QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat, serta hubungan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Metode kombinasi model concurrent embedded adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua metode tersebut secara tidak seimbang. Dalam satu kegiatan penelitian mungkin 70% menggunakan metode kuantitatif dan 30% metode kualitatif atau sebaliknya. Metode tersebut digunakan secara bersamasama, dalam waktu yang sama, tetapi independen untuk menjawab rumusan yang sejenis (Sugiyono, 2013 hlm 537). Metode penelitian ini lebih menarik, karena peneliti dapat mengumpulkan dua macam data (kuantitatif dan kualitatif atau sebaliknya) secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih akurat (Sugiyono, 2013 hlm 537). QUAN QUAL qual quan Analysis of Findings Analysis of Findings Gambar 3.1 Proses Penelitian Model Concurrent Embedded Design (Sugiyono, 2013 hlm 43) Berdasarkan gambar diatas, metode kombinasi model concurrent embedded terdapat dua model penggabungan metode, yaitu kualitatif dan KUANTITATIF, serta kuantitatif dan KUALITATIF. Yang ditulis dengan huruf 23

24 besar artinya metode itu merupakan metode primer (bobotnya lebih tinggi) dan yang ditulis dengan huruf kecil merupakan metode sekunder (pelengkap) (Sugiyono, 2013 hlm 537). Dalam penelitian ini, menggunakan metode kombinasi concurrent embedded. Metode ini dipilih karena membutuhkan data-data kuantitatif dan kualitatif guna menghasilkan suatu produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer yang layak untuk diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu, metode penelitian ini memungkinkan dilakukannya pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara bersama-sama sehingga penelitian menjadi efektif. Model yang digunakan adalah metode kuantitatif sebagai metode primer dan metode kualitatif sebagai metode sekunder. Data kuantitatif memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan dengan data kualitatif, hal ini dikarenakan data kuantitatif merupakan data primer. Data kuantitatif dibutuhkan untuk menilai kelayakan produk yang dikembangkan. Sedangkan data kualitatif digunakan untuk melengkapi produk evaluasi pembelajaran yang berupa saran dan masukan dari responden. B. Langkah-Langkah Penelitian Tahapan penelitian untuk menghasilkan produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer ini mengadaptasi metode Multimedia Development Life Cycle yang dikembangkan oleh Luther dengan sedikit modifikasi yang dilakukan peneliti. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap awal ini sama halnya dengan membuat perencanaan untuk melaksanakan tes secara umum. Mula-mula peneliti menentukan mata pelajaran yang akan dibuat produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer. Selanjutnya dilakukan analisis silabus, dan menyusun kisi-kisi, butir soal, serta kunci jawaban. 2. Desain dan Perancangan a. Analisis kebutuhan; b. Diagram alir;

25 c. Pembuatan desain tampilan awal produk; d. Pengumpulan bahan. 3. Pembuatan produk awal Tahap pembuatan produk awal merupakan tahap produksi seluruh komponen evaluasi pembelajaran berbasis komputer dan disusun sesuai dengan desain yang telah dibuat. Setelah dihasilkan produk awal maka produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer selanjutnya akan divalidasi oleh tim pakar. 4. Validasi Pakar Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan instrumen penelitian yang telah disusun sebelum dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan tujuan menguji kelayakan produk yang dihasilkan, baik dari segi kelayakan isi soal/ materi maupun segi media. 5. Revisi Produk I Setelah produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer selesai divalidasi oleh tim dilakukan maka akan terlihat kekurangan dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer perlu diperbaiki agar lebih sempurna dan layak diterapkan dalam pembelajaran. Setelah dinyatakan layak oleh pakar dan dilakukan revisi pada produk, maka kemudian diujicobakan kepada siswa. 6. Uji Coba Produk Produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer yang telah divalidasi oleh tim pakar selanjutnya diujicobakan kepada sasaran/ siswa. Uji coba ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan tanggapan dari siswa terkait pelaksanaan evaluasi pembelajaran berbasis komputer. 7. Revisi Produk II Setelah uji coba selesai dan peneliti mendapatkan hasil tanggapan dari siswa, selanjutnya tanggapan tersebut dijadikan acuan untuk melakukan revisi produk sehingga mendapatkan produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer yang lebih baik lagi. Tidak hanya itu, butir soal juga dilakukan

26 analisis, baik dari segi validitas dan reliabilitas soal. Hal ini berguna untuk memilih soal yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, sehingga soal tersebut digunakan pada produk evaluasi sebelum disebarluaskan. 8. Produk akhir Setelah dilakukan analisis uji kelayakan produk dan analisis soal, maka dihasilkan produk dalam bentuk media untuk pelaksanaan tes yang memiliki nilai kelayakan penggunaan serta validitas dan reliabilias. Mulai Perencanaan Desain dan perancangan Pembuatan produk awal Validasi ahli Layak Revisi I Uji coba produk Uji Produk Uji Soal Layak Revisi II Produk akhir Gambar 3.2 Prosedur Pembuatan Produk Evaluasi Pembelajaran Berbasis Komputer C. Lokasi dan Objek Populasi

27 Lokasi objek penelitian ini adalah Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) FPTK UPI dan SMKN 1 Jamblang. Objek dalam penelitian ini adalah Dosen JPTE FPTK UPI, guru, dan siswa-siswi kelas X TKJ 3 SMKN 1 Jamblang. Dosen dan guru diikut sertakan dalam penelitian ini sebagai ahli isi/ materi dan media untuk keperluan validasi produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer. Sedangkan siswa-siswi dipilih sebagai objek uji coba kelayakan penggunaan produk. D. Definisi Operasional 1. Evaluasi pembelajaran berbasis komputer Evaluasi pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu penggunaan maupun pemanfaatan komputer sebagai sarana pengganti media kertas dalam pelaksanaan evaluasi. Jadi selama proses tes/ evaluasi pembelajaran, soal-soal disampaikan dan dikerjakan dengan memanfaatkan bantuan komputer sebagai media tes, bukan dengan menggunakan media kertas. 2. Visual Basic for Application Visual Basic for Applications (VBA) merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft. VBA merupakan alat yang bisa kita pergunakan untuk mengembangkan program yang mengontrol MS. PowerPoint (Widodo, 2012). Dengan menggunakan VBA pada MS. PowerPoint, seorang pendidik dapat menambahkan interaktivitas yang terbatas ke dalam presentasi mereka dengan memanfaatkan pengaturan action, hyperlink, dan tombol-tombol (Marcovitz, 2012). E. Asumsi Penelitian Pada akhir penelitian ini akan dihasilkan produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer. Sehingga untuk dapat menggunakan produk ini, guru tersebut harus mampu untuk menggunakan komputer. Oleh karena itu, perlu diasumsikan bahwa guru yang akan menerapkan evaluasi pembelajaran berbasis komputer harus mampu untuk mengoperasikan komputer dan mengetahui script VBA seperti yang telah dibahas pada BAB II Bagian A Poin B tentang script-script untuk membuat evaluasi pembelajaran interaktif menggunakan VBA PowerPoint.

28 Untuk guru SMKN 1 Jamblang, terutama guru pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan, mengoperasikan komputer merupakan sesuatu yang lazim dan sering dilakukan. Hal ini dikarenakan ketersesuaian antara bidang dengan dispilin ilmu yang mereka kuasai. F. Instrumen Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi model concurrent embedded metode kuantitatif sebagai metode primer, maka untuk pengumpulan data kuantitatif menggunakan instrumen penelitian jenis kuesioner (angket). Instrumen kuesioner disebarkan untuk memperoleh data dari ahli dan siswa yang digunakan untuk mengevaluasi produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer yang dibuat (instrumen terlampir). Penggunaan angket berguna untuk mengetahui kelayakan produk dan tanggapan dari responden. Isi angket untuk pakar akan berbeda dengan dengan angket untuk siswa-siswi. Namun keduanya mempunyai bobot nilai yang sama, yang diuraikan sebagai berikut: Layak : 4 Cukup layak : 3 Kurang layak : 2 Tidak layak : 1 Instrumen yang disusun mengadaptasi dari kriteria penilaian dalam mereview media pembelajaran, dengan pengembangan lebih lanjut dari peneliti dan mengacu pada komponen penilaian bahan ajar (Direktorat PSMA, 2010 hlm 16) dan kriteria evaluasi media (Kustandi dan Sutjipto, 2013 hlm 143). Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Pakar Isi/ Materi Evaluasi No Aspek Jumlah Indikator Penilaian Butir 1 Isi Kesesuaian soal 2 Kelengkapan aspek penilaian 1 hasil belajar Waktu untuk pengerjaan soal 1 Keterbacaan soal 1

29 Petunjuk cara pengerjaan soal 2 2 Bahasa Penulisan soal 1 Penggunaan bahasa 2 3 Kebermanfaatan Membantu dalam proses evaluasi 3 Jumlah 13 Aspek Penilaian 1 Komunikasi Visual No Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Pakar Media Jumlah Indikator Butir Tampilan 6 Menu interaktif 4 2 Teknis Pengoperasian program 2 3 Bahasa Penggunaan bahasa 2 Kesesuaian dengan sasaran 1 4 Penyajian Desain penyajian 1 Penyajian umpan balik 3 5 Kebermanfaatan Membantu dalam proses evaluasi 1 Jumlah 20 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Siswa No Aspek Jumlah Indikator Penilaian Butir 1 Komunikasi Tampilan 5 visual Menu interaktif 3 2 Teknis Pengoperasian program 1 3 Bahasa Penggunaan bahasa 1 4 Soal Penyajian soal 1 Petunjuk pengerjaan 1 5 Dampak bagi siswa Kesesuaian soal 1 Keterbacaan soal 1 Waktu pengerjaan 1 Motivasi 1 Efek pengerjaan soal 2 Jumlah 18

30 Sedangkan untuk mendapatkan data kualitatif berupa saran dan masukan dari tim pakar, maka dilakukan pengumpulan data kualitatif. Dalam pengumpulan data kualitatif, instrumen penelitiannya ialah peneliti sendiri. Peneliti melaksanakan pengamatan langsung ke lapangan guna mencatat dan mengumpulkan data apa saja yang dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif. G. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kombinasi model concurrent embedded, pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Sebagai metode primer, untuk pengumpulan data kuantitatif menggunakan angket. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013 hlm 193). Validitas yang digunakan dalam penyusunan instrumen angket dalam penelitian ini adalah validitas logis. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Validitas logis dapat dicapai apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada, dengan memecah variabel menjadi beberapa indikator, kemudian merumuskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun (Arikunto, 2011 hlm 65). Penyebaran angket bertujuan untuk mendapatkan data objektif dan tepat serta informasi dari responden terkait dengan kelayakan dan tanggapan penggunaan evaluasi pembelajaran berbasis komputer. Untuk melengkapi data kuantitatif agar lebih luas, mendalam, dan bermakna, maka dilakukan pengumpulan data kualitatif. Untuk memperoleh data

31 kualitatif, maka digunakan teknik pengumpulan data wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan cara merekam/ mendokumentasikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan responden. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil (Sugiyono, 2013 hlm 188). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara bersama-sama saat penyebaran angket kepada tim pakar dan siswa. Wawancara digunakan untuk keperluan evaluasi dan validasi evaluasi pembelajaran berbasis komputer dari tim ahli. Selain itu, digunakan untuk meminta saran dan masukan langsung dari pakar evaluasi terkait dengan produk evaluasi yang dihasilkan. Sehingga data yang terkumpul dapat melengkapi data utama dari penyebaran angket. Sedangkan data dari siswa meliputi saran/ masukan terhadap produk dan tanggapan-tanggapan terkait penerapan produk dalam pelaksanaan tes/ evaluasi. H. Teknik Analisis Data Data yang tekumpul diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Data kuantitatif yang diperoleh melalui kuesioner penilaian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006 hlm 239): Persentase kelayakan (%) = 100 % Data pelengkap (metode kualitatif) yang diperoleh pada saat wawancara kemudian dianalisis. Hal ini sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Hasil analisis data

32 digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer yang akan dihasilkan (Arikunto, 2006 hlm 239). Setelah penyajian dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek dalam pengembangan evaluasi pembelajaran berbasis komputer dapat menggunakan tabel berikut: Tabel 3.4 Tabel Skala Persentase Kelayakan (Arikunto, 2006 hlm 244) I. Analisis Soal Persentase pencapaian Interpretasi 76 100 % Layak 56 75 % Cukup layak 40 55 % Kurang layak 0-39 % Tidak layak Analisis kualitas tes merupakan sutau tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prinsip dan prosedur penyusunan tes. Karakteristik alat tes yang baik salah satunya ialah validitas dan reliabilitas (Arifin, 2009 hlm 246). Analisis soal yang dilakukan untuk menguji validitas dan relaibilitas dari soal yang terdapat dalam produk evaluasi. Analisis dilakukan setelah uji coba produk. Hal ini berguna untuk menyeleksi soal yang memiliki validitas dan realibilitas tinggi sehingga soal tersebut dapat digunakan untuk produk evaluasi pembelajaran berbasis komputer. 1. Validitas Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, artinya memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Berikut ini

33 merupakan rumus untuk menentukan koefisien korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2011 hlm 69-70): r xy = keterangan: r xy N X Y = koefisien korelasi butir soal = jumlah subjek = skor suatu butir soal = skor total Berikut ini adalah kriteria koefisien korelasi: Tabel 3.5 Kriteria Validitas Soal (Arikunto, 2011 hlm 75) Koefisien Korelasi 0,81 1,00 0,61 0,80 0,41 0,60 0,21 0,40 0,00 0,20 Kriteria Validitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu: a. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan sebagainya; b. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritis r product moment. Jika r hitung > r tabel, maka soal/ item pertanyaan dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila dijui cobakan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang sama. Untuk mencari besarnya reliabilitas, bisa digunakan rumus Kuder- Richardson 20 sebagai berikut (Arikunto, 2011 hlm 101):

34 r 11 = ( ) ( ) keterangan: r 11 p q = reliabilitas tes secara keseluruhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah pq = jumlah perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi (simpangan baku) dari tes Sedangkan simpangan baku dapat dicari menggunakan rumus (Sudjana, 2002 hlm 93): S 2 = keterangan : x i = data ke-i = rata-rata data Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Soal (Arikunto, 2011 hlm 75 ) Koefisien Korelasi 0,81 1,00 0,61 0,80 0,41 0,60 0,21 0,40 0,00 0,20 Kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Cikup Rendah Sangat Rendah 3. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran (item difficulty) merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit atau seberapa mudah butir soal bagi peserta tes. Berikut ini rumus untuk menghitungnya (Arikunto, 2011 hlm 210 ): P = keterangan: P = Indeks kesukaran

35 B JS = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar = Jumlah seluruh peserta tes Dengan interpretasi tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran (Arikunto, 2011 hlm 210 ) 4. Daya Pembeda Indeks Kesukaran 0,00 0,30 0,31 0,70 0,71 1,00 Klasifikasi Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah Daya pembeda (DP) butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah. Berikut ini rumus untuk menghitungnya (Arikunto, 2011 hlm 218 ): DP = - = P A - P B keterangan: J = Jumlah peserta tes J A J B B A B B P A P B = Banyaknya peserta kelompok atas = Banyaknya peserta kelompok bawah = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Dengan interpretasi DP sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda (Arikunto, 2011 hlm 218 ) Indeks Daya Pembeda 0,00 0,20 0,21 0,40 0,41 0,70 Klasifikasi Jelek Cukup Baik

36 0,71 1,00 Negatif Baik Sekali Tidak Baik, Harus Dibuang