Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH(

BAHAN METODE PENELITIAN

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Produksi Biji Bawang Merah Samosir Aksesi Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran Tinggi Samosir

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) URBAN) TERHADAP WAKTU PEMANGKASAN DAN JARAK TANAM

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr.) PADA BEBERAPA JARAK TANAM DAN BERBAGAI TINGKAT PEMOTONGAN UMBI BIBIT

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatasl.)terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA DATARAN RENDAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN NPK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

Response Yield of Shallot on the Application Urban Waste Compost and K Fertilizer

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

Respons Pembungaan dan Hasil Biji Bawang Merah Terhadap Aplikasi GA3 dan Fosfor

Respons Pertumbuhan dan Produksi Berbagai Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Terhadap Pemberian Kompos Jerami Padi

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine Max L. (MERILL)) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI LOKAL SAMOSIR TERHADAP PROPORSI DAN WAKTU PEMANGKASAN

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 )

Transkripsi:

Studi Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Waktu Penyiangan Gulma The study growth and yield of two shallots (Allium ascalonicum L.) at the time of weeding Josua Bonar Pohan, Lisa Mawarni*, Toga Simanungkalit Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author: lisa_fp@yahoo.co.id ABSTRACT The time of weeding between weed and shallots can influence the decreasing of growth and productions. The uncorrect time of weeding can make looses. This research had been conducted at Simalingkar residences in Juny until September 2014 using factorial randomized block design with two factor, The first factor was 7 times of weeding K1: clean of weed for 0-3 weeks, K2 : clean of weed for 0-5 weeks, K3: clean of weed for 0-7 weeks, K4: without of weed for 0-3 weeks, K5: without of weed for 0-5 week, K6: without of weed for 0-7 weeks, and K7: clean of weed until harvest and two factor as varieties namely V1 Bima and V2 Medan. The parameters were plant height per tuber, number of leaves per tuber, numbers of tillersper hill, fresh tuber production per plot, dried tuber production per plot, kind of weed.the result showed that the time of weeding significantly decrease plant height of 3 weeks after plants (wap) and number of leaves at 5 wap. Keywords: the time of weeding, varieties, growth and yields, shallots ABSTRAK Pertumbuhan dan produksi bawang merah dapat terganggu dengan adanya gulma. Waktu penyiangan yang tidak tepat menyebabkan kerugian. Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Perumnas Simalingkar pada Juni sampai September 2014, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu waktu penyiangan gulma dengan 7 taraf yaitu K1: Bersih gulma 0 3 MST, K2: Bersih Gulma 0-5 MST, K3: Bersih Gulma 0-7 MST, K4: Bergulma 0-3 MST, K5: Bergulma 0-5 MST, K6: Bergulma 0-7 MST, K7: Tanpa gulma sampai panen. Faktor kedua yaitu: V1: Varietas Bima dan V2: Varietas Medan Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan per sampel, jumlah daun per sampel, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, produksi basah umbi per plot, produksi kering umbi per plot, jumlah siung per sampel, diameter umbi per sampel, kerapatan gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam dan jumlah daun per sampel pada 5 minggu setelah tanam Kata kunci: Waktu penyiangan gulma, Varietas, Pertumbuhan dan Produksi, Bawang merah PENDAHULUAN Produksi bawang merah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 menurut Dinas Pertanian yang dirinci oleh Badan masih jauh di bawah kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, maka dilakukanlah impor dari luar negeri. Rendahnya produksi tersebut salah satunya dikarenakan belum optimalnya sistem kultur teknis dalam budidaya bawang merah (BPS, 2012). Pusat Statistik adalah 14.158 ton, dan produktivitasnya adalah 8,96 ton/ha sedangkan kebutuhan bawang merah mencapai 66.420 ton. Dari data tersebut, produksi bawang merah Sumatera Utara Perbedaan produktivitas antara varietas Medan dan Bima dari setiap varietas atau kultivar tidak hanya bergantung pada sifatnya, namun juga banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi daerah. Iklim, pemupukan, pengairan dan pengolahan tanah merupakan faktor penentu dalam produktivitas maupun 1059

kualitas umbi bawang merah masing masing varietas (Sumarni dan Hidayat, 2005). Dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan antar tanaman maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh (Resiworo, 1992). Selain ukuran umbi bibit dari setiap varietas berbeda, kerapatan tanaman atau jarak tanaman juga berpengaruh terhadap hasil umbi bawang merah tiap varietas. Tujuan pengaturan jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan dalam hal pengambilan air, unsur hara dan cahaya matahari dan merangsang pertumbuhan gulma, sehingga dapat menurunkan hasil. Dimana umumnya hasil dari masing masing tanaman antar varietas bawang merah umumnya dibandingkan hasil tanaman per satuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tertinggi, akan tetapi bobot masing masing umbi secara individu menurun karena terjadinya persaingan antar tanaman dalam bentuk waktu penyiangan gulma (Sumarni dan Hidayat, 2005). Pengaruh kepadatan populasi tanaman terhadap organ perbanyakan vegetatif adalah semakin tinggi kepadatan populasi gulma (jumlah individu per satuan luas), maka produksi organ vegetatif akan semakin menurun. Dimana fase vegetatif dan reproduktif antara gulma dan bawang merah akan meningkat dengan meningkatnya kepadatan sampai suatu titik dimana gulma dapat melakukan penambahan kepadatan yang akan menurunkan produksi bawang merah (Sastroutomo, 1990). Kehadiran gulma pada lahan pertanaman tidak jarang menurunkan hasil dan mutu tanaman. Penurunan hasil pada tanaman secara umum bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat segera diamati (Violic, 2000). Periode kritis persaingan dengan gulma adalah periode pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap gangguan gulma. Dengan diketahuinya periode kritis, pengendalian gulma menjadi ekonomis sebab hanya terbatas pada awal periode kritis, tidak harus pada seluruh siklus hidup tanaman (Moenandir et al., 1996). Untuk mengurangi gulma di pertanaman bawang merah dilakukan pengendalian yang efektif dan efisien dengan menerapkan teknik-teknik budidaya. Salah satu cara yang banyak dilakukan petani adalah dengan melakukan penyiangan karena mudah dan murah, selain itu juga ramah lingkungan. Efektivitas penyiangan sangat ditentukan oleh ketepatan dalam menetapkan waktu pelaksanaannya. Bila tanaman bebas gulma selama periode kritisnya diharapkan produktivitasnya tidak terganggu (Moenandir et al., 1996). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada waktu penyiangan gulma BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Jl. Tembakau XVIII Perumnas Simalingkar, Medan Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 m dpl,. Penelitian dilaksanakan mulai Juni sampai September 2014. Bahan yang digunakan antara lain benih bawang merah varietas Bima (Sumber : Brebes) dan varietas Medan (Sumber : Samosir ), kompos, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, dan fungisida berbahan aktif propineb, insektisida berbahan aktif delthametrin, serta bahan pendukung lainnya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengolah media tanam, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, timbangan untuk menimbang produksi tanaman, pacak sampel untuk tanda dari tanaman yang merupakan sampel, alat tulis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu faktor I perlakuan waktu penyiangan gulma, dengan 7 taraf yakni K1 = Bersih Gulma 3 MST (Disiangi 0-3 MST), K2 = Bersih Gulma 5 MST (Disiangi 0 5 MST), K3 = Bersih Gulma 7 MST (Disiangi 0 7 MST), K4 = 1060

Bergulma 3 MST (tidak disiangi 0 3 MST), K5 = Bergulma 5 MST (tidak disiangi 0-5 MST), K6 = Berguma 7 MST (tidak disiangi 0-7 MST,) K7 = Tanpa Gulma Sampai Panen dan faktor II Perlakuan varietas, dengan 2 taraf, yakni V1 = Varietas Bima dan V2 = Varietas Medan. dan daun diatas. Pengeringan dilakukan sampai penyusutan bobot umbi berkisar ± 20%, dilakukan dengan cara penimbangan bobot kering secara berulang sampai didapat penyusutan bobot umbi sekitar 20%. Peubah amatan yang diambil adalah tinggi tanaman (cm), bobot basah umbi per sampel (g), Bobot kering umbi per sampel (g), Produksi kering umbi per plot (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian diperoleh data yang menunjukkan bahwa waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam dan jumlah daun per sampel pada 5 minggu setelah tanam. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter lainnya. Interaksi keduanya berpengaruh nyata meningkatkan presentase kerapatan gulma Tinggi Tanaman (cm) Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata pada 3 MST dan 5 MST. Pengamatan 3 MST menunjukkan tinggi tanaman terbaik pada perlakuan K2 (22,53 cm). Tinggi tanaman yang terbaik pada 5 MST yaitu K2 (28,42 cm). Perbedaan varietas menunjukkan tinggi tanaman yang berbeda secara nyata pada semua umur tanaman, dimana varietas Bima memiliki tinggi tanaman yang lebih baik daripada varietas Medan.Varietas Bima dapat bertahan dalam pengaruh negatif dari waktu penyiangan gulma yang terjadi sejak awal hingga ke tahap akhir pertumbuhan. Tabel 1. Tinggi tanaman dua varietas bawang merah 2-9 MST (cm) pada waktu penyiangan gulma Waktu penyiangan gulma Varietas V1 (Bima) V2 (Medan) Rataan K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 16.70 12.88 14.79 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 19.57 15.90 17.73 K3 (Bersih gulma 7 MST) 17.95 13.11 15.53 2 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 17.95 14.73 16.34 K5 (Bergulma 0-5 MST) 14.59 13.52 14.05 K6 (Bergulma 0-7 MST) 17.38 15.11 16.25 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 20.51 12.37 16.44 Rataan 17.81 a 13.95 b 15.88 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 22.16 17.37 19.76 ab K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 23.88 21.18 22.53 a K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 22.93 18.37 20.65 ab 3 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 22.55 19.31 20.93 ab K5 (Bergulma 0-5 MST) 20.53 18.09 19.31 b K6 (Bergulma 0-7 MST) 21.85 20.81 21.33 ab K7 (Tanpa gulma sampai panen) 21.46 16.33 18.90 b Rataan 22.19 a 18.78 b 20.49 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 25.59 21.02 23.30 K2 (Bersih gulma 5 MST) 26.99 23.73 25.36 K3 (Bersih gulma 7 MST) 26.13 20.74 23.44 4 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 24.87 22.29 23.58 K5 (Bergulma 0-5 MST) 23.86 21.24 22.55 K6 (Bergulma 0-7 MST) 23.78 23.83 23.81 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 24.53 18.45 21.49 Rataan 25.11 a 21.62 b 23.36 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 28.25 ab 24.14 c 26.19bc K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 29.34 a 27.49 ab 28.42a K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 28.66 a 24.15 c 26.40bc 5 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 29.25 a 24.75 c 27.00ab K5 (Bergulma 5 MST) 26.05 bc 24.97 c 25.51c K6 (Bergulma 0-7 MST) 26.01 bc 28.12 ab 27.07ab K7 (Tanpa gulma sampai panen) 27.41 ab 21.76 d 24.59c Rataan 27.85 a 25.05 b 26.45 1061

K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 31.41 26.85 29.13 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 30.10 29.95 30.02 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 30.98 26.55 28.77 K4 (Bergulma 0-3 MST) 32.41 26.17 29.29 6 MST K5 (Bergulma 0-5 MST) 26.77 28.49 27.63 K6 (Bergulma 0-7 MST) 30.60 30.28 30.44 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 29.41 23.93 26.67 Rataan 30.24 a 27.46 b 28.85 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 31.55 26.53 29.04 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 29.73 29.46 29.59 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 30.49 25.59 28.04 7 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 33.99 26.95 30.47 K5 (Bergulma 0-5 MST) 29.10 28.65 28.87 K6 (Bergulma 0-7 MST) 30.76 31.71 31.24 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 30.09 25.40 27.75 Rataan 30.82 a 27.76 b 29.29 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 33.84 28.45 31.15 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 32.86 32.38 32.62 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 32.91 28.42 30.66 8 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 39.23 30.57 34.90 K5 (Bergulma 0-5 MST) 31.11 30.51 30.81 K6 (Bergulma 0-7 MST) 31.75 33.87 32.81 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 33.75 27.41 30.58 Rataan 33.64 a 30.23 b 31.93 K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 34.71 28.39 31.15 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 33.96 33.99 32.62 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 33.59 29.13 30.66 9 MST K4 (Bergulma 0-3 MST) 39.83 32.34 34.90 K5 (Bergulma 0-5 MST) 33.29 31.63 30.81 K6 (Bergulma 0-7 MST) 32.95 34.95 32.81 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 35.56 29.82 30.58 Rataan 34.84 a 31.46 b 31.93 Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan pada minggu pengamatan yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Bobot Basah Umbi per sampel (g) Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah umbi per sampel. Hal itu dilihat bahwa bobot basah umbi per sampel tertinggi adalah pada varietas Bima yaitu 9,08 g dan terendah terdapat pada varietas Medan yaitu 5,04 g.. Tabel 2. Bobot basah umbi per sampel pada dua varietas bawang merah terhadap perlakuan waktu penyiangan gulma Waktu Penyiangan Gulma V1 (Bima) Varietas V2 (Medan) Rataan K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 8.85 3.74 6.30 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 10.34 8.09 9.22 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 10.62 4.02 7.32 K4 (Bergulma 0-3 MST) 11.56 4.51 8.04 K5 (Bergulma 0-5 MST) 7.66 5.07 6.37 K6 (Bergulma 0-7 MST) 7.81 6.05 6.93 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 6.73 3.80 5.26 Rataan 9.08 a 5.04 b 7.06 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap kolom yang sama di setiap pengamatan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% 1062

Hal ini diduga karena sejak awal varietas Bima unggul, sehingga bobot basah umbi per sampel menunjukkan bobot basah umbi yang terbaik. Berdasarkan hasil panen terlihat bahwa ukuran umbi varietas Medan lebih kecil namun jumlah umbi lebih banyak dibanding varietas Bima. Sedangkan varietas Bima memiliki ukuran umbi yang lebih besar sehingga bobot yang dihasilkan juga lebih berat. Perlakuan waktu penyiangan gulma dan interaksi antara perlakuan waktu penyiangan gulma dan varietas tidak berbeda nyata Bobot Kering Umbi per Sampel (g) Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per sampel, dimana bahwa bobot kering umbi per sampel tertinggi adalah pada varietas Bima yaitu 8,46 g dan terendah terdapat pada varietas Medan yaitu 4,21 g. Tabel 3. abobot kering umbi pada dua varietas bawang merah pada perlakuan waktu penyiangan gulma Waktu Penyiangan Gulma V1 (Bima) Varietas V2 (Medan) K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 7.87 3.44 5.65 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 9.14 6.65 7.90 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 10.44 2.71 6.58 K4 (Bergulma 0-3 MST) 10.90 3.81 7.36 K5 (Bergulma 0-5 MST) 7.00 4.37 5.69 K6 (Bergulma 0-7 MST) 7.96 5.61 6.78 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 5.90 2.89 4.40 Rataan Rataan 8.46 a 4.21 b 7.06 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap kolom yang sama di setiap pengamatan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 % Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi produksi dari masingmasing varietas, yang mana Bima memiliki bobot kering umbi yang lebih tinggi dibanding varietas Medan (BPS,2012). Produksi Kering Umbi per plot (g) Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa produksi kering umbi per plot tertinggi pada perlakuan varietas Bima yakni 117,37 g sedangkan varietas Medan 55.74 g. Hal ini menunjukan bahwa varietas Bima lebih tahan terhadap keberadaan gulma. Perlakuan waktu penyiangan gulma dan interaksi antara perlakuan waktu penyiangan gulma dan varietas tidak berbeda nyata. Sedangkan varietas Bima memiliki ukuran umbi yang lebih besar sehingga bobot yang dihasilkan juga lebih berat. Produksi Perlakuan waktu penyiangan gulma dan interaksi antara perlakuan waktu penyiangan gulma dan varietas tidak berbeda nyata. kering umbi per plot menunjukkan adanya perbedaan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dalam pertumbuhan. Menurut Lovelles (2009) menyatakan individu merupakan hasil interaksi antara genotif (warisan alami) dan lingkungannya. Walaupun sifat khas suatu fenotip tertentu tidak dapat selamanya ditentukan oleh perbedaan fenotip atau lingkungan ada kemungkinan perbedaan fenotip antara individu yang terpisahkan itu disebabkan oleh perbedaan lingkungan atau perbedaan keduanya. 1063

Tabel 4. Produksi kering umbi dua varietas bawang merah per plot terhadap perlakuan waktu penyiangan gulma Waktu Penyiangan Gulma V1 (Bima) Varietas V2 (Medan) Rataan K1 (Bersih gulma 0-3 MST) 126.91 51.44 89.18 K2 (Bersih gulma 0-5 MST) 168.62 104.44 136.53 K3 (Bersih gulma 0-7 MST) 124.88 39.24 82.06 K4 (Bergulma 0-3 MST) 148.60 43.16 95.88 K5 (Bergulma 0-5 MST) 85.14 54.81 69.98 K6 (Bergulma 0-7 MST) 85.35 59.55 72.45 K7 (Tanpa gulma sampai panen) 82.11 37.55 59.83 Rataan 117.37 a 55.74b 86.56 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% SIMPULAN Perlakuan penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 3 minggu setelah tanam. Perbedaan varietas berpengaruh nyata terhadap semua parameter.kecuali pada jumlah anakan dan jumlah daun per sampel pada 2,3 dan 4 MST dan 5-10 MST. Interaksi perlakuan waktu penyiangan gulma dan perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata kecuali pada parameter diameter umbi dan kerapatangulma.waktu penyiangan sebaiknya dilakukan pada umur 4 dan 5 MST karena saat itu bawang merah dan gulma mengalami peningkatan pertumbuhan. DAFTAR PUSTAKA Indonesia di Ujung Pandang pada 25 Februari 2014. Sastroutomo SS., 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Steel, R.G.D., J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sumarni N dan Achmad H. 2005. Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bogor. Violic, A.D. 2000. Integrated crop menagement. In: R.L. Paliwal, G. Granados, H.R. Lafitte, A.D. Violic, and J.P. Marathee (Eds.). Tropical Maize Improvement and Production. FOA Plant Production and Protection Series, Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome, 28:237-282 BPS 2012. Produksi Bawang Merah. Jakarta. www.deptan.go.id(1februari2014) Loveless, A.R., 2009. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Trofik. Terjemahan K. Kartawinata, S. Dinimiharja dan U. Soetisna. Gramedia. Jakarta. Moenandir J, 1996. Ilmu Gulma. Universitas Brawijaya Press, Malang. Resiworo JS. 1992. Pengendalian Gulma dengan Pengaturan Jarak Tanam dan Cara Penyiangan pada Pertanaman Kedelai. Prosiding Konferensi Himpunan Ilmu Gulma 1064

1065

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597 1066