BAB V PENUTUP. Kabupaten Bantul berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1) Definisi privatisasi menurut Undang-Undang BUMN adalah penjualan

BAB III PENUTUP. bahwa berlakunya Otonomi daerah dengan asas Desentralisasi. ditegaskan dalam Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan dan analisis, maka dapat ditarik. simpulan :

Perseroan Terbatas. Berlakunya asas preferensi hukum Lex Specialis

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB III PENUTUP. sebelumnya, Penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

BAB III PENUTUP. sampailah pada kesimpulan yaitu : 1. Bahwa proses pemberian izin industri batik di Kota Yogyakarta, Dinas

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, (Yogyakarta: FH UII Press, 2005).

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan kepemilikan rumah panggung sebagai rumah tinggal di

DAFTAR PUSTAKA. - Arifin Hoesein, Zainal, Kekuasaaan Kehakiman Di Indonesia, Yogyakarta:

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1. Peraturan Daerah Perpajakan dan Retribusi Daerah di Kabupaten Supiori

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan tertata dalam mengelola daerahnya. 1

BAB III PENUTUP. Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peralihan hak atas tanah Kalakeran di Minahasa dapat dikatakan sah,

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ( 1 ) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menangani

PENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB V PENUTUP. diuraikan penulis berkesimpulan bahwa

DAFTAR PUSTAKA JURNAL : Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : RAILA SOLANTIKA BP

Munir Fuady, 2000, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kriteria bank gagal berdampak sistemik membutuhkan penilaian yang

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.

Peraturan Perundang-undangan:

DAFTAR PUSTAKA. Agus Dwiyanto,2006,Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

penjual minuman keras yang lolos dari hukum.

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN BIRO HUKUM DALAM HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH (STUDI DI BIRO HUKUM SETDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)

BAB III PENUTUP. menarik kesimpulan bahwa Tanggung Jawab Pengelola Parkir Terhadap Konsumen

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III PENUTUP. kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan cara Preventif yaitu bahwa

BAB III PENUTUP. persaingan usaha yang sehat di sektor perunggasan telah menjalankan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif

Amiruddin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB III PENUTUP. Huruf e Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan. Lahan Pertanian Pangan yang mengamanatkan pembentukan bank bagi

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Proses Penerbitan Izin Perubahan Pengunaan Tanah (IPPT) di Kabupaten Bantul yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung : PT. Citra

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah, sebagai berikut :

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung. Adrian Sutedi, 2003, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.

IZIN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

DAFTAR PUSTAKA. Amanat, Anisitus, 1996, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Jhon Salindeho, 1998, Tata Laksana dalam Manajemen, Sinar Grafika, Jakarta. Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief, 2010, Tata Ruang Air, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum. Setiap kegiatan disamping

Daftar Pustaka. SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, September 1987.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam bab sebelumnya, dapat. ditarik kesimpulan sebagai berikut:

B A B V P E N U T U P

BAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB IV PENUTUP. diperluas dan diperkuat dengan semangat demokrasi melalui langkah - langkah pemikiran yang

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi. Hukum Kepailitan. Bogor: Ghalia Indonesia, Jawab Pendiri Perseroan Terbatas. Jakarta: Ghalia Indonesia,2002.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, PT. Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2002.

BAB I PENDAHULUAN telah mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ichsan. Hukum Perdata I B, Jakarta: PT. Pembimbing Masa

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, Kamaruddin, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta, Rineka Cipta, 1996.

BAB V PENUTUP. V.1. Kesimpulan. Dari hasil analisa bahan hukum maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB III PENUTUP. bekerja pada malam hari dapat ditarik kesimpulan:

BAB III PENUTUP. telah penulis lakukan pada bab-bab terdahulu, berikut ini disajikan kesimpulan

BAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Imam Baehaqi, dkk, 1990, Menggugat Hak: Panduan. Konsumen bila dirugikan, YLKI Jakarta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara cumacuma)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERTIBAN TERMINAL PENUMPANG

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pengecer yang melanggar ketentuan Pasal 4 UUPK dan Pasal 8 wajib

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis. 1. Kepastian Hukum Penyelenggaraan Jamsostek bagi TK LHK belum

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum juga terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Pasal 18 ayat (1)

DAFTAR PUSTAKA , 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

BAB III PENUTUP. karena instansi-instansi yang terlibat kurang koordinasi satu sama lain. Sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENUTUP. Namun demikian, konstruksi pemikiran hukum post positivisme dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini ditandai dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

BAB SATU PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

DAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, 2015, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta.

ANALISIS YURIDIS TERKAIT PEMEKARAN DAERAH BERDASARKAN PRINSIP OTONOMI DAERAH

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, di Kabupaten Bantul berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan bermotor umum di Kabupaten Bantul : a. Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di Kabupaten Bantul, diarahkan untuk memberikan pelayanan dan upaya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi perizinan. b. Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan bermotor umum di Kabupaten Bantul tidak melaksanakan Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK) sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum c. Memberikan izin penyelenggaraan angkutan sewa, hal mana bukanlah merupakan kewenangan kabupaten/kota tetapi merupakan kewenangan pemerintahan daerah propinsi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Thaun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. 189

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberian izin penyelenggraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di Kabupaten Bantul adalah : a. Aspek teoretis Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, dilihat dari proses implementasi yang menunjukkan kendala pada faktor komunikasi, sumbersumber yang menyangkut sumber daya manusia, kewenangan dan dana pendukung, kecenderungan pelaksana (implementers) dan struktur birokrasi, menyangkut prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau sering disebut Standard Operating Procedures (SOP) dan fragmentasi menyangkut pembentukan badanbadan pelaksana dan terbukanya akses bagi kelompok kepentingan, sehingga menunjukkan adanya perubahan/penyimpangan yang besar terhadap kebijakan awal. Artinya implementasi kebijakan tentang pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum didapati dalam kategori perubahan besar dan konsensus tujuan rendah. b. Aspek Yuridis Ditinjau dari aspek peraturan: 1. Ukuran-ukuran dasar dan prosedur pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di Kabupaten Bantul, tidak sejalan dengan ukuran-ukuran dasar dan prosedur yang ditetapkan Menteri Perhubungan sebagaimana diamanatkan Pasal 178 dan Pasal 179 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 190

96) yang mengatur bahwa, tata cara dan prosedur pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di Jalan diatur dengan dengan peraturan menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. 2. Izin Penyelenggaraan angkutan sebagai ketetapan pemerintah yang merupakan salah satu norma penutup dalam proses norma hukum, di Kabupaten Bantul ditetapkan sebagai Peraturan Daerah yang muatan materinya lebih luas daripada seharusnya. c. Aspek pelaksanaan Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor di Kabupaten Bantul pertama sumberdaya manusia. Sumber daya manusia pada Dinas Perizinan Kabupaten Bantul memiliki keterbatasn pada staf yang memiliki kompetensi di bidang transportasi. Kedua, pelaksanaan pemberian izin di Kabupaten Bantul tidak terlepas dari pengaruh kelompok kepentingan. 3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum. a. Aspek teoretis Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam implementasi pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, menurut Lester dan Stewart dalam Budi Winarno (2012 :220-221) adalah Pertama, dalam mengusulkan langkah-langkah perbaikan harus dipahami terlebih dahulu hambatan-hambatan yang muncul dalam proses implementasi. Kedua, perlu mengubah keadaan-keadaan yang 191

menghasilkan faktor-faktor tersebut. Dengan demikian secara teoretis diupayakan adanya konsensus tujuan pembuatan kebijakan dengan pelaksana, sehingga meminimalisir terjadinya penyimpangan terhadap implementasi kebijakan. b. Aspek Yuridis 1. Diupayakan adanya sinergi pengaturan antara Pengaturan undang-undang dan aturan pelaksana di daerah serta perlu melakukan sinergi ukuran-ukuran dasar dan prosedur yang ditetapkan Menteri Perhubungan dengan pengaturan di Kabupaten Bantul. 2. Perlu adanya pergantian Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan Di Kabupaten Bantul sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan Di Kabupaten Bantul dengan peraturan daerah Kabupaten Bantul tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum yang di dalamnya mengatur izin penyelenggaraan angkutan. c. Aspek Pelaksanaan Upaya-upaya yang dilakukan dalam dalam proses pelaksanaan pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum meliputi: Pertama faktor komunikasi, perlu adanya kesamaan pemahaman terhadap tujuan pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, agar tidak terjadi pertentangan antara pelaksana dengan pembuat kebijakan. Kedua faktor sumber-sumber, perlu adanya 192

peningkatan sumberdaya manusia di bidang transportasi, dukungan dana yang memadai dan kewenangan yang sesuai dengan kompentensi di bidang tranasportasi agar mendukung implemntasi denganbaik. Ketiga faktor kecenderungan pelaksana, perlu adanya sosialisasi atau bahkan mengikutsertakan pelaksana dalam pembuatan kebijakan agar tidak pertentang terhadap implementasi kebijakan. Keempat struktur birokrasi, singkronisasi dan harmonisasi terhadap ukuran-ukuran dasar dan prosedur-prosedur implementasi kebijakan di bidang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dan hindari pengaruh kelompok kepentingan terhadap pelaksana, tentu saja lakukan seminar-seminar, lokakarya, workshop atau kegiatan sejenisnya, agar semua pihak memahami pentingnya penyelenggaraan angkutan yang aman, nyaman dan slemat bagi pengunan jasa angkutan umum. B. Saran 1. Aspek teoritis Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum sebaiknya dilaksanakan oleh instansi yang khusus menangani urusan pemerintahan di bidang perhubungan agar menghindari adanya penyimpangan terhadap tujuan awal pembuatan kebijakan dan melakukan konsensus dengan pelaksana agar implementasi dapat berjalan dengan baik. 2. Aspek Yuridis Pertama, izin pada dasarnya merupakan ketetapan pemerintah (beschikking), yang merupakan norma penutup dalam proses norma hukum, maka sebaiknya 193

pemberian izin melekat pada pengaturan terhadap penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum. Oleh karena itu perlu adanya pembuatan peraturan daerah tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan bermotor umum yang di dalamnya termasuk izin penyelenggaraan angkutan. Kedua, ukuran dasar dalam pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum sebaiknya menggunakan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh Menteri Perhuibungan sebagaimana dimanatkan Pasal 178 dan 179 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96). 3. Aspek pelaksanaan Pertama, pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, sebaiknya dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan agar menjaga komunikasi dengan Kementerian Perhubungan, karena pada prinsipnya Dinas Perhubungan merupakan pelaksana urusan pemerintahan di bidang perhubungan di daerah. Kedua, perlu adanya peningkatan sumber daya manusia di bidang transpotasi agar mempermudah implementasi. Ketiga perlu adanya dukungan dana yang memadai untuk implementasi kebijakan dimaksud. 194

Daftar Pustaka BUKU : Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung; Abidin, Zaid Zainal, 2004. Kebijakan Publik, (Edisi Revisi). Jakarta: Yayasan Pancur Siwah Amirudin dkk, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta Van Apeldoon, 1994, Budi Winarno, 2012, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus, CAPS Yogyakarta; Gatot Supramono, 2007, Kedudukan Perusahaan Sebagai Subyek Hukum Dalam Gugatan Perdata Di Pengadilan, Rinerka Cipta, Jakarta; Hans Kelsen Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, terjemahan dari General Theory of Law and State, Oleh Raisul Mutaqien, 2011, Nusa Media Bandung Hari Sabarno, 2007, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta. L. Tanya Bernard dkk, 2010, Teori Hukum, Genta Publishing, Yogyakarta. M. Marwan & Jimmy P., 2009, Kamus Hukum (Dictionary Of Law Complete Edition), Reality Publisher, Surabaya; Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; Ridwan Juniarso dan Sudrajat Sodik, 2010, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, NUANSA Bandung Riant Nugroho, 2000, Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. 195

Soiman, 2010, Pembentukan Peraturan-Perundangan Negara di Indonesia, UII Press Yogyakarta; Sri Pudyatmoko, 2009, Perizinan Problema dan Upaya Pembenaha, Grasindo Jakarta Stefanus Mahendra Soni Indriyo, 2012, Revitalisasi Institusi Direksi Perseroan Terbatas, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta; Sunarno Siswanto H., 2009, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta; Sutedi Adrian, 2011, Hukum Prizinan Dalam Pelayanan Publik, Sinar Grafika Jakarta. KAMUS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Puspa Yan Pramadya, 2008, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2006, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96) Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 20007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul seri C Nomor Tahun 2005) Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul, (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Seri C Nomor 1 Tahun 2008) 196

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Retribusi Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2008 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum Peraturan Bupati Bantul Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perizinan Dinas Perizinan Kabupaten Bantul Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul. Daftar Website: http://koran-jakarta.com www.kabbantul.co.id) http://www.perijinan.bantulkab.go.id Koran Tribunjateng harian Jogja Express 197

Daftar Pustaka BUKU : Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung; Abidin, Zaid Zainal, 2004. Kebijakan Publik, (Edisi Revisi). Jakarta: Yayasan Pancur Siwah Amirudin dkk, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta Van Apeldoon, 1994, Budi Winarno, 2012, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus, CAPS Yogyakarta; Gatot Supramono, 2007, Kedudukan Perusahaan Sebagai Subyek Hukum Dalam Gugatan Perdata Di Pengadilan, Rinerka Cipta, Jakarta; Hans Kelsen Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, terjemahan dari General Theory of Law and State, Oleh Raisul Mutaqien, 2011, Nusa Media Bandung Hari Sabarno, 2007, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta. L. Tanya Bernard dkk, 2010, Teori Hukum, Genta Publishing, Yogyakarta. M. Marwan & Jimmy P., 2009, Kamus Hukum (Dictionary Of Law Complete Edition), Reality Publisher, Surabaya; Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; Ridwan Juniarso dan Sudrajat Sodik, 2010, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, NUANSA Bandung Riant Nugroho, 2000, Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. 189

Soiman, 2010, Pembentukan Peraturan-Perundangan Negara di Indonesia, UII Press Yogyakarta; Sri Pudyatmoko, 2009, Perizinan Problema dan Upaya Pembenaha, Grasindo Jakarta Stefanus Mahendra Soni Indriyo, 2012, Revitalisasi Institusi Direksi Perseroan Terbatas, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta; Sunarno Siswanto H., 2009, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta; Sutedi Adrian, 2011, Hukum Prizinan Dalam Pelayanan Publik, Sinar Grafika Jakarta. KAMUS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Puspa Yan Pramadya, 2008, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2006, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96) Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 20007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul seri C Nomor Tahun 2005) Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul, (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Seri C Nomor 1 Tahun 2008) 190

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Retribusi Perizinan Angkutan di Kabupaten Bantul sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2008 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum Peraturan Bupati Bantul Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perizinan Dinas Perizinan Kabupaten Bantul Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul. Daftar Website: http://koran-jakarta.com www.kabbantul.co.id) http://www.perijinan.bantulkab.go.id Koran Tribunjateng harian Jogja Express LAMPIRAN : 1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum 2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan Di Kabupaten Bantul 3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Perizinan Angkutan Di KAbupaten Bantul 191

4. Peraturan Bupati Bantul Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelayanan Perizinan Dinas Perijinan Kabupaten Bantul. 192