BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Timur Tengah yang kemudian hidup membaur dengan penduduk lokal.

PERAN DEPARTEMEN TAKLIM DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI ASRAMA MADRASAH ALIYAH PROGRAM KEAGAMAAN SURAKARTA. Tahun pelajaran 2012/2013

NOTA DINAS PEMBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif (field research), yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB: III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB III METODE PENELITIAN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, dan juga dapat mempermudah menentukan berhasil tidaknya

BAB III METODE PENELITIAN DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN. layak dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

Kenakalan Siswa Madrasah Salafiyah Ula

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B A B III METODE PENELITIAN. ditentukan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat,

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipasipan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian adalah BMT UGT Sidogiri yang beralamatkan di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan. sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. akhlak, pendidikan dan sebagainya. Lembaga pondok pesantren memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif, akan tetapi metode tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN KELAS DI MADRASAH ALIYAH AL IRSYAD TENGARAN TAHUN AJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rulam Ahmadi pengertian penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis dan pendekatan Penelitian. kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan siswi di SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sangat tertib. melihat rata-rata siswa SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB III METODE PENELITIAN. memahami dan memecahkan masalah yang timbul dari judul Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Koperasi Setia Budi

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB III M ETODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sejak masuknya Islam ke Indonesia maka sejak itu pula pendidikan Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam berlangsung secara informal. Para mubaligh banyak memberikan contoh teladan dalam hidup mereka sehari-hari. Lewat pergaulan antara mubaligh dengan masyarakat sekitar dan juga lewat perkawinan antara pedagang muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah masyarakat muslim. Setelah masyarakat muslim di suatu daerah terbentuk, maka yang menjadi perhatian pertama kali adalah mendirikan rumah ibadah. Adapun lembaga pendidikan Islam awal yang muncul di Indonesia adalah: masjid dan langgar, pesantren, meunasah, rangkang, dan dayah (Haidar, 2009: 19). Menurut Affandi Mochtar pendidikan Islam di Indonesia di lakukan melalui dua cara, yaitu dakwah dan akademi. Dakwah yang dilakukan bertujuan untuk menjadikan seorang menjadi orang yang beragama dengan baik jauh dari virus ateisme. Sedangkan pendidikan Islam yang berupa akademi bertujuan agar dapat mengintegrasikan antara ilmu-ilmu qauni dan akhirat, agar sukses kedua-duanya. 1

2 Dakwah dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, cara yang paling efektif dalam melakukan dakwah adalah melalui budaya, sebab Indonesia memiliki banyak budaya yang tidak dapat di pisahkan. Selain itu, dakwah juga dilakukan di mesjid dengan membentuk majelis taklim. Adapun pengelolaan masjid sebagai tempat untuk mengembangkan pendidikan Islam adalah perlu adanya ke-ta miran, tata ruang, kurikulum, perlengkapan media, perpustakaan dan media komunikasi jamaah. Sedangkan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui akademi yaitu berupa pesantren, madrasah, sekolah dan perguruan tinggi Islam negri/swasta. Pesantren adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam (Haidar, 2009: 61). Dengan demikian, maka ada lima unsur pokok dalam pesantren, yaitu pondok sebagai tempat tinggal santri, masjid tempat mengaji, santri yang belajar, kiai yang mendidik dan mengajar, dan pengajian kitab-kitab klasik. Selain itu, santri khususnya kelas V (setara dengan siswa kelas XI SMU) juga diwajibkan untuk mengikuti organisasi yang ada di asrama guna meningkatkan kedisiplinan santri dalam beribadah seperti melaksanakan shalat berjamaah di masjid, membaca al Quran, dan mengkaji kitab kuning. Serta membimbing untuk selalu bersikap sopan santun, memakai busana yang sopan dll. Berbeda dengan pesantren, di madrasah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1946 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 1950 maupun SKB Tiga Menteri Tahun 1975, dinyatakan

3 bahwa pendidikan di madrasah menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran pokok atau dasar di samping itu juga, diajarkan mata pelajaran umum (Haidar, 2009: 102). Secara historis dapat dilihat bahwa madrasah mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan pada PERMEN No. 29 Tahun 1990 yang membagi pendidikan menengah menjadi beberapa bagian, maka Madrasah Aliyah juga dibagi menjadi dua macam, yaitu Madrasah Aliyah yang kurikulum dan program studinya sama dengan sekolah umum dan Madrasah Aliyah Keagamaan. Madrasah Aliyah adalah disetarakan dengan sekolah menengah umum, karenanya program studinyapun sama dengan Sekolah Menengah Umum, kecuali ditambahkan ciri keislamannya yang ditampilkan dalam beberapa mata pelajaran agama Islam. Sedangkan Madrasah Aliyah Keagamaan adalah dikelompokkan kepada sekolah menengah keagamaan. Menurut UU No. 2 Tahun 1989 Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan (UU No. 2 Tahun 1989 Bab IV, Pasal 11 Ayat 6). Sedangkan di sekolah umum pelajaran agama hanya diberikan pada jam pelajaran sekolah. Tetapi agar pendidikan Islam di sekolah dan di madrasah lebih berkembang maka pihak sekolah membentuk organisasi

4 siswa yang bergerak dalam bidang keagamaan yang disebut dengan Kerohanian Islam (ROHIS). Pendidikan Islam di perguruan tinggi Islam dilakukan secara akademi dan ekstrakurikuler. Secara akademi perguruan tinggi Islam memiliki program studi khusus keagamaan. Sedangkan ekstrakurikuler, pendidikan Islam di perguruan tinggi bisa dikembangkan melalui organisasi, ataupun kegiatan keislaman yang diselenggarkan oleh kampus. Begitu pula MAN 1 Surakarta yang kini memiliki beberapa program, yaitu program reguler, boarding school dan program keagamaan. MAN 1 Surakarta merupakan MAN pertama yang mempunyai program keagamaan dan telah menjadi program unggulan. Diadakannya program keagamaan tersebut adalah sebagai realisasi ditetapkannya Madrasah Aliyah Keagamaan yang tercantum dalam UU No. 2 Tahun 1989. Semua siswa yang menempuh program keagamaan ditempatkan di asrama. Secara tidak langsung bisa dikatakan seperti pesantren. Di asrama tersebut dibentuklah organisasi yang disebut dengan organisasi pelajar program keagamaan (OPPK). OPPK mempunyai tiga departemen, yaitu departemen bahasa, departemen keamanan, dan departemen taklim. Masing-masing departemen memiliki tanggung jawab dan program kerja yang harus dilaksanakan. Bahkan mereka dilantik secara resmi sebagai pengurus yang sah sehingga mereka harus aktif melaksanakan tugas sesuai peran masing-masing.

5 Departemen taklim merupakan bagian pengajaran, yang bertugas membina para santri dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama. Adapun beberapa tugas departemen taklim adalah mengajak santri untuk shalat berjamaah di mesjid, mengkaji kitab kuning, belajar malam bersama, membaca Al Quran bersama, dan kajian. Berdasarkan uraian di atas, dalam rangka meningkatkan pendidikan Islam, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Peran Departemen Taklim dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama MA Program Keagamaan Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Penegasan istilah Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang kurang tepat atas judul penelitian di atas, maka penulis akan memberi batasan dan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Peran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan atau ikut berpartisipasi. Sedangkan peranan adalah tugas yang harus dilaksanakan. Peran memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Sehingga peran mempunyai kaitan yang erat dengan status, karena didalamnya terdapat aspek-aspek yang dinamis dari status, yaitu seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban

6 (Ferera Yuli, http://fererachul.blog.uns.ac.id/2013/05/21/konsep-peran/ diakses pada tanggal 23 Juni 2013 pukul 20:00) 2. Departemen Taklim Departemen Taklim adalah salah satu bagian dari OPPK yang mengurusi masalah keagamaan di asrama di MA PK Surakarta. Departemen Taklim terdiri dari beberapa siswi kelas 2 Aliyah. Mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah mereka buat dan disahkan oleh ketua OPPK. Setiap setahun sekali diadakan pergantian jabatan (Hasil wawancara dengan salah satu anggota Departemen Taklim). 3. Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. (Abuddin Nata, 2009: 333) Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilakukan atas dasar Al Quran dan as Sunnah yang dilakukan dengan sadar agar terbentuklah kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. 4. Asrama Dalam kamus besar bahasa Indonesia asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.

7 Penghuni asrama MA Program Keagamaan Surakarta adalah putri semua. Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka dapat diambil penegasan judul, yaitu Peran Departemen Taklim dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama MA Program Keagamaan Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Maksudnya adalah mencari informasi tentang upaya peningkatan pendidikan Islam, faktor yang mempengaruhi peningkatan pendidikan Islam (faktor intern dan ekstern), dan pemfungsian departemen taklim di asrama. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran Departemen Taklim dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama? 2. Apa yang menjadi faktor penunjang dan faktor penghambat dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama? D. Tujuan penelitian Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian lebih terarah dan ada batasan-batasan tentang obyek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

8 1. Peran Departemen Taklim dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama. 2. Faktor penunjang dan penghambat dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama. E. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberi sumbangan guna menambah khazanah ilmu di bidang pendidikan Islam. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada guru pembina asrama dalam meningkatkan pendidikan Islam di sekolah. Memberi motivasi kepada anggota Departemen Taklim dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama dan menjadikan kekurangan sebagai sarana pembelajaran agar ke depan menjadi lebih baik. F. Kajian pustaka Adapun penelitian yang berhubungan dengan masalah yang penulis angkat adalah sebagai berikut: 1. Endang Sulistyawati (UMS: 20120) dalam skripsinya yang berjudul Peran Immarotus Syu unith Thalabah dalam Mendisiplinkan Santriwati di Pondok Pesantren Al Mukminun Ngruki Tahun Pelajaran

9 2010/2011. Menyimpulkan bahwa Immarotus Syu unith Thalabah atau IST mempunyai peran yang sangat positif/besar di lingkungan pondok pesantren putri Al Mukminun Ngruki. Immarotus Syu unith Thalabah membantu menegakkan kedisiplinan dan melakukan pengawasan terhadap santriwati. Dengan adanya Immarotus Syu unith Thalabah, santriwati dapat belajar berorganisasi dengan baik dan dapat berdisiplin dalam segala hal baik disiplin waktu, bahasa, kebersihan dan lainnya. Immarotus Syu unith Thalabah mempunyai beberapa cara dalam mendisiplinkan santriwati, yaitu dengan cara memberikan hukuman, tugas dan denda. Hukuman dibagi menjadi dua, yaitu hukuman fisik dan hukuman non fisik. Metode mendisiplinkan santriwati dengan tugas dan denda dapat melatih santriwati berlaku amanah dan bertanggung jawab. Dari ketiga cara tersebut, Immarotus Syu unith Thalabah dalam mendisiplinkan santriwati sudah cukup efektif, karena para pengurus Immarotus Syu unith Thalabah dalam menerapkan hukuman, tugas dan denda bagi santriwati yang melanggar, dengan baik dan tegas. 2. Mulyono (UMS, 2008), dalam skripsinya yang berjudul Peranan OSTI (Organisasi Santri Ta mirul Islam) Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Santri Kelas II dan III Kuliyatul Mu alimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008, kesimpulannya adalah peranan OSTI di Pondok Pesantren

10 Ta mirul Islam antara lain masih adanya komunikasi dan kerja sama antara santri dan alumni santri melalui berbagai kegiatan, pembinaan, pengembangan potensi santri, untuk mencapai tujuan pondok yaitu meninggikan dan mensiarkan agama Allah, OSTI mempunyai peranan yang sangat positif. 3. Siti Rodhiyah (UMS, 2006), dalam skripsinya yang berjudul Usaha Pondok pesantren dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah), bahwasanya kenakalan remaja atau pelanggaran yang sering dilakukan santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan yaitu pelanggaran disiplin dan pelanggaran etika. Pelanggaran disiplin: terlambat shalat jamaah, keluar tanpa izin, membawa HP, membawa walkman saat pelajaran, tidur tidak di kamar sendiri. Pelanggaran etika: mencuri, merokok, berbicara kotor, makan dan minum sambil berdiri, minuman keras, merampas barang milik orang lain (Ghosob). Berdasarkan penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus tentang Peran Departemen Taklim Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama MA Program Keagamaan Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

11 G. Metode penelitian Untuk melakukan penelitian diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid. Sehingga penelitian ini layak diuji kebenarannya. 1. Jenis dan sifat penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Nana Syaodih, 2011: 60). Karena berdasarkan data-data yang didapat dari MAN PK langsung dari lapangan maka bentuk pendekatan penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong, 2006: 4). Deskripsi ini ditulis secara naratif untuk menyajikan gambar yang menyeluruh tentang apa yang telah terjadi dalam kegiatan atau peristiwa yang dilaporkan. 2. Sumber Data Sumber data adalah semua informasi, baik merupakan benda nyata, abstrak ataupun dalam bentuk peristiwa atau gejala (Sukandarrrumidi, dkk, 2008: 20). Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus penelitian. Data-data tersebut

12 terdiri atas dua jenis yaitu data yang bersumber dari manusia dan data bersumber dari non manusia. Data dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan dalam hal ini orang yang secara langsung menjadi subyek penelitian. Sedangkan data non manusia bersumber dari dokumendokumen berupa cetakan, rekaman gambar/foto, dan hasilhasil observasi yang berhubungan dengan fokus penelitian (Tanzeh, 2011: 58). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber data ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari informan, adapun yang akan dijadikan informan adalah guru pembina asrama dan siswi kelas XI yang menjabat sebagai anggota departemen taklim. Sedangkan data sekunder yaitu data yang berupa dokumentasi. 3. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya (Riduwan, 2010: 24). a. Metode observasi Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. (Hadi, 2008: 151). Observasi penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah observasi secara langsung agar mengetahui situasi yang sebenarnya, karena pengamatan langsung adalah pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain

13 untuk keperluan tersebut. Diantara observasi yang akan dilakukan penulis adalah kegiatan mengkaji kitab kuning, shalat berjamaah, kajian, belajar bersama, membaca Al Quran bersama dan muhadhoroh. b. Metode wawancara Metode wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi, 2008: 218). Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tugas-tugas Departemen Taklim, faktor penunjang dan penghambat Departemen Taklim dalam meningkatkan pendidikan Islam di asrama. c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahuai gambaran umum MA Program Keagamaan Surakarta, sejarah berdirinya, letak geografis, tujuan MA PK, kurikulum MA PK, struktur organisasi siswa, program kerja dan ketentuan denda bagi yang melanggar peraturan.

14 4. Metode analisis data Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong: 2006: 248). Jadi, dalam menganalisis data ada 3 tahapan, yaitu: pertama, pengumpulan data sekaligus reduksi data. Reduksi data adalah mengorganisasikan data dan memilah-milah menjadi satuan data yang dapat dikelola. Kedua, data yang telah tereduksi disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, membuat kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan digunakan metode induktif, yaitu berfikir dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa kongkret, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkret itu digeneralisasi yang mempunyai sifat umum (Sutrisno, 2004: 47) A. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I Pendahuluan, dalam pendahuluan terdapat beberapa sub bahasan, yaitu Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

15 BAB II Peningkatan Pendidikan Islam meliputi: Pengertian Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Upaya Peningkatan Pendidikan Islam, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendidikan Islam. BAB III Peningkatan Pendidikan Islam di Asrama MA PK Surakarta, yang membahas: A. Gambaran Umum MA PK Surakarta, meliputi: Sejarah Berdirinya, Letak Geografis, Visi dan Misi, Kurikulum, Tujuan Pendidikan. B. Peningkatkan Pendidikan Islam di Asrama, meliputi: Struktur Kepengurusan Departemen Taklim, Program Kerja Departemen Taklim, Pelaksanaan Program Kerja Departemen Taklim Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama, Cara Departemen Taklim dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama dan Hasil Peningkatan Pendidikan Islam melalui departemen Taklim. BAB IV Analisis data tentang Peran Departemen Taklim Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di asrama MA Program Keagamaan Surakarta dan Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat Departemen Taklim dalam Meningkatkan Pendidikan Islam di Asrama MA Program Keagamaan Surakarta. BAB V Penutup, meliputi: kesimpulan, saran-saran dan penutup.