BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMPELAJARI LAJU PENYERAPAN UAP AIR OLEH LARUTAN Lithium Bromide ( LiBr) SEBAGAI ABSORBAN PADA SISTEM PENDINGIN ABSORPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

METODOLOGI PENELITIAN

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Teknologi

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATUBARA PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER TERHADAP KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA

BAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Wusana Agung Wibowo. Prof. Dr. Herri Susanto

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

IV. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

Campuran udara uap air

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

PENGELOMPOKAN DAN PEMILIHAN MESIN PENGERING

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENURUNAN KONSENTRASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN ADSORPSI MENGGUNAKAN ARANG BATOK KELAPA (COCONUT SHELLS) KOMERSIL

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

Bab III Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada bulan April Juni 2011 di laboratorium Pindah Panas dan Massa dan laboratorium Surya, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 1.2 Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat Pengering Climate Chamber Alat pengering berakuisisi (Climate Chamber) memanfaatkan udara yang dipanaskan oleh elemen listrik berkapasitas 2000 W. Udara panas masuk ke dalam ruang pengering dengan suhu dan kelembaban tertentu yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan. Untuk mengontrol kelembaban digunakan humidifier. Udara panas yang basah dari ruang air heater akan didorong oleh blower ke dalam ruang pengering. Kecepatan udara yang masuk dalam ruang pengering dapat diatur dengan menarik atau mendorong tuas pada bagian flow controller. Apabila suhu dan kelembaban yang dicapai lebih tinggi daripada setpoint, maka dilakukan pembuangan kalor dan pembuangan uap air melalui dehumidifier yang memiliki efek pendinginan dan pengembunan. Untuk mencapai dan menjaga kondisi ruangan agar sesuai dengan setpoint, diimplementasikan dua buah subsistem kontrol yang independen yaitu kontrol suhu dan kelembaban. Alat-alat Ukur 1. Pengukur Suhu Digunakan termokopel type C-C untuk mengukur suhu larutan LiBr yang dihubungkan pada Chino Recorder Yokogawa tipe 3058 untuk membaca hasil pengukuran suhu selama proses penyerapan berlangsung. 2. Pengukur Massa Menggunakan timbangan digital model AandD seri GF-3000 dengan kapasitas maksimum 3000 gram (termasuk baki bahan), dengan ketelitian 0.01 gram. Cawan Merupakan wadah untuk menampung larutan garam yang akan diuji dengan ukuran tinggi 2.5 cm dan diameter 11 cm Gelas ukur dan pengaduk yang digunakan sebagai wadah untuk mencampurkan garam LiBr dan H 2 O Alat tulis dan hitung 3.2.2. Bahan Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu : Garam LiBr Aquades 11

1.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah laju penyerapan uap air larutan LiBr pada pendinginan absorpsi. Masing- masing larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda akan diuji pada ruang pengering berakuisisi (Climate Chamber) dengan mengatur terlebih dahulu suhu dan kelembaban udara sesuai dengan perlakuan yang dilakukan. Tabel 1. Perlakuan penelitian pada masing-masing suhu yaitu 40 o C dan 45 o C: C (%) RH (%) 45 50 55 60 60 70 80 Perlakuan suhu 40 dan 45 diambil berdasarkan kondisi ruang absorber pada sistem pendingin absorpsi yaitu berkisar antra 30 45 o C. Dari pengambilan data nantinya akan diperoleh 6 data dari perlakuan suhu 40 o C dan 6 data dari suhu 45 o C. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini: 1. Pembuatan wadah pengujian larutan LiBr-H 2 O Wadah larutan LiBr-H 2 O terbuat dari wadah berbahan plastik dengan ukuran tinggi 2.5 cm dan diameter 11 cm. 2. Persiapan Bahan Pada tahapan persiapan bahan, terlebih dahulu pembuatan larutan absorban LiBr-H 2 O, dengan konsentrasi 45%, 50%, 55%, dan 60%. Perbandingan garam LiBr dan H 2 O untuk masingmasing konsentrasi berdasarkan perbandingan bobot per bobot, seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Pembuatan konsentrasi larutan absorban Konsentrasi (%) Massa garam LiBr (gram) Massa H 2 O (gram) 60 60 40 55 55 45 50 50 50 45 45 55 3. Pengambilan Data Percobaan 1. Pengukuran suhu larutan menggunakan termokopel tipe C-C. Suhu larutan akan berubah selama proses penyerapan berlangsung. Hal ini dikarenakan perubahan suhu pada ruang pengering yang terjadi serta pengaruh uap air yang terjerat. Apabila suhu larutan semakin tinggi maka absorpsi uap akan berhenti. 2. Pengambilan data suhu dan kelembaban ruang pengering serta massa larutan (LiBr) dilakukan tiap 10 menit sekali selama proses pengujian berlangsung. Hal ini disesuikan dengan standar pengambilan data yang maksimum pada alat pengering Climate Chamber. 3. Penimbangan larutan dilakukan secara otomatis oleh mesin pengering Climate Chamber, dan data hasil penimbangan, suhu, dan kelembaban akan langsung terekam (terakuisisi) 12

4. Pengukuran Daya Serap Uap Air Oleh Larutan LiBr Pada tahap ini, masing-masing dari konsentrasi larutan akan di uji daya serapnya terhadap uap air disekitarnya. Larutan akan di masukkan ke alat pengering berakuisisi, kondisi di dalam ruang pengering dikondisikan sama dengan kondisi antara komponen evaporator dan absorber. Pengkondisiian uap air didalam ruangan dapat dilakukan dengan setting kelembaban dan suhu pada ruang pengering Climate Chamber. Pada larutan absorban juga akan dipasang sensor suhu menggunakan termokopel C-C yang dihubungkan dengan Chino Recorder, untuk mengukur perubahan suhu larutan selama proses penyerapan berlangsung. Dari percobaan yang dilakukan nantinya dapat dilihat apakah laju penyerapan larutan absorber berhubungan dengan perubahan suhu, konsentrasi, dan tekanan uap air. uap air LiBr-H 2O Gambar 5. Ruang Climate Chamber 5. Menghitung laju penyerapan uap air Laju penyerapan uap air dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini: LP = dimana: LP : laju penyerapan uap air oleh larutan absorban (gram/menit) MG t : berat garam setelah penyerapan berlangsung (gram) MG a : berat garam sebelum penyerapan (gram) t : lama penyerapan berlangsung (menit) 12) 6. Perhitungan tekanan uap air/absorbat Tekanan uap air dalam ruang pengering dapat dihitung dari persamaan: P =. (P ) 13) dimana: Pu : tekanan uap air (mmhg) x : perbandingan kelembaban (kg/kg udara kering) Pa : tekanan atmosfir (mmhg) nilai x dapat diperoleh dari diagram psychrometric chart untuk nilai suhu dan kelembaban relatif yang diketahui dari pengambilan data. 7. Penentuan konsentrasi kesetimbangan larutan LiBr-H 2 O Dalam penelitian ini data kesetimbangan larutan LiBr-H 2 O tidak tercapai sampai batas waktu yang ditentukan, maka untuk konsentrasi kesetimbangan dapat dihitung menggunakan persamaan garis liner pada grafik penurunan konsentasi larutan. Dimana dari 4 garis penurunan konsentrasi yaitu 45%, 50%, 55%s dan 60% diperoleh nilai kemiringan garis (slope) pada 13

masing-masing konsentrasi. Nilai slope tersebut kemudian diplotkan ke dalam grafik dengan persamaan garis linear, untuk mendapatkan nilai variabel dari persamaan: m = a + bx 14) Dimana m merupakan nilai slope (kemiringan garis), x merupakan konsentrasi kesetimbangan, a dan b merupakan variabel yang nilainya diperoleh dari persamaan garis linear pada grafik slope-konsentrasi. Selain itu, penentuan konsentrasi kesetimbangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram P-T-X (tekanan-suhu-konsentrasi). Dengan memplotkan nilai tekanan uap air dan suhu larutan, sehingga perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan besarnya konsentrasi kesetimbangan (larutan LiBr jenuh). Berikut merupakan gambar diagram P-T-X: Konsentrasi Kesetimbangan Gambar 6. Diagram Tekanan-Suhu-Konsentrasi Larutan LiBr Jenuh Kristalisasi Konsentrasi larutan LiBr-H 2 O yang digunakan pada penitian ini dibatasi sampai konsentrasi 60%, dengan kisaran suhu 40 o C hingga 45 o C. Hal ini dikarenakan, konsentrasi larutan diatas 60% dengan kondisi suhu yang sama, maka larutan tersebut akan lebih mudah mengalami kristalisasi. Kristalisasi merupakan perubahan fasa larutan garam menjadi padatan pada suhu tertentu. 14

8. Menghitung jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan adsorban saat kondisi kesetimbangan (Qe) dari data dan membandingkannya dengan Qe Model BET, Langmuir, dan Freundlich Qe = V 15) dimana: Qe : jumlah absorbat yang terjerat pada permukaan absorban pada kondisi kesetimbangan (g absorbat/g absorban) Ce : konsentrasi setimbang (g/ml) Co : konsentrasi awal (g/ml) m : massa absorban (g) V : volume uji larutan (ml) Hasil perhitungan jumlah absorbat yang terjerat berdasarkan hasil perhitungan data akan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan Model BET, Langmuir, dan Freundlich. Selain itu juga dilakukan perhitungan kesalahan dari Qe hitung dengan Qe mode l sorpsi isotermis, sehingga dapat ditentukan model sorpsi isotermis yang paling akurat dengan nilai persentase kesalahan yang lebih kecil. Untuk menghitung besarnya persantase kesalahan dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut: % kesalahan = 100% 16) 15

Prosedur penelitian dalam bentuk diagram alir disajikan pada gambar berikut : Mulai Pembuatan wadah larutan LiBr-H 2 O Pembuatan larutan absorber (LiBr) Setting RH dan T pengukuran pada Climate Chamber Pengukuran dan pengambilan data Dalam selang waktu 10 menit ukur T ruang, RH, T larutan dan Massa larutan selama 10 jam Selesai Gambar 7. Diagram Alir Penelitian 16