usaha pengumpulan, penampungan, pengepakan, penjualan atau pemasaran ikan yang dilakukan diluar pasar ikan Rp. 50.000,-/unit usah/3 tahun. (3) Retribusi perpanjangan ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah ini ditetapkan sama dengan retribusi ijin baru. (4) Pemungutan retribusi Ijin Usaha Perikanan dilakukan dalam waktu penyerahan Surat Ijin. (5) Hasil pungutan termasuk pada ayat (4) pasal ini disetor ke Kas Daerah dalam jangka waktu 24 jam. (6) Tata cara pemungutan dan penggunaan retribusi ijin ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.
BAB V PENGECUALIAN Pasal 10 (1) Petani ikan kecik atau perorangan yang melakukan usaha perikanan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak diwajibkan memiliki surat ijin usaha perikanan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Daerah ini, dengan kriteria yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pasal 9 Peraturan Daerah ini dibebaskan bagi para pemegang ijin dengan tujuan penelitian. (3) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pasal 9 Peraturan Daerah ini kepada Koperasi yang mempunyai unit usaha di bidang perikanan diberikan keringanan 50 % dari ketentuan retribusi. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 3, 4, 5 ayat (4) dan pasal 6 Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana Kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB VII PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pasal 11 Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh penyidik umum atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang : a. menerima laporan atas pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan. c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri. d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat. e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. g. Mendatangkan orang ahali yang diperlukannya dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. h. Memberhentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya. i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknisteknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan Bupati Kepala Daerah. Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini tidak berlaku lagi. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkannya.
Sumedang, 24 Januari 1994 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN DAERAH TK. II SUMEDANG TINGKAT II SUMEDANG Ketua, Cap Ttd. Cap Ttd. H. ATJEP ABDUL LATIEF Drs.H. MOCH. HUSEIN JACHJASAPUTRA Peraturan Daerah ini disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat denga Surat Keputusan Nomor 188.342/sk.1200-Huk/1992 tanggal 4 Juli 1994. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ttd R. NURIANA Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 16 Juli 1994 Nomor 2 Tahun 1994 Seri B. SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Drs. H. YITNO Pembina Tk I NIP. 010 043 052